Apa yang dimaksud dengan awan cumulonimbus

Siang hari menjadi waktu yang tepat untuk mengamati awan. Gumpalan putih yang terlihat seperti kapas ini sebenarnya merupakan kumpulan titik-titik uap air yang membeku dan berada di lapisan atmosfer. Keberadaan awan sendiri sangat berpengaruh terhadap iklim dan cuaca di Bumi.

Ada berbagai jenis awan yang bisa ditemukan di langit. Pembagian jenis awan ini berdasarkan pada bentuk, ketinggian, serta warna. Awan-awan tersebut antara lain:

  • Kelompok awan rendah (stratocumulus, nimbostratus, dan stratus),
  • Kelompok awan rendah (altocumulus dan altostratus)
  • Kelompok awan tinggi ( cirrus, cirrocumulus, dan cirrostratus)
  • Kelompok awan cumulus dan cumulonimbus.

Berbicara mengenai awan cumulonimbus, ternyata awan ini paling dihindari oleh pilot karena cukup berbahaya apabila sebuah pesawat melewatinya. Lalu sebenarnya apa itu awan cumulonimbus? Berikut penjelasannya!

Pengertian Awan Cumulonimbus

Kata cumulonimbus sendiri berasal dari bahasa Latin yakni “cumulus” yang berarti terakumulasi dan “nimbus” yakni hujan. Sehingga dapat diartikan jika awan cumulonimbus merupakan jenis awan yang memiliki hubungan erat dengan terjadinya hujan hingga badai yang terjadi di Planet Bumi.

Awan cumulonimbus termasuk sebagai awan vertikal yang amat tinggi, padat, berwarna gelap, berbentuk gumpalan dan dapat menghasilkan hujan dan petir. Dapat dikatakan jika awan cumulonimbus merupakan variasi dari nimbus atau awan bantalan dengan rata-rata terbentuk di bawah 20.000 kaki, cukup dekat dengan daratan.

Gumpalan awan cumulonimbus sangat besar, dengan lebar berkisar 1-10 km dan tinggi 10-17.000 km. Kemunculan awan ini di suatu wilayah menyebabkan suhu udara menjadi panas dan lembab. Selain itu, awan cumulonimbus mengandung banyak air sehingga terlihat berat dan cendrung berwarna gelap.

Awan cumulonimbus banyak ditemukan di negara Indonesia karena tingkat penguapan yang amat tinggi, sehingga uap air yang terbentuk juga banyak. Bahkan saat musim hujan tiba, uap air yang terbentuk juga semakin tinggi.

Terbentuknya awan cumulonimbus dibutuhkan kondisi yang hangat dan lembab. Pada beberapa kasus awan cumulonimbus atau bisa disebut juga sebagai thunderheads (kepala petir) memiliki energi yang amat besar dan dapat berkembang menjadi supercell, menghasilkan angin kencang, petir, puting beliung, badai.

Meskipun awan cumulonimbus menyebabkan hujan selama kurang lebih 20 menit, namun curah hujan yang dihasilkan sangat deras. Hal ini disebabkan karena pembentukan awan cumulonimbus tidak hanya membutuhkan energi yang tinggi, tetapi juga mengeluarkan energi yang banyak pula.

Berbeda dengan jenis awan lainnya, awan cumulonimbus terbentuk pada lapisan bawah troposfer yang merupakan lapisan atmosfer paling dekat dengan permukaan bumi. Karena adanya proses penguapan serta efek rumah kaca, maka wilayah tersebut menghasilkan udara yang hangat, sehingga besar kemungkinan awan cumulonimbus terbentuk.

Awan cumulonimbus terbagi menjadi 2 jenis yaitu cumulonimbus calvus dan cumulonimbus capillatus. Bahkan awan ini dapat terbentuk dari awan rendah cumulus congestus dan stratocumulus atau awan sedang altocumulus, nimbustratus, dan altostratus.

Proses terbentuknya dimulai dari naiknya udara hangat hingga membentuk awan kecil yang semakin lama berukuran besar dan menjadi awan cumulonimbus. Namun ada juga awan yang terbentuk secara orografis dengan massa udara hangat naik sehingga adanya perubahan ketinggian muka bumi seperti di lereng gunung.

Awan cumulonimbus dapat berpindah tempat tergantung dari waktu. Awan ini dapat ditemukan melayang di atas daratan apabila berada pada waktu siang hingga sore hari, sedangkan berada di atas lautan jika malam hari tiba. Usia awan cumulonimbus sendiri hanya berkisar 1-3 hari saja.

Dampak Keberadaan Awan Cumulonimbus

Keberadaan awan cumulonimbus memberikan berbagai dampak, salah satunya cuaca. Kondisi cuaca yang tidak menentu juga sangat berpengaruh terhadap bidang lain mulai dari penerbangan, pertanian hingga pelayaran.

Seperti yang telah dijelas di atas, awan cumulonimbus menjadi penyebab terjadinya hujan lebat di suatu wilayah. Hujan yang turun terlalu lebat dapat menghambat jalur transportasi terutama penerbangan dan pelayaran yang sangat tergantung oleh kondisi cuaca.

Biasanya penerbangan akan ditunda terlebih dahulu hingga cuaca dinyatakan aman untuk terbang. Bahkan ketika sedang terbang sekalipun, pilot pesawat terbang cendrung menghindari awan cumulonimbus. Besar kemungkinan pesawat yang masuk ke dalam awan ini akan mengalami turbulensi yang dapat membahayakan pesawat.

Bahkan badan otoritas penerbangan Amerika Serikat merekomendasikan untuk berada pada jarak 20 mil dari awan cumulonimbus agar terhindar dari ancaman.

Awan cumulonimbus yang berada di lautan juga berbahaya bagi kapal-kapal. Awan ini dapat menyebabkan munculnya angin tornado disertai hujan deras di atas laut. Jika sudah begitu ombak laut menjadi besar dan tinggi sehingga sangat berbahaya bagi kapal untuk berlayar.

Di bidang pertanian, kemunculan awan cumulonimbus bisa menyebabkan terjadinya hujan lebat, badai, banjir bandang, hingga puting beliung. Apabila fenomena-fenomena alam tersebut terjadi pada suatu lahan pertanian, tentu akan menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian dan tentunya memberikan kerugian bagi para petani.

Itulah tadi penjelasan mengenai awan cumulonimbus. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat.

Seputar Pengertian Awan Cumulonimbus (Cb). Awan ini adalah awan yang ditakuti oleh penerbang. Karena paling sering membuat bencana. awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik Tornado alias puting beliung.

Awan Kumulonimbus (Cb) adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri. Seperti Dikutip Oleh Wikipedia.org.

Apa yang dimaksud dengan awan cumulonimbus

Awan ini merupakan salah satu awan pembawa hujan. Para Ahli cuaca telah mempelajari pembentukan jenis awan ini dan bagaimana ia menghasilkan hujan, es, serta petir. Berikut ini adalah urutan-urutannya: Seperti Dikutip Oleh .al-habib.info
  1. Proses Awan Yang Dibawah Oleh Angin: Awan cumulonimbus terbentuk ketika angin membawa beberapa awan kecil (awan cumulus) ke daerah tempat berkumpulnya awan-awan ini.
  2. Proses Penyatuan Awan-Awan Kecil: Proses ini ketikan Awan-Awan kecil Yang dibawah Oleh Angin Bersatu Dan menjadi awan yang lebih besar..
  3. Proses Penumpukan Awan: Ketika awan-awan kecil ini bersatu, dorongan ke atas pada bagian dalam awan yang semakin besar ini meningkat. Dorongan ke atas pada bagian tengah awan lebih kuat dibandingkan dengan pada bagian pinggir. Alhasil tubuh awan ini tumbuh semakin besar secara vertikal, sehingga seolah-olah awan ini ditumpuk-tumpuk. Pertumbuhan ke atas ini menjadikan tubuh awan mencapai daerah yang lebih dingin pada lapisan atmosfer atas. Di sanalah tetesan-tetesan air dan butiran es terbentuk dan mulai tumbuh semakin besar. Ketika butiran air dan es ini telah lebih besar dan berat dibandingkan dengan dorongan ke atas yang menyangga mereka, jatuhlah air dan es ini sebagai gerimis, hujan ataupun hujan es.
Secara Umum Awan Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan. Terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. Sehingga awan cumulonimbus dapat mengakibatkan timbulnya kilat (lightining) dan guntur (thundestorm), hujan lebat, angin kencang, bahkan bisa menimbulkan hujan es. Para ahli cuaca mengetahui rincian pembentukan awan, strukturnya dan cara kerjanya setelah melalui berbagai macam penelitian, pengamatan menggunakan alat-alat canggih. Mereka baru bisa menceritakan proses tersebut dengan bantuan alat-alat moderen seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara dan peralatan lainnya. Mereka harus mempelajari angin serta arah pergerakannya. Mereka harus mengukur kelembaban udara dan variasinya serta menentukan jenis dan keragaman tekanan udara.

Proses Terbentuknya Awan Yang Terdapat Didalam Al Qur’an


Allah telah berfirman di dalam Al Qur'an: Yang Artinya “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya... "[An Nuur(24): 43]. Kelanjutan ayat di atas, setelah menyebutkan awan dan hujan, adalah membicarakan es dan petir:

"... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. "[An Nuur(24): 43].

Para ahli cuaca telah menemukan bahwa awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan es ini dapat mencapai ketinggian hingga 7 sampai 9 kilometer. Dapat kita bayangkan bahwa awan ini memang ukurannya benar-benar seperti gunung sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat Al Qur'an di atas: "... dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung,...".