Apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar

Teori Konsentrasi Belajar | Pada postingan kali ini Ilmu Kata mempelajari teori konsentrasi belajar yang mencakup Pengertian Konsentrasi, Pengertian Konsentrasi belajar, Ciri-ciri konsentrasi belajar, Indikator konsentrasi belajar, sebagai berikut:

Apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar

a.Pengertian konsentrasi. Maulana (2011:239) menjelaskan bahwa “konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal”.

b.Pengertian belajar. Sagala (2011:37) menyatakan bahwa belajar adalah “suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Sementara itu, Suyono dan Hariyanto (2011:9) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian”. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

c. Pengertian konsentrasi belajar. Daud (2010) menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

d. Ciri-ciri konsentrasi belajar. Engkoswara (2012) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi adalah sebagai berikut:

1) Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan:

a) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan,

b) Komprehensif dalam penafsiran informasi,

c) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh,

d) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

2) Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai:

a) Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu,

b) Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan,

c) Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3) Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai:

a) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru,

b) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.

4) Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

e. Indikator konsentrasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator konsentrasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Perilaku kognitif, ditengarahi dengan:

a) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan.

b) Komprehensif dalam penafsiran informasi.

c) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.

d) Mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.

2) Perilaku afektif, ditengarahi dengan:

a) Perhatian pada materi pelajaran.

b) Merespon bahan yang diajarkan.

c) Mengemukakan suatu ide.

3) Perilaku psikomotor, ditengarahi dengan:

a) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru.

b) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.

4) Adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

Sumber Pustaka dapat dilihat di Sumber Rujukan

Metrik

  • visibility 988 kali dilihat
  • get_app 1380 downloads

Konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi. Prosespembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran itu tercapai. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran tergantung pada proses pembelajaran yang dijalani oleh siswa. Jika konsentrasi siswa rendah, maka akan menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah pula serta dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam belajar dan daya pemahaman terhadap materi pun menjadi berkurang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya daya pemahaman siswa adalahkonsentrasi. Konsentrasi merupakan modal utama bagi siswa dalam menerima materi ajar serta menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi siswa yaitu dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar diyakini akan membuat siswa aktif dalam mengkonstruksikan pengetahuannya, sehingga siswa menjadi fokus atau konsentrasi terhadap apa yang dipelajarinya.

Konsentrasi Belajar – Belajar perlu untuk berkonsentrasi, sehingga yang dipelajari dapat siswa ingat dan pahami. Memang tidak dipungkiri, bahwa dalam berkonsentrasi apalagi belajar memang tidak sebagian anak mampu apabila tidak melihat dengan faktor lingkungan yang ada.

Untuk mengukur konsentrasi belajar anak atau siswa, tidaklah mudah terdapat indikator-indikator utama yang harus diperhatikan agar dapat membuat berkonstrasi, mempertahankan dan meningkatkannya.

Diperlukan perbandingan antara apa yang dilakukan oleh anak pada minggu ini, minggu lalu, dan memprediksi apa yang akan terjadi pada jangka waktu minggu depan dengan terus meningkatkan keseharian yang dianggap dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

Yang dimaksud dengan konsentrasi disini adalah memusatkan pemikiran untuk melakukan sesuatu. Contoh perlakukan konsentrasi belajar adalah pada saat anak, siswa atau pelajar membaca, maka sejauh mana ia mampu menangkap pelajaran tersebut.

Apabila diartikan terpisah dengan merujuk pendapat atau gagasan para ahli dimana menurut Maulana (2011:239) bahwa yang dimaksud dengan konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.

Tidak hanya itu, menurut pendapat dari Robert Dilts dan Jenifer Dilts bahwa konsentrasi adalah kecakapan yang dapat diajarkan oleh para orang tua dan guru.

Menurut Sagala (2011:37) yang mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Sedangkan tanggapan dari Hamalik (1995:36) yang mengatakan bahwa definisi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan dari pendapat ini, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Sebab belajar bukan hanya menyoal giat saja, melainkan sejauh mana siswa, anak atau pelajar dapat mengingat dan mengalami hasil ingatan dari hasil belajar.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Hornby dan Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya).

Hal itu sihingga menurut Daud (2010) bahwa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

Apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar

Pengertian Konsentrasi Belajar

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian, pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang sedang dipelajari dan mengabaikan segala hal yang tidak berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.

Tujuan Konsentrasi Belajar 

Tujuan konsentrasi belajar agar anak, pelajar atau siswa dapat fokus dan mudah menerima dan menangkap pelajaran yang diberikan oleh pengajar atau guru atau hasil bacaan dan penglihatan, sehingga kemampuan berpikir dan pengetahuan siswa pun akan meningkat.

Ciri-Ciri Siswa Yang Dapat Berkonsentrasi

Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar seiring dengan perilaku belajar yang terdiri dari perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sebab dengan belajar adalah aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar itu.

Menurut Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) yang menjelaskan tentang klasifikasi perilaku belajar yang dipakai untuk mengetahui mengenai ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar adalah:

  1. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (a) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (b) komprehensif dalam penafsiran informasi, (c) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (d) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
  2. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang dilakukan dalam pengambilan sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat dari (a) penerimaan, maksudnya ialah tingkat perhatian tertentu, (b) respon, maksudnya ialah keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (c) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
  3. Perilaku Psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang mempunyai konsentrasi belajar dapat dilihat dari (a) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sejalan dengan petunjuk guru, (b) komunikasi non verbal misalnya saja ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
  4. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang mempunyai konsentrasi belajar dapat dilihat dari adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah

  • Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari
  • Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.
  • Kondisi kesehatan jasmani.
  • Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah.
  • Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam.

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Konsentrasi Belajar dan Ciri Siswa Yang Dapat Berkonsentrasi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.