Apa pengaruh positif media televisi terhadap anak?

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 4 No 2 (2017): Istiqra' /
  4. Articles

Keywords: Televisi, Perkembangan Jiwa, Anak Usia Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pengaruh yang timbul akibat menonton televisi terhadap perkembangan jiwa Anak Usia Dini di Desa Tallung Tondok Kec. Anggeraja Kab Enrekang selain memberikan dampak positif, televisi juga dapat memberikan dampak negatif bagi pemirsanya khususnya anak-anak. Bahkan apabila dikaji lebih jauh, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingan dampak positifnya. Dampak positif tersebut yaitu sebagai salah satu media belajar anak dan sebagai sumber informasi yang dapat membantu anak untuk mengenal dunia luar lebih luas. Sedangkan dampak negatif dari menonton televisi bagi anak usia dini adalah mendorong anak menjadi berperilaku konsumtif, mengurangi semangat belajar, merenggangkan hubungan antara anak dengan orang tua dan menonjolkan perilaku imitatif. (2) Peran orang tua dalam mengatasi dampak negatif menonton televisi terhadap perkembangan jiwa anak usia dini di Desa Tallung Tondok Kec. Malua Kab. Enrekang adalah orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengawasi tayangan dan jam menonton televisi yang baik untuk anak, memilihkan kegiatan alternatif untuk anak selain menonton televisi dan membina hubungan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua di rumah.

Oleh: Fitri Indriani

Dosen PGSD UAD Yogyakarta

Seiring adannya kemajuan teknologi, media televisi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semakin menarik untuk dinikmati,  baik dari desain media maupun konten media itu sendiri. Televisi merupakan salah satu media yang paling mudah diakses dan hampir setiap keluarga memiliki pesawat televisi, bahkan dengan perkembangan teknologi saat ini kita dapat menerima siaran televisi melalui telepon seluler (Handphone).

Sayang, secara kualitas tayangan yang ditampilkan di televisi saat ini dapat dikatakan sangat minim. Menurut tim TIFA disebabkan beberapa hal: (1) industri televisi padat teknologi yang tentunya membutuhkan peralatan yang canggi dan itu membutuhkan biaya yang sangat mahal. (2) sebagian industri program acara di televisi sengaja dibuat untuk meraih keuntungan, (3) semua tayangan televisi sengaja diciptakan dengan kreatifitas dan aturan pengelola televisi, melalui pemilihan, pengulangan, penonjolan audio visual (suara dan gambar); (4) industri televisi bisa terus berlangsung karena didukung pendapatan dari iklan. Salah satu ukuran dari perusahaan iklan untuk menempatkan iklannya di program siaran televisi adalah rating pemirsa, yaitu siaran yang paling banyak ditonton pemirsa (yang datanya didapat berdasarkan sampel survei). Maka, industri televisi bersaing agar siaran-siarannya memperoleh rating tinggi, untuk mendapatkan masukkan iklan yang banyak. Risikonya, yang menjadi prioritas adalah program siaran yang diperkirakan menarik untuk ditonton. Tujuannya untuk mendongkrak rating, bukan siaran bermutu yang bermanfaat bagi publik; (5) bisnis televisi adalah bisnis waktu. Di dalam bisnis waktu ini, faktor kecepatan diutamakan. Konsekuensinya, acara-acara yang diproduksi seperti sinetron, variety show seringkali sifatnya kejar tayang dan mengabaikan ketepatan informasi serta dampak yang ditimbulkannya.

Saat ini, betapa banyak tayangan televisi terutama sinetron maupun iklan yang tidak mendidik bagi anak-anak. Hal tersebut berdampak pada prilaku atau karakter anak. Adapun dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi terhadap karakter anak, antara lain; (1) meniru adegan yang ditonton seperti melakukan kekerasan, memaki, berkata kasar, menghina; (2) meniru gaya hidup mewah (hedonis); (3) konsumtif karena mudah terpengaruh “rayuan” iklan. (4) tidak empati atau tidak peka saat melihat kekerasan dan kejahatan, karena sudah terbiasa menonton kekerasan; (5) anak-anak dan remaja cenderung lebih cepat dewasa seperti mengenal seks dan perselingkuhan; (6) menghabiskan waktu untuk menonton televisi; (7) anak menjadi pasif, tidak kreatif dan kurang bersosialisasi dengan teman sebaya; (8) gangguan penglihatan akibat warna televisi; (9) tidak kritis dan kecanduan karena penasaran melihat lanjutan sinetron yang ditonton; (10) semangat belajar menurun dan menunda-nunda pekerjaan karena menunggu tayangan selesai; (11) merenggangkan hubungan keluarga karena rebutan remot TV, dan sebagainya.

Melihat banyaknya dampak yang ditimbulkan dari tayangan televisi, maka penting bagi para orang tua untuk melakukan perhatian pada anak. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua antara lain; (1) mendampingi anak saat menonton televisi. Anak terutama usia TK dan SD, pada dasarnya belum mampu menyaring informasi yang mereka peroleh baik dari penglihatan ataupun dari  pendengaran. Jika tidak ada pendampingan, dikhawatirkan informasi negatif yang didapatkan dari televisi akan dicerna tanpa ada penyaringan, baik prilaku maupun bahasa; (2) selektif memili tayangan televisi yang mendidik, hal ini dikarenakan tidak semua tayangan televisi baik untuk ditonton oleh anak-anak, baik kartun maupun sinetron ataupun yang lainnya; (3) membuat aturan menonton televisi seperti membuat jadwal, menentukan tayangan yang boleh ditonton dan yang tidak boleh ditonton, dan tentunya aturan yang dibuat harus konsisten; (4) mengalihkan perhatian anak dari menonton televisi dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat, seperti; mendongeng, membaca buku, bersepeda, jalan-jalan ke pameran buku, mengajak anak memasak dan lain-lain,  

Ungkapkan di atas hanyalah salah satu usaha dalam mengatasi dampak negatif televisi. Dukungan dari semua pihak juga diperlukan, baik orangtua, lembaga pendidikan, pemerintah, masyarakat dan pertelevisian itu sendiri.

Evi Risa Mariana(1*) (1)  (*) Corresponding Author


Televisi dapat juga disebut sebagai sebuah keajaiban dalam dunia walaupun hanya berbentuk sebuah kotak elektronik yang sederhana yang mampu secara efektif berperan sebagai media massa dalam berbagai informasi. Anggapan bahwa informasi apa saja yang ditayangkan televisi adalah benar, apa saja yang disajikan oleh televisi adalah baik, sehingga televisi merupakan satu-satunya sumber dan pusat informasi yang benar, baik dan akurat, alat yang paling efisien dan efektif untuk mengenal mempelajari dan mendapatkan berbagai hal dalam hidup dan kehidupan ini ketimbang berbagai buku bacaan yang dianggap menyita waktu.

Di sisi lain, tayangan TV juga menjadi “racun” karena merampas waktu belajar anak-anak dan menenggelamkan mereka ke dalam nikmat candunya.

Banyak fakta yang kita jumpai dari informasi yang disampaikan televisi, baik fakta positif maupun fakta negatif. Sehingga hal ini baik secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi akhlak penontonnya ke arah positif atau ke arah negative, sehingga pengaruh tayangan televisi terhadap akhlak anak yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.

Kata kunci : televisi, aspek positif dan negatif


  • Saat ini tidak ada refbacks.


Page 2

Televisi (TV) adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata “tele” dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.

Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui IPlayer dan Hulu.

Sebagai produk komunikasi moderen, wajar bila media televisi dalam waktu singkat dapat membuat hati masyarakat dunia dan bahkan sekarang televisi sudah menjai bagian dari kebutuhan manusia, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pesan yang disampaikan melalui televisi juga dapat masuk ditengah tengah keluarga, kelompok masyarakat, anak-anak, wanita, maupun pria sampai orang perkotaan maupun pedesaan. Tapi, televisi juga seperti produk komunikasi lainnya yang memiliki kekurangan apalagi dampak negatif pada anak-anak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian televisi secara etimologi diartikan sebagai proses penyiaran gambar melalui glombang frekuensi (Poerwodarminto, 1996:1028). Seperti halnya dengan produk komunikasi lainnya, televisi pada pokoknya juga mempunyai dua fungsi yaitu fungsi pendidikan dan fungsi hiburan.

Pertama yaitu fungsi pendidikan. Pada fungsi ini anak merupakan aset yang berharga bagi bangsa, masa depan bangsa tergantung pada generasi berikutnya atau bisa dikatakan bahwa yang sekarang adalah anak-anak meraka akan menjadi pewaris dari generasi terdahulu untung mempersiapkan generasi berikutnya maka kita harus mendidik anak sebaik mungkin mulai dari perilaku, sopan santun, dan akal mereka.

Persiapan ini tentu butuh kesabaran dan keuletan, pendidikan tidak hanya melalui sekolah saja melainkan didikan dari orang tua juga sangat berpengaruh dengan kesiapan anak dalam mempersiapkan masa depannya, pendidikan bukan hanya berada di sekolah tetapi televisi juga bisa memberikan pendidikan terhadap anak, maka dari itu apa yang dikonsumsi anak dal televisi juga harus kita perhatikan jangan sampai anak anak memengonsumsi hal-hal negatif. Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak ramai. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran kepada masyarakat.

Fungsi kedua yaitu hiburan atau the entertainment function. Dikebanyakan negara terutama yang masyarakatnya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Seperti yang kita tahu bahwa saluran televisi juga memiliki banyak siaran seperti berita, kartun, dan sinetron. Bukan hanya itu tetapi masih banyak lagi peran orang tua disini sangat dibutuhkan agar bisa memilih hiburan yang tepat bagi anak-anak mereka, jika orang tua salah dalam mengambil atau menyajikan hiburan bagi anak ina akan berdampak fatal bagi anak.

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi khususnya pada acara film kartun. Pertama dampak kogntif yaitu kemampuan seseorang /pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Kedua dampak pemirsa yaitu pemirsa diharapkan pada trendi actual yang ditayangkan televisi. Ketiga dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak lain yang ditimbulkan menonton tayangan televisi bagi anak diantaranya sebagai berikut, pertama sikap ingin mendapatkan atau mencapai sesuatu selekas mungkin. Kurang menghargai proses dan hanya ingin hasil yang instan, kurang dapat membedakan khayalan dan kenyataan, ada juga dampak perilaku karena anak suka meniru, mereka akan meniru perilakunya yang ada pada idolanya baik mengenai tingkah lakunya, cara bicaranya dan lain-lain. Ada juga dampak lain yaitu pendidikan yaitu menyita waktu dan mengurangi perhatian dan minat belajar.

Tapi bukan hanya punya kelebihan, televisi juga punya kekurangan yang tentunya berdampak juga pada anak anak, oleh sebab itu membicarakan dampak terhadap anak tidak akan pernah selesai, selain itu posisi waktu dan tayangan ditelivisi seperti film kartun untuk anak yang sedikit dan terbatas bukanlah faktor mutlak yang menyebabkan terganggunya kepribadian anak (Azhra Kuswandi, 1996:63).

Televisi juga miliki dampak negatif diantaranya membuat anak lebih kasar karena meniru film kartun yang ia tonton seperti Tom and Jerry, Oggy, dan lainnya yang memperlihatkan kekerasan sebagai suatu lelucon hal ini membuat sang anak berpikir bahwa jika ia melakukan hal tersebut maka itu adalah sebuah lelucon.

Dampak lain nya adalah anak anak bisa lalai dalam membagi waktunya antara bermain, menonton tv, dan belajar. Tv memang bisa melalaikan anak, hal ini membuat orang tua harus berhati hati dalam mengatur pola waktu anak.

Bukan hanya uraian di atas dampak lain yang tdak kalah mengerikan bagi anak adalah membuat anak menjadi ketagihan atau ketergantungan pada televisi. Contohnya saat anak anak makan biasanya ibu akan menyalakan televisi untuk hiburan agar anak mau makan dan fokusnya terlihkan hal ini bisa membuat kebiasaan higga ia dewasa, bukan makan di ruang makan melainkan ia akan makan di depan televisi.

Kita tidak bisa membendung perkembangan teknologi yang begitu derasnya, yang kita bisa lakukan adalah beradaptasi dan membuat perubahan itu menjadi sesuatu yang positif. Dunia ini akan terus menerus berkembang begitu pula otak kita. Anak-anak adalah aset bangsa yang kita harus jaga dan persiapkan untuk memimpin bangsa ini agar bangsa ini tidak hancur, maka dari itu persiapan yang matang dan mental yang tangguh harus terus diterapkan. TV bukanlah penghalang anak-anak untukk meraih kesuksesan akan tetapi televisi bisa menemani anak anak untuk memperoleh kesuksesan. Dengan televisi anak jadi memiliki banyak sumber ilmu yang bisa mebuat anak mengetahui banyak hal dan merupakan jendela dunia dimana anak bisa melihat apa yang terjaadi di belahan dunia lain tanpa harus kesana.

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua untuk mengatur dan memberikan anak tontonan sesuai dengan porsinya , kita juga harus bisa memilih tontonan yang baik untuk kita dan keluarga untuk mempermudah itu maka kita mengenal yang namanya rating usia dan juga mengatur waktu bagi sang anak untuk bisa membagi waktu antara bermain, menonton televisi, dan belajar jangan sampai anak kita lalai dalam membagi waktunya. Tontonan televisi memanglah menghibur dan menarik akan tetapi jika kita mengkonsumsi berlebihan maka akan berdampak pada pisikis, sosial, dan mental anak anak sehingga menciptakan generasi yang buruk.