Apakah asam lambung dengan maag sama

pexels.comIlustrasi sakit, ilustrasi sakit perut, ilustrasi sakit asam lambung, ilustrasi sakit maag Sama-sama terjadi di lambung dengan gejala yang mirip, ternyata asam lambung (GERD) dan maag adalah penyakit yang berbeda. Apa saja yang membedakan? Credit:

Laporan Wartawan Grid.ID, Ragillita Desyaningrum

Grid.ID – Maag dan asam lambung atau GERD adalah penyakit yang sama-sama menyerang lambung.

Tidak jarang, banyak orang yang mengira keduanya adalah penyakit yang sama.

Faktanya, meskipun sama-sama menyerang lambung dan mempunyai gejala mual, muntah, dan nyeri pada lambung, kedua penyakit ini ternyata berbeda.

Dilansir dari Kompas.com, maag atau gastritis adalah kondisi ketika lapisan pelindung yang ada di lambung meradang atau membengkak.

Baca Juga: Mengenal Asam Lambung yang Diderita Armand Maulana hingga Sempat Membuatnya Jatuh saat Salat

Penyebab peradangan ini biasanya karena adanya infeksi bakteri yang menyebabkan sebagian besar luka di lambung.

Namun seperti yang diwartakan oleh Bobo.id, makanan yang tidak tepat serta konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat melukai lambung

Sedangkan asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) terjadi ketika asam lambung keluar dari perut dan naik ke kerongkongan.

Hal ini disebabkan akibat katup di sistem pencernaan yang tidak berfungsi optimal.

Baca Juga: Sampai Harus Berbohong Sakit Asam Lambung saat Terpapar Covid-19, Melaney Ricardo Senang Bukan Main Bisa Bertemu Anak Lagi

Menurut yang diberitakan Bobo.id, mengonsumsi makanan berlebihan, terutama mengandung gas, serta berbaring setelah makan juga bisa menjadi pemicu asam lambung naik.

Kenaikan asam lambung ini akan membuat seseorang merasakan sensasi panas atau terbakar di dada dan bagian belakang mulut.

Untuk lebih jelasnya, mari kita simak perbedaan maag dan asam lambung seperti yang Grid.ID kutip dari Kompas.com:

Baca Juga: Mengenal Gangguan Asam Lambung yang Membuat Armand Maulana sampai 7 Kali Masuk UGD

Anatomi

Secara anatomi, maag berhubungan dengan iritasi pada dinding lambung sedangkan GERD dipicu oleh terganggunya fungsi suatu otot di kerongkongan yang dinamakan sfingter esofagus.

Sfingter esofagus adalah otot katup yang memungkinkan makanan masuk ke lambung dan membantu menjaga agar makanan tidak kembali ke kerongkongan.

Iritasi pada stingfer dapat menyebabkan katup ototnya melemah atau bahkan rusak.

Akibatnya, cairan pencernaan asam lambung yang harusnya tertahan naik kembali ke kerongkongan dan GERD pun terjadi.

Baca Juga: 9 Alasan Infused Water Jadi Minuman Paling Sehat untuk Semua Orang

Penyebab

Penyebab maag bisa bermacam-macam, di antaranya lapisan lambung yang tipis dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Sedangkan pada GERD, satu penyebabnya adalah karena seseorang memiliki hiatus hernia, yaitu ketika bagian lambung yang menonjol masuk ke esofagus.

Selain itu beberapa jenis makanan berlemak dan asam, minuman soda dan kopi, rokok, alkohol, obat-obatan tertentu, serta hormone juga menjadi faktor lain penyebab GERD.

Baca Juga: Jangan Menghadap Kanan, Begini Posisi Tidur yang Dianjurkan Untuk Mencegah Asam Lambung Naik

Gejala

Gejala maag dan GERD sering dikira sama, padahal sebenarnya berbeda.

Berikut adalah gejala maag:

- Mual Muntah

- Perasaan begah di perut bagian atas, terutama setelah makan

- Gangguan pencernaan

- Sakit perut dan perut kembung

- Kehilangan selera makan

- Muntah darah atau muntah berwarna hitam seperti biji kopi

- Tinja berwarna hitam

Baca Juga: Bisa Sembuhkan Asam Lambung, Tidak Semua Penderitanya Boleh Konsumsi Kunyit dan Madu, Mengapa?

Sedangkan gejala GERD adalah:

- Sensasi terbakar di dada (heartburn), biasanya setelah makan yang mungkin memburuk di malam hari

- Sakit dada

- Kesulitan menelan

- Makanan atau cairan asam naik ke kerongkongan (regurgitasi)

- Sensasi seperti ada benjolan atau yang mengganjal di tenggorokan

Baca Juga: Ini Penjelasan Pihak Rumah Sakit mengenai Viral Sogok Rp15 Juta Agar Pasien Meninggal Jadi Pasien Covid-19 padahal Sakit Asam Lambung

Jika kamu memiliki refluks asam malam hari, kamu mungkin juga mengalami:

- Batuk kronis

- Radang tenggorokan

- Sesak napas seperti asma

- Tidur terganggu

 Baca Juga: Hentikan Sekarang Juga! Minum Kopi Saat Sahur Bisa Menyebabkan Dehidrasi Hingga Sekresi Asam Lambung

Meskipun berbeda, baik maag maupun GERD dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup yang sehat serta menghindari beberapa hal ini:

- Hindari mengonsumsi zat-zat yang dapat mengiritasi perut

- Makan dengan tertib, jangan makan dalam porsi besar dengan terburu-buru

- Jangan berbaring setelah makan

- Hindari merokok

- Menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan

 

(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Apakah asam lambung dengan maag sama

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan.

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Apakah asam lambung lebih parah dari maag?

GERD lebih parah dari penyakit maag. Keduanya memang sama-sama disebabkan asam lambung tinggi, namun pada GERD, asam lambung bisa naik hingga ke kerongkongan dan menimbulkan berbagai gejala. Gejala GERD umum terjadi seperti dada terasa terbakar, mulut pahit, nyeri pada perut, dan mual.

Apa ciri

Melansir dari American Academy of Allergy Asthma and Immunology, selain heartburn dan asam pada mulut, ada beberapa tanda lain yang menjadi ciri-ciri asam lambung naik, seperti mudah kenyang, lebih sering bersendawa, sakit tenggorokan, mual, muntah, produksi air liur lebih banyak, bau mulut, dan mengalami batuk tanpa ...

Sakit maag itu seperti apa?

Sakit maag atau dispepsia adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas pada perut bagian atas, serta kembung. Gejala ini paling sering terjadi selama atau beberapa saat setelah makan. Sakit maag merupakan penyakit yang sangat umum terjadi dan biasanya bersifat ringan.

Asam lambung yang parah seperti apa?

Gejala asam lambung kronis yang paling umum adalah perasaan mulas yang menimbulkan rasa sakit atau terbakar yang dapat naik dari perut hingga ke dada. Perasaan sakit juga dapat berpindah ke tenggorokan. Meski begitu, gangguan ini tidak dapat memengaruhi jantung, tetapi harus segera diobati.