tolong bantu dong kaa Show tuliskan 5 contoh kalimat efektif menggunakan kosa kata baku tuliska kalimat penjelas pada kedua teks tersebut puisi untuk perpisahan kakak kakak kkn Bab simpulan dalam sebuah karya tulis ilmiah hendaknya memuat............ (pilih salah satu: a. rujukan dari pakar b. jawab atas pesoalan c. data dan … 1. Bacalah teks berikut dengan cermat! Kontingen PON Jawa Barat memimpin perolehan medali sementara dengan jumlah perolehan 24 emas, 29 perak, dan 10 … tolong di jawab dgn benar buatlah 2 contoh slogan produk Apa yang kamu ketahui dengan kalimat baku? Apa yang harus ada dalam curriculum vitae?
Contoh resensi buku pengetahuan akan menjadi pembahasan kali ini. Namun tidak hanya itu, si sini kamu juga akan mempelajari pengertian dan tujuan resensi, jenis-jenis, format baku atau unsur-unsur resensi, serta langkah-langkah membuat resensi buku pengetahuan. Sebelum membaca contoh resensi buku pengetahuan yang akan kita berikan di bagian bawah, simak terlebih dahulu pembahasan singkat tentang resensi di bawah ini. Apa itu resensi? Kata resensi berasal dari bahasa Belanda yakni recensie, dari bahasa Inggris menyebutnya review, sedangkan dalam bahasa Latin menyebutnya revidere atau recensere yang artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam pemakaian bahasa Indonesia, resensi merupakan timbangan sebuah buku, pembicaraan buku, atau sekarang ini lebih dikenal dengan bedah buku. Tindakan resensi buku berarti memberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi buku, membahas atau mengkritik buku. Secara garis besar, resensi buku merupakan kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik berupa buku non fiksi maupun fiksi seperti novel, drama bahkan film dengan cara memaparkan data data sinopsis dan kritikan terhadap karya tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa resensi secara bahasa adalah pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik tidaknya tema dan isi buku, kritikan dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca, dimiliki, atau dibeli. Di samping itu ada juga ahli yang menyatakan bahwa resensi bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku, karena isinya hanya berupa laporan, ulasan, dan pertimbangan baik buruknya, kuat lemahnya, bermanfaat tidaknya, kuat lemahnya, argumentatif tidaknya buku tersebut. Ulasan itu didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copy sampulnya. Tujuan ResensiTujuan resensi adalah:
Jenis-Jenis ResensiTerdapat beberapa jenis resensi, yaitu: 1. Resensi informatifJenis resensi informatif bersifat hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku. Resensi ini biasanya dilakukan dengan memaparkan bagian bagian penting hanya secara singkat dari isi buku kemudian menguraikan bagian intinya dari resensi isi buku atau karya fiksi yang lebih ditekankan pada pokok mengenai kelebihan dan kelemahan isi buku atau karya tersebut. 2. Resensi deskriptifJenis resensi deskriptif bersifat membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya. Resensi ini lebih banyak dilakukan di dalam mengulas buku buku non fiksi guna mengetahui secara rinci mengenai isi yang terkandung pada setiap topik-topik atau bagian bab bukunya. Ulasan secara detail terhadap tiap babnya dilakukan guna kepentingan untuk mengetahui manfaat dan pentingnya informasi yang disampaikan dari buku tersebut serta mencari kekuatan yang argumentatif yang dituangkan penulis di dalam buku tersebut. 3. Resensi kritisResensi kritis adalah jenis resensi yang lebih berbentuk ulasan detail dengan menggunakan metode dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Hasil resensi ini biasanya cukup kritis dan objektif. Resensi yang bersifat kritis ini biasanya sebagian besar dilakukan di bidang sastra. Meskipun begitu, bukan berarti di bidang studi lainnya tidak menerapkan resensi jenis ini. Khususnya dalam konteks sastra resensi ini diterapkan pada karya seperti novel dengan pendekatan tertentu misalnya dengan pendekatan feminis dan sosiologi. Unsur-Unsur Resensi BukuDalam meresensi sebuah buku. hendaknya memperhatikan unsur-unsur resensi atau format bakunya, yaitu berikut ini.
Langkah-Langkah Membuat ResensiResensi merupakan suatu bentuk tulisan yang berisi tinjauan terhadap kualitas suatu buku. Resensi itu ditulis untuk menarik minat baca masyarakat agar mereka membaca buku yang dikupas. Unsur persuasif sering ditonjolkan dalam resensi. Unsur ini merupakan cara penulis dalam mendorong timbulnya keinginan para pembaca terhadap buku tersebut. Selain itu, meresensi berfungsi sebagai pengantar apresiasi yang dapat menjadi pemandu bagi pembaca dalam menikmati sebuah buku. Hal hal yang harus diperhatikan dalam meresensi;
Selanjutnya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan di dalam menulis resensi. Kedua langkah tersebut akan dipaparkan berikut ini.
Contoh Resensi Buku PengetahuanBerikut adalah contoh resensi terhadap sebuah buku pengetahuan! Judul buku Pengarang: Bill Aschroft, dkk Penerbit: Qalam Yogyakarta Tahun Terbit: 2004 Tebal: xvi +393 halaman Data buku Akhir-akhir ini wacana poskolonialisme mencuat menjadi salah satu wacana intelektual utama. khususnya di negara negara bekas jajahan. Bagi masyarakat, negara negara itu tak bisa dipungkiri poskolonialisme memang merupakan wacana menarik dan teoritis menantang. Ini mungkin karena kemungkinan memiliki kaitan erat dengan kondisi mereka sebagai masyarakat poskolonial. Karena itulah penulis, dalam salah satu bukunya yang lain yang berjudul The Postcolonial Studies Reader (1995). Mengemukakan bahwa wacana poskolonial ini mencakup tema tema kajian yang sangat luas, terentang dari politik. ideologi, agama, pendidikan, kesenian. kebudayaan, bahasa dan sastra, satu hal yang mempertemukan dan mengkarakterasasi beragam tema kajian ini adalah bahwa mereka semua melatarbelakangi satu momen historis yang sama, yakni kolonialisme. Pembukaan: bandingan dengan buku sejenis Para kritikus asal Australia yang mengenalkan buku ini, menggunakan istilah poskolonial untuk mencakup semua budaya yang menanggung imperialisme. Mereka ingin menunjukan bahwa para penulis yang lahir di negara bekas jajahan telah mampu ‘mendekolonialisasi’ bahasa Inggris memakainya untuk menggugat asumsi asumsi ‘Eurosentris’ mengenai ras, bangsa, bahasa dan sastra. Pembukaan: memaparkan sosok pengarang Gagasan dalam buku ini menunjukan bahwa teks tetap diyakini memiliki kekuatan dan kedudukan yang sangat penting dalam wacana kolonialisme poskolianisme. Bagi penjajah, teks menjadi salah satu alat kontrol kolonial yang paling ampuh. Sebagai sarana komunikasi, teks menjadi kekuatan pendukung dan penyebar paling efektif hegemoni kekuasaan kolonial. Kekuasaan imperial mungkin hadir secara nyata melalui sarana-sarana koerif militer dan kekerasan, akan tetapi melalui tekslah kekuasaan ini dikonstruksikan secara lebih jelas. Pembukaan: tema buku Melalui wacana wacana tekstual yang disebarluaskan pihak kolonial berupaya membentuk kesadaran jajahan sekaligus mengkonstruksikan identitasnya. Namun sebaliknya melalui teks pulalah masyarakat disadarkan dan mampu mengekspresikan dan menemukan sarana resistensinyayan tajam. Poin inilah yang menjadi bidikan utama buku ini. Isi ulasan singkat dan sinopsis Kelebihan yang akan segera nampak ketika membaca buku ini bahwa para penulis menuangkan gagasannya tidak berhenti pada tataran deskripsi, melainkan secara sangat memikat mampu menunjukan analisis yang mendalam tentang perdebatan perdebatan dan perbedaan perbedaan yang ada dalam wacana poskolonial itu sendiri. Mereka mampu menunjukan, misalnya perdebatan yang menarik antara para kritkus poskolinial pribumi yang menolak sinkretisitas dan hibriditas kondisi poskolinal karena ingin menghidupkan kembali kebudayaan pribumi asli prakolonial dengan para penulis poskolonial tandingannya yang menerima hibriditas dan sinkretisitas bahkan menganggapnya sebagai hal yang tak terelakkan dari kondisi poskolonial. Tubuh dan isi keunggulan buku Kehadiran buku ini dalam edisi Indonesia layak diapresiasi. apalagi untuk konteks Indonesia kita, negara yang pernah mengalami kekejaman kolonial selama 3,5 abad lamanya. Diharapkan kehadiran buku ini mampu memberi piranti piranti teoritik yang memadai untuk melakukan pembacaan terhadap karya karya sastra poskolonial hingga kini masih jarang dilakukan dalam masyarakat kita. Penutup Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa struktur resensi terdiri atas;
|