This Paper Show A short summary of this paper 34 Full PDFs related to this paper
Batak adalah nama salah satu suku di Indonesia dan merupakan etnis dengan populasi terbesar kedua setelah Suku Jawa. Suku Batak merupakan kelompok masyarakat yang sebagian besar bermukim di Pantai Barat dan Pantai Timur provinsi Sumatera Utara. Suku Batak terbagi menjadi 6 sub suku atau rumpun, yaitu Suku Batak Toba, Angkola, Karo, Mandailing, Pakoak, dan Simalungun. Akan tetapi sub etnis yang paling dikenal adalah Suku Batak Toba, sehingga banyak orang yang mengira bahwa hanya Suku Batak Toba yang dianggap sebagai Suku Batak. Sejarah Suku BatakSuku Batak ialah kelompok etnis tua di nusantara. Akan tetapi, karena keterbatasan catatan dan literatur menjadikan sejarahnya sulit untuk ditelusuri. Belum diketahui secara pasti kapan pertama kali nenek moyang orang Batak mulai mendiami wilayah Sumatera bagian Timur, yaitu Tapanuli. wikimediaNamun beberapa bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang Taiwan telah pindah ke Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun yang lalu, tepatnya pada zaman Neolitikum atau zaman batu muda. Akan tetapi karena tidak ada bukti yang ditemukan tentang keberadaan Suku Batak dari masa tersebut, maka disimpulkan bahwa nenek moyang Suku Batak datang dan pindah ke Tapanuli pada masa setelah itu, yaitu pada masa logam. Sulitnya mencari bukti sejarah maka hingga kini masih ada perdebatan mengenai asal usul Suku Batak. Kemungkinan besar leluhur suku Batak berasal dari Pulau Formosa di Taiwan, namun bisa juga dari kawasan Indochina, Mongolia, atau Mizoram. Mulai Dikenalnya Suku Batak di NusantaraEtnis Batak merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di Sumatera Utara, identitas masyarakat asli setempat sebagai Suku Batak baru dikenal setelah tahun 1926, yaitu setelah dibentuknya organisasi bernama Jong Batak. Organisasi ini merupakan kumpulan para pemuda asal Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Angkola, dan Pakpak. Jong Batak dibentuk tanpa membeda-bedakan agama yang dianut. Sebelumnya itu, di Sumatera Utara tidak terdapat sebuah kesatuan suku seperti ini. Hingga abad ke-19 hubungan yang terjalin antar sesama lebih kepada hubungan antar individu, serta ada pula hubungan antar kampung dan antar kekerabatan. Masyarakatnya belum merasa perlu untuk terikat secara kelompok yang lebih besar. Banyak orang berasumsi, pendudukan kolonial di nusantara adalah alasan yang membuat masyarakat Sumatera Utara lebih memiliki rasa dan keinginan untuk bersatu. Oleh karena itu, sangat menakjubkan bahwa saat ini Suku Batak dikenal sebagai salah satu etnis bangsa yang sangat kuat dan terjalin ikatan erat antara satu dengan yang lain. Kepercayaan Suku BatakSaat ini, mayoritas Suku Batak memeluk agama Kristen Protestan. Namun jauh sebelum mereka mengenal agama ini, orang-orang Batak menganut sistem kepercayaan tradisional. Mereka memiliki sosok yang dianggap sebagai dewa tertinggi, bernama Mulajadi na Bolon. etnis.idDari kepercayaan tersebut, kemudian dikenal 3 konsep, yaitu: 1. TendiTendi atau disebut dengan Tondi adalah roh atau jiwa seseorang bermakna kekuatan. Tendi memberi kekuatan pada manusia dan telah dimiliki seseorang sejak di dalam kandungan sang ibu. Jika Tendi meninggalkan tubuh seseorang, maka orang tersebut akan meninggal. Saat itulah harus diadakan upacara untuk menjemput Tendi atau upacara adat menjemput jiwa. 2. SahalaSahala adalah bentuk kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi tidak semua orang bisa memiliki Sahala. Sahal juga disebut dengan nama lain Sumanta. Sumanta merupakan kesaktian yang biasanya dimiliki oleh raja. 3. BeguBegu adalah jiwa atau Tendi orang yang telah meninggal. Masyarakat Batak percaya bahwa Begu mempunyai tingkah laku dan kebiasaan seperti manusia, tetapi hanya muncul di malam hari. Falsafah Hidup Orang BatakSetiap suku pasti memiliki falsafah atau pandangan hidup untuk mengontrol perilaku setiap masyarakatnya agar tercipta sistem sosial yang baik. Sama halnya dengan etnis Batak, mereka dikenal memiliki beberapa nilai budaya, antara lain: 1. HagabeonHagabeon bermakna harapan memiliki keturunan yang baik dan panjang umur. Jika berumur panjang, maka seseorang dapat menikahkan anak cucu mereka, sehingga bisa menyaksikan langsung anak cucunya tumbuh dan hidup dengan baik. Bagi Suku Batak memperoleh keturunan adalah keberhasilan dalam pernikahan. Anak laki-laki dianggap sangat istimewa. Dalam adat kuno Batak bahkan ada aturan untuk memiliki anak sebanyak 33 dengan anak laki-laki berjumlah 17 orang dan anak perempuan sebanyak 16 orang. Namun seiring dengan perkembangan jaman, aturan ini pun tidak dipergunakan lagi. Memiliki anak saat ini bukan tergantung dari kuantitas, namun kualitas. Memberikan pendidikan dan keterampilan yang baik pada anak dianggap lebih penting. 2. Uhum dan UgariUhum berarti hukum, sementara Ugari berarti kebiasaan. Bagi masyarakat Batak, hukum harus ditegakkan dengan adil. Keadilan dapat terwujud jika masyarakat melakukan kebiasaan untuk tetap setia memegang janji. Jika mengingkari sebuah kesepakatan, sesuai adat Batak di masa lalu maka orang tersebut akan menerima sanksi adat. Orang yang melanggar kesepakatan akan dianggap tercela. Oleh karena itu, Uhum dan Ugari sangat penting dalam kehidupan masyarakat Batak. 3. HamoraonHamoraon adalah nilai budaya yang bermakna kehormatan. Kehormatan yang dimaksud adalah keseimbangan antara materiil dan spiritual. Seseorang harus memiliki kedua hal tersebut, misalnya kekayaan dan sikap baik hati terhadap sesama, barulah seseorang dianggap memiliki kehormatan yang sempurna. Jika hanya salah satu, maka tidak lengkap dan belum mencapai Hamoraan. 4. PengayomanPengayoman mempunyai makna sebagai pelindung atau pengayom. Falsafah hidup pengayoman mengajarkan agar setiap individu bisa menjadi pengayom bagi orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, masyarakat Batak diajarkan untuk tidak bergantung pada orang lain. Nilai ini mengajarkan bahwa orang Batak agar hidup mandiri dan tidak selalu mengandalkan orang lain. 5. MarsisarianMarsisarian adalah nilai untuk menjaga keseimbangan hubungan antar manusia. Setiap manusia adalah individu yang berbeda, maka dalam kehidupan bermasyarakat, nilai Marsisarian sangat diperlukan agar umat manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis, meski terdapat banyak perbedaan di antara mereka. Nilai Marsisarian mengajarkan masyarakat Batak untuk saling membantu, mengerti, dan menghargai. Dengan begitu maka mereka akan menghormati antar sesam, sehingga konflik pun dapat dihindari. 6. KekerabatanNilai yang terakhir adalah salah satu ciri khas Suku Batak yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Saat ini, kita bisa melihat kekerabatan yang baik antar sub suku masyarakat Batak. Hubungan kekerabatan yang baik dapat diwujudkan melalui 3 hal, yaitu pertalian keluarga melalui pernikahan, tutur kata yang baik antar sesama, dan Martarombo. Martarombo bermakna mencari saudara. Hal tersebut khususnya berlaku bagi Suku Batak yang sedang merantau. Biasanya mereka akan mencari sesama Suku Batak atau yang memiliki warga sama di tempat rantaunya. Tujuannya adalah agar tejalin hubungan antar marga yang baik walaupun mereka berada di perantauan. Tradisi Suku BatakSuku Batak memiliki banyak tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Tradisi budaya Batak yang tetap dilestarikan hingga kini antara lain: wikimedia1. MerantauTidak hanya menjadi kebiasaan masyarakat Suku Minangkabau, tradisi merantau juga dilakukan oleh Suku Batak. Merantau umumnya dilakukan oleh kaum pria yang hendak menginjak usia dewasa. Para pria diharuskan meninggalkan tempat asalnya dan belajar bekerja serta hidup mandiri di tempat yang baru. Bahkan di masa lalu, mereka tidak diperbolehkan pulang sebelum sukses dan mengumpulkan banyak harta. 2. Kenduri LautSeusai dengan namanya, tradisi ini dilakukan di tepi laut. Biasanya dilakukan setiap bulan Oktober setiap tahunnya. Makna kenduri laut adalah sebagai ungkapan syukur akan hasil panen yang telah mereka dapatkan selama 1 tahun. Kenduri ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Batak di daerah Tapanuli Tengah pada malam hari hingga siang hari. Marga Suku BatakBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Suku Batak adalah salah satu suku bangsa terbesar dengan penyebaran terluas di Indonesia. Seperti yang telah dibahas di awal, ada enam rumpun Suku Batak, yaitu Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. Setiap rumpun suku tersebut terbagi menjadi beberapa marga yang menjadi identitas dan eksistensi dalam adat istiadat masyarakat Suku Batak. Marga tersebut biasanya disematkan di belakang nama orang keturunan Batak. Berdasarkan data yang terhimpun, setidaknya ada 479 marga Batak yang telah tercatat, antara lain:
20200904 |