Apa saja yang termasuk gerakan pencerahan Muhammadiyah?

Abraham Utama | CNN Indonesia

Kamis, 30 Jul 2015 21:02 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Muhammadiyah akan menggelar Muktamar ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin [3/8] medatang. Beberapa isu akan dibahas dalam Muktamar yang rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo ini.Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan, Muhammadiyah sudah berkoordinasi dengan Istana Negara agar Jokowi dapat membuka acara lima tahunan tersebut.Menurut rencana, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga akan berpartisipasi pada muktamar yang bertema Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan itu. "Penutupan Muktamar Jumat [7/8] akan dihadiri wapres," ujar Yunahar kepada CNN Indonesia, Kamis [30/7].
Setidaknya terdapat empat agenda utama pada muktamar yang akan dihadiri 2000 peserta tersebut. Agenda pertama adalah laporan pertanggungjawaban pengurus pimpinan pusat yang akan demisioner.Agenda itu kemudian akan disusul perancangan program kerja untuk periode lima tahun ke depan serta rekomendasi terhadap susuan program-program itu.Selanjutnya agenda keempat merupakan pemilihan pengurus termasuk Ketua Umum PP Muhammadiyah yang baru. Proses pemilihan itu menurut Yunahar dimulai dengan mengajukan 82 nama calon pengurus. Pada hari kedua muktamar, jumlah calon itu akan dikurangi hingga tersisa 39 calon saja.Berikutnya, 39 calon pengurus tersebut diajukan ke forum muktamar. Para peserta yang memegang hak suara nantinya akan memilih 13 pengurus periode 2015-2020.Pemilihan Ketua Umum, lanjut Yunahar, akan dilakukan oleh 13 orang terpilih tersebut secara tertutup, melalui mekanisme suara terbanyak. Seperti tradisi sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah tidak harus salah satu dari 13 pengurus baru. Pengurus terpilih berhak mengajukan nama dari luar 13orang tersebut.Melalui Muktamar ini, Yunahar menyatakan Muhammdiyah berharap dapat mewujudkan tiga gerakan pencerahan, yakni pembebasan, pemberdayaan dan pemajuan.Tema dalam Muktamar kali ini adalah "Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan"."Kami ingin membebaskan umat dari segala macam hal yang menghambat kemajuan seperti kemisikinan dan korupsi. Pemberdayaan kami lakukan melalui pendidikan dan memajaukan ilmu pengetahuan," kata Yunahar.

PP Muhammadiyah ingin Indonesia tidak sekedar negara yang aman, makmur dan adil tapi juga berdaya saing dengan negara-negara lain, terutama di anggota-anggota Asean. [sur/sur]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Muhammadiyah dalam sejarahnya merupakan produk perjuangan pergerakan kemerdekaan, didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 November 1912 yang bercita-cita mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Keadaaan Muhammadiyah sekarang merupakan cerminan dari awal Muhammadiyah berdiri. Gerakan sosial menjadi Dasar dari dakwahnya, dengan berpedoman pada Qs al maun ayat 1-7, dan Kader – Kader Muhammadiyah mengaplikasikannya dalam realita kehidupan.

Muhammadiyah juga disebut Persyarikatan

Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia [KBBI] Persyarikatan berasal dari kata syarikat/sya·ri·kat/ yang artinya: sekutu; perhimpunan; perkumpulan; serikat, oleh Karenanya penyebutan Persyarikatan merupakan pengejawantahan dari sebuah gerakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar yang mempunyai gerakan seimbang. Di dalam kata Persyarikatan mengandung makna kolektif kolegial artinya setiap kebijakan Muhammadiyah merupakan Hasil musyawarah seluruh pimpinan, bukan keputusan orang perorang. Inilah kelebihan dan keutamaan Muhammadiyah dibandingkan dengan organisasi lainnya. 

Perjalanan sikap politik Muhammadiyah

Dalam perjalanan politiknya dari Tegak berdiri hingga kini, Muhammadiyah secara kelembagaan belum pernah terlibat dengan politik praktis. Ketika Politik menjadi sikap resmi organisasi maka perpecahan pasti akan terjadi diantara Kader – Kader Muhammadiyah, maka Muhammadiyah tegas bahwa sebagai organisasi, Muhammadiyah istiqomah di gerakan dakwah sedangkan Kader – Kader Muhammadiyah dipersilakan untuk masuk kepartai manapun dengan syarat partai tersebut mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah. 

Muhammadiyah sebagai solusi problematika umat

Dalam rentang waktu yang Panjang, lebih dari 107 tahun Muhammadiyah membuktikan diri sebagai penerang dalam kegelapan. Sisi kehidupan sosial manusia menjadi prioritas gerakan Muhammadiyah, pendidikan, sosial, kesehatan, dan ekonomi. Sejarah menyebutkan bahwa sebelum Muhammadiyah didirikan Kyai Ahmad Dahlan menyuruh santri-santrinya untuk mencari anak – anak yatim/piatu, orang – orang miskin, gelandangan kemudian diberi makan, dimandikan dan ditempatkan dalam satu asrama untuk diberikan pengajaran keagamaan. Nah dari situlah Muhammadiyah mempunyai Kader awal yang langsung dibawah bimbingan Kyai Ahmad Dahlan. Pada tahap awal Muhammadiyah fokus pada pendidikan dan sosial, sebagai lahan Dakwah yang potensial dalam mengembangkan faham keagamaannya yang bertujuan memberantas Takhayul, bidah dan Churafat, yang menjadi penyebab kemunduran umat islam. 

Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai pembelajar ulung. Sebelum Kyai Haji Ahmad Dahlan mendirikan sekolah di Muhammadiyah, beliau seorang guru di sekolah belanda. Sekolah yang hanya diperuntukkan bagi anak – anak belanda dan priyayi pribumi itu menjadi guru terbaik bagi Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam hal pendidikan. Pengalaman menjadi pengajar di sekolah belanda tersebut, kemudian diaplikasikan Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk mendirikan sekolah dirumahnya dibantu oleh santri – santri. Sekolah yang mengadopsi Sistem pendidikan belanda, mulai dari penggunaan papan tulis, meja dan kursi dalam Sistem klasikal menjadi pembeda dengan sistem pendidikan islam pada waktu itu. Pendidikan yang dikembangkan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah memadukan pengajaran agama islam dengan pengajaran umum dalam sebuah sistem pendidikan. Inilah cikal bakal pendidikan integral yang berkembang saat ini.

Pendidikan Muhammadiyah yang fluktuatif. Gagasan Kyai Haji Ahmad Dahlan tentang pendidikan mendapatkan beragam tanggapan, pro dan kontra menjadi hal yang biasa. Apalagi menawarkan gagasan baru yang masih asing bagi masyarakat awan. Tetapi Kyai Haji Ahmad Dahlan dan santri – santrinya tetap gigih dan istiqomah dalam menjalaninya, sehingga buah keistiqomahan itu terwujud dengan semakin terbukanya pikiran masyarakat tentang pentingnya kemerdekaan bagi bangsanya. Kemerdekaan bisa terwujud dengan kecerdasan masyarakat, kecerdasan yang dibangun atas pengalaman dan pengetahuan yang memadukan nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan.

Pendidikan Muhammadiyah membentuk Tri kompetensi Kader

Sekolah – sekolah Muhammadiyah merupakan instrumen dakwah Muhammadiyah, yang bertanggung jawab tercapainya cita-cita Muhammadiyah yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Maksud dari cita-cita tersebut diantaranya adalah hadirnya kompetensi dalam diri peserta didik atau Kader Muhammadiyah, ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh produk lembaga pendidikan Muhammadiyah, pertama, kompetensi religius, Kader Muhammadiyah harus istiqomah untuk menautkan hatinya kepada Allah SWT, bukan bergantung kepada selain NYA. Kedua, kompetensi intelektul, kompetensi ni ini Hanya bisa terwujud dengan belajar baik formal, informal, non formal dan otodidak. Umat Muslim harus cerdas dan siap bersaing dengan siapapun dan kapanpun. Ketiga, kompetensi humanis, sisi sosial harus tetap menjadi lahan Kader Muhammadiyah dalam beramal Sholeh, untuk menegaskan bahwa Muhammadiyah benar – benar gerakan amal Sholeh. Kompetensi yang terintegratif pada diri Kader diharapkan mampu menjawab perkembangan global yang semakin pesat. Inilah Muhammadiyah yang menyalakan lilin untuk terangi keadaan tidak mengutuk kegelapan. Semoga istiqomah dijalan dakwah. Amiin!

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Gerakan pencerahan sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammadiyah mengandung empat kata kunci, yakni transformatif, membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan masyarakat.

Gerakan pencerahan yang dilakukan harus mewujud ke dalam seluruh bidang dan lapangan usaha Muhammadiyah. Asep Purnama Bahtiar melanjutkan, bahwa tidak boleh berhenti hanya dalam pemikiran semata, tetapi harus membumi menjadi gerakan praksis.

Di acara Pengajian Ramadan 1443 H Pimpinan Pusat [PP] Muhammadiyah yang berlangsung secara hybrid pada, Kamis [7/4] tersebut, Asep menjelaskan bahwa gerakan pencerahan itu berdampak pada tercerahkannya umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.

Berkembangnya islamisme populis seperti sekarang ini, imbuh Asep, maka kader-kader muda Muhammadiyah tidak boleh tercerabut dari akar Kemuhammadiyahannya dan senantiasa memgang empat kata kuncinya, yakni transformative, membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.

Pada era kekinian, pengembangan dakwah gerakan pencerahan diaktualisasikan melalui model dakwah berbasis komunitas. Menurutnya, model gerakan ini untuk menggarap berbagai kelompok sosial yang heterogen dan berkembang pesat dalam kehidupan masyarakat kekinian.

“Komunitas milenial tersebut menjadi lahan dakwah bagi Persyarikatan Muhammadiyah, ini sangat logis bahwa ini bukan hanya tugas Ortom yang dikategorikan AMM Angkatan Muda Muhammadiyah, tapi keseluruhan Persyarikatan Muhammadiyah,” imbuhnya.

Model dakwah Muhammadiyah yang dinamis merupakan usaha Muhammadiyah untuk kompatibel dengan zaman. Hal ini menurut Asep senada dengan pesan yang disampaikan oleh Kiai Ahmad Dahlan “Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu sekolah, menuntut ilmu….. dan kembalilah kepada Muhammadiyah”.

Selain itu, empat kata kunci gerakan pencerahan dakwah Muhammadiyah ini harus dipegang teguh dimanapun kader berada. Terkait dengan persebaran kader Muhammadiyah, hal ini sudah diprediksi juga oleh Kiai Dahlan, “Kelak anak-anak kita akan tersebar bukan saja di seluruh Indonesia, kemungkinan juga di seluruh dunia…..”

“Jadi tidak bisa kita anti perubahan dan menolak realitas yang terus berkembang, jadi menafikkan atau melihat sebelah mata itu bukan pandangan yang bijak atau bukan pandangan yang realistis terhadap kondisi dunia yang berubah itu”. Ungkapnya.

Tags: GerakanheadlineKata kuncipengajian ramadan 1443Hpersyarikatan

Video yang berhubungan