Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan protein?

Apa yang terjadi jika tubuh kelebihan protein?

Perbesar

Ilustrasi minuman berprotein | unsplash.com

Protein merupakan nutrisi penting bagi tubuh. Namun kelebihan protein juga memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat kelebihan protein yang perlu diwaspadai.

1. Peningkatan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan dampak kelebihan protein terhadap tubuh pertama yang perlu diwaspadai. Pola makan tinggi protein memang dapat membantu mengurangi berat badan dalam waktu singkat. Namun, efek jangka panjang dari pola makan ini justru bisa meningkatkan berat badan karena protein berlebih tersebut akan disimpan sebagai jaringan lemak.

Dalam 1 gram protein mengandung sekitar 4 kalori yang berarti bahwa jumlah kalori akan meningkat ketika konsumsi protein juga menjadi lebih tinggi. Karena itu perlu membatasi jumlah protein harian agar sesuai dengan kebutuhan tubuh.

2. Kerusahan Ginjal

Kerusakan ginjal merupakan dampak kelebihan protein selanjutnya yang harus diwaspadai. Protein akan diolah menjadi asam amino di dalam tubuh. Sisa metabolisme protein menjadi asam amino akan menjadi urea yang perlu disaring dan dibuang oleh ginjal melalui urine.

Inilah merupakan alasan mengapa asupan protein yang tinggi dapat membuat ginjal bekerja ekstra. Oleh karena itu, orang yang mengalami penyakit ginjal umumnya disarankan untuk membatasi atau mengurangi asupan protein untuk mencegah kerusakan ginjal yang semakin parah.

3. Penumpukan Keton dan Bau Mulut

Banyak orang yang mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak karena mengonsumsi tinggi protein. Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus maka bisa mengurangi jumlah ketosis yang dihasilkan oleh tubuh. 

Mengonsumsi terlalu banyak makanan berprotein tinggi dapat menyebabkan tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis. Kondisi ini bisa mambuat zat kimia keton menumpuk di dalam tubuh, sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, penumpukan keton juga dapat membahayakan ginjal.

4. Kehilangan Kalsium

Dampak selanjutnya yang ditimbulkan lantaran kelebihan protein yakni kehilangan kalsium. Protein yang terlalu tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan produksi asam yang terlalu tinggi. Produksi asam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kemampuan tulang menyerap kalsium menjadi lebih rendah. Akhirnya tubuh akan mengalami bahaya kekurangan kalsium yang bisa meningkatkan resiko penyakit tulang dan berbagai masalah lain yang berhubungan dengan kebutuhan kalsium untuk tubuh.

Tanda-tanda dari kekurangan kalsium karena konsumsi protein yang berlebihan adalah rasa sakit pada pergelangan tangan. Agar jumlah asupan protein cukup, tidak kurang maupun berlebihan, jalanilah pola makan sehat dan bergizi seimbang. Namun, jika memiliki penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui jumlah asupan protein yang sesuai dengan kondisi.

5. Risiko Penyakit Kardiovaskuler

Asupan protein hewani yang bersumber dari daging merah, daging berlemak, atau jeroan, juga banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol.

Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi yang bersumber dari hewan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan stroke.

Penumpukan lemak dari sumber protein memicu munculnya radikal bebas yang menyebabkan pertumbuhan sel normal menjadi kanker.

6. Tinggi Asam Urat

Kelebihan protein selanjutnya juga berdampak terhadap peningkatan asam urat. Konsumsi protein dari sumber hewan memiliki resiko lebih tinggi terkena gejala asam urat tinggi. Hal ini terjadi karena protein dari hewan bisa menjadi sumber lemak dan meningkatkan jumlah kolesterol. Asam urat terpengaruh oleh jumlah kolesterol yang tinggi sehingga terlihat seperti penyakit komplikasi.

7. Masalah Keseimbangan Makronutrien untuk Tubuh

Masalah keseimbangan makronutrien untuk tubuh juga dapat terganggu lantaran kelebihan protein. Berbagai jenis makanan yang mengandung protein tinggi bisa membuat tubuh menjadi lebih kuat. Namun jika kebiasaan ini dilakukan secara terus menerus maka keseimbangan nutrisi mikro dan makro akan menjadi tidak seimbang.

Keseimbangan zat makro dan mikro untuk tubuh memang sangat penting karena mengendalikan sistem dalam tubuh termasuk untuk fungsi organ, otot dan jaringan tubuh.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Walau penting, kelebihan protein ternyata menimbulkan masalah. Ada beberapa akibat diet tinggi protein yang patut diwaspadai, termasuk penyakit yang membahayakan kesehatan tubuh.

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Salah satu dampak kelebihan protein adalah naiknya berat badan

Fungsi protein sebagai zat gizi makro memang sangat vital bagi tubuh, mulai dari pertumbuhan jaringan dan memberikan struktur. Hanya saja, kelebihan protein sebenarnya juga menyebabkan beberapa efek yang tidak menyenangkan. Bahkan, risiko penyakit juga dapat meningkat.

Beberapa Akibat Kelebihan Protein yang Patut Diwaspadai

Beberapa orang berisiko mengalami kelebihan protein, terutama yang tengah menjalani diet tertentu (seperti diet Atkins). Kenali beberapa akibat jika Anda terlalu berlebihan dalam konsumsi protein:Terlalu banyak protein yang masuk ke tubuh akan tersimpan sebagai lemak. Hal ini akan memicu naiknya bobot dan kegemukan. Jadi ternyata, tak hanya kelebihan lemak dan gula yang menyebabkan seseorang menjadi kegemukan.

Diet terlalu tinggi protein ternyata bisa picu bau mulut

Kelebihan protein yang disertai dengan kurangnya asupan karbohidrat akan memicu bau mulut. Hal ini diperkirakan ahli terjadi sebagai efek dari ketosis, atau proses ketika tubuh menghasilkan zat kimia yang memiliki bau tak sedap.Studi telah menemukan, beberapa individu yang mengonsumsi protein berlebihan mengalami konstipasi atau sembelit. Sebab biasanya, diet tinggi protein berpengaruh terhadap kurangnya kecukupan serat.Pastikan Anda senantiasa mencukupi kebutuhan serat dan air untuk mencegah konstipasi, termasuk saat memulai diet tinggi protein.Selain sembelit, masalah pencernaan lain yang dapat terjadi karena konsumsi protein berlebihan yakni diare, terutama jika protein yang Anda konsumsi berasal dari makanan olahan.Tingginya konsumsi protein dalam memicu gangguan ginjal pada orang yang sebelumnya sudah memiliki masalah pada organ ini. Hal ini terjadi, ginjal akan bekerja lebih keras untuk mengeluarkan produk metabolisme protein.Risiko dehidrasi juga dapat terjadi jika tubuh kelebihan protein. Sebab, kelebihan protein berarti tingginya level nitrogen di tubuh. Jumlah nitrogen yang berlebih ini akan dikeluarkan tubuh menggunakan cairan dan air.Digunakannya air untuk menyingkirkan nitrogen berlebih tersebut dapat memicu dehidrasi, walau Anda tak haus sedikit pun.Beberapa penelitian menemukan, konsumsi tinggi protein terutama dari daging merah dan daging berproses dapat meningkatkan risiko kanker. Jenis kanker tersebut termasuk kanker usus besar, payudara, dan prostat.Diperkirakan, efek ini terjadi karena adanya senyawa karsinogenik dan lemak di dalam daging merah.Terlalu banyak mengonsumsi protein dari daging merah dan produk susu tinggi lemak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Efek negatif ini dapat terjadi karena kedua kelompok makanan tersebut mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi.Sebuah studi yang dimuat dalam European Heart Journal juga mengungkapkan, konsumsi daging merah jangka panjang sebenarnya meningkatkan kadar trimethylamine N-oxide (TMAO). TMAO adalah senyawa di pencernaan yang dikaitkan dengan risiko penyakit jantung.

Berapa rekomendasi asupan protein harian?

Sebenarnya, asupan protein yang diperbolehkan dapat berbeda bagi tiap-tiap individu. Faktor pembeda tersebut dapat dipengaruhi usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, hingga kondisi kesehatan.Untuk orang dewasa, para ahli menyarankan bahwa 2 kilogram per berat badan dalam 1 hari cukup untuk tidak memberikan efek jangka panjang. Namun bagi beberapa individu, seperti atlet, bisa mengonsumsinya dalam asupan yang lebih tinggi.

Sumber protein yang menyehatkan

Saat mencari sumber protein yang tinggi, tentu Anda sangat disarankan untuk memilih jenis makanan yang sehat. Hal ini dapat membantu menurunkan risiko kelebihan protein di atas.Beberapa jenis sumber protein yang menyehatkan, yaitu:
  • Daging tanpa lemak dan unggas
  • Ikan
  • Telur ayam
  • Susu organik
  • Polong-polongan
  • Biji-bijian

Telur ayam merupakan salah satu sumber protein yang menyehatkan

Anda sangat dianjurkan untuk menghindari daging berlemak tinggi, serta sumber protein goreng atau olahan.

Baca Juga

Meski Menjijikkan, Ini Manfaat Cacing Tanah untuk TubuhJangan Hanya Lihat Bentuknya, Kandungan dan Manfaat Jangkrik Ternyata Luar Biasa9 Manfaat Susu Murni Bagi Kesehatan, Lebih Bagus Dibanding Jenis Susu Lainnya?

Perlukah menemui dokter terkait diet tinggi protein?

Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, sebelum memulai diet apa pun. Saran ini juga perlu diingat, jika Anda tengah menderita atau memiliki riwayat penyakit.
Dokter dapat membantu menjelaskan baik buruknya diet yang ingin Anda lakukan, termasuk diet yang tinggi protein.

minuman proteinproteinkelebihan berat badan

Healthline. https://www.healthline.com/health/too-much-protein
Diakses pada 6 Januari 2020
Healthline. https://www.healthline.com/nutrition/functions-of-protein
Diakses pada 6 Januari 2020
Oxford University Press. https://academic.oup.com/eurheartj/article-abstract/40/7/583/5232723?redirectedFrom=fulltext
Diakses pada 6 Januari 2020

Meski kerap dicap makanan tidak sehat, manfaat ampela ayam untuk kesehatan sangat baik karena adanya kandungan protein, vitamin B-12, dan selenium.

Fat blocker adalah jenis suplemen yang digunakan untuk menurunkan berat badan dengan menghambat penyerapan lemak. Salah satu bahan yang terbukti efektif adalah orlistat

Keju biru adalah jenis keju yang memiliki lapisan bermotif seperti urat berwarna kebiruan atau kehijauan akibat bakteri yang menua. Ada banyak manfaat keju biru bagi kesehatan, seperti menurunkan risiko osteoporosis hingga menjaga kesehatan gigi.

Dijawab Oleh dr. Elsinda Eka Sari

Dijawab Oleh dr. Sylvia V