Apakah mendung masih ada sinar UV?

Paparan sinar ultraviolet bisa berasal dari sinar matahari langsung atau tak langsung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kulit dan kelamin Arini Astasari Widodo mengatakan bahwa kulit tetap membutuhkan tabir surya, sunscreen, meski dalam cuaca hujan atau mendung.

"Banyak orang yang merasa karena kulitnya tidak terpapar sinar matahari maka tidak perlu menggunakan sunscreen. (Padahal) paparan sinar UV dapat berasal dari sinar matahari langsung, dan sinar matahari tidak langsung, termasuk dari pantulan benda, pasir, salju dan lainnya," kata  Arini dalam siaran pers, Kamis (24/9).

Sebanyak 90 persen sinar UV dapat menembus awan. UVA dapat menembus kaca jendela. Berada di tempat teduh atau di dalam ruangan tidak berarti kita tidak memerlukan perlindungan dari sinar UV.

"Sinar UV dapat mengakibatkan penuaan, kulit terbakar, masalah pigmentasi kulit (flek kulit), memicu beberapa penyakit kulit yang sensitif terhadap cahaya UV, serta tumor jinak dan tumor ganas (kanker) kulit,” tutur Arini.

Dampak negatif sinar UV lainnya, munculnya keriput, hilangnya elastisitas kulit, tekstur kulit kasar, dan pelebaran pembuluh darah (telangiektasia).

Sebuah penelitian memaparkan angka kejadian penuaan kulit yang disebabkan oleh sinar UVA meningkat selama beberapa dekade terakhir. Untuk itu, Arini menekankan pentingnya mengaplikasikan sunscreen yang memiliki spektrum luas.

Selain UVA, sinar matahari ultra violet B (UVB) juga dapat berdampak buruk kepada kulit yang terpapar terlalu lama. Tidak seperti UVA, hanya lima persen UVB yang sampai ke bumi, namun efeknya sangat berbahaya hingga bisa menyebabkan kulit terbakar.

Pilihlah sunscreen yang memiliki kandungan SPF dan PA yang cukup tinggi. Angka SPF menggambarkan tingkat perlindungan sinar UVB, sementara PA menggambarkan perlindungan terhadap sinar UVA.

Jangan lupa untuk mengoleskan ulang tabir surya setiap tiga hingga empat jam sehari.

Pemilihan besaran SPF (sun protection factor) disesuaikan dengan aktivitas seseorang. Semakin lama beraktivitas dengan paparan cahaya matahari maka pilihlah SPFyang makin besar.

sumber : antara

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Awal tahun, cuaca hujan masih mendominasi, mendung pun sering terjadi. Karena merasa tidak ada matahari, kita jadi terlena enggak pakai sunscreen. Padahal menggunakan sunscreen itu wajib banget loh, karena bisa menghindari diri dari banyak masalah. Salah satunya, menurut Skin Cancer Foundation, tidak beresiko terkena kanker kulit.

Meski matahari tertutup kumulus, nyatanya mendung hanya sanggup menahan 20% sinar UV. Artinya, dalam keadaan tertutup awan sekalipun, kita masih bisa terpapar 80% sinar UV.

| Baca juga: 6 Hal Tentang Tabir Surya yang Ternyata Hanya Mitos!

Maka, dalam cuaca apapun, selama matahari masih bersinar kita wajib melindungi diri. Beberapa penelitian bahkan mengatakan jika orang yang berada di dalam kantor pun tetap harus menggunakan sunscreen karena sinar UVA/ UVB bisa masuk melalui jendela. Malah, menurut Dr. Dendy Engelman, seorang dermatologist asal New York, sel-sel pigment tidak hanya dapat dirangsang saat matahari sedang cerah, tetapi dengan dosis rendah dari cahaya ambient dan inframerah yang dipancarkan layar gadget juga bisa.

“Orang-orang yang dulu skeptis, meragukan fungsi sunscreen saat cuaca dingin. Sekrang, mereka jadi tahu kalau sinar layar gadget pun bisa seberbahaya itu,” jelas Engelman.

| Baca juga: Skincare yang Wajib Digunakan Rutin Saat Masuk Usia 20-an

Jadi, yakin masih mau melewatkan sunscreen di cuaca mendung? Semoga enggak ya. 

Nah, untuk memudahkan diri agar tidak kerja dua kali lipat, kata dermatologist Dr. Elyse Love kamu bisa membeli pelembab atau foundation yang mengandung SPF. Selain itu kamu juga gunakan chemical sunscreen yang ringan, cepat menyerap kulit dan minim white cast, atau kamu bisa cari SPF yang sekaligus punya kandungan ceramide, glycerin, dan hyaluronic acid. (*)

Menjaga kesehatan kulit merupakan hal yang penting. Hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga kulit adalah dengan menggunkan krim perawatan seperti Sun Protecting Factor (SPF) lotion. SPF lotion atau yang biasa dikenal dengan istilah sunscreen atau tabir surya, wajib digunakan bagi Mama yang tinggal di daerah tropis, seperti Indonesia ini. 

Pentingnya SPF lotion untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV (ultraviolet) yang dapat mengakibatkan kulit terbakar dan ancaman kanker kulit. Paparan sinar UV memang tidak terus menerus ada sepanjang waktu. Di Indonesia sendiri paparan sinar matahari yang mengandung UV mulai terjadi sekitar 09.00 dan berakhir saat matahari terbenam sekitar pukul 18.00.

Nah, namun bagaimana dengan sinar UV saat musim hujan? Ternyata, paparan sinar UV tidak dipengaruhi oleh cuaca, sinar UV tetap dapat membahayakan kulit saat musim hujan sekalipun.

Pentingnya menggunakan sunscreen saat musim hujan dikarenakan masih ada jumlah radiasi dari matahari pada saat mendung atau musim hujan lho. Ada beberapa hal lainnya yang perlu Mama ketahui tentang pentingnya menggunakan sunscreen saat musim hujan.

Berikut Popmama.com akan merangkum beberapa fakta yang perlu Mama ketahui tentang pentingnya tetap menggunakan sunscreen saat musim hujan ya, Ma! 

1. Kulit tidak pernah terlepas dari paparan sinar UV

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Freepik

Untuk melindungi kulit Mama dengan baik saat di musim hujan sekalipun, Mama memerlukan sunscreen yang setidaknya memiliki kandungan SPF 15, yang bisa Mama gunakan sebelum beraktivitas ke luar ruangan ya.

Di saat musim hujan sekalipun, sama seperti saat cuaca cerah, Mama perlu memakai sunscreen secara rutin sepanjang hari. Hal ini menjadi penting agar kulit Mama tetap terlindungi selama beraktivitas. Khususnya saat Mama akan menghabiskan banyak waktu di luar ruangan.

Menggunakan sunscreen secara rutin saat musim hujan tidak hanya membantu kulit Mama tetap sehat, tetapi juga merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi potensi kanker pada kulit Mama lho!

2. Bentuk sinar UV bukanlah cahaya, tetapi radiasi

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Rawpixel/Ake

Nah, kebanyakan orang seringkali mengaitkan sinar UV dengan kulit yang terbakar sinar matahari, terik dari sinar matahari, dan cuaca panas. Padahal, sinar UV merupakan sesuatu yang tak kasat mata lho!

Bentuknya tidak dapat terlihat ataupun dirasakan. Namun, hal penting yang perlu diingat adalah ketika matahari sedang bersinar, sinar UV selalu hadir.

Bahkan ketika cuaca sedang berawan atau hujan, sinar UV dapat menembus awan begitu juga jendela kaca. Karena secara teknis, bentuk dari sinar UV bukanlah cahaya, tetapi radiasi.

3. Pentingnya sunscreen

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Freepik/rawpixel.com

Sinar UV, selain dapat menembus awan, juga mampu menembus kaca lho. Oleh karena itu, saat Mama melakukan aktivitas di dalam ruangan yang memiliki jendela sekalipun, sinar UV juga dapat masuk ke dalam ruangan. Maka dari itu pentingnya menggunakan sunscreen ya, Mama.

Selain itu, pencahayaan dalam ruangan seperti lampu juga memancarkan sinar UV meski dalam jumlah yang sedikit. Namun tetap saja ya Ma, sinar UV pada lampu akan berdampak pada kesehatan kulit Mama lho!

Jenis tabir surya dan tingkatan SPF sendiri dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan Mama ya. Jika Mama sudah mengaplikasikan pelembap kulit yang bertekstur tebal, lapisi dengan tabir surya yang ringan.

Sementara untuk tingkatan SPF, bagi Mama yang sering terpapar cahaya lampu dan layar komputer serta ponsel, disarankan untuk mengaplikasikan tabir surya ber-SPF 30 ke atas.

4. Dampak sinar UV

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Pixabay/Kjerstin Michaela

Mama, jangan anggap remeh dampak dari sinar UV ini yang dapat mengakibatkan berbagai problem kesehatan kulit lho! Mulai dari penuaan, kulit terbakar, masalah pigmentasi kulit seperti flek, dan memicu beberapa penyakit kulit yang sensitif terhadap cahaya UV. Serta tumor jinak dan tumor ganas (kanker) kulit..

Dampak negatif lain sinar UV di antaranya menimbulkan keriput, hilangnya elastisitas kulit, tekstur kulit kasar, dan pelebaran pembuluh darah (telangiektasia)

Sebuah penelitian memaparkan, angka kejadian penuaan kulit akibat sinar UVA meningkat selama beberapa dekade terakhir. Untuk itu, pentingnya mengaplikasikan sunscreen yang memiliki spektrum luas.

Selain UVA, sinar matahari ultra violet B (UVB) juga dapat berdampak buruk pada kulit yang terpapar terlalu lama. Tidak seperti UVA, hanya lima persen UVB yang sampai ke bumi, namun efeknya sangat berbahaya hingga bisa menyebabkan kulit terbakar.

Ternyata efek tidak menggunakan sunscreen banyak ya, Ma! 

5. Pilih sunscreen sesuai dengan aktivitas

Apakah mendung masih ada sinar UV?

Unsplash/Anastasiia Ostapovych

Pilihlah sunscreen yang memiliki kandungan SPF dan PA yang cukup tinggi. Angka SPF ini menggambarkan tingkat perlindungan sinar UVB, sementara PA menggambarkan perlindungan terhadap sinar UVA.

Jangan lupa untuk mengoleskan ulang tabir surya setiap tiga hingga empat jam sehari.

Pemilihan besaran SPF (sun protection factor) juga perlu disesuaikan dengan aktivitas seseorang. Semakin lama beraktivitas dengan paparan cahaya matahari maka pilihlah SPF yang semakin besar pula.

Mulai saat ini tidak ada alasan untuk tidak menggunakan sunscreen ya, Ma walaupun sedang hujan atau cuaca mendung! Karena penting sekali untuk menjaga kulit Mama dari paparan sinar UV.

Baca juga:

  • Apakah Scrub Baik untuk Kulit Berjerawat?
  • 7 Rekomendasi Produk Sunscreen yang Aman untuk Kulit Sensitif Anak
  • Work from Home, Masih Perlu Nggak Ya Pakai Sunscreen?

Apakah saat mendung ada sinar UV?

Bukan hanya saat cuaca cerah, sinar UV matahari juga dapat terpancar bahkan saat cuaca mendung. Memang benar bahwa awan menghalangi sebagian sinar UV. Tetapi lebih dari 90% radiasi UV matahari masih dapat menembus awan, termasuk saat cuaca di sekitar sedikit mendung.

Apakah hujan ada sinar UV?

Sinar UV tetap ada meski hujan. Semakin lama beraktivitas di luar ruangan, semakin besar pula SPF yang dibutuhkan pada lotion. Pentingnya menggunakan sunscreen saat musim hujan dikarenakan masih ada jumlah radiasi dari matahari pada saat mendung atau musim hujan.

sinar UV ada berapa?

Sinar ultraviolet yang berada pada pita gelombang 100 - 400 nm tersebut dibagi lagi menjadi UV A, UV B dan UV C [3] dengan rincian yaitu: UV A = 315 - 400 nm. UV B = 280 - 325 nm. UV C = 100 - 280 nm.

Apakah jam 4 sore harus memakai sunscreen?

Waktu yang Tepat untuk Memakai Sunscreen Mulai dari pagi hari sebelum pukul 09.00 AM, sampai pada pukul 09.00 hingga 16.00. Hal ini disebabkan oleh bahaya UVA di pagi hari yang masih bisa dipaparkan pada kulitmu, juga Indeks UV di Indonesia yang cukup tinggi.