Apakah perlu untuk menanam jumlah tanaman di lingkungan sekolah?

Oleh: Desti Vitriani, S. Pd, Guru SD Negeri Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman

PEMANFAATAN lingkungan sekolah untuk perkebunan harus dikembangkan. Selama ini masih sedikit sekolah melakukan ini. Rata-rata hanya menanam tanaman hias saja. Padahal sekolah bisa mengoptimalkan lahannya untuk ditanami berbagai varietas tanaman seperti sawi, selada, pakcoy, seledri, bayam dan lainnya.  Halaman depan, samping atau belakang sekolah bisa menjadi sasaran.

Sekolah pada umumnya memanfaatkan teras sekolah untuk ditanami tanaman hias menggunakan pot. Secara ekonomis, tanaman hias tidak terlalu mendatangkan profit bagi sekolah. Lain halnya jika sekolah menanam berbagai varietas tanaman sayur. Jika dikelola dengan serius, akan mendatangkan profit yang tinggi.

Tanaman sayur tidak hanya bernilai tinggi, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi, tetapi juga memiliki nilai estetis atau keindahan. Sekolah akan tampak segar dengan barisan tanaman sayur yang hijau. Hasil panennya pun dapat dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri atau dijual ke masyarakat.

Program kebun agro sekolah merupakan salah satu program dalam rangka memanfaatkan lingkungan sekolah. Program ini tentu harus didukung oleh semua warga sekolah. Siswa merupakan salah satu komponen penting. Kedisiplinan siswa dalam merawat tanaman turut menjadi penentu suksesnya program kebun agro sekolah ini.

Mustari (2014: 35) menjelaskan bahwa disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Sesuai pendapat Mulyasa (2010: 191) bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib, ketika orang-orang yang tergabung dalam suatu system tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati.

SD Negeri Kepuharjo merupakan salah satu sekolah yang memanfaatkan lingkungan sekolah untuk dijadikan kebun agro sekolah. Program kebun agro sekolah dijalankan oleh siswa kelas IV. Namun pada pelaksanaannya, terdapat suatu permasalahan yaitu kurangnya disiplin siswa dalam merawat tanaman tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru membuat sebuah buku, yaitu buku pantau agro sekolah (Bupasah).

Bupasah dibuat khusus agar siswa tertarik untuk membuka buku dan mengisi kolom-kolom pemantauan di dalamnya. Bupasah berbentuk buku dengan ukuran A4, sampul depan berupa gambar sekolah dan siswa menanam. Bagian dalam buku terdapat petunjuk pengisian buku, tabel pengamatan, dan saran dari guru. Tabel pengamatan terdiri dari nomor, hari, tanggal, kegiatan yang dilakukan (menyiram, menghilangkan gulma, dan merawat lingkungan sekitar kebun) serta tandatangan.

Sebelum pelaksanaan penggunaan Bupasah, guru memberikan sosialisasi kepada siswa. Guru menjelaskan tentang tujuan dibuat, isi buku dan cara menggunakan Bupasah. Sosialisasi diberikan kepada 22 siswa kelas IV SD Negeri Kepuharjo. Pada sosialisasi tersebut, guru juga menjelaskan tugas yang harus dilakukan siswa setiap hari.

Setiap hari siswa harus mengisi Bupasah setelah merawat tanaman. Kegiatan merawat tanaman dilakukan pada waktu jam istirahat. Setiap siswa mempunyai dua tanaman untuk dirawat dan diamati. Setelah siswa mengisi, buku ini dikumpulkan di meja guru. Hal ini untuk memudahkan guru dalam memantau kedisiplinan siswa.

Selain melihat dari hasil Bupasah, guru juga memantau selama proses merawat tanaman pada waktu jam istirahat. Ketika tanaman sudah siap panen, siswa bersama guru memanen tanaman tersebut. Hasil panen sebagian untuk sekolah dan sebagian lagi dibawa pulang siswa untuk dimasak bersama orang tua di rumah.

Siswa antusias dalam merawat tanaman dan mengisi Bupasah. Sikap disiplin siswa dalam merawat tanaman pun meningkat. Sebelum adanya penggunaan Bupasah, jumlah siswa yang rutin merawat tanaman hanya lima, dengan persentase 23 persen. Setelah diterapkan Bupasah, jumlah siswa yang rutin merawat tanaman dengan baik mencapai 16 atau 73 persen. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan Bupasah dapat meningkatkan sikap disiplin siswa dalam merawat tanaman. (*)

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON

Apakah perlu untuk menanam jumlah tanaman di lingkungan sekolah?

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN POHON

Lingkungan sekolah adalah suatu tempat dimana terdapat mahluk hidup beserta ekosistem di dalamnya yang saling berhubungan satu sama lainnya. Di dalam lingkungan sekolah  terdapat berbagai macam mahluk hidup, diantaranya manusia, tumbuhan serta hewan. Tidak hanya itu di dalam suatu lingkungan sekolah juga terdapat biota-biota didalamnya seperti batu, tanah, air, dan sebagainya. Tetapi di balik mahluk dan benda yang ada didalamnya selalu ada campur tangan manusia yang berdampak pada lingkungan tersebut. Terkadang  campur tangan manusia itu ada yang berdampak positif dan ada juga yang berdampak pada lingkungan tersebut.

Masalah lingkungan sekolah  dewasa ini timbul karena kecerobohan manusia dalam pengelolaan lingkungan sekolah. Masalah lingkungan sekolah mendapat tempat perhatian dan sumber pengkajian yang serius sehingga dapat dikatakan bahwa kelestarian lingkungan merupakan sumber daya alam yang wajib kita semua lestarikan dan tetap menjaga kelanjutannya guna kehidupan umat manusia. Dua hal yang paling esensial dalam kaitannya dengan masalah pengelolaan lingkungan hidup, adalah timbulnya pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

Pelestarian lingkungan sekolah merupakan upaya yang sangat penting dan mendesak dilakukan. Kegiatan pembelajaran di lingkungan yang bersih, terawat serta asri akan membuat peserta didik betah untuk di sekolah. Ketika peserta didik senang bersekolah maka mereka akan dengan mudah menyerap ilmu yang diberikan. Lingkungan sekolah yang dimulai dari penanaman dan pemeliharaan pohon. Bagaimanakah menciptakan lingkungan sekolah yang asri dengan penanaman dan pemeliharaan pohon? 

Penanaman pohon sejumlah 238.000 batang dalam waktu 60 menit secara serentak pada satu tempat berhasil pecahkan rekor dunia (Guinness World Records). Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama yang terjalin antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan sejumlah pihak seperti Pemerintah Daerah, Perhutani, serta Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH). Penanaman pohon serentak melibatkan 10.000 masyarakat tani, pelajar, mahasiswa, pramuka beserta tamu undangan dan masyarakat setempat. Tim penilai Guinness World Records melakukan penganugerahan dan pencatatan Rekor Dunia kepada KOPRABUH sebagai inisiator. Ajang pemecahan rekor dunia penanaman serentak merupakan rangkaian Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2016 (sumber: pertanian.go.id).

Penanaman pohon secara serentak tersebut diikiuti oleh instansi khususnya sekolah. SMPN 8 Salatiga mempunyai program untuk penanaman dan pemeliharaan pohon. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menjaga lingkungan sekolah tetap hijau dan asri. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi, setiap siswa setidaknya menanam lima pohon saat SD, lima pohon saat SMP, lima pohon saat SMA dan lima pohon untuk mahasiswa perguruan tinggi. 

Program untuk penanaman dan pemeliharaan pohon di SMPN 8 Salatiga dilakukan oleh kelompok siswa dan guru yang mempunyai tujuan yang sama yaitu melestarikan lingkungan sekolah agar menjadi lingkungan yang betah untuk belajar. Selama seminggu dua kali para siswa yang tergabung ke dalam kelompok tersebut akan melakukan penanaman pohon. Selain itu pemeliharaan juga dilakukan untuk pohon yang sudah mulai tumbuh.

Secara berkala para siswa dengan guru penanggung jawab akan memeriksa bibit pohon yang ditanam. Ada lembar monitoring yang mencatat kegiatan pada saat itu. Dari lembar monitoring akan terekan jelas kegiatan apa saja yang sudah dilakukan serta kemajuan dari tumbuh kembang pohon – pohon yang baru ditanam.

Selain menanam, pemeliharaan terhadap pohon yang baru juga dilakukan secara berkala. Usaha ini dilakukan dengan cara menyiram dan mencabut gulma yang ada di sekitar pohon yang baru tumbuh tersebut. Penanaman pohon akan menjadi sia-sia jika tidak ada pemeliharaan sesudahnya.

Lingkungan sekolah akan menjadi asri dan nyaman ditempati jika para penghuninya sadar akan pentingnya pohon dan tumbuhan yang hidup di lingkungan sekolah. Ketika semua guru dan siswa saling bersinergi untuk selalu menjaga lingkungan khususnya pohon dan tumbuhan maka akan tercipta lingkungan belajar yang nyaman.

Apakah perlu untuk menanam jumlah tanaman di lingkungan sekolah?

bacaan


sumber ilustrasi : SD N Banarejo. file

PENGHIJAUAN DAN TAMANISASI SEKOLAH

A.   Latar Belakang

Lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Untuk menjaga stabilitas, keseimbangan dan produktivitas lingkungan hidup perlu adanya keselarasan hubungan antara manusia dan dengan alam. Saat ini banyak sekali terjadi masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan salah satu faktor penyebabnya adalah manusia. Aktivitas yang dilakukan manusia cenderung tidak memperdulikan lingkungan sehingga lingkungan menjadi rusak. Masalah tersebut tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi juga terjadi dilingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang kurang akan lahan hijau karena lahan kebanyakan dilapisi dengan cor atau paving block membuat lingkungan sekolah menjadi gersang. Selain itu kebiasaan peserta didik yang akan acuh tak acuh terhadap tanaman juga membuat lingkungan sekolah menjadi gersang. Sehingga untuk membuat lingkungan sekolah menjadi lebih asri dan sejuk perlu adanya kegiatan penghijaun dan tamanisasi.

B.    Deskripsi Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata ini dilakukan karena melihat kondisi lingkungan sekolah yang gersang dan kurang asri serta kurangnya perhatian peserta didik terhadap lingkungan.

Kegiatan ini dilakukan selama kurang lebih empat minggu. Minggu pertama, merencanakan kegiatan, kemudian memberikan penjelasan kegiatan kepada peserta didik dan warga sekolah yaitu tentang kegiatan penghijauan sekolah dan tamanisasi dan berkoordinasi serta persiapan untuk pelaksanaan kegiatan.

Minggu kedua, pelaksanaan kegiatan yaitu penanaman pohon buah untuk penghijauan dan penanaman tanaman di pot yang telah disediakan oleh sekolah. Minggu ketiga yaitu membuat laporan sederhana hasil kegiatan penghijauan dan tamanisasi yang telah dilakukan. Kegiatan terakhir di minggu keempat adalah menanyakan respon peserta didik dan warga sekolah untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi dan tindak lanjut.

C.   Hasil Aksi Nyata

Hasil dari kegiatan penghijauan dan tamanisasi yaitu diharapkan kondisi sekolah menjadi lebih asri dengan ditanami pohon buah dilahan lingkungan sekolah dan tanaman hias ditanam dipot yang diletakkan di depan kelas masing-masing. Selain itu diharapkan lingkungan sekolah menjadi lebih nyaman sehingga dapat menunjang kegiatan belajar mengajar disekolah dan peserta didik betah berada dilingkungan sekolah.

D.   Keberhasilan dan Kegagalan

Keberhasilan dari kegiatan ini yaitu sebagian besar warga sekolah sekolah dapat terlibat dalam program kegiatan penghijauan disekolah. Dimana siswa yang diberikan tugas untuk membawa pupuk kandang dan pupuk kompos sebagian besar mengumpulkan, serta warga sekolah terutama bapak ibu guru terlibat dalam proses penghijauan mulai dari membuat media tanam sampai dengan menanam pohon buah dan tanaman di dalam pot yang telah disediakan sekolah.

          Kegagalan dari kegiatan ini, karena dalam masih dalam masa pandemi siswa yang dilibatkan dalam proses penghijauan terbatas sehingga tidak semua siswa mengetahui proses kegiatan mulai dari pembuatan media tanam sampai dengan proses penanaman.

E.    Rancangan Perbaikan di Masa yang akan Datang

Rancangan perbaikan dimasa yang akan datang yaitu melibatkan semua siswa dalam proses penghijauan mulai dari proses pembuatan media tanam sampai dengan penanaman agar siswa mengetahui proses kegiatan penghujauan dan tamanisasi. Selain itu siswa juga dilibatkan dalam perawatan tanaman buah dan tanaman.

F. Dokumentasi

Apakah perlu untuk menanam jumlah tanaman di lingkungan sekolah?
Apakah perlu untuk menanam jumlah tanaman di lingkungan sekolah?