Apa hal hal yang tidak boleh dilakukan ketika bersilaturahmi?

Home > Keluarga > Pernikahan & Seks

14 Juni 2018

Hindarilah bergosip agar tak merusak suasana kumpul bersama

Apa hal hal yang tidak boleh dilakukan ketika bersilaturahmi?

Momen hari raya Idul Fitri menjadi waktu yang dinanti-nanti setiap orang. Selain waktu berkumpul bersama keluarga tercinta, mempererat silaturahmi juga menyantap makanan lezat yang khas dinikmati saat Lebaran.

Namun, dalam ajang kumpul keluarga tersebut, tentulah tetap ada etika silaturahmi yang harus dijaga. Berikut sejumlah etika silaturahmi bersama keluarga besar yang harus diperhatikan saat lebaran:

1. Hindari Bergosip

Momen idul fitri memang momen yang hanya datang setahun sekali, sehingga saat bertemu dengan sanak saudara mungkin banyak sekali hal yang dapat dibicarakan.

Meski demikian, hindarilah bergosip terutama membicarakan hal-hal miring seputar keluarga. Seperti misalnya mengapa ada yang belum menikah atau belum memiliki anak. Hal-hal semacam ini tentulah sangat sensitif dan malah dapat merusak suasana Lebaran.

Baca Juga : 3 Hal Yang Bisa Dilakukan Bersama Keluarga

2. Merendah Diri

Bertemu dengan banyak orang terkadang membuat seseorang yang merasa sudah sukses menjadi lupa diri, jangan sampai hal tersebut terjadi pada Moms. ya. Tetaplah menjadi sosok yang rendah diri dan menjadikan Idul Fitri sebagai ajang pamer eksistensi. Hal ini hanya akan menimbulkan ketidak sukaan orang-orang terhadap diri kita nantinya.

3. Memberitahu Bahwa Akan Datang

Sebelum bertamu, ada baiknya Moms memberitahu terlebih dahulu bahwa Moms akan datang berkunjung. Buatlah tuan rumah merasa dihargai, Moms juga akan mengatur waktu dengan baik jangan sampai Moms berkunjung namun tuan rumah sedang tak ada di tempat bukan?

4. Menghargai Jamuan Makan

Merupakan hal yang sangat lumrah bahwa Moms akan dijamu saat bertamu ke rumah kerabat maupun sanak saudara.

Manfaatkanlah momen tersebut untuk mengapresiasi dan menghargai tuan rumah, lontarkanlah pujian-pujian sederhana seputar makanan atau rumah mereka. Buat mereka merasa senang menerima Moms di rumahnya. Namun ingat, tetap tak perlu berlebihan.

Baca Juga : Rencanakan Liburan Seru Bersama Keluarga

5. Membawa Buah Tangan

Meski hal ini bukanlah sebuah kewajiban, namun tak ada salahnya sekadar membawakan buah tangan bagi tuan rumah seperti buah maupun kue kering.

Hal ini guna membuat mereka menyambut Moms dan keluarga semakin suka cita, hal ini juga sekaligus sebagai bentuk terimakasih kepada kerabat yang sudah menjamu.

(MDP)

Artikel Terkait
Artikel Pilihan Editor

Ilustasi silaturahmi online melalui video call

Parapuan.co - Libur Lebaran merupakan momen yang identik dengan acara kumpul-kumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga besar.

Walau memang sulit berkumpul dan bersilaturahmi secara offline di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang, namun silaturahmi masih bisa dilakukan online.

Jadi, Kawan Puan dan keluarga bisa saling melakukan panggilan video (video call) dalam rangka silaturahmi saat Idul Fitri tahun ini sehingga tak perlu bertemu langsung.

Sama halnya dengan silaturahmi offline, ada sejumlah hal yang harus kita perhatikan saat sedang menjalin silaturahmi secara online, terutama yang terkait dengan ucapan kita.

Baca Juga: Kapan Nikah Jadi Pertanyaan Rutin Saat Lebaran, Ini Alasan Kamu Tak Boleh Menanyakannya

Jangan sampai ucapan kita, baik kita sadari maupun tidak, menyinggung perasaan orang.

Adapun salah satu topik sensitif yang kadang dibicarakan dalam momen silaturahmi Lebaran adalah terkait status seseorang; lajang atau tidak.

Maksudnya, ketika ada satu atau lebih orang dalam keluarga besar yang masih lajang, terkadang ada beberapa kerabat yang menanyakan atau mengomentari status jomblo mereka dengan tak pantas.

Padahal, pertanyaan atau komentar terkait status lajang seseorang itu termasuk tidak sopan dan menyakitkan sehingga tidak sepantasnya diucapkan.

Nah, kalau ada kerabat Kawan Puan yang belum menikah atau belum punya pacar, pastikan kamu tidak melontarkan pertanyaan maupun komentar berikut, dilansir dari situs Bestlifeonline.com.

Gambar: halodoc.com

Setelah semua umat muslim yang ada di dunia ini menjalankan puasa selama sebulan penuh, kini tinggal menghitung hari lagi kita akan memasuki hari yang paling ditunggu-tunggu, yaitu Lebaran. Meskipun ada kesedihan yang dirasakan oleh umat muslim karena dengan hal itu berarti akan meninggalkan bulan suci Ramadhan, tetapi tetap disambut dengan suka cita. Lalu apa sih kira-kira yang dilakukan umat muslim ketika memasuki hari raya Lebaran?

Hari Raya Lebaran identik dengan shalat iedul fitri, sehingga setelah malam takbiran, paginya, umat muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah penutup di bulan suci Ramadhan yaitu shalat iedul fitri. Selain itu, di hari Lebaran juga identik dengan kegiatan mengunjungi sanak saudara untuk bersilaturahmi. Silaturahmi ini sangat bermakna karena merupakan kegiatan yang dapat mempertemukan saudara-saudara yang bisa saja tidak dapat bertemu selain di hari raya Lebaran ini. Sehingga, agar menciptakan suasana silaturahmi yang nyaman ketika Lebaran ini dan tidak merusak suasana karena hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan maka sebelumnya kita harus memperhatikan apa saja hal-hal yang tidak sepantasnya kita lakukan saat silaturahmi. Apa saja hal-hal tersebut? Inilah hal-hal yang yang harus dihindari saat silaturahmi, antara lain:

  • Masuk ke dalam rumah tanpa izin

Dalam hal ini diartikan bahwa kita jangan masuk ke dalam rumah yang sekiranya hal itu harus meminta persetujuan dari tuan rumah. Misalnya saja, jika kita ingin buang air kecil kita jangan langsung nyelonong masuk begitu saja, tetapi kita harus meminta izin kepada tuan rumah sebagai bentuk kesopanan. Orang akan dilihat perilakunya dari kesopanan yang tertanam dalam diri. 

Bersilaturahmi berarti kita seharusnya mencoba mengakrabkan dan berbaur dengan orang-orang yang ada dalam kunjungan kita bukan malah sibuk sendiri-sendiri. Apalagi kita sibuk sendiri dengan hal-hal dirasa kurang atau bahkan tidak penting, misalnya saja kita malah main handphone yang sebenarnya kita tidak ada kepentingan dengan handphone tersebut karena bingung untuk memulai pembicaraan. Padahal, sebenarnya bisa saja orang yang ada dalam kunjungan kita ingin memulai pembicaraan, tetapi tidak jadi karena melihat kita yang sibuk main handphone. Situasi tersebut menjadi tidak nyaman, sehingga sebaiknya dalam bersilaturahmi kita gunakan waktu yang ada untuk mengobrol walaupun hanya bertukar cerita maupun kesenangan, tetapi tetap menggunakan tata krama dan tidak menyinggung.

  • Membicarakan tentang keburukan orang lain

Saat silaturahmi dalam momen lebaran pasti diwarnai dengan percakapan-percakapan, sehingga silaturahmi tersebut menjadi berkesan. Namun, dalam percakapan-percakapan tersebut kita harus memilah mana yang baik kita bicarakan saat silaturahmi. Jangan sampai kita membicarakan keburukan-keburukan pada diri orang lain yang kita ketahui karena sama saja kita menyebarkan aib orang tersebut dan membuat suasana silaturahmi tersebut menjadi tidak nyaman. Padahal, silaturahmi tersebut bertujuan untuk mempererat persaudaraan maupun mengakrabkan kembali hubungan yang tidak akrab sebelumnya, bukan untuk membicarakan hal-hal yang buruk orang lain yang tidak ada dalam silaturahmi tersebut atau bahkan ada di dalamnya.

  • Mengorek-orek hal yang sensitif

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai manusia, rasa keingintahuan yang tinggi atau sering disebut dengan istilah kepo merupakan hal cukup wajar. Namun, kewajaran tersebut jangan sampai disalahartikan. Walaupun kepo menjadi hal yang wajar, tetapi kita harus tahu batasan-batasan mengenai hal-hal yang ingin kita ketahui. Jangan sampai karena terlalu kepo kita ikut campur dengan masalah pribadi seseorang yang akan membuat suasana menjadi tidak nyaman karena pertanyaan yang kita sampaikan.

Kata "kapan" sebenarnya biasa saja untuk diucapkan, tetapi karena terlalu kepo, pertanyaan tentang "kapan" menjadi tidak enak untuk didengar. Misalnya, "kapan kamu punya anak", hal tersebut cukup atau sangat sensitif ditanyakan kepada pasangan yang sudah menikah namun belum dikaruniai anak, sehingga kita harus berhati-hati dalam memilih pertanyaan untuk pasangan yang belum dikaruniai anak. Yang hanya dapat kita lakukan adalah mendoakan yang terbaik saja jangan sampai menyelidiki lebih dalam dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih sensitif.

  • Membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya

Membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya memang sudah biasa dilakukan meskipun tidak sedang dalam rangka silaturahmi lebaran. Hal itu dilakukan di hari biasa saja membuat suasana menjadi tidak nyaman apalagi saat momen lebaran yang hanya satu tahun sekali, akan menjadi sangat tidak nyaman. Sehingga kita harus pandai dalam bertutur kata dan menahan diri untuk tidak berkata yang tidak baik.

Misalnya, membandingkan kesuksesan anak, padahal kita tahu bahwa rezeki atau kesuksesan tersebut sudah diatur oleh Allah SWT dan tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama.