Apa tujuan pembuatan terasering atau sengkedan di daerah lereng pegunungan

Manfaat Terasering atau sengkedan pada lahan pertanian, yang jarang di ketahui !!

Sahabat Nuansatani.com Terasering atau sengkedan sering kita lihat didaerah-daerah pegunungan, terutama di lereng-lereng gunung.

Apa tujuan pembuatan terasering atau sengkedan di daerah lereng pegunungan

Manfaat Terasering atau sengkedan pada lahan pertanian, yang jarang di ketahui !!

Terasering pada umumnya digunakan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat disana.

Namun sekarang terasering lebih digunakan sebagai konservasi lingkungan yakni dengan ditanami pohon-pohon untuk mencegah terjadinya erosi atau longsor.

Pengertian terasering adalah bangunan konservasi tanah dan air yang secara mekanis dibuat untuk memperkecil kemiringan lereng atau mengurangi panjang lereng dengan cara menggali dan mengurug tanah melintang lereng.

Definisi lain dari terasering adalah suatu pola atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras- teras) sebagai upaya pencegahan erosi tanah

Adapun manfaat Manfaat Terasering atau sengkedan Sebagai Berikut :

Terasering atau sengkedan bermanfaat sebagai lahan konservasi, dengan ditanaminya pohon-pohon yang dapat menjaga lereng-lereng gunung sekaligus penghijauan atau peremajaan kembali lahan pegunungan.

Didaerah pegunungan lereng-lereng gunung dibuat sengkedan dengan bertujuan menjadikan lereng gunung lebih produktif dengan dijadikannya lahan untuk bertani budidaya padi maupun budidaya palawija.

Dengan dibuat sengkedan dapad menambah lahan resapan air karena lereng gunung yang curam diubah menjadi datar sehingga dapat membantu memaksimalkan penyerapan air.

  • Mengurangi tingkat kecuraman lereng

Dengan dibuat bertahap-tahap atau seperti tangga, terasering atau sengkedan dapat mengurani tingkat kecuraman pada lereng pegunungan.

terasering atau sengkedan dapat mencegah terjadinya longsor pada lereng sehinga lereng pegunungan menjadi lebih stabil

  • Memperlambat kecepatan air

Dimusim penghujan, kecepatan air dilereng mengakibatkan terjadinya erosi pada lereng pegunungan.

sehingga sering sekali terjadi longsor pada lereng pegunungan, dengan dibuat terasering atau sengkedan dapat memperlambat kecepatan air pada saat hujan terjadi.

  • Dapat dijadikan lahan datar

Sulitnya mencari lahan datar didaerah pegunungan untuk dijadikan sarana kemasyrakatan seperti pembangunan perumahan, lapang maupun tempat ibadah, dengan menggunakan terasering atau sengkedan dapat mengurangi kemiringan pada daerah pegunungan.

Baca Juga : Cara Menghitung Produksi dan Produktivitas Padi, Ini Perbedaanya !!

Sekian catatan Nuansatani.com kali Ini, Manfaat Terasering atau sengkedan pada lahan pertanian, yang jarang di ketahui !! Semoga Bermanfaat..

Terasering atau sengkedan merupakan metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.[1] Jenis terasering antara lain teras datar (level terrace), teras kredit (ridge terrace), Teras guludan (contour terrace), dan teras bangku/tangga (bench terrace).

Terasering di Indonesia

Apa tujuan pembuatan terasering atau sengkedan di daerah lereng pegunungan

Diagram yang menampilkan teknik terasering suku Inca dalam pertanian

Tipe teras yang banyak dikembangkan pada lahan pertanian di Indonesia adalah teras bangku atau teras tangga dan teras gulud. Teras kredit dapat dikembangkan untuk menanggulangi tingginya biaya pembangunan teras bangku. Bentuk teras lainnya, seperti teras kebun dan teras individu diterapkan pada tanah dengan jenis tanaman tahunan, khususnya tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan.[1]

Teras datar dibuat pada tanah dengan kemiringan kurang dari 3 % dengan tujuan memperbaiki pengaliran air dan pembasahan tanah. Teras datar dibuat dengan jalan menggali tanah menurut garis tinggi dan tanah galiannnya ditimbunkan ke tepi luar, sehingga air dapat tertahan dan terkumpul. Pematang yang terjadi ditanami dengan rumput

Teras kredit

Teras kridit dibuat pada tanah yang landai dengan kemiringan 3 - 10 %, bertujuan untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pembuatan teras kridit di mulai dengan membuat jalur penguat teras sejajar garis tinggi dan ditanami dengan tanaman seperti caliandra.

Teras gulud

Teras guludan dibuat pada tanah yang mempunyai kemiringan 10 - 50 % dan bertujuan untuk mencegah hilangnya lapisan tanah

Teras bangku

Teras bangku dibuat pada lahan dengan kelerengan 10 - 30 % dan bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami palawija

  1. ^ a b http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/lahankering/berlereng5.pdf Diarsipkan 2010-12-14 di Wayback Machine. bab 5 hal 103-104

  • Terasering di berbagai belahan dunia

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terasering&oldid=18433748"

Indonesia merupakan negara agraris, hal ini terlihat dari sistem budaya pertanian yang masih dipertahankan sejak dahulu kala. Sudah terbukti, bahwa sejak dahulu kala Indonesia telah menggantungkan kehidupannya pada aspek pertanian. Beberapa budaya pertanian tersebut masih dapat kita jumpai hingga saat ini di beberapa daerah di Indonesia.

Perbedaaan kondisi geografis perkotaan yang berbeda-beda membuat budaya pertanian juga mengalami banyak perbedaan yang sangat terlihat. Biasanya di beberapa daerah yang memiliki dataran yang cukup rendah, kita dapat melihat persawahan yang terhampar di lahan yang datar dan memiliki ruang tanam yang cukup luas. Sehingga sistem pertanian mudah dijalankan di persawahan tersebut.

<blockquote class=”instagram-media” data-instgrm-permalink=”https://www.instagram.com/p/B03LktDAxPD/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading” data-instgrm-version=”12″ style=” background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:540px; min-width:326px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% – 2px); width:calc(100% – 2px);”><div style=”padding:16px;”> <a href=”https://www.instagram.com/p/B03LktDAxPD/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading” style=” background:#FFFFFF; line-height:0; padding:0 0; text-align:center; text-decoration:none; width:100%;” target=”_blank”> <div style=” display: flex; flex-direction: row; align-items: center;”> <div style=”background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 40px; margin-right: 14px; width: 40px;”></div> <div style=”display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center;”> <div style=” background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 100px;”></div> <div style=” background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 60px;”></div></div></div><div style=”padding: 19% 0;”></div> <div style=”display:block; height:50px; margin:0 auto 12px; width:50px;”><svg width=”50px” height=”50px” viewBox=”0 0 60 60″ version=”1.1″ xmlns=”https://www.w3.org/2000/svg” xmlns:xlink=”https://www.w3.org/1999/xlink”><g stroke=”none” stroke-width=”1″ fill=”none” fill-rule=”evenodd”><g transform=”translate(-511.000000, -20.000000)” fill=”#000000″><g><path d=”M556.869,30.41 C554.814,30.41 553.148,32.076 553.148,34.131 C553.148,36.186 554.814,37.852 556.869,37.852 C558.924,37.852 560.59,36.186 560.59,34.131 C560.59,32.076 558.924,30.41 556.869,30.41 M541,60.657 C535.114,60.657 530.342,55.887 530.342,50 C530.342,44.114 535.114,39.342 541,39.342 C546.887,39.342 551.658,44.114 551.658,50 C551.658,55.887 546.887,60.657 541,60.657 M541,33.886 C532.1,33.886 524.886,41.1 524.886,50 C524.886,58.899 532.1,66.113 541,66.113 C549.9,66.113 557.115,58.899 557.115,50 C557.115,41.1 549.9,33.886 541,33.886 M565.378,62.101 C565.244,65.022 564.756,66.606 564.346,67.663 C563.803,69.06 563.154,70.057 562.106,71.106 C561.058,72.155 560.06,72.803 558.662,73.347 C557.607,73.757 556.021,74.244 553.102,74.378 C549.944,74.521 548.997,74.552 541,74.552 C533.003,74.552 532.056,74.521 528.898,74.378 C525.979,74.244 524.393,73.757 523.338,73.347 C521.94,72.803 520.942,72.155 519.894,71.106 C518.846,70.057 518.197,69.06 517.654,67.663 C517.244,66.606 516.755,65.022 516.623,62.101 C516.479,58.943 516.448,57.996 516.448,50 C516.448,42.003 516.479,41.056 516.623,37.899 C516.755,34.978 517.244,33.391 517.654,32.338 C518.197,30.938 518.846,29.942 519.894,28.894 C520.942,27.846 521.94,27.196 523.338,26.654 C524.393,26.244 525.979,25.756 528.898,25.623 C532.057,25.479 533.004,25.448 541,25.448 C548.997,25.448 549.943,25.479 553.102,25.623 C556.021,25.756 557.607,26.244 558.662,26.654 C560.06,27.196 561.058,27.846 562.106,28.894 C563.154,29.942 563.803,30.938 564.346,32.338 C564.756,33.391 565.244,34.978 565.378,37.899 C565.522,41.056 565.552,42.003 565.552,50 C565.552,57.996 565.522,58.943 565.378,62.101 M570.82,37.631 C570.674,34.438 570.167,32.258 569.425,30.349 C568.659,28.377 567.633,26.702 565.965,25.035 C564.297,23.368 562.623,22.342 560.652,21.575 C558.743,20.834 556.562,20.326 553.369,20.18 C550.169,20.033 549.148,20 541,20 C532.853,20 531.831,20.033 528.631,20.18 C525.438,20.326 523.257,20.834 521.349,21.575 C519.376,22.342 517.703,23.368 516.035,25.035 C514.368,26.702 513.342,28.377 512.574,30.349 C511.834,32.258 511.326,34.438 511.181,37.631 C511.035,40.831 511,41.851 511,50 C511,58.147 511.035,59.17 511.181,62.369 C511.326,65.562 511.834,67.743 512.574,69.651 C513.342,71.625 514.368,73.296 516.035,74.965 C517.703,76.634 519.376,77.658 521.349,78.425 C523.257,79.167 525.438,79.673 528.631,79.82 C531.831,79.965 532.853,80.001 541,80.001 C549.148,80.001 550.169,79.965 553.369,79.82 C556.562,79.673 558.743,79.167 560.652,78.425 C562.623,77.658 564.297,76.634 565.965,74.965 C567.633,73.296 568.659,71.625 569.425,69.651 C570.167,67.743 570.674,65.562 570.82,62.369 C570.966,59.17 571,58.147 571,50 C571,41.851 570.966,40.831 570.82,37.631″></path></g></g></g></svg></div><div style=”padding-top: 8px;”> <div style=” color:#3897f0; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:550; line-height:18px;”> View this post on Instagram</div></div><div style=”padding: 12.5% 0;”></div> <div style=”display: flex; flex-direction: row; margin-bottom: 14px; align-items: center;”><div> <div style=”background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(0px) translateY(7px);”></div> <div style=”background-color: #F4F4F4; height: 12.5px; transform: rotate(-45deg) translateX(3px) translateY(1px); width: 12.5px; flex-grow: 0; margin-right: 14px; margin-left: 2px;”></div> <div style=”background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; height: 12.5px; width: 12.5px; transform: translateX(9px) translateY(-18px);”></div></div><div style=”margin-left: 8px;”> <div style=” background-color: #F4F4F4; border-radius: 50%; flex-grow: 0; height: 20px; width: 20px;”></div> <div style=” width: 0; height: 0; border-top: 2px solid transparent; border-left: 6px solid #f4f4f4; border-bottom: 2px solid transparent; transform: translateX(16px) translateY(-4px) rotate(30deg)”></div></div><div style=”margin-left: auto;”> <div style=” width: 0px; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-right: 8px solid transparent; transform: translateY(16px);”></div> <div style=” background-color: #F4F4F4; flex-grow: 0; height: 12px; width: 16px; transform: translateY(-4px);”></div> <div style=” width: 0; height: 0; border-top: 8px solid #F4F4F4; border-left: 8px solid transparent; transform: translateY(-4px) translateX(8px);”></div></div></div> <div style=”display: flex; flex-direction: column; flex-grow: 1; justify-content: center; margin-bottom: 24px;”> <div style=” background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; margin-bottom: 6px; width: 224px;”></div> <div style=” background-color: #F4F4F4; border-radius: 4px; flex-grow: 0; height: 14px; width: 144px;”></div></div></a><p style=” color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;”><a href=”https://www.instagram.com/p/B03LktDAxPD/?utm_source=ig_embed&amp;utm_campaign=loading” style=” color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none;” target=”_blank”>A post shared by TaniHub (@tanihub)</a> on <time style=” font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px;” datetime=”2019-08-07T12:08:06+00:00″>Aug 7, 2019 at 5:08am PDT</time></p></div></blockquote> <script async src=”//www.instagram.com/embed.js”></script>

Berbeda dengan dataran rendah, di daerah yang memiliki dataran lebih tinggi seperti pegunungan, biasanya memiliki sistem pertanian yang berbeda pula. Biasanya pertanian di dataran tinggi menggunakan sistem berundak-undak atau yang biasa lebih kita kenal dengan nama sengkedan atau terasering. Sengkedan atau terasering ini memang lazim digunakan untuk lahan bercocok tanam, terutama padi. 

Seiring berjalannya waktu, sistem terasering atau sengkedan ini juga beralih fungsi menjadi manfaat lain. Biasanya terasering atau sengkedan ini sering digunakan oleh masyarakat setempat untuk konservasi lingkungan serta mencegah bencana alam.

Baca juga: Subak, Sistem Pertanian Indonesia asal Bali

Berikut merupakan tujuh manfaat dari sengkedan.

  1. Sebagai lahan konservasi: Untuk menjaga keseimbangan alam sekitar, biasanya masyarakat setempat akan menanam pohon-pohon yang cukup kuat di sekitar sengkedan. Hal ini bertujuan untuk mencegah tanah longsor serta menambah penghijauan di lingkungan sekitar.
  2. Memperluas lahan pertanian: Biasanya sedikit sulit untuk mencari lahan tanam di daerah pegunungan ataupun lereng-lereng pegunungan. Maka dari itu, sengkedan dibuat agar wilayah di sekitar pegunungan menjadi lebih produktif dan tidak kesulitan untuk memenuhi pasokan bahan pangan. Biasanya warga sekitar akan menanam padi serta beberapa tanaman palawija.
  3. Mencegah tanah longsor: Seperti yang kita ketahui, tanah di dataran tinggi rawan terkena bencana longsor. Dengan dibuatnya sengkedan di wilayah tersebut akan mencegah bencana tersebut karena tanah dibuat berundak dan memiliki pondasi yang kuat dan lebih stabil.
  4. Menambah resapan air: Dengan dibuatnya sengkedan maka akan menambah lahan lain untuk meresap air yang masuk ke dalam tanah. Selain itu juga, lereng yang tadinya curam telah berubah menjadi datar sehingga peresapan air ke dalam tanah akan lebih maksimal.  
  5. Mengurangi tingkat kecuraman lereng: Tanah yang tadinya curam, telah berubah menjadi lahan datar yang produktif. Dengan demikian, maka akan meminimalisir bencana alam.
  6. Memperlambat kecepatan air: Biasanya, pada musim penghujan debit air hujan yang jatuh ke tanah akan lebih deras. Ini akan berbahaya bagi daerah pegunungan atau lereng, hal ini akan berakibat bencana longsor. Terasering atau sengkedan akan membantu memperlambat debit air hujan yang terserap ke dalam tanah.
  7. Dapat dijadikan lahan datar: Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sedikit susah untuk mencari lahan tanam di daerah pegunungan. Dengan dibuatnya sengkedan ini maka para petani setempat akan lebih mudah untuk mendapatkan lahan tanam datar yang tidak memiliki kecuraman untuk bercocok tanam.