Mengapa pada akhirnya banyak ormas Pemuda dan mahasiswa yang menentang pemerintahan Orde Baru

Mengapa pada akhirnya banyak ormas Pemuda dan mahasiswa yang menentang pemerintahan Orde Baru

Mengapa pada akhirnya banyak ormas Pemuda dan mahasiswa yang menentang pemerintahan Orde Baru
Lihat Foto

Kompas/Eddy Hasby (ED) *** Local Caption *** http://kom.ps/AB2H32 (KOMPAS/EDDY HASBY)

Mahasiswa se-Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi mendatangi Gedung MPR/DPR, Mei 1998, menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden Soeharto. Sebagian mahasiswa melakukan aksi duduk di atap Gedung MPR/DPR.

KOMPAS.com - Reformasi adalah tanda berakhirnya rezim Soeharto setelah menjabat sebagai Presiden Indonesia selama 32 tahun.

Era reformasi dimulai pada 1998, setelah Soeharto mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh BJ Habibie.

Proses lengsernya Soeharto sendiri tidak lepas dari peran mahasiswa pada masa Orde Baru, yang berlanjut hingga era Reformasi.

Lantas, bagaimana peran mahasiswa dalam peristiwa Reformasi 1998?

Baca juga: Tragedi Trisakti: Latar Belakang, Kronologi, dan Korban Penembakan

Melakukan aksi demonstrasi

Pada 1997, Indonesia dilanda krisis moneter yang cukup hebat dan berkembang menjadi masalah ekonomi yang sangat serius.

Alhasil, masyarakat semakin tidak puas dengan pemerintah dan kemudian memicu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.

Puncak pergerakan mahasiswa pada masa Reformasi adalah saat sekitar 15.000 mahasiswa yang menuntut pengunduran diri Soeharto, mengambil alih Gedung DPR/MPR, yang membuat politik nasional lumpuh.

Posisi Presiden Soeharto pun semakin terdesak akibat aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa.

Akhirnya, pada 21 Mei 1998, Soeharto secara resmi menyatakan berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia di Istana Merdeka.

Pemerintahan Orde Baru pun resmi berakhir, dan digantikan era Reformasi yang dipimpin oleh BJ Habibie.

Baca juga: 6 Agenda Reformasi 1998

Mencetuskan 6 Agenda Reformasi 1998

Setelah Soeharto lengser, sejumlah mahasiswa dan rakyat menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Dalam gerakannya, mahasiswa Indonesia menyampaikan beberapa tuntutan reformasi yang disebut sebagai 6 Agenda Reformasi 1998.

Berikut ini beberapa hal yang dicanangkan oleh mahasiswa untuk melaksanakan reformasi tahun 1998 yang tertuang dalam 6 Agenda Reformasi.

  • Mengadili Soeharto dan para pengikutnya
  • Melakukan amendemen UUD 1945
  • Melakukan otonomi daerah yang seluas-luasnya
  • Menghapus dwifungsi ABRI
  • Menghapus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
  • Menegakkan supremasi hukum
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pendukung demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an di Indonesia. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Indonesia pada tangal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menduduki jabatan tersebut.

Gerakan ini mendapatkan momentum saat krisis moneter Asia melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing menyoroti percepatan gerakan yang mendukung demokrasi setelah Peristiwa 27 Juli 1996 (disebut juga Peristiwa Kudatuli). Pada tahun 1998, Soeharto kembali dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia untuk menjabat sebagai Presiden Indonesia untuk ketujuh kalinya, dengan B.J. Habibie sebagai wakil presiden. Namun sejumlah pihak, termasuk mahasiswa, menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia. Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa hal, seperti mengadili Soeharto dan kroni-kroninya, melaksanakan amendemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menghapus dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, melaksanakan otonomi daerah seluas-luasnya, menegakkan supremasi hukum, dan menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Kompleks Parlemen Republik Indonesia dan gedung-gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di daerah menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Organisasi mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain Forum Komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta (FKSMJ) dan Forum Kota. Meskipun salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya Soeharto berhasil, tetapi beberapa pihak menilai agenda reformasi belum tercapai. Gerakan mahasiswa ini mencakup tragedi Trisakti yang menewaskan empat orang mahasiswa yang dianggap sebagai "Pahlawan Reformasi". Setelah Soeharto mundur, kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa masih terjadi, yang antara lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang berlangsung hingga dua kali. Turunnya Soeharto memulai babak baru dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu Era Reformasi. Meskipun demikian, masih ada unjuk rasa untuk menuntut keadilan akibat pelanggaran hak asasi manusia selama periode gerakan mahasiswa 1998, termasuk hilangnya keberadaan mahasiswa dan kematian mahasiswa oleh aparat pemerintah.

Pada bulan Mei 1998, Indonesia mengalami pukulan berat akibat krisis finansial yang menerpa kawasan Asia Timur, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Meningkatnya inflasi dan pengangguran, ditambah dengan perilaku korupsi pemerintah, menciptakan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru.

Pada bulan April 1998, ketika Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Indonesia, setelah masa bakti 1993–1998, mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menggelar unjuk rasa secara besar-besaran. Mereka menuntut pemilu kembali diadakan dan tindakan efektif pemerintah untuk mengatasi krisis. Pada demonstrasi-demonstrasi ini, mahasiswa menerima kekerasan fisik karena dianggap akan menimbulkan gangguan.

Pada 12 Mei 1998, mahasiswa melakukan demonstrasi dan berjalan dari Universitas Trisakti menuju Gedung MPR/DPR. Aparat keamanan menembaki demonstran sehingga menewaskan empat orang mahasiswa dan melukai mahasiswa-mahasiswa lainnya. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Keempatnya kemudian dianggap sebagai "Pahlawan Reformasi".

Kejatuhan Soeharto

Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden sehingga posisinya digantikan oleh Baharuddin Jusuf Habibie yang sebelumnya adalah wakil presiden. Mundurnya Soeharto menandai terwujudnya salah satu agenda reformasi.

Tragedi Semanggi

Meskipun salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya Soeharto telah berhasil, tetapi sejumlah pihak menilai agenda reformasi belum tercapai atau malah gagal. Setelah Soeharto mundur, masih terjadi kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan tragedi Semanggi yang berlangsung dua kali. Tragedi pertama berlangsung pada tanggal 11–13 November 1998, sementara tragedi kedua pada tanggal 24 September 1999.

Mahasiswa menganggap bahwa kepemimpinan Habibie masih sama dengan Soeharto, salah satunya adalah karena Dwifungsi ABRI masih ada. Ketika Sidang Istimewa MPR berlangsung pada November 1998, masyarakat bergabung dengan mahasiswa melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Keadaan di Gedung MPR/DPR secara umum aman dan terkendali. Penjagaan diperketat sampai ke kawasan Semanggi. Ketika mahasiswa bentrok dengan aparat keamanan, terjadi penembakan oleh aparat yang mengakibatkan sejumlah orang meninggal di tempat.

Tragedi Semanggi kedua terjadi pada 24 September 1999, ketika Kabinet Reformasi Pembangunan B.J. Habibie telah berakhir.

  • Trisakti and Semanggi tragedy part 1 of 5 - YouTube
  • Trisakti and Semanggi tragedy part 2 of 5 - YouTube
  • Trisakti and Semanggi tragedy part 3 of 5 - YouTube
  • Trisakti and Semanggi tragedy part 4 of 5 - YouTube
  • Trisakti and Semanggi tragedy part 5 of 5 - YouTube
 

Artikel bertopik sejarah Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gerakan_mahasiswa_Indonesia_1998&oldid=19225317"