Akibat masalah sosial di lingkungan sekolah

Asked by wiki @ 26/08/2021 in IPS viewed by 4269 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in IPS viewed by 4192 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in IPS viewed by 3631 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in IPS viewed by 3104 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in IPS viewed by 2261 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in IPS viewed by 2053 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in IPS viewed by 1993 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in IPS viewed by 1935 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in IPS viewed by 1904 persons

Asked by wiki @ 05/08/2021 in IPS viewed by 1817 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in IPS viewed by 1729 persons

Asked by wiki @ 20/08/2021 in IPS viewed by 1692 persons

Asked by wiki @ 16/08/2021 in IPS viewed by 1664 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in IPS viewed by 1618 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in IPS viewed by 1559 persons

Lakukanlah hal yang sama dengan mengidentifikasi Masalah Sosial di Lingkungan Sekolah buatlah kesimpulan disini, penyebab, akibat, usaha untuk mengatasi, pembahasan kunci jawaban tema 6 kelas 5 halaman 169 170 171 172 174 175 Tepatnya pada materi pembelajaran 4 subtema 3 Pengaruh Kalor Terhadap Kehidupan di buku tematik siswa.

Pembahasan kali ini merupakan lanjutan dari tugas sebelumnya, di mana kalian telah mengerjakan soal tentang Masalah Sosial di Lingkungan Tempat Tinggal di buku tematik siswa.

Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 172

Bagaimana dengan lingkungan sekolahmu? Adakah permasalahan yang dengan mudah kamu jumpai di sekolah?

Lakukanlah hal yang sama dengan mengidentifikasi permasalahan yang sering terjadi di sekolahmu. Kamu tahu bahwa sebagai pelajar memiliki hak dan kewajiban. Demikian juga dengan anggota komunitas sekolahmu, seperti para guru dan pegawai lainnya.

Jawaban :

Masalah SosialPenyebabAkibatUsaha Untuk Mengatasi
Perkelahian siswaTidak adanya rasa persaudaraan dan saling mengasihiTimbul perpecahan di kalangan siswa dan menjadi tidak nyamannya suasana belajarLebih membiasakan siswa untuk lebih mengenal satu dengan yang lain
Bolos sekolahTidak disiplin terhadap waktuKegiatan pembelajaran tergangguMemberikan sosialisasi/bimbingan tentang disiplin dan pentingnya bersekolah
Kekerasan fisik guruKurangnya pengertian dan pemahaman guruSuasana pembelajaran tidak nyaman, siswa jadi takut ke sekolahPelatihan guru, sosialisasi tujuan pendidikan di sekolah
Bullying siswaAdanya seseorang atau sekelompok siswa yang merasa lebih kuat dan hebat dari siswa yang lainKetidaknyamanan siswa lain terutama korban bully sehingga menderita secara fisik, verbal atau emosional/psikologisMeningkatkan nilai-nilai agama dalam kehidupan di sekolah serta mempererat persatuan, persaudaraan, dan persamaan kedudukan di mata siswa.

Buatlah kesimpulanmu di sini :

Adanya masalah sosial di lingkungan sekolah dapat menyebabkan tidak kondusifnya atau tidak nyamannya suasana pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak untuk menghilangkan/mengurangi masalah sosial tersebut, baik dari pihak siswa sendiri, pihak sekolah/guru, pihak wali murid, pihak komite dan masyarakat. Lebih menekankan tentang pentingnya hak, kewajiban dan tanggung jawab secara bersama-sama.

Ayo Membaca

1. Bagaimana kue Bolu Meranti menjadi oleh-oleh khas Kota Medan?2. Apa saja usaha yang dilakukan pemiliknya sehingga membuat bolu ini terkenal?3. Bagaimana pengaruh keberadaan Bolu Meranti terhadap pembangunan ekonomi masyarakat Kota Medan?4. Bagaimana pengaruh keberadaan Bolu Meranti terhadap pembangunan sosial budaya masyarakatnya?

5. Apakah di daerahmu juga punya sesuatu yang biasa dijadikan oleh-oleh khas daerahmu?

Masalah sosial di lingkungan sekolah adalah situasi yang harus dihadapi setiap hari oleh pihak sekolah. Maka dari itu, berbagai langkah antisipasi harus disiapkan demi menjamin kelancaran proses belajar dan mengajar. Beberapa contoh masalah sosial yang sering terjadi di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD), diantaranya :

Bolos pelajaran atau bahkan tidak masuk tanpa keterangan sangat mungkin terjadi. Masalah sosial di lingkungan sekolah ini kemungkinan terjadi karena peserta didik masih kurang memahami pentingnya belajar bagi kehidupannya kelak. Ia masih belum sadar bahwa mendapatkan materi formal maupun non-formal adalah bekal bagi masa depannya.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, sekolah harus mengambil tindakan berupa teguran, mulai dari paling ringan hingga berat. Bila teguran tidak membuahkan hasil, maka tindakan berikutnya adalah pemberian sanksi. Di sisi lain, tindakan pencegahan seperti bimbingan kepada siswa akan dilakukan demi menjaga minatnya terhadap pelajaran di sekolah.

Anak sulit atau bahkan tak mau bergaul bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Meski demikian, orang tua tetap perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal tersebut agar bisa mengetahui apa yang menyebabkan mereka seperti itu. Menurut psikolog anak, Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi, pada umumnya, keengganan si kecil untuk berbaur/bergaul dengan teman-temannya dapat disebabkan oleh beragam faktor. “Hal pertama yang orang tua harus lakukan adalah memahami faktor penyebab sehingga dapat lebih mudah untuk mengatasinya. Misalnya, karakteristik kepribadian si kecil yang cenderung pemalu, adanya pengalaman yang kurang menyenangkan di masa lalu yang berkaitan dengan hubungan pertemanan, kurangnya waktu dan pengalaman untuk melatih keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi, dan sebagainya,” ujar Fabiola.

Bullying yang saat ini kerap menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah. Penyebabnya adalah dua kondisi, ada anak yang merasa lebih hebat dan superior, serta ada anak yang memang tidak banyak melawan sehingga ia tidak berdaya. Alhasil, salah satu anak akan jadi pihak pembuli dan dibuli.

Pada dasarnya, bullying tidak dibenarkan dalam situasi dan kondisi apa pun. Tindakan ini termasuk kekerasan yang bisa berakibat buruk pada kehidupan anak-anak selanjutnya. Oleh karena itu, antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa menghakimi, menyakiti, dan menyebarkan desas-desus orang lain adalah bullying. Di sisi lain, setiap anak ditanamkan sifat berdaya, sehingga ia bisa menolong dirinya sendiri ketika dibuli maupun untuk orang lain.

Jangan hanya menuntut agar anak gemilang dalam prestasi, tanpa membantu si anak berproses dalam belajar. Itu bisa jadi bahaya! Anak bisa tumbuh menjadi pribadi instan, bahkan meski ia jadi abai pada kesulitan belajar dan memilih jalan pintas. Seperti, menyontek, membohongi guru, dan lainnya.

Berikan pengertian pada anak. Mintalah anak menerangkan apa yang ia keluhkan, mengapa bisa sulit, dan bantu anak untuk bersama-sama mencari solusi. Dan jangan lupa mengapresiasi anak ketika ia berhasil menyelesaikan kesulitan belajarnya, ya, Moms.

Perselisihan bisa terjadi di mana saja. Di lingkungan kecil seperti antar keluarga pun sangat mungkin perselisihan muncul. Oleh karenanya, tidak heran bila perselisihan ini menjadi masalah sosial di sekolah, baik itu antara peserta didik maupun dengan warga sekolah lain. Kalau ditanya soal penyebab, bisa jadi karena ada salah paham, emosi sesaat, ada yang merasa lebih hebat, dan ada pihak yang merasa dirugikan. Antisipasinya bisa dengan menerapkan sikap ramah dan baik kepada sesama, serta selalu membawa kedamaian untuk semua.

  1. Merusak Fasilitas Sekolah

Biasanya, fasilitas rusak bisa menjadi masalah sosial di lingkungan sekolah yang diakibatkan kecerobohan atau bahkan ketidaksengajaan. Contoh bila hal tersebut disebabkan oleh kecerobohan adalah rusaknya alat praktik karena siswa belum paham cara penggunaannya. Atau bisa juga siswa terburu-buru sehingga tidak sadar menyenggol alat praktik.

Akan tetapi, ada kemungkinan kerusakan fasilitas sekolah didasarkan oleh kesengajaan. Misalnya, meja dan bangku yang digunakan untuk bermain, dicorat-coret, dan lain sebagainya. Maka, tindakan yang akan dilakukan adalah teguran  kepada siswa. Kemudian, tindakan akan dilanjutkan dengan edukasi bahwa fasilitas sekolah adalah milik bersama sehingga harus dijaga dengan baik.

Itulah beberapa contoh permasalahan sosial yang sering terjadi di lingkungan sekolah, terutama di SD.  Untuk itu, warga sekolah khususnya pendidik dan tenaga kependidikan harus selalu berusaha untuk meminimalisir timbulnya masalah dengan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai dengan prosedur sekolah atau Lembaga.