Jakarta - Teknologi digital yang semakin canggih mengakibatkan semakin mudahnya proses transaksi jual beli barang baik itu yang dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Belanja online atau online shopping menjadi tren masa kini, karena sangat mudah dilakukan kapan saja dan dimana saja. Seperti halnya belanja produk-produk dari luar negeri bisa dibeli melalu platform e-commerce yang ada seperti Amazon dan Alibaba. Lantas apakah belanja secara online dari luar negeri itu dikenakan pajak? Berapa besaran pajak yang harus dibayar konsumen? Show
Perlu diketahui jika Anda belanja online dari luar negeri, dalam hal pembelian barang, selain membayar harga barang, biaya pengiriman, hingga asuransi, konsumen juga dibebani beberapa biaya pajak. Berdasarkan ketentuan perpajakan di Indonesia, dikenal dengan istilah Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang terdiri dari Bea Masuk, PPN atau PPnBM serta Pajak Penghasilan (PPh). Untuk Anda yang senang belanja barang impor via online atau di platform e-commerce wajib mengetahui bahwasanya batasan nilai bebas bea masuk yang sebelumnya senilai Rp1.050.000 (US$75), kini turun menjadi Rp45.000 (US$3) yang mulai diberlakukan per 30 Januari 2020. Sehingga, jika Anda membeli barang yang harganya diatas Rp45.000, maka akan dikenakan pajak pembelian barang online dari luar negeri. Baca juga Livestream Shopping, Sumber Penerimaan Pajak NegaraKetentuan ini telah diatur pada Peraturan Menteri Keuangan No. PMK 199/PMK.010/2019. Penjelasan lebih lanjut mengenai ketentuan diantaranya :
Untuk yang menerima kiriman barang yang nilainya lebih dari US$1500 ini wajib menyampaikan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Bea Cukai untuk menghitung besaran pajak yang harus dibayarkan. Baca juga Pungutan Pajak Streaming FilmWalaupun Bea Masuk yang dikenakan terhadap barang impor itu tarifnya tunggal, pemerintah tetap memberikan perlakuan khusus terhadap barang yang banyak digemari dan berdatangan dari luar negeri contohnya seperti tas, sepatu produk tekstil dan lainnya. Pengenaan tarif Bea Masuk untuk barang-barang tersebut ialah sebagai berikut :
Bagaimana Cara Menghitung Pajak Pembelian Barang Online dari Luar Negeri?Ada beberapa komponen perhitungan yang perlu Anda ketahui jika ingin membeli barang dari luar negeri, perlu diingat bahwa barang impor yang dimaksud adalah barang kiriman, bukan barang yang dibawa langsung dari luar negeri (hand carry). Berikut langkah-langkahnya :
Baca juga Demi Perlakuan Setara, DJP Kaji Rancangan Bea Meterai Pada e-CommerceContoh Mekanisme Perhitungan Pajak Pembelian Barang Dari Luar NegeriRama membeli sebuah sepatu dari USA melalui e-commerce harga tas tersebut 40 USD, biaya kirim dan asuransi masing-masing sebesar 10 USD dan 2 USD dengan kurs yang berlaku saat itu sebesar Rp14.500/dollar AS. Penyelesaian :
Harga Barang (C) = 40 USD x Rp14.500 = Rp580.000 Asuransi (I) = 2 USD x Rp14.500 = Rp29.000 Biaya Kirim (F) = 10 USD x Rp14.500 = Rp145.000 Total CIF = Rp754.000
Rp754.000 x 25% (tarif bea masuk sepatu) = Rp188.500
Rp188.500 + Rp754.000 = Rp942.500
Rp942.500 x 10% = Rp94.250
Hasil setelah dikali tarif bea masuk + hasil setelah dikali PPN Rp188.500 + Rp94.250= Rp282.750. Baca juga Pungutan Pajak Untuk Pinjaman OnlineApakah pesan di AliExpress kena pajak?Dalam peraturan baru, yang mulai berlaku pada akhir Januari 2020, produk tekstil, pakaian, tas, dan sepatu yang dibeli di mancanegara dari marketplace seperti AliExpress, Amazon atau Lazada dengan harga minimum Rp 45.000 akan dikenakan beragam pajak dengan kisaran 32,5% sampai 50% dari nilai produknya.
Berapa biaya pajak hp dari luar negeri?Melalui videonya, Anji menjelaskan bahwa ponsel atau perangkat elektronik dari luar negeri akan terkena bea masuk 10 persen, pajak pertambahan nilai (PPN) 11 persen, dan pajak penghasilan (PPh).
Apakah belanja di Alibaba kena bea cukai?Pembelian dari Alibaba dikenakan pajak dengan sistem harga produk minimum Rp 45.000, yang dikenakan pajak dalam kisaran 32,5% hingga 50% dari harga produk.
Apa bedanya AliExpress dan Alibaba?Alibaba pada umumnya menawarkan barang dalam kuantitas yang besar atau grosir dimana barang tersebut akan dijual kembali oleh pelaku bisnis kepada konsumen yang baru. Sementara di Aliexpress tidak berlaku minimal pembelian, sehingga konsumen boleh melakukan pembelian secara eceran dan bahkan satuan.
|