Apa teladan yang dapat kamu ambil dari kehidupan dan kepemimpinan para khalifah dinasti ayyubiyah


KETELADANAN KHALIFAH DINASTI AYYUBIYAH


KETELADANAN SALAHUDDIN AL AYYUBI


Salahuddin Al Ayyubi merupakan pemimpin yang memiliki kepribadian dan jiwa keperwiraan yang sempurna. Karena kepribadian dan jiwa keperwiraannya inilah, ia menjadi salah satu tokoh muslim yang disegani baik oleh kawan maupun lawan. Ia termasuk dalam jajaran pemimpin teladan di dunia hingga saat ini. Kepribadian dan keperwiraan Salahuddin dapat kita lihat melalui catatan-catatan dan fakta-fakta sejarah sebagai berikut :

1.      Salahuddin Al Ayyubi dikenal memiliki jiwa pemurah dan penyayang terhadap pihak yang lemah

Ini terlihat ketika ia rela membebaskan para tawanannya dalam Perang Salib, tanpa meminta tebuasan sama sekali. Berbeda dengan Richard, raja Inggris pada waktu itu, untuk membebaskan tawanan maka harus dipenuhi dua syarat, yaitu membayar tebusan sebesar 200.000 keping emas, dan tawanan muslim harus memperbaiki salib suci. Ketika sampai akhir bulan (waktu yang ditentukan) uang tebusan tidak dibayar, maka Raja Richard memerintahakn 2.700 tawanan itu unutk dibunuh. Tindakan Richard ini jauh berbeda dengan perlakuan Salahuddin terhadap para tawanannya di Yerussalem.

Pada mulanya Salahuddin meminta tebusan bagi beberapa ribu tawanan miskin yang tidak bisa menebus dirinya sendiri. Namun atas permintaan saudaranya, Salahuddin membebaskan ribuan tawanan miskin. Kemudian atas permmintaan Uskup, tawanan yang lain juga dibebaskan. Mengingat bahwa saudaranya dan Uskup telah berbuat kebaikan, maka ia pun terdorong untuk melakukan hal yang sama. Akhirnya Salahuddin membebaskan sisa tawanan termasuk wanita dan anak-anak, tanpa tebusan sama sekali.

Salahuddin Al Ayyubi dalam usaha membangun pemerintahannya lebih mengutamakan kepentingan negara dan agama yaitu dengan cara mengganti pejabat yang melakukan korupsi dan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, ia mampu mengendalikan pemeintahan selama kurang lebih 22 tahun dengan baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Dengan demikian terdapat ibrah/pelajaran yang dapat diambil dari mempelajari sejarah dan biografi Salahuddin Al Ayyubi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai berikut :

a.       Kita harus memiliki sifat as saja’ah (pemberani), terlebih dalam menegakkan kebenaran

b.      Kita harus memiliki jiwa pemurah dan penyayang terhadap siapa saja, terutama kepada orang-orang lemah

c.       Kita harus bersikap tegas terhadap segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran

d.      Kita harus mencintai ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu agama denagn cara belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun

e.       Kita harus memiliki sikap toleransi terhadap siapa saja, selama dalam batas-batas yang diperbolehkan agama

f.       Kita harus bersikap adil terhadap siapa saja

g.      Kita harus memiliki jiwa perwira dan ksatria

h.      Kita harus menanamkan pada diri kita bahwa semua yang kita lakukan dalam kehidupan ini semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT

2.      Salahuddin Al Ayyubi adalah seorang perwira yang pemberani, adail, tegas, serta memiliki jiwa kesatria

Terhadap orang yang lemah atau mengaku kalah, ia akan menghormati dan melindunginya. Namun sebaliknya, ia selalu tegas dalam menyikapi segala bentuk pembangkangan dan pengkhianatan. Sifat ini terlihat ketika Salahuddin memperlakukan para tawanannnya pada masa kota Yerussalem (Baitul Maqdis) jatuh ke tangan umat Islam. Raja Yerussalem, Guy de Lusignan, menjadi salah satu tawanan bersama pengusan Chattilom bernama Reginald yang terkenal dengan “si perusak perdamaian”. Salahuddin memperlakukan secara berbeda. Hal ini dikarenakan Reginald melanggar perjanjian.

3.      Salahuddin adalah perwira sejati yang mencurahkan segala upayanya semata-mata demi kejayaan agama Allah SWT dan negara

Ia bukanlah tipe penguasa yang gila harta. Hal ini dapat dilihat setelah penggulingan Dinasti Fathmiyyah, Salahuddin membagikan harta benda yang dikumpulkan pemerintahannya kepada para nelayan dan tentara. Sedangkan untuk dirinya sendiri, ia tidak menimpan harta apapun. Pada saat meninggal ia hanya memiliki 17 dirham dan satu keping emas.

4.      Salahuddin adalah pemimpin yang cinta terhadap ilmu pengetahuan dan ilmu keagamaan

Hal ini dapat dilihat dari perhatiannya terhadap pendidikan, yaitu dengan mendirikan madrasah-madrasah di negara yangia pimpin. Ia juga dikenal sebagai pelindung para sarjana, intelektual dan ilmuwan serta selalu menyokong setiap kajian yang dilakukan para ilmuwan dan ulama.

5.      Salahuddin dikenal memiliki toleransi yang tinggi terhadap umat agama lain

Hal ini dapat kita lihat ketika ia telah berhasil menguasai kota Iskandariyah dan Yerussalem, ia selalu mengunjungi orang-orang Kristen dan setelah tercipta perdamaian, ia memberi kesempatan dan mengizinkan orang-orang Kristen untuk berziarah ke Yerussalem (Baitul Maqdis).

Potret sejarah diatas merupakan cerminan nyata bahwa Salahuddin adalah sosok pemimpin yang memiliki jiwa perwira. Kebesaran namanya tidak membuatnya bersikap semena-mena, meski terhadap musuh-musuhnya sekalipun. Tak diragukan lagi, kita harus berupaya meneladaninya dengan menerapkan keteladanannya dalam kehidupan sehari-hari.

D.    Meneladani Kepribadian dan Keperwiraan Salahuddin Al Ayyubi dalam Kehidupan Sehari-hari

Ada hal penting yang dapat diperoleh dari mempelajai sejarah dan riwayat hidup Salahuddin Al Ayyubi. Diantaranya adalah mengikui jejaknya sebagai seorang pemberani, bijaksana, toleransi, dan mencintai ilmu pengetahuan.

Seperti diketahui bahwa Salahuddin Al Ayyubi kehidupannya penuh dengan perjuangan dan peperangan. Hal itu dilakukan dalam menunaikan tugas negara dan membela agama. Keberhasilannya diawali dengan menjadi seorang tentara militer, perdana menteri, sampai menjadi penguasa Dinasti Ayyubiyah.

Salahuddin Al Ayyubi dalam usaha membangun pemerintahan lebih mengutamakan kepentingan negara dan agama dengan cara mengganti pejabat yang melakukan korupsi dan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendirikan madrasah-madrasah.

Melalui bekal pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, Salahuddin Al Ayyubi mampu mengendalikan pemerintahan selama kurang lebih 22 tahun (1171 M – 1193 M) dengan baik dan mendapat dukungan dari banyak kalangan.

Dengan demikian terdapat ibrah yang dapat diambil dari mempelajari biografi Salahuddin Al Ayyubi. Diantaranya adalah kita harus mengikuti jejak langkah yang pernah dilakukan yaitu seorag pemberani menegakkan kebenaran dan belajar berbagai ilmu, kita akan selamat didunia dan akhirat.

Selain itu jangan melupakan Yang Maha Kuasa karena semuanya berasal dari Allah SWT. Jangan mengenal putus asa dan jangan sombong. Jangan terjebak dengan materi keduniaan dan kemewahan hidup. Tokoh seperti Salahuddin Al Ayyubi yang perlu diteladani oleh kita semua.

5. Salahuddin adalah perwira sejati yang mencintai perdamaian

Salahuddin selalu menghindari terjadinya pertumpahan darah. Kepada anaknya ia pernah berpesan: "Anakku, jangan tumpahkan darah, sebab darah yang terpercik tak akan tertidur," katanya. Kata-kata tersebut menunjukkan bahwa Salahuddin bukanlah seorang yang haus darah dan haus peperangan. Beliau adalah seorang pemimpin yang cinta damai. Sekali pun terjadi perang, beliau selalu mengupayakan untuk tidak menumpahkan darah sebanyak mungkin. Saladin merebut Jerusalem kembali di musim panas 1187. Tapi menjelang serbuan, ia beri kesempatan penguasa Kristen kota itu untuk menyiapkan diri agar mereka bisa melawan pasukannya dengan terhormat. Dan ketika pasukan Kristen itu akhirnya kalah, yang dilakukan Saladin bukanlah melakukan pembantaian massal atau menjadikan penduduk Nasrani budak-budak. Saladin malah membebaskan sebagian besar mereka, tanpa dendam. Padahal, di tahun 1099, ketika pasukan Perang Salib dari Eropa merebut Jerusalem, 70 ribu orang muslim kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke sinagog untuk dibakar. Bahkan, ketika Salahuddin memerintah di tanah Jerusalem, beliau memuliakan pemeluk agama lain. Salahuddin berujar, “Muslim yang bails harus memuliakan tempat ibadah agama lain!”

6. Salahuddin adalah pemimpin yang rendah hati

Kebiasaan Sultan Salahuddin adalah membacakan Kitab Suci Al-Quran kepada pasukannya menjelang pertempuran berlangsung. Beliau juga sangat disiplin menjaga setiap puasanya dan tidak pernah lalai mengerjakan solat lima waktu hingga akhir hayatnya. Minumannya tidak lain dari air kosong saja, memakai pakaian yang terbuat dari bulu yang kasar, dan suatu ketika Beliau juga mengizinkan dirinya untuk dipanggil ke depan pengadilan karena suatu tuduhan fitnah. Beliau mengajar sendiri anak-anaknya mengenai agama Islam. Kezuhudan Shalahuddin tertuang dalam ucapannya yang selalu dikenang: “Ada orang yang baginya uang dan debu sama saja.

Al-Adil merupakan seorang pemimpin pemerintahan dan pengatur strategi yang berbakat dan efektif. Ia mampu menyediakan kebutuhan militer yang dibutuhkan Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi dalam setiap peperangan besarnya. Ia mempunyai peranan yang sangat besar bagi Dinasti Ayyubiyah dalam mempertahankan eksistensinya.

dari http://qoyyumuslima-glad.blogspot.co.id/2015/03/materi-keperwiraan-salahuddin-al-ayyubi.html

http://www.alekkurniawan.com/2011/06/keteladanan-dari-salahuddin-al-ayyubi.htm