Apa hak yang didapatkan dengan memberikan vaksin pada hewan

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies adalah penyakit yang mengerikan karena jika terjadi gejala klinis pada manusia maupun hewan kemungkinan berujung pada kematian. Lalu apa yang harus dilakukan jika terkena gigitan anjing rabies?

Baca: Waspada, Rabies Sulit Terdeteksi Melalui Pemeriksaan Darah

Perlu diketahui hewan pembawa rabies tidak hanya anjing, tapi kera dan kucing juga termasuk hewan pembawa penyakit mengerikan itu. Masyarakat harus mengetahui seperti apa hewan yang terkena virus rabies. Tanda rabies pada hewan sangat bervariasi, seperti adanya perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku itu hewan tunjukkan dengan mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk menggigit pemiliknya. Selain itu juga perilaku hewan tersebut bisa ditandai dengan memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya, hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, kejang-kejang, paralisis/lumpuh dan akan mati dalam waktu 14 hari, namun umumnya mati pada 2-5 hari setelah tanda-tanda tersebut terlihat.

Apa hak yang didapatkan dengan memberikan vaksin pada hewan
Seorang pecinta anjing bercanda dengan hewan peliharaannya saat berkampanye di acara hari bebas kendaraan di kawasan Simpanglima, Semarang, 9 April 2017. Munculnya tempat makan berbahan daging anjing dikhawatirkan sebagai media penyebaran virus rabies. Budi Purwanto Tak hanya digigit, penularan virus rabies dapat terjadi dengan jilatan atau cakaran. Lalu apa yang harus dilakukan oleh korban jika digigit oleh hewan pembawa rabies? Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan penanganan kasus gigitan hewan penular rabies ada tata laksananya. Namun hal yang pertama harus dilakukan setelah digigit oleh hewan tersebut adalah mencuci luka gigitan dengan sabun selama 15 menit. “Pencucian luka gigitan dengan menggunakan air dan sabun selama kurang lebih 15 menit. Pencucian ini merupakan hal yang sangat penting dan harus segera dilakukan setelah terjadi pajanan (jilatan, cakaran atau gigitan) oleh HPR untuk membunuh virus rabies yang berada di sekitar luka gigitan,” kata dr. Nadia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 5 Maret 2019. Setelah itu, korban diberikan antiseptik setelah dilakukan pencucian luka untuk membunuh virus rabies yang masih tersisa di sekitar luka gigitan. Antiseptik yang dapat diberikan di antaranya povidon iodine, alkohol 70 persen, dan zat antiseptik lainnya. Selanjutnya, pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) yang bisa didapat di rumah sakit. Tujuan pemberian VAR dan SAR untuk membangkitkan sistem imunitas dalam tubuh terhadap virus rabies dan diharapkan antibodi yang terbentuk akan menetralisasi virus rabies.

Apa hak yang didapatkan dengan memberikan vaksin pada hewan
Seorang anak laki-laki membawa kucingnya untuk divaksin anti rabies dalam vaksinasi massal di Payatas, Metro Manila, Filipina, 26 September 2017. REUTERS/Romeo Ranoco “VAR diberikan pada hari ke-0 sebanyak 2 dosis (pada lengan kanan & kiri), hari ke-7 sebanyak 1 dosis (pada lengan kanan atau kiri) dan hari ke-21 sebanyak 1 dosis (pada lengan kanan/kiri). Sedangkan SAR diberikan bersamaan dengan pemberian VAR pada hari ke-0 secara infiltrasi di sekitar luka sebanyak mungkin, lalu sisanya disuntikkan,” kata Nadia. Namun bila virus rabies telah mencapai susunan saraf pusat, pemberian vaksin anti rabies tidak akan memberikan manfaat lagi. Selain itu, masyarakat juga harus mengetahui 2 kondisi luka akibat rabies, yakni luka risiko tinggi seperti jilatan atau luka pada mukosa, luka di atas daerah bahu (leher, muka dan kepala), luka pada jari tangan dan jari kaki, luka di area genitalia, luka yang lebar atau dalam, atau luka multiple (multiple wound). Untuk kategori ini perlu diberikan VAR dan SAR.

Baca: Batal Buru Hewan Liar, Sudin KPKP Jakut Gelar Vaksinasi Rabies

Ada pula luka berisiko rendah, seperti jilatan pada kulit terbuka atau cakaran atau gigitan kecil yang menimbulkan luka lecet di area badan, tangan dan kaki yang tidak banyak persyaratan. Untuk kategori ini hanya diberikan VAR “Penanganan pada kasus gigitan hewan penular rabies bertujuan untuk mencegah rabies pada manusia,” kata Nadia.

RabiesVaksin RabiesKesehatan


Overthinking atau berpikir berlebihan bisa berdampak bagi kesehatan mental maupun fisik. Apa saja dampaknya?

Baca Selengkapnya

Menelusuri informasi kesehatan dI Internet secara berlebihan hingga berakibat kecemasan menandakan Cyberchondria

Baca Selengkapnya

Kecemasan menganggap kondisi kesehatan bermasalah terlalu serius dari informasi Internet menandakan kondisi cyberchondria

Baca Selengkapnya

Peneliti melihat ada kaitan antara kekurangan vitamin D dengan risiko demensia. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Terdapat beberapa obat-obatan pribadi yang diperbolehkan untuk dibawa para Jemaah haji, apa saja?

Baca Selengkapnya

Vitamin, mineral, dan antioksidan dalam stroberi dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Meski baik untuk kesehatan, konsumsi keju harus dibatasi perharinya agar dampaknya justru tak membahayakan.

Baca Selengkapnya

Sebuah studi menemukan bahwa minum kopi dengan sedikit atau tanpa gula bisa mengurangi risiko kematian.

Baca Selengkapnya

minum air hangat ternyata juga berisiko karena terlalu panas dapat merusak jaringan organ tubuh. Bagaimana cara sehat dan benar minum air hangat?

Baca Selengkapnya

Terlalu sering makan mie instan bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan karena kandungan gizinya sedikit.

Baca Selengkapnya

Sebuah survey dari Rakuten Insight pada Januari 2021 lalu menunjukkan, 47% responden di Indonesia memiliki kucing, sedangkan 10% responden lainnya memelihara anjing. Angka ini menunjukkan peningkatan selama pandemi Covid-19.

Ada banyak alasan tren adopsi hewan meningkat sehingga turut menambah populasi hewan kesayangan di Indonesia. Salah satu alasannya adalah kebutuhan memiliki teman pendamping dalam melawan perasaan stres dan kesepian di masa pandemi yang membatasi aktivitas sehari-hari.

Memelihara hewan, baik kucing, anjing atau hewan peliharaan lain, membutuhkan komitmen dan tanggung jawab. Kalian para pet parents, sudah tahu belum 5 hak dasar hewan yang harus dipenuhi?

Dijelaskan drh. Novi Wulandari, selaku Corporate Affairs Manager PT Royal Canin Indonesia dalam peluncuran Royal Canin Club, Jumat, 6 Agustus 2021, setidaknya ada lima hak dasar hewan yang harus dipenuhi oleh pemilik hewan peliharaan:

1. Bebas dari rasa haus dan lapar

Memiliki hewan peliharaan harus siap menyediakan nutrisi yang sehat untuk mereka. Tidak sekadar kenyang, namun juga makanan yang bernutrisi. Dengan menyediakan makanan dan minuman yang bersih dan bernutrisi, maka hewan peliharaan akan sehat dan bahagia, bebas dari penyakit.

2. Bebas dari rasa tidak nyaman

Ini bisa diartikan pula bebas dari penyakit. Pemilik hewan peliharaan harus menyediakan tempat yang nyaman untuk mereka tinggal serta dijauhkan dari rasa tidak nyaman bagi mereka. Jangan menempatkan hewan peliharaan di kandang yang kumuh atau kotor yang tentu saja sangat tidak nyaman dan rentan menimbulkan penyakit.

3. Bebas untuk berekspresi sesuai tingkah laku alami mereka

Menurut drh. Novi, anjing dan kucing memiliki karakter berbeda. Kucing suka berburu, sedangkan anjing suka bermain. Oleh karena itu, pemilik kucing dan anjing sebaikya memberikan tempat yang luas, atau mengajak mereka mengeskpresikan tingkah laku alami mereka. Jangan 24 jam dibiarkan di dalam kandang. 

4. Bebas dari rasa takut dan tertekan

Para adopter hewan pemula, maksud hak dasar yang satu ini adalah memperlakukan hewan peliharaan penuh kasih sayang sehingga mereka terbebas dari rasa takut dan tertekan. Tak hanya dari pemiliknya, namun bebas rasa takut dari lingkungan sekitar.

5. Bebas dari rasa sakit atau dilukai

Ketika hewan peliharaan kamu sakit, bawalah ke dokter. Kucing, anjing, atau peliharaan lain pun bisa menderita penyakit dan merasakan sakit. 

Selama pandemi, para pet parents pun dituntut bisa beradaptasi dalam memberikan perhatian lebih kepada hewan kesayangan, di mana perawatannya juga terdampak oleh pandemi. Karena, menurut sebuah studi dari University of York, England yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada September 2020 lalu, kondisi pembatasan kegiatan di masa pandemi menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pet parents, yaitu mencakup keterbatasan aktivitas fisik hewan kesayangan, menurunnya akses terhadap perawatan hewan, hingga kemampuan hewan kesayangan dalam beradaptasi di era pasca pandemi nanti.

Atas dasar inilah Royal Canin menghadirkan Royal Canin Club sebagai pedoman dalam menjaga pertumbuhan dan kesejahteraan hewan di masa depan, yaitu dengan memberikan perawatan dan nutrisi yang tepat di setiap tahap kehidupan agar mereka dapat hidup secara optimal dan bahagia.

Dengan mengunduh aplikasi ini,  Geng Sehat yang memiliki anjing atau kucing bisa mendapatkan informasi perawatan kesehatan yang penting termasuk bagaimana cara baru untuk bermain di dalam rumah bersama mereka. Kalau anabul sehat dan bahagia, pemiliknya pun akan bahagia.