Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani yakni kata socius dan logos. Socius artinya kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos artinya ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan demikian secara harfiah , sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang masyarakat. Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, yang dapat diperiksa dan ditelaah secara kritis. Adapun syarat ilmu sebagai berikut: 1. Rasional, artinya ilmu itu adalah sesuatu yang dapat dipertimbangkan dan diterima akal, dalam hal ini yang digunakan adalah indrawi. 2. Sistematis, berarti suatu ilmu itu tersusun sesuai dengan sistem atau tersusun dengan baik. 3. Bersifat umum, bahwa ilmu itu adalah pengetahuan yang dapat diterima dan diuji oleh siapa saja. 4. Kumulatif, berarti berkelanjutan. Mengapa Sosiologi dianggap sebagai ilmu pengetahuan? Bagi Aguste Comte, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir daripada perkembangan ilmu pengetahuan, oleh karena itu sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Lahirnya sosiologi dicatat pada 1842, tatkala Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy yang tersohor itu. Sosiologi jelas suatu ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya sebagai berikut: 1. Sosiologi sifat empiris, berarti ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. 2. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori. 3. Sosiologi bersifat kumulatif, berarti teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori yang lama. 4. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. Sosiologi dianggap sebagai suatu ilmu pengetahuan, dimana sosiologi sudah memenuhi kriteria atau syarat suatu ilmu sebagaimana yang diterangkan sebelumnya. Apalagi sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dapat dipisahkan bahkan dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya. Sosiologi yang memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapat pola-pola umum daripadanya. Sementara itu, apabila ditelaah dari sudut sifat hakikatnya maka dapat ditemui untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi itu. Sifat-sifat hakikatnya: 1. Sosiologi adalah ilmu sosial, dan bukan merupakan ilmu alam, atau ilmu pengetahuan kerohanian. 2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi adalah suatu disiplin yang kategoris, yaitu sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. 3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu pengetahuan terapan. 4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan ilmu pengetahuan yang konkrit. 5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. 6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. 7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus. Kesimpulan bahwa sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris serta bersifat umum. Sumber: - Pengantar Ilmu Sosial, Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd., 2007. - Sosiologi Suatu Pengantar, Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., 2003. - Kamus Sosiologi Antropologi, M. Dahlan Yacub. Page 2Sebagai makhluk sosial, manusia hidup saling berdampingan dalam menjalankan beragam aktivitasnya. Perilaku hidup bermasyarakat inilah yang memunculkan sebuah pandangan dari khalayak. Umumnya pandangan tersebut diperoleh dari hasil pemikiran ilmiah yang dapat dikontrol secara kritis. Hal inilah yang lantas memunculkan adanya ilmu sosiologi atau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kemasyarakatan. Sosiologi berasal dari dua kata, yaitu socius yang berarti teman atau masyarakat dan logos yang berarti ilmu, sehingga pada dasarnya sosiologi itu ilmu tentang kawan atau masyarakat. Menurut Augeste Comte ,sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Sedangkan menurut Emile Durkheim, sosiologi adalah ilmu yang mepelajari fakta-fakta sosial yang berisi cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu. Fakta-fakta tersebut mempunyai kekuataan untuk mengendalikan individu. Disamping itu, Soerjono Soekanto mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan kemasyarakatan. (Baca juga: Berkenalan dengan Cabang-cabang Biologi) Jika menilik pada sosiologi sebagai ilmu, maka ilmu pengetahuan (science) berbeda dengan pengetahuan (knowledge). Pengetahuan lebih bersifat abstrak karena lahir dari hasil perenungan. Soiologi sebagai ilmu memiliki 4 ciri-ciri yaitu empiris, teoritis, kumulatif, dan nonetis.
Pada hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi termasuk ilmu sosial karena mempelajari manusia dan masyarakat. Selain itu, ilmu ini juga merupakan ilmu pengetahuan yang umum bersifat abstrak serta terapan (applied science), bukan ilmu pengetahuan khusus. Adapun dari sisi objeknya, ilmu ini lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antara individu dan kelompok serta adanya timbal balik. Sehingga menjadi mudah dipahami bahwa objek kajian dari ilmu sosiologi adalah masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu murni bertujuan untuk menggambarkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak guna mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya dan dapat mempertimbangkan mutunya. Sebagai contoh, definisi stratifikasi sosial menurut Soerjono Soekanto dan Max Weber. Sedangkan sosiologi sebagai ilmu terapan bertujuan mencari berbagai cara dalam penyelesaian masalah yang terjadi pada suatu lingkungan masyarakat. Contohnya adalah sosiologi pedesaan dan sosiologi pembangunan. Poin pada soal adalah pembentukan ilmu sosiologi sebagai ilmu murni Ilmu sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial bermasyarakat antara individu dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok. Artinya ilmu sosiologi adalah ilmu yang akan mempelajari tentang kehidupan manusia dan segala yang menjadi perkembangan manusia. Pada awal kelahiran sosiologi, banyak ahli sosiologi lebih menekankan pada ilmu pengetahuan yang murni. Artinya sosiologi hanya fokus pada membentuk dan mengembangkan pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutu pengetahuan tersebut, yang artinya sebagai ilmu murni sosiologi memiliki tujuan dalam pengembangan ilmu secara umum dan berbentuk abstrak untuk menerjemahkan fenomena yang terjadi. Dan dalam illmu murni di sini dalam artian belum ada spesifikasi detilnya dalam penerapan kejadian detil sehari hari. Pada perkembangannya, terdapat perdebatan apakah sosiologi merupakan ilmu murni (pure science) atau ilmu terapan (applied scinence). Ilmu murni adalah pencarian pengetahuan, penggunaan praktisnya bukan merupakan perhatian utama. Sedangkan ilmu terapan adalah pencarian cara-cara untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan masalah praktis. Banyak sarjana atau tokoh sosiologi yang mencoba menerapkan teori sosiologi untuk memecahkan masalah-masalah sosial dan di lain pihak sosiologi secara konstan tetap mencari pengetahuan yang lebih mendasar sebagai dukungan bagi penerapan pengetahuan praktisnya, sehingga menimbulkan dua konsep sosiologi yaitu ilmu murni dan ilmu terapan. Sebagai ilmu murni sekaligus ilmu terapan, tujuan sosiologi adalah melakukan pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan mencari cara-cara untuk menyelesaikan berbagai masalah secara detail dan spesifik yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut. Ilmu sosiologi sebagai ilmu terapan artinya dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari secara nyata. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil dari pengalaman dan pengamatannya berdasarkan rasio (otak) dan rasa (hati). Untuk itu, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan (knowledge) yang disusun secara sistematis berdasarkan pada suatu metodologi, sehingga selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi (ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia), dan sosiologi (ilmu yang mempelajari masyarakat). Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan (science) yang berdiri sendiri karena telah memenuhi unsur-unsur ilmu pengetahuan. Berikut ini empat kriteria sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, yaitu sosiologi bersifat empiris, teoritis, kumulatif dan non-etis :
Secara singkat dapat dikatakan bahwa sosiologi mempelajari masyarakat. Sebagai patokan, berikut ini merupakan beberapa definisi sosiologi :
Selanjutnya, berikut ini merupakan sifat-sifat hakikat sosiologi :
Pembedaan tersebut bukan pembedaan mengenai metode, melainkan menyangkut pembedaan isi yang gunanya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan gejala-gejala alam dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gejala kemasyarakatan. 2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi sosiologi adalah ilmu yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi membatasi diri persoalan penilaian. pandangan-pandangan sosiologis tidak dapat menilai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar atau salahserta segala yang bersangkut-paut dengan nilai-nilai kemanusiaan. Di dalam hal ini, sosiologi berbeda dengan filsafat kemasyarakatan, filsafat politik, etika dan agama. 3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Perlu diketahui, berdasarkan sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan. Ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Sementara itu, ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan masyarakat. Tujuan dari sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamya tentang masyarakat, bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat. Sosiologi juga ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta masyarakat mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat. Akan tetapi sosiologi bukanlah suatu ilmu pengetahuan terapan. Agar lebih jelasnya, berikut ini merupakan kutipan suatu daftar yang telah disusun oleh Bierstedt dalam bukunya The Social Order. An Introduction to Sociology (1970) : Ilmu murni (Pure science) Ilmu terapan (Applied science) Ilmu Alam Teknologi Astronomi Navigasi Ilmu Pasti Akuntansi Ilmu Kimia Farmasi Ilmu Faal Kedokteran Ilmu Politik Politik Ilmu Hukum Perundang-undangan Ilmu Hewan Penyangkokan hewan Ilmu tumbuh-tumbuhan Pertanian Geologi Perminyakan / pertambangan Sejarah Jurnalistik Ilmu Ekonomi Perusahaan Sosiologi Pemerintahan Diplomasi Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan sosial Manajemen Manajemen 4. Sifat-sifat hakikat keempat, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkret. Artinya, yang diperhatikan sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat, bukan wujudnya yang kongkret. 5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan juga mengenai sifat hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia. 6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyakut dengan metode yang dipergunakan. 7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia. Demikian penjelasan mengenai sosiologi sebagai ilmu sosial, semoga bermanfaat. Continue reading “Sosiologi sebagai Ilmu Sosial” Video yang berhubungan |