Gambar motif batik dalam satu kain dapat dilakukan secara

jelaskan pengertian iniA. PensilB. Pensil warnaC. KrayonD. PulpenE. Kertas gambar​

sebutkan daerah daerah yg termasuk dalam ragam hias fauna

Jelaskan pendapat anda apa yg harus di lakukan menjaga alam demi terciptanya kerajinan bahan keras

tolong bantu buatin yel yel pramuka untuk regu buga gardenia!!​

sebutkan nama-nama rumah adat? minimal 5! jangan asal jangan cari di google​

jelaskan jenis dan karakteristik kerajinan​

penghasilan apa yang ada di daerah pagurawan atau batubara​

kesenian apa yang ada di daerah pagurawan atau batubara​

bahasa apa yg digunakan di daerah pagurawan atau batu bara​

properti berikut yang bukan termasuk [tex]dance \: property[/tex]adalah...​

Gambar motif batik dalam satu kain dapat dilakukan secara

Kain batik adalah kebudayaan khas Indonesia yang telah menjadi kebanggaan dari zaman dahulu kala. Kebudayaan yang khas ini pun telah mendapat pengakuan di mata dunia. Oleh karenanya, menjaga dan melestarikannya menjadi tugas kita semua.

Batik sendiri terdiri dari kain batik tulis, batik print, dan cap. Nilai tertinggi ada pada jenis kain batik tulis karena proses pembuatannya yang memerlukan proses yang sulit dan panjang.

Batik tulis dibuat secara langsung oleh sentuhan pembatik dengan melukiskan kain kosong dengan lilin malam. Lukisan pada kain yang indah nantinya menjadi kain batik yang dapat dibentuk menjadi beragam pakaian dan kebutuhan kain lainnya.

Baca Juga: 10 Jenis Motif Batik Nusantara dan Cara Pencuciannya

Proses pembuatan batik tulis

Kain batik yang sering kita gunakan memerlukan proses pembuatan yang tidak mudah dan dilakukan dengan teliti serta telaten tahap demi tahap. Berikut setiap tahap dalam menghasilkan kain batik yang indah dan bernilai:

Gambar motif batik dalam satu kain dapat dilakukan secara
  1. Nyungging. Merupakan tahap pembuatan pola di atas kertas.
  2. Njaplak. Proses pemindahan pola dari kertas ke kain.
  3. Nglowong. Tahap melekatkan lilin dengan menyesuaikannya pada pola yang telah dibuat.
  4. Ngiseni. Proses memberikan ornamen-ornamen seperti gambar bunga, tumbuhan, atau hewan.
  5. Nyolet. Merupakan proses mewarnai dengan kuas.
  6. Mopok. Menutup bagian yang telah diwarnai dengan malam atau lilin.
  7. Nembok. Tahap untuk menutup bagian latar belakang pola yang tidak diwarnai.
  8. Ngelir. Proses pewarnaan kain dengan merendamnya pada pewarna alami atau kimia secara menyeluruh.
  9. Nglorod. Perendaman kain ke dalam air mendidih untuk meluruhkan malam.
  10. Ngrentesi. Merupakan proses memberikan titik pada klowongan menggunakan canting dengan jarum tipis.
  11. Nyumri. Penutupan bagian tertentu dengan malam.
  12. Nglorod. Merupakan tahap terakhir, tahap meluruhkan dan melarutkan malam pada kain. Dilakukan dengan memasukkan kain pada air mendidih.

Setelah tahap-tahap atas selesai dilakukan, kain batik dapat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Cara membuat batik cap

Proses pembuatan batik cap tidak serumit dan sepanjang tahap pembuatan kain batik tulis.

Kain batik cap dibuat dengan menggunakan stempel besar berukuran standar 20×20 cm yang sudah bermotif, dikenal juga dengan istilah canting cap.

Berikut beberapa tahap dalam membuat kain batik cap:

  1. Bentangkan kain di atas permukaan rata, seperti meja atau lantai.
  2. Panaskan lilin dengan loyang khusus. Letakkan loyang di atas kompor.
  3. Celupkan canting cap ke dalam lilin, kemudian capkan di atas kain. Tahan dengan kuat hingga lilin meresap ke dalam kain.

Baca Juga: Berbagai Tips Mencuci dan Merawat Baju Batik Agar Awet

Selalu rawat kain batik yang kamu miliki dengan proses pencucian yang baik dan tepat. Yuk, coba cuci kain batik berhargamu di D-Laundry! Nikmati manfaatnya sekarang, di sini.

Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan.[1]

Gambar motif batik dalam satu kain dapat dilakukan secara

motif batik, motif tumbuh-tumbuhan menjalar berpadu dengan motif bunga

Sumber lain menjelaskan bahwa motif batik adalah kerangka gambar pada batik berupa perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjadi satu kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan.[2] Motif batik disebut juga corak batik atau pola batik.[2] Motif batik tersebut dibuat pada bidang-bidang segitiga, segi empat, dan/atau lingkaran.[2] Motif-motif batik itu antara lain adalah motif hewan, manusia, geometris, dan motif lain. Motif batik sering juga dipakai untuk menunjukkan status seseorang.[2] Membatik merupakan tradisi turun menurun. Karena itu, sering motif batik manjadi ciri khas dari batik yang diproduksi keluarga tertentu.[2]

 

Motif batik cakar ayam dari Yogyakarta

Ada ribuan motif batik yang telah diciptakan oleh para pengrajin dan seniman di Indonesia.[3] Ribuan motif batik tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok batik Indonesia yaitu:[3]

  1. Motif Batik Parang.[3] Motif batik ini sudah dikenal sejak Mataram Kartasura.[4] Motif batik parang memiliki nilai filofosi yang tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.[4] Batik Parangpun menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus, baik dalam arti upaya untuk memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga.[4] Batik parang dimasa lalu merupakan hadiah dari bangsawan kepada anak-anaknya.[4] Contohnya: Parang Klitik dan Parang Rusak.[3]
  2. Motif Batik Geometri.[3] Motif Batik Geometris adalah motif-motif batik yang ornamen-ornamennya merupakan susunan geometris.[1] Ciri ragam hias motif batik geometris ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang disebut satu “raport”.[1] Contohnya: Gambir Saketi, Limaran, Sriwedari, dan Tirta Reja.[3]
  3. Motif Batik Banji.[3] motif ini memiliki makna keteraturan dalam kehidupan atau kunci perhiasan yang terkunci rapat, contohnya: Banji Bengkok.[3]
  4. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan Melanjar.[3] Motif ini memiliki makna bahwa kesinambungan antara manusia dan alam yang indah dan harmonis, contohnya: Cokrak-cakrik, Luwung Klewer, Semen Yogya.[3]
  5. Motif Batik Tumbuh-tumbuhan air.[3] Motif ini menggambarkan peran tumbuhan air dalam kehidupan manusia, contohnya: Ganggong, Ganggong Sari.[3]
  6. Motif Batik Bunga.[3] Motif bunga dan daun secara sederhana berartikan suatu keindahan, kecantikan, dan kebahagiaan.[5] Motif yang sederhana seperti dedaunan.[5] Motif ini dapat berarti sebagai wahyu Tuhan untuk menggapai suatu cita-cita. Seperti kenaikan pangkat, penghargaan, kehidupan yang baik, dan rizki yang berlimpah.[5] Contohnya: Kembang Kenikir, Truntum.[3]
  7. Motif Batik Satwa dalam kehidupannya.[3] Ragam hias fauna merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya.[5] Figur-figur binatang yang ada pada batik memiliki makna yang dalam dan berbeda-beda, misalnya figur burung yang menggambarkan suatu kebebasan, figur gajah yang memiliki arti kekuatan yang besar, dan lain sebagainya.[5] Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan.[5] Ragam hias motif fauna telah mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya.[5] Contohnya: Gringsing, Sido Mukti.[3]

Motif kain batik yang cenderung klasik sebaliknya dipadu dengan motif polos berwarna.[3] Untuk batik bermotif kecil boleh dipadu dengan bahan bermotif lain seperti polkadot atau garis-garis.[3] paduan berani dua motif berbeda merupakan ciri khas gaya remaja yang berani bereksperimen.[3]

Dalam memadukan motif batik, jangan takut untuk bereksperimen.[3] Namun dengan tetap mengkonsepnya terlebih dahulu, supaya tidak menjadi motif batik yang terlihat berantakan.[3] Tidak ada salahnya bermain dengan tabrakan motif batik, memadukan motif dengan motif, misalnya baju kain panjang wanita bermotif bunga hijau merah jambu dipadukan dengan kaos polkadot hijau merah jambu, karena disini masih ada kesamaan yang sama antara baju kain dan kaos.[3] Contoh lain, motif Parang Rusak Merah dipadukan dengan motif batik Lok Can merah bata.[3]

Sebaiknya motif yang ramai memadupadankan batik dengan motif yang lebih sederhana.[3] Seperti motif batik Tumpal hijau dengan aksen merah muda dan merah jambu dipadukan dengan balero batik Garut warna merah jambu bermotif truntum yang lebih sederhana.[3]

  • Batik
  • Informasi Makna dan Motif Batik Indonesia

  1. ^ a b c Muhammad Fadli. "Motif Batik Geometris". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 5 mei 2014.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  2. ^ a b c d e "Empat Motif Khas Batik". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 5 mei 2014.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan) Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "kriyalea" didefinisikan berulang dengan isi berbeda Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "kriyalea" didefinisikan berulang dengan isi berbeda Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "kriyalea" didefinisikan berulang dengan isi berbeda Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "kriyalea" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Cici Soewardi (2008). Mix & Match Busana Batik Untuk Anak dan Remaja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 5. 
  4. ^ a b c d Anne Ahira. "Makna Filosofi Motif Batik Parang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-03. Diakses tanggal 5 mei 2014.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)
  5. ^ a b c d e f g Suryakanta. [www.http://matoa.org/makna-corak-batik/ "Makna Corak Batik"]. Diakses tanggal 5 mei 2014.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan) Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Suryakanta" didefinisikan berulang dengan isi berbeda

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motif_batik&oldid=18667537"