Apa faktor yang melatarbelakangi Pembukuan ulang Alquran pada masa khalifah Usman bin Affan?

Mushaf Al-Quran yang biasa dibaca oleh kaum Muslim saat ini, adalah hasil karya salah seorang khalifah bernama Utsman bin Affan. Sepeninggal Rasullah SAW, Allah menjaga Al-Quran dengan 2 cara, yaitu: tulisan dan hafalan. Dikisahkan, selama 23 tahun lamanya  sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

 Upaya membukukan Al-Quran  terus dilakukan Rasullah  SAW dengan cara membacakan kepada sahabat. Lalu para sahabat tersebut menuliskan pada benda,alat  yang ada saat itu dari pelepah kurma, hingga bebatuan.

Lembaran-lembaran yang dikumpulkan Zaid bin Tsabit tersebut, kemudian disimpan di tangan Abu Bakar hingga wafat. Sesudah itu, lembaran berpindah tangan ke Umar bin Khattab sewaktu masih hidup. Dan selanjutnya pindah lagi ke tangan Hafsah bin Umar bin Khattab.

Pembukuan Al-Qur’an

Pada masa khalifah Utsman bin upaya membukukan Al-Quran terus dilanjutkan. Hal ini terungkap dalam  karya Fariq Gasim Anuz dalam bukunya berjudul,” Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan” . Buku ini mengisahkan  bagaimana awal mula Utsman dan para sahabatnya membukukan Al-Quran sampai akhirnya berbentuk mushaf Al-Quran.

 Al-Quran ditulis dalam satu mushaf sesuai tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah menjadi usaha pembukuan  di masa Utsman bin Affan. Saat itu,  memberi tanggung jawab penulisan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair dan Said bin Hisyam.

Utsman bin Affan tidak langsung begitu saja  menyatukan, membukukan Al-Quran menurut Fariq Gasim Anuz dalam bukunya,” Kepemimpinan dan Keteladanan Utsman bin Affan”. Utsman bin Affan melihat kondisi dahulu saat itu, termasuk menerima laporan dari Hudzaifah terkait terjadi perselisihan antara umatnya tentang Al-Quran. 

Islam disaat itu sudah menyebar luas ke seluruh dunia. Namun,  Orang-orang non Arab mulai banyak masuk  Islam. Kesalahan seringkali  terjadi dalam membaca Al-Quran pada orang-orang non Arab, daripada orang Arab. Kesalahan itu terjadi, akibat dari belum ada upaya membukukan Al-Quran.

Sebelumnya memang telah dilakukan oleh Rasullah tapi belum berbentuk mushaf. Baru pada masa khalifah Ustman inilah ada upaya menyatukan bacaan Al-Quran dengan membuat mushaf, bertujuan bacaan Al-Quran sama di antara umatnya. Hal ini terjadi   setelah menanggapi laporan Hudzaifah dengan bermusyawarah bersama beberapa orang sahabat di Madinah.

Metode Penulisan Musaf Al-Qur’an Utsman Bin Affan

Upaya membukukan Al-Quran di masa Utsman pertama kalinya, Pertama:  Membentuk satu tim ahli  melaksanakan penulisan Al-Quran. Tim ahli ini menurut mayoritas ulama terdiri dari   4 orang, yaitu: Zaid bin Tsabit dari  Anshar, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Harist.  dari Quraish.

Pasca tim terbentuk Utsman meminta sebuah mushaf Al-Quran yang dibukukan pada Abu Bakar pada Hafshah binti Umar bin Khattab, setelah itu tim menulis ulang berdasar dan sesuai tulisan aslinya

Utsman sendiri yang mengawasi proses pembukuan Al-Quran yang dilakukan oleh tim. Utsman berkata,” Jika kalian beda pendapat dengan Zaid bin Tsabit dalam hal apapun pada Al-Quran, maka tulislah dengan lisan Quraisy, karena  Al-Quran diturunkan dengan lisan Quraish.”

Terjadilah  perbedaan pendapat di antara sahabat-sahabat Nabi yang saat itu  menurut Zuhri pada proses pembukuaan   surat At-Taabuut atau At-Taabuuh. Para penulis Quraish berpendapat At-Taabuut, sedang Zaid memilih At-Taabuut. Mendengar telah terjadi perbedaan, maka Utsman berkata,”Tulislah At-Taabuut, karena Ia turun dengan lisan Quraisy. L

Selesai mushaf Al-Quran dibuat ada yang menyebut mushaf diperbanyak menjadi 5 kemudian,  Utsman mengirimkan salinan  mushaf ke sejumlah wilayah dari Mekah, Kufah dan Syam.1 mushaf dikirim ke Madinah yang dinamakan mushaf Al-Madinah dan 1  salinan mushaf yang dipegang Utsman sendiri yang disebut mushaf Al-Imam.

Salah satu riwayat menyebut, setiap mushaf yang dikirim ke wilayah tertentu disertai seorang pengajar. Dikisahkan, pengajar tersebut mengajarkan kaum Muslim cara membacanya berdasar hadist shahih, dan hadis mutawir. Abdullah bin Sa’id mengajarkan mushaf yang dikirim ke Mekah. Mughirah bin Syiap mengajarkan mushaf ke Syam, Abu Abdurrahman Sulami di Kufah, dan Zaid bin Tsabit di Madinah.

Baca Juga  Konsep Tawakkal Menurut Al-Quran

Mushaf yang berbeda yang tersisa dipisahkan, dan  dihilangkan dengan cara dibakar, atau dicuci dengan air sampai tintanya hilang, supaya tidak ada perbedaan dan Muslimin bersatu dalam satu mushaf.

KOMPAS.com - Kitab suci Al Quran merupakan sumber hukum dan pedoman hidup bagi umat Islam.

Saat ini, umat Islam memiliki kitab Al Quran yang sama dan seragam berkat adanya upaya kodifikasi Al Quran yang dimulai sejak zaman Rasulullah.

Pengumpulan dan penulisan atau kodifikasi Al Quran berlangsung selama tiga periode, yakni periode Nabi Muhammad, periode Khalifah Abu Bakar, dan periode Khalifah Utsman bin Affan.

Ketiga periode tersebut secara estafet saling melanjutkan dan menyempurnakan program kodifikasi Al Quran.

Bagaimana proses kodifikasi Al Quran pada masa Khalifah Utsman bin Affan?

Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran

Latar belakang kodifikasi Al Quran era Utsman bin Affan

Kodifikasi mushaf Al Quran yang dilakukan oleh Khalifah Utsman bin Affan dilatarbelakangi oleh adanya keragaman cara pembacaan Al Quran (qiraat).

Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Islam semakin menyebar di sepanjang jazirah Arab.

Penduduk di suatu daerah umumnya mengambil sekaligus menggunakan bacaan Al Quran (qiraat) dari para sahabat terkemuka.

Penduduk Suriah misalnya, memakai qiraat versi Ubay bin Ka'b, penduduk Kufah menggunakan qiraat versi Abdullah bin Mas'ud, dan sebagainya.

Ragam qiraat ini akhirnya menimbulkan perselisihan, bahkan saling menganggap qiraatnya yang paling benar.

Kemelut tersebut diketahui oleh Hudzaifah bin Yaman, yang turut serta dalam misi penaklukkan Armenia dan Azerbaijan.

Hudzaifah bin Yaman melaporkan hal itu kepada Khalifah Utsman, agar segera diambil tindakan.

Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran pada Masa Nabi Muhammad

Proses kodifikasi Al Quran era Utsman bin Affan

Pada akhir pemerintahan Abu Bakar, proses kodifikasi menghasilkan ayat Al Quran yang tersusun secara rapi dalam satu mushaf.

Mushaf tersebut awalnya disimpan oleh Abu Bakar, kemudian berpindah ke Umar bin Khattab, dan akhirnya jatuh ke tangan putri Umar, Hafshah binti Umar.

Setelah mendapat laporan dari Hudzaifah bin Yaman, Khalifah Utsman meminjam mushaf yang dibawa oleh Hafshah binti Umar.

Utsman kemudian membentuk tim pembukuan Al Quran yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Ash, dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam.

Mereka diminta menduplikasi mushaf dari Hafshah menjadi beberapa mushaf agar tidak terjadi lagi perbedaan dalam cara membaca serta huruf Al Quran.

Dalam misi tersebut, Utsman berpesan apabila ditemukan perbedaan pendapat tentang ragam dialek, maka sebaiknya ditulis dalam dialek Quraisy karena Al Quran diturunkan dalam bahasa mereka.

Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran pada Masa Abu Bakar

Mushaf-mushaf yang selesai ditulis oleh tim Zaid bin Tsabit dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang kemudian dikirimkan ke seluruh pelosok wilayah Islam.

Setelah itu, Khalifah Utsman bin Affan mengembalikan mushaf yang asli kepada Hafshah.

Khalifah Utsman bin Affan juga memerintahkan agar mushaf versi lain yang beredar sebelum terbit Al Quran Mushaf Utsmani dibakar.

Langkah pembakaran tersebut terpaksa diambil supaya tidak ada perbedaan lagi yang membingungkan dan dapat menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam.

Hingga saat ini, Al Quran yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia merupakan Al Quran dengan Mushaf Utsmani.

Referensi:

  • Al-Suyuthi, Imam Jalaluddin. (2021). Al-Itqan Fi 'Ulumil Quran 1 (edisi terjemahan). Yogyakarta: DIVA Press.
  • Arifin, Mochammad. (2019). 10 Tema Fenomenal dalam Ilmu Al Quran. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa faktor yang melatarbelakangi Pembukuan ulang Alquran pada masa khalifah Usman bin Affan?

1. Faktor-faktornya adalah salah seorang sahabat bernama Hudzaifah ibnu Yaman yang baru pulang dari pertempuran mengabarkan kepada khalifah bahwa timbul perdebatan tentang qiraat (bacaan) Alquran dikalangan kaum muslimin. Diantara mereka ada yang menganggap bahwa bacaannya lah yang paling baik. Dari persoalan itu Hudzaifah mengusulkan kepada khalifah agar segera diambil kebijaksanaan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut agar masalah tersebut tidak menimbulkan perpecahan umat Islam. Usul tersebut kemudian langsung diterima oleh khalifah Usman bin Affan dengan langsung mengirim utusan untuk meminta mushaf kepada Hafsah yang disimpan di rumahnya untuk disalin. Zaid kembali ditunjuk oleh Usman sebagai ketua pembukuan Alquran ini dengan anggota-anggotanya yaitu Abdullah bin Zubair, Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits.Setelah selesai, Usman kemudian mengembalikan mushaf yang asli kepada Hafsah untuk disimpan. Kemudian mushaf salinan tadi dikirimkan ke berbagai penjuru negeri seperti Mekah, Kuffah, Basrah dan Suriah.Mushaf tersebutlah yang sekarang dikenal dengan mushaf Usmani. 2. Abu Musa Al-Asy'ari.3. Kota Madain (ibukota Persia), kota Syria, dan kota CadesiaSemoga membantu :)

  • Apa faktor yang melatarbelakangi Pembukuan ulang Alquran pada masa khalifah Usman bin Affan?

  • Apa faktor yang melatarbelakangi Pembukuan ulang Alquran pada masa khalifah Usman bin Affan?