KOMPAS.com – Banyak reaksi kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah reaksi disproporsional. Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi? Berikut adalah penjelasannya! Show Pengertian reaksi disproporsionasiReaksi disproporsional adalah salah satu dari lima jenis utama reaksi redoks (reduksi dan oksidasi). Reaksi disproporsional adalah reaksi di mana suatu zat (reaktan) direduksi dan dioksidasi sekaligus. Sehingga, menghasilkan produk berupa dua zat yang berbeda. Reaksi disproporsional juga dapat dikatakan sebagai reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya sama dengan hasil oksidasi dan hasil reduksi yang berbeda. Baca juga: Reaksi Oksidasi Reduksi dan Konsep Redoks Reaksi disproporsional dapat dituliskan dalam persamaan umum sebagai berikut: Dengan,A: zat reaktan yang mengalami oksidasi dan reduksi : zat hasil oksidasi: zat hasil reduksi n: jumlah elektron yang ditransfer dalam reaksi redoks Syarat reaksi disproporsionalReaksi disproporsional biasanya tidak berlaku pada molekul yang netral. Namun, biasnaya terjadi pada unsur yang tidak terlalu stabil dan memiliki minimal tiga bilangan oksidasi. Sehingga, zat tersebut lebih mudah untuk direduksi dan juga dioksidasi. Dilansir dari Chemistry LibreTexts, reaksi disproporsional juga dapat terjadi pada dua zat dengan tingkat oksidasi yang berbeda. Namun, reaksi tersebut cenderung jarang terjadi. Baca juga: Pengertian dan Cara Menyetarakan Reaksi Redoks Contoh reaksi disproporsionalApa saja reaksi disproporsionasi? Berikut adalah contoh dari reaksi disproporsional! Disosiasi hidrogen peroksidaContoh reaksi disproporsional adalah disosiasi hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Dilansir dari Lumen Learning, kunci reaksi ini terletak pada keadaan oksidasi oksigen. Dalam reaktan hidrogen peroksida (H2O2), oksigen (O) memiliki bilangan oksidasi -1. Baca juga: Soal UAS Kimia: Reaksi Redoks Namun, kemudian H2O2 direduksi sehingga menghasilkan air (H2O). hal tersebut ditandai dengan turunnya bilangan oksidasi oksigen menjadi -2. Dalam waktu yang sama, H2O2 juga mengalami oksidasi sehingga menghasilkan oksigen (O2). H2O2 yang teroksidasi ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi O menjadi 0 dalam oksigen (O2). Reaksi antara natrium hidroksida dan klorinContoh reaksi disproporsional selanjutnya adalah reaksi antara larutan natrium hidroksida (NaOH) dan klorin(Cl2). Reaksi disproporsional natrium hidroksida dan klorinPada reaksi terlihat bahwa unsur dalam NaOh tidak mengalami perubahan keadaan oksidasi. Artinya, reaktan yang teroksidasi dan tereduksi sekaligus adalah clorin (Cl2). Klorin (Cl2) memiliki bilangan oksidasi awal 0. Lalu kemudian teroksidasi sehingga bilangan oksidasinya naik menjadi +1 dan membentuk senyawa natrium hipoklorit (NaClO). Klorin (Cl2) juga tereduksi sehingga bilangan oksidasinya turun menjadi -1 dan membentuk senyawa natrium klorida (NaCl).
Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi? Berilah contohnya!
Dimana unsur I dengan BO +5 berubah menjadi -1 dan 0 ------------#------------
Jangan lupa komentar & sarannya
Email: Newer Posts Older Posts
Berdasarkan perubahan bilangan oksidasinya maka suatu reaksi dibedakan menjadi Reaksi Redoks, Bukan Redoks, Disproporsionasi, Konproporsionasi. Berikut penjelasannya: Unsur Ag mengalami penurunan biloks dari +1 menjadi 0, artinya unsur Ag mengalami reduksi sementara unsur Na mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +1, artinya unsur Na mengalami oksidasi. Oleh karena itu terdapat zat-zat yang mengalami oksidasi dan zat-zat yang mengalami reduksi maka reaksi tergolong reaksi redoks.
2. Reaksi Bukan Redoks Pada reaksi bukan redoks, bilangan oksidasi setiap unsur dalam reaksi tidak berubah. Dengan kata lain, pada reaksi ini tidak terjadi perubahan biloks. Contoh reaksi bukan redoks adalah CaCO₃ ᐅ CaO + CO₂ Pada reaksi di atas biloks masing-masing unsur baik di ruas kiri atau kanan adalah sama yaitu biloks Ca = +2, biloks C=+4, dan biloks O=-2. Oleh karena unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi tidak mengalami perubahan biloks maka reaksi tersebut tergolong reaksi bukan redoks. 3. Reaksi Disproporsionasi Suatu reaksi redoks tergolong reaksi disproporsionasi atau reaksi autoredoks jika terdapat suatu zat yang mengalami oksidasi (reduktor) sekaligus reduksi (oksidator). Contoh reaksi disproporsionasi adalah 3Cl₂ + 6KOH ᐅ 5KCl + KClO₃ + 3H₂O Pada reaksi diatas, unsur Cl₂ mengalami perubahan biloks dari 0 menjadi -! dan +5. Oleh karena unsur Cl₂ mengalami oksidasi sekaligus reduksi maka reaksi tersebut termasuk disproporsionasi atau reaksi autoredoks. 4. Rekasi Konproporsionasi Reaksi konproporsionasi adalah kebalikan reaksi disproporsionasi yaitu suatu reaksi redoks yang hasil oksidasi dan hasil reduksinya sama. Contohnya adalah 7Kl + KlO₄ + 4H₂SO₄ ᐅ 4H₂SO₄ + 4I₂ + 4H₂O Pada reaksi tersebut hasil oksidasi dan hasil reduksinya sama yaitu I₂. Karena hasil oksidasi dan reduksinya sama maka rekasi tersebut termasuk reaksi konproporsionasi.
Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi. Contoh :
Sebagian dari gas
klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi menjadi NaCl (biloks =
-1) dan sebagian lagi mengalami oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1). Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama. Contoh :
Pada reaksi tersebut hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang (S). |