Apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad pada masa remaja

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 6 are not shown in this preview.

Supaya tidak menyesali masa emas waktu remaja, sebagaimana sepenggal bait syair yang dinukil al-Jâhidh dari Abu `Atâhiyah: “Seandainya masa muda bisa kembali walau hanya sehari.” (al-Tibyân wa al-Tabyîn, 56).

Sebuah keniscayaan membaca kembali sirah Nabi Muhammad SAW ketika remaja, dengan semangat untuk mengambil pelajaran di dalamnya. Dari usia 11 hingga 25 tahun, Rasulullah SAW mengalami beberapa peristiwa sarat makna, bagi setiap remaja yang mau meneladaninya.

Pertama, pengalaman berniaga. Kalau pada masa kecil beliau sudah terbiasa mandiri membantu pamannya(Abu Thalib) dengan cara menggembalakan kambing penduduk Mekah, menginjak remaja tepatnya pada usia 12 tahun, beliau memiliki pengalaman berdagang dengan pamannya ke luar negeri.

Setidaknya, dari pengalaman Rasulullah ini, bukan saja mengajarkan kemandirian , tapi juga bisnis, dan latihan produktif sejak remaja. Fungsi lain yang tidak kalah penting, beliau belajar menjalin komunikasi dengan baik, membangun jaringan, serta pengalaman geografis yang sangat berharga. Pengalaman ini di kemudian hari, saat diutus menjadi nabi, sangat menguntungkan dalam menjalankan roda dakwah.

Kedua, pengalaman militer. Menginjak umut 20 tahun, di Mekah ada peristiwa perang Fijar antara Bani Kinanah [bersama Qurays] dan Bani Qais (Nûr al-Yaqîn, 12) yang terjadi pada bulan-bulan yang dimuliakam.

Di situ Rasulullah ikut serta berperang dengan paman-pamannya dengan menggunakan senjata panah (`Uyûn al-Atsar, 59). Pengalaman militer ini sangat berharga bagi remaja seusia beliau. Tidak mengherankan jika saat di madinah nanti beliau sangat piawai dalam menangani urusan-urusan kemiliteran.

Ketiga, perngalaman diplomasi. Di tahun yang sama pasca kembali dari peperangan Fijar, dihelat perjanjian yang menambah pengalaman Nabi Muhammad dalam masalah diplomasi dan negoisasi di kediaman Abdullah bin Jad`ân. Perjanjian itu diabadikan sejaran dengan istilah Hilfu al-Fudhul. Sedemikian terkesannya nabi, sampai-sampai beliau berkomentar, “Perjanjian itu lebih aku sukai daripada unta merah[kendaraan elit waktu itu], dan sekiranya aku diundang pada momen yang sama pada hari ini, tentu aku memenuhinya.” (al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 2/293).

Pengalaman tersebut bukan saja membuat beliau berpengalaman dalam urusan diplomasi dan negoisasi, di sisi lain, pernyataan beliau yang demikian respek dengan perjanjian tersebut, menandakan beliau lebih suka cara-cara yang damai dan persuasif dalam memecahkan problem daripada cara-cara kekerasan dan depresif.

Keempat, pengalaman bisnis lebih intensif. Saat berusia 25 tahun, beliau diamanahi Khadijah untuk mendagangkan dagangannya ke negeri Syam. Khadijah merasa yakin kepada beliau karena, di Mekah ia dikenal sebagai pemuda yang amanah dan jujur dalam berbicara (Nûr al-Yaqîn, 15). Kedua modal itulah yang ternyata membuatnya mendapat keuntungan yang luar biasa melebihi orang-orang biasanya.

Dari situ kita bisa melihat bahwa sistem perdagangan yang diterapkan nabi, kala itu, adalah sistem perdagangan berbasis akhlak mulia. Di samping itu, al-Hafidh Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah (2/294) menjelaskan rahasia kesuksesan nabi dalam berdagang. Keuntungan bisa melimpah ruah karena, di samping dagangan yang dibawa dari Mekah habis, beliau juga membeli barang-barang dari Syam yang kemudian dijual di Mekah, dan itu pun laris.

Kelima, menikahi Khadijah. Di usianya yang keduapuluhlima tahun, beliau nikah dengan Khadijah. Uniknya, pada waktu itu –tidak seperti pada umumnya- beliaulah yang dilamar oleh Khadijah. Kalau kita kontekstualisasikan pada kehidupan sekarang, siapa coba yang tidak tertarik dengan pemuda yang berakhlak mulia, tampan, kuat, mandiri, memiliki pengalaman yang banyak di masa mudanya, dan pedagang sukses? Tentu saja siapa pun mau menerimanya.

Saat itu mahar yang diberikan Rasulullah menurut Ibnu Hisyam, sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Katsir (al-Bidâyah, 2/294) sebanyak 20 unta. Jika harga unta standar ialah 15 juta, maka bila dikonversikan, mahar beliau ketika itu sebanyak 300 juta. Bayangkan! Itu baru maharnya, apalagi biaya lainnya.

Dari masa remaja Rasulullah SAW –sebagaimana pemaparan singkat di atas- dapat diambil pelajaran penting bagi para remaja.

Pertama, kemandirian. Kedua, keuletan dan ketangkasan. Ketiga, membangun jaringan dan wawasan geografis. Keempat, akhlak mulia. Kelima, jika sudah mampu menikah, maka segera menjalankannya. Intinya ketika, remaja beliau tidak pernah menyia-nyiakan waktu, dan senantiasa bekerja keras tidak berleha-leha.

Pada akhirnya, Nabi adalah sebaik-baik contoh bagi remaja yang ingin menggapai kesuksesan di dunia dan akhirat. Rahasianya adalah beliau selalu berada di atas koridor akhlak yang agung (baca: QS. Al-Qalam[68]: 4).

Beliau mampu mengharmonikan secara baik antara interaksi dengan Allah SWT dan dengan manusia dalam bingkai akhlak mulia. Wallâhu a`lam. (Aza)

Masa Remaja / Muda Nabi Muhammad Saw -  Apakah Nabi Muhammad Saw pernah menggembalakan kambing? Mengapa Nabi Muhammad Saw menggembalakan kambing? Apa saja manfaat menggembalakan kambing? Marilah kita ikuti pelajaran tentang masa muda Nabi Muhammad Saw berikut ini!

Apa saja yang dilakukan Nabi Muhammad pada masa remaja

Masa remaja adalah saat-saat yang sangat penting dalam pembangunan sifat seseorang. Masa remaja adalah masa peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Sebagai manusia, Nabi Muhammad Saw juga pernah mengalami masa remaja.

Masa remaja Nabi Muhammad dilalui dalam sebuah lingkungan yang sangat baik. Walaupun Nabi melewati masa remajanya tanpa didampingi kedua orang tuanya, namun Abu Talib sebagai paman dan adik kandung dari ayahanda, telah mengambil alih fungsi orang tua dengan sangat baik. Abu Talib memperlakukan Muhammad dengan penuh kasih sayang melebihi putranya sendiri. Rasa sayang yang ditampilkan tentu saja bukan sikap sayang yang memanjakan, tapi yang bersifat mendidik. Bersama pamannya, Nabi hidup dengan sederhana karena Abu Talib adalah orang yang sederhana secara materi dan gaya hidup. Kesederhanaan itu membuat Nabi menjadi sosok yang mudah berempati pada kaum lemah, miskin dan terpinggirkan.

Nabi juga dikenal aktif dalam kehidupan sosial dan dikenal sebagai pekerja keras. Nabi melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang sebaya. Bila tiba bulan-bulan suci, kadang Nabi tinggal di Makkah dengan keluarga, kadang pergi bersama mereka ke tempat-tempat yang berdekatan dengan Ukaz, Majinnah dan Żul-Majaz, mendengarkan sajaksajak yang dibawakan oleh penyair penyair hebat.

Beberapa aktivitas dan perilaku Nabi dalam kehidupan masa remajanya yang tercatat sejarah antara lain:

• Perjalanan Ke Syam.

Kaum Quraisy terbiasa bepergian ke Syam (sekarang Suriah) sekali setiap tahun untuk berdagang. Sebab, hal itu merupakan sumber utama untuk mendapatkan pekerjaan. Abu Thalib berencana untuk bepergian tanpa mengajak Muhammad Saw. Namun, atas desakan kemenakannya tersebut, akhirnya sang paman mengalah dan ini menjadi perjalanan Nabi ke Suriah pada usia 12 tahun. Dalam perjalanan inilah keduanya bertemu dengan pendeta Nasrani bernama Buhaira yang melihat tanda-tanda Nabi terakhir pada diri Muhammad Saw.

Nabi Muhammad Sawsangat bersemangat dan tekun dalam bekerja. Ia belajar cara berdagang dan melayani pembeli dengan baik. Sikapnya sopan dan ramah, wajah dan paras Nabi Muhammad Saw yang tampan dan bersih semakin membuat masyarakat di negeri Syam tertarik dan simpati kepada Nabi Muhammad Saw. Berdagang bersama pamannya ke negeri Syam merupakan pengalaman pertama Nabi Muhammad Saw.untuk berdagang. Selama ini, ia hanya tahu menggembala kambing di gurun pasir. Dengan sifat dan sikapnya yang baik sangat membantu pekerjaan tersebut.

• Menjadi penggembala kambing.

Nabi Muhammad Saw. menggembala kambing milik kerabat dan orang-orang Makkah ke sekeliling gurun untuk merumput. Gaji yang didapatnya diberikan pada pamannya.

• Meninggalkan tradisi buruk.

Muhammad Saw. muda menghindari semua perilaku buruk yang menjadi tradisi di kalangan pemuda seusiannya pada masa itu seperti berjudi, berzina, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga beliau dikenali sebagai As-Sadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang dapat dipercaya).

• Ikut perang Fijar.

Nabi Saw berpartisipasi dalam perang Fijar. Fijar adalah peperangan yang terjadi antara keluarga keturunan Kinanah dan Quraisy dengan keluarga keturunan Qais yang bertujuan untuk

memerangi para pendurhaka yang melanggar kesepakatan. Perang ini terjadi di Nakhlah sebuah tempat yang berada antara kota Makkah dan Taif. Saat ini,usiaNabi sekitar antara 14 sampai 15 tahun. Dalam usia yang demikian muda, maka keikutsertaan Nabi dalam perang Nabi dalam perang Fijar bukanlah ikut bertempur. Beliau hanya bertugas mengumpulkan panah yang datang dari pihak musuh ke garis kaum Quraisy.

Semasa kecil Nabi Muhammad Saw memiliki sifat yang jujur. Ia tidak pernah berbohong kepada orang lain. Dalam berdagang Nabi Muhammad Saw juga jujur kepada paman dan pembelinya. Sehingga, pamannya sangat percaya dan banyak mengajarkan cara-cara berdagang kepada NabiMuhammad Saw. Dengan tekun dan suka rela Nabi Muhammad Saw mempelajari sedikit demi sedikit cara berdagang.

Selama Nabi Muhammad Saw berdagang bersama pamannya, Nabi Muhammad Saw. banyak mendapatkan ilmu dalam berniaga. Sifatnya yang jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya dan mengajak untuk bekerja sama dalam berdagang. Salah satu orang yang simpati adalah Siti

Khadijah, seorang saudagar kaya di kota Makkah saat itu. Khadijah ingin Nabi Muhammad Saw. bekerja padanya dengan menjualkan barang-barang dagangannya.

Selama berdagang untuk Khodijah, Nabi Muhammad Saw. mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini didapatkan karena selama berdagang ia sangat tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada pembeli yang datang. Nabi Muhammad Saw tidak pernah membohongi pembeli. Jika ia melihat ada barang dagangan yang cacat, maka ia tunjukkan kecacatannya. Jika barang tersebut berharga murah, maka ia tidak akan menjual dengan harga yang mahal.

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam berdagang tidak membuatnya rugi. Bahkan, ia mendapatkan keuntungan yang besar, sebab cara berdagang yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.banyak orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga barang yang dijual Nabi Muhammad Saw. tidak tersisa. Mereka merasa senang karena menjumpai pedagang yang benar-benar jujur. Mereka senang mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.

Semenjak kecil Nabi Muhammad Saw. telah memiliki sifat tabah, sabar, hormat, taat, dan rajin bekerja. Hal itu tampak ketika beliau menjadi seorang penggembala kambing. Nabi Muhammad Saw tidak malu menjalankan pekerjaannya itu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kadangkadang sebagian upahnya diberikan kepada pamannya, karena keluarga pamannya bukan termasuk yang yang berkecukupan.

Beliau sangat dicintai oleh teman-teman sebayanya karena tidak pernah bohong, tidak sombong, maupun menyakiti orang lain. Sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad Saw. inilah yang harus kita tiru dan kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. (Source: ebook)

*Wallahu alam bissawab..

Related Posts :