Apa yang dimaksud dengan pneumonia

Apa itu Pneumonia pada Anak? Kenali dan Cegah Pneumonia Pada Anak,Kenali 9 Fakta tentang Pneumonia pada Anak, Kenali Penanganan Pneumonia pada Anak, Kenali Gejala Pneumonia pada Anak dan Cara Mencegahnya, Pneumonia, Gejala Pneumonia, Pneumonia, Pneumonia pada anak, pencegahan pneumonia, Pneumonia di indonesia, Penderita Pneumonia, Coronavirus (COVID-19), pencegahan covid 19,Imunisasi, ASI, MPASI, ASI Ekslusif, CTPS, Cuci Tangan Pakai Sabun, STOP Merokok, IDAI, FKUI-RSCM, KEMENKES, Save the Children

Apa yang dimaksud dengan pneumonia

Apa yang dimaksud dengan pneumonia
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon

Ilustrasi pneumonia menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita di Indonesia. Kematian balita akibat pneumonia di Indonesia peringkat ke-7 di dunia.

KOMPAS.com - Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan bakteri, virus, atau jamur.

Penyakit ini dapat menular lewat percikan cairan pernapasan saat penderita batuk, bersin, atau bernapas.

Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu pneumonia, gejala, dan penyebabnya.

Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat

Apa itu pneumonia?

Melansir laman resmi American Lung Association, pneumonia adalah penyakit infeksi yang membuat kantung udara paru-paru (alveoli) meradang.

Radang paru-paru tersebut membuat kantung udara berisi cairan atau nanah.

Akibatnya, pasokan oksigen yang masuk ke tubuh dan beredar ke aliran darah jadi terhambat.

Pneumonia bisa berat maupun ringan. Hal itu dipengaruhi jenis kuman biang infeksi, usia, dan kondisi kesehatan penderita.

Orang yang paling berisiko terkena pneumonia adalah bayi, anak di bawah dua tahun, kalangan lansia di atas 65 tahun.

Pasien yang dirawat di ruang intensif rumah sakit, penderita penyakit kronis, perokok aktif dan pasif, penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, sampai orang yang pernah menjalani transplantasi organ juga rentan terserang pneumonia.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia

Gejala pneumonia

Apa yang dimaksud dengan pneumonia

Apa yang dimaksud dengan pneumonia
Lihat Foto

shutterstock/Twinsterphoto

ilustrasi sesak napas

Pneumonia bisa menimbulkan beragam gejala. Tanda penyakit ini bisa muncul dalam hitungan jam atau hari sejak penderita terinfeksi.

dr. Felicia Puspita, S.Ked

Selama masa pandemi COVID-19 ini, kata pneumonia merupakan kata yang cukup sering kita dengar. Pada sejumlah kasus, hal ini cukup sering terjadi pada pasien yang terinfeksi virus penyebab COVID-19. 

Pneumonia merupakan kondisi peradangan (inflamasi) pada paru-paru oleh karena infeksi. Infeksi ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur. Jika infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri atau virus, infeksi ini akan dapat menular kepada orang lain. 

Mengenal pneumonia 

Pneumonia adalah kondisi peradangan atau inflamasi pada kantung udara (alveolus) pada paru. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala mulai dari gejala ringan hingga gejala yang berat. 

Gejala ini muncul oleh karena terjadi penumpukan cairan di dalam paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Penumpukan cairan dapat menyebabkan seseorang kekurangan pasokan oksigen yang seharusnya didapatkan ketika bernapas. 

Infeksi ini dapat terjadi pada siapa saja. Namun, orang yang berusia dibawah 2 tahun atau yang diatas 65 tahun memiliki resiko yang lebih tinggi terkena infeksi. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut, mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat. 

Gejala Pneumonia 

Gejala yang muncul dapat beragam tergantung dari penyebabnya, usia Anda, serta kondisi kesehatan Anda secara umum. 

Beberapa gejala khas yang sering muncul misalnya: 

  • Demam tinggi dan meriang 
  • Merasa sangat lelah 
  • Batuk berdahak 
  • Kesulitan bernapas serta frekuensi pernapasan yang cepat 
  • Kenaikan nadi atau denyut jantung 

Gejala-gejala ini tidak selalu muncul di saat yang bersamaan. Terkadang, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, infeksi ini dapat tidak menimbulkan gejala atau menimbulkan gejala yang tidak khas seperti diare atau nyeri perut. 

Apa penyebab terjadinya pneumonia? 

Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri. Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit ini adalah pneumococci. Bakteri lain yang dapat menyebabkannya adalah Haemophilus influenzae atau Mycoplasma pneumoniae. 

Infeksi ini juga dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri yang terdapat di rumah sakit yang disebut sebagai hospital acquired pneumonia. 

Kenapa pneumonia dapat terjadi pada pasien COVID-19?

Ketika saluran pernapasan telah terinfeksi oleh mikroorganisme lain, misalnya virus SARS-COV-2, bakteri menjadi lebih mudah berkembang biak di saluran pernapasan tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya pneumonia bakteri. 

Pneumonia jarang terjadi apabila hanya disebabkan oleh virus saja. Kondisi pneumonia juga lebih mudah terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang menurun.  

Apa faktor resiko pada pasien COVID-19? 

Apa yang dimaksud dengan pneumonia

Semua orang yang terinfeksi COVID-19 dapat mengalami pneumonia. Namun, resiko terjadinya infeksi ini meningkat pada seseorang yang berusia 65 tahun keatas. Seseorang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami pneumonia. Penyakit komorbid yang dimaksud misalnya: 

  • Asma sedang hingga berat 
  • Gangguan pada paru 
  • Tekanan darah tinggi 
  • Gangguan pada jantung 
  • Diabetes 
  • Gangguan pada hati 
  • Obesitas atau indeks massa tubuh melebihi batas normal

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih beresiko mengalami gejala COVID-19 yang berat disertai dengan pneumonia. Misalnya pada perokok, pasien yang sedang dalam pengobatan kanker, pasien yang menjalani transplantasi sumsum tulang, serta pasien dengan infeksi HIV/AIDS yang tidak terkendali, serta pasien dengan riwayat pemakaian obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh misalnya steroid. 

Bagaimana cara mengatasi gejalanya? 

Penanganan infeksi ini tergantung dari seberapa berat gejala yang ditimbulkan. Pada beberapa kasus, pneumonia mungkin memerlukan perawatan khusus di rumah sakit menggunakan oksigen. Jika pasien mengalami kesulitan bernapas yang berat, pasien mungkin membutuhkan ventilator untuk membantu bernapas. Selain itu, cairan intravena (IV) atau infus juga dapat diberikan untuk mencegah dehidrasi. 

Saat ini, sedang dilakukan uji klinis untuk mencari obat-obat yang berpotensi untuk digunakan dalam pengobatan penyakit ini pada pasien COVID-19 dengan gejala berat. Obat-obatan yang sedang masuk ke uji klinis tersebut misalnya deksametason seperti dan kortikosteroid.

Bagaimana mencegahnya? 

Beberapa cara ini dapat Anda lakukan untuk meminimalisir penularan pneumonia, misalnya: 

  • Mencuci tangan dengan teratur menggunakan sabun selama minimal 20 detik.
  • Jika tidak dapat mencuci tangan dengan sabun, cuci menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimum 60%. (Dettol Hand Sanitizer Original 50 ml (Rp14.200)).
  • Hindari menyentuh wajah, mulut, dan mata sebelum mencuci tangan.
  • Hindari bertemu dengan orang yang sedang sakit.
  • Bersihkan permukaan benda-benda yang sering Anda pegang dengan teratur.

Walaupun saat ini vaksin COVID-19 telah tersedia namun vaksin tersebut tidak dapat melindungi Anda dari pneumonia. Sedangkan, vaksin pneumonia yang telah ada hanya melindungi Anda dari pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.

Konsultasi gratis dengan dokter umum dan beli obat rutin. Download aplikasi Lifepack di Play Store dan App Store, apotek online untuk tebus resep obat. Solusi berobat bebas antri. Asli, Lengkap, Mudah.

Referensi

  1. Institute for Quality and Efficiency in Health Care. Pneumonia: overview. NCBI website. 2018 [online]
  2. Robinson J. Pneumonia. WebMD website. 2020 [online]
  3. Nazario B. Coronavirus and Pneumonia. WebMD website. 2020 [online]
  4. Sumber foto: Unsplash.