Apa yang terjadi bila otot jantung pada manusia berhenti bekerja

Akan tetapi, orang yang memiliki satu atau semua faktor risiko belum tentu akan mengalami henti jantung. Ada beberapa kasus di mana penderita hanya memiliki satu faktor risiko, atau tidak ada sama sekali.

Berikut adalah beberapa faktor risiko yang memicu seseorang mengalami cardiac arrest:

Kondisi ini cenderung lebih mudah terjadi pada orang-orang berusia lanjut, di antara 45 hingga 75 tahun. Ini karena seiring waktu kesehatan jantung dan fungsinya akan menurun.

Apabila Anda berjenis kelamin laki-laki, risiko Anda terkena kondisi ini lebih tinggi dibanding orang-orang berjenis kelamin perempuan.

Sebanyak 75% kasus sudden cardiac arrest berhubungan dengan terjadinya serangan jantung. Risiko seseorang mengalami henti jantung lebih tinggi setelah 6 bulan mengalami serangan jantung.

Sebanyak 80% kasus jantung mendadak berhenti juga dikaitkan dengan penyakit ini.

Salah satu faktor risiko utama cardiac arrest adalah penyakit jantung iskemik. Namun, terkadang beberapa penderita penyakit jantung iskemik tidak menyadari adanya penyakit tersebut, hingga akhirnya mengalami kejadian jantung berhenti.

Apabila Anda pernah mengalami kondisi ini sebelumnya, terlebih jika terjadi beberapa kali, ada kemungkinan Anda akan mengalaminya lagi di lain waktu.

Anda juga memiliki peluang mengalami kondisi ini lebih besar jika ada anggota keluarga Anda yang pernah mengalaminya.

  • Pernah menderita atau memiliki keluarga dengan riwayat aritmia

Jika Anda atau keluarga Anda memiliki kelainan ritme jantung, termasuk sindrom Long QT, atau sindrom Wolff-Parkinson-White, risiko Anda mengalami kondisi ini lebih tinggi.

Apabila Anda telah memiliki jantung atau pembuluh darah yang tidak normal sejak lahir, kemungkinan Anda dapat mengalami kondisi ini.

Kardiomiopati atau pelebaran jantung berhubungan dengan 10% kasus henti jantung. Oleh karena itu, orang-orang dengan penyakit ini juga memiliki peluang lebih besar dibanding orang dengan jantung yang normal.

Kelebihan berat badan atau obesitas terbukti berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan, terutama jantung. Orang yang mengalami obesitas berpeluang besar untuk menderita kondisi ini.

Diabetes juga terbukti memengaruhi kesehatan organ-organ vital dalam tubuh, termasuk jantung.

Anda berpotensi mengalami henti jantung jika Anda meminum obat-obatan seperti kokain dan amfetamin.

Komplikasi cardiac arrest (henti jantung)

Komplikasi dari cardiac arrest yang umum terjadi adalah kerusakan otak dan kematian. Berdasarkan studi yang dilakukan Louisiana State University Health Sciences Center cardiac arrest adalah penyebab umum dari kerusakan otak.

Ini karena henti jantung mendadak membuat sel-sel otak kekurangan oksigen. Akibatnya, sel-sel tersebut akan mati. Beberapa sel-sel otak yang masih dapat bertahan akan mengalami disfungsi sensorik jangka panjang din korteks cerebral.

Korteks cerebral adalah bagian otak yang menerima input sensorik, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, dan terlibat dalam fungsi yang lebih kompleks seperti menyimpan memori dan bahasa serta mengatur emosi.

Adanya kerusakan otak akibat cardiac arrest akan memengaruhi fungsi otak tersebut.

Obat & pengobatan cardiac arrest (henti jantung)

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apabila Anda mengalami kondisi ini dan berhasil diselamatkan, dokter akan mencari tahu apa penyebabnya untuk mencegahnya terjadi lagi di lain waktu.

Jadi, tujuan dari diagnosis adalah untuk mengetahui penyebab atau masalah kesehatan dibalik terjadinya cardiac arrest.

Beberapa tes dan pemeriksaan yang mungkin akan dokter lakukan dalam mendiagnosis cardiac arrest adalah:

1. Elektrokardiogram (EKG)

Tes elektrokardiogram dilakukan untuk mendeteksi dan merekam aktivitas listrik jantung. Dengan tes EKG, dokter dapat mengetahui seberapa cepat jantung berdetak serta keteraturan ritmenya.

Tes EKG juga dapat merekam kekuatan dan waktu aliran listrik yang berada di jantung. Penyakit seperti serangan jantung dan jantung iskemik dapat diketahui dengan tes ini.

2. Ekokardiogram

Tes ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menciptakan gambar jantung Anda. Dokter dapat melihat ukuran, bentuk, dan seberapa baik kinerja katup jantung Anda.

3. Tes multiple gated acquisition (MUGA)

Pada tes MUGA, dokter akan menganalisis seberapa baik jantung Anda memompa darah. Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan sedikit cairan radioaktif ke pembuluh darah Anda, yang akan mengalir menuju jantung.

Cairan tersebut mengeluarkan energi yang nanti akan terdeteksi oleh kamera. Kamera tersebut akan menghasilkan foto-foto jantung secara detail.

4. MRI jantung

Prosedur ini menggunakan gelombang magnet dan radio untuk menghasilkan gambar yang detail dari jantung Anda. Dokter menggunakan tes ini untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung.

5. Kateterisasi jantung atau angiogram

Kateterisasi jantung dilakukan dengan cara memasukkan tabung ke dalam pembuluh darah Anda, bisa melalui pangkal paha, leher, atau lengan.

Dengan kateter, dokter dapat melakukan diagnosis lebih akurat terhadap masalah-masalah pada jantung Anda.

6. Tes darah

Dokter juga mungkin akan mengambil sampel darah Anda untuk diperiksa. Beberapa aspek seperti kadar kalium, magnesium, hormon, dan zat kimia lainnya akan dicek dalam darah Anda.

Tes darah juga dapat mendeteksi adanya cedera atau serangan pada jantung.

Bagaimana henti jantung ditangani?

Apabila jantung Anda tiba-tiba tidak berdetak, perlu dilakukan penanganan darurat sesegera mungkin. Penanganan henti jantung (cardiac arrest) yang perlu Anda ketahui adalah:

1. CPR

Cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru merupakan salah satu tindakan yang diambil untuk situasi darurat.

Dengan menjaga aliran darah ke organ-organ vital, CPR dapat mengatasi kondisi ini untuk sementara hingga Anda mendapatkan penanganan medis selanjutnya.

2. Defibrilasi

Apabila cardiac arrest terjadi akibat aritmia seperti fibrilasi ventrikel, penanganan yang paling tepat adalah dengan defibrilasi. Prosedur ini menggunakan setrum listrik yang dialirkan menuju jantung.

Prosedur ini menghentikan ritme jantung yang tidak beraturan untuk sementara. Dengan ini, jantung akan kembali berdetak dengan ritme normalnya.

3. Penanganan di ruang gawat darurat

Apabila Anda telah sampai di ruang gawat darurat, para staf medis akan berusaha menstabilkan kondisi Anda. Tenaga medis akan melakukan penanganan pada kemungkinan adanya serangan jantung, gagal jantung, atau ketidakseimbangan elektrolit tubuh.

4. Penanganan lanjutan

Apabila Anda telah kembali pulih, dokter akan berdiskusi dengan Anda atau anggota keluarga Anda mengenai penanganan cardiac arrest selanjutnya.

Penanganan henti jantung (cardiac arrest) yang mungkin direkomendasikan dokter adalah:

Obat yang direkomendasikan untuk yang mengalami henti jantung hampir sama dengan obat aritmia, seperti beta blocker (penekan kolesterol) dan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors, dan calcium channel blockers.

Prosedur untuk membuka arteri koroner yang tersumbat agar aliran darah kembali lancar. Dokter akan menggunakan kateter berujung balon ke pembuluh darah dan mungkin menempatkan stent (ring jantung).

  • Implantable cardioverter-defibrillator (ICD)

ICD merupakan alat yang ditempatkan pada tulang selangka sebelah kiri yang satu atau lebih kabelnya mengalir melalui pembuluh darah jantung. Gunanya adalah untuk memonitori sekaligus mengirimkan kejutan energi rendah jika ada perubahan pada irama jantung.

Penanganan cardiac arrest ini meliputi operasi bypass jantung, ablasi kateter jantung, dan operasi korektif untuk mengembalikan aliran darah dan irama jantung tetap normal.

Pengobatan di rumah untuk cardiac arrest (henti jantung)

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi cardiac arrest (henti jantung)?

Berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah cardiac arrest, di antaranya:

  • Hindari merokok.
  • Pastikan konsumsi alkohol tidak lebih dari 1-2 gelas sehari, atau hindari sama sekali.
  • Jalankan pola makan bergizi dan seimbang.
  • Rutin berolahraga, setidaknya 30 menit sehari.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Kardiomiopati adalah salah satu penyakit yang dapat memengaruhi jaringan otot di jantung Anda. Penyakit ini menyebabkan jantung Anda lebih sulit untuk memompa darah karena otot tersebut melemah, meregang, atau memiliki masalah pada strukturnya. Jika dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat menyebabkan gagal jantung.

Kardiomiopati memiliki beberapa jenis, di antaranya:

1. Kardiomiopati hipertropik

Kardiomiopati pertropik terjadi ketika otot-otot jantung pada daerah bilik bawah membesar dan menebal tanpa alasan yang jelas. Penebalan otot jenis ini ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.

Penyakit ini umumnya muncul sebagai gangguan bawaan sejak lahir akibat mutasi genetik. Namun, apabila orangtua, kakek dan nenek, serta kerabat terdekat memiliki penyakit ini, maka Anda akan lebih mungkin untuk mengalaminya juga.

2. Kardiomiopati dilatasi

Dibanding jenis lainnya, penyakit ini yang paling sering dialami oleh banyak orang. Kardiomiopati dilatasi disebabkan karena otot jantung pada bilik kiri membesar dan meregang sehingga tidak efektif untuk memompa darah keluar.. Kondisi ini umumnya disebabkan karena penyakit arteri koroner atau serangan jantung.

Meski kardiomiopati dilatasi dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, pria paruh baya cenderung lebih mungkin mengalaminya.

3. Kardiomiopati restriktif

Kardiomiopati restriktif terjadi ketika otot di jantung menjadi kaku dan kurang elastis, sehingga jantung tidak dapat mengembang dan memompa darah dengan baik. Jenis penyakit jantung ini jauh lebih langka daripada penyakit jantung seperti penyakit arteri koroner atau masalah katup jantung.

Kebanyakan kasus terjadi pada orang lanjut usia. Jika tidak diobati dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat mengakibatkan gagal jantung.