Lihat Foto Show
KOMPAS.com - Rabun senja adalah jenis gangguan penglihatan di malam hari atau dalam keadaan yang gelap atau kurang pencahayaan. Gangguan penglihatan ini juga kerap disebut dengan rabun ayam. Kondisi ini bukanlah suatu penyakit, melainkan menjadi gejala dari masalah kesehatan atau penyakit tertentu. Baca juga: 6 Cara Jaga Kesehatan Mata Ketika Terlalu Lama Main Game di Gadget PenyebabBerdasarkan Cleveland Clinic, terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan rabun senja, termasuk:
DiagnosisMengutip Cleveland Clinic, ciri-ciri rabun senja ditandai dengan kesulitan hingga tidak dapat melihat sama sekali dalam keadaan yang gelap atau kurang pencahayaan. Kondisi ini dipastikan akan mengganggu kenyamanan aktivitas dan dapat mengancam keselamatan Anda. Oleh karena itu, segera temui dokter untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut karena rabun senja bisa menjadi gejala dari penyakit serius. Melansir (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); Healthline, berikut jenis-jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk melakukan diagnosis dengan memastikan tingkat keparahan dan penyebab rabun senja Anda, meliputi:
Baca juga: Inilah Jarak Aman Menonton TV Agar Tak Rusak Mata PerawatanSalah satu pertanyaan mengenai kondisi ini adalah apakah penderita rabun senja harus memakai kacamata. Pada umumnya, setelah mengetahui kondisi dan tingkat keparahan rabun senja yang Anda derita, dokter akan merekomendasikan lensa korektif seperti kacamata dan lensa kontak untuk meningkatkan kemampuan penglihatan. Selain itu, menurut Healthline, terdapat perawatan lain yang dapat digunakan sebagai cara mengatasi rabun senja. Beberapa perawatan lainnya tersebut tergantung dengan kondisi medis yang mendasari rabun ayam, seperti:
PencegahanDilansir dari Cleveland Clinic, berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah rabun senja, antara lain:
Baca juga: Benarkah Membaca Sambil Tiduran Berbahaya untuk Mata? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Cari penyakit, gejala, dan pengobatan
Dipublish tanggal: Jan 17, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit
Anda mungkin sudah sering mendengar mengenai rabun jauh atau mata minus, rabun dekat, hingga mata silinder atau astigmatisma. Namun, apakah Anda sudah tahu tentang rabun senja? Beda dengan gangguan penglihatan lainnya, kondisi ini menyebabkan seseorang tidak mampu melihat benda-benda dengan jelas setiap sore menjelang malam hari. Apa itu rabun senja?Rabun senja (nyctalopia) adalah gangguan penglihatan dimana seseorang tidak mampu melihat dengan baik saat sore menjelang malam hari atau saat penerangan mulai meredup. Rabun senja sering dialami oleh para pengendara kendaraan yang usianya sudah tua, tapi bisa juga terjadi di semua usia.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
Meskipun disebut sebagai rabun senja, tidak berarti bahwa seseorang benar–benar tidak bisa melihat saat sore menjelang malam hari. Kebanyakan orang yang mengalami nyctalopia sulit untuk membedakan antara objek satu dengan lainnya saat malam hari. Mereka hanya bisa melihat halo (lingkaran cahaya) di sekeliling lampu atau sumber cahaya lainnya saat malam hari. ( ! ) Rabun senja bisa sangat berbahaya, ketika seseorang yang tidak bisa melihat dengan baik saat gelap melakukan kegiatan menyetir. Lampu sorot dari mobil yang berlawanan arah dan lampu jalan raya bisa membuat penglihatannya menjadi kabur dan membuat kesulitan untuk menyetir dengan aman. Mengenai rabun senjaPenyebabAda beberapa hal yang menjadi penyebab rabun senja atau nyctalopia, antara lain:
GejalaRabun senja bukanlah sebuah diagnosis penyakit yang berdiri sendiri, melainkan sebuah gejala yang disebabkan oleh kondisi medis atau masalah tertentu. Nyctalopia biasanya terjadi akibat adanya gangguan di retina mata. Tanda dan gejala rabun senja juga sebetulnya tergantung dari penyebabnya masing-masing. Secara umum, gejala rabun seja meliputi: Jika Anda merasa kesulitan membedakan objek saat malam hari atau jika anda melihat halo di sekitar cahaya/ lampu dalam kegelapan, segera periksakan diri ke dokter matar. Hal ini mungkin menjadi gejala awal dari kondisi mata yang lebih serius. Diagnosis yang diketahui lebih awal sangat membantu untuk menyelamatkan penglihatan anda. Pencegahan rabun senjaSeperti yang sudah disebutkan sebelumnya, rabun senja bukanlah penyakit yang berdiri sendiri. Gangguan penglihatan ini umumnya merupakan gejala yang disebabkan oleh penyakit lain yang menyertainya.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
Untuk mencegah rabun senja, yang terpenting adalah menjaga pola hidup sehat. Salah satunya dengan menghindari makan makanan manis supaya tidak terkena diabetes. Diabetes bisa meningkatkan risiko retinopati diabetik yang berkembang menjadi rabun senja. Selain itu, memakai kacamata hitam juga dapat membantu mencegah terjadinya rabun senja. Kacamata hitam akan melindungi mata dengan membatasi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Hal ini pula yang akan melindungi mata dari sinar UVA dan UVB sehingga Anda terhindar dari rabun senja. Pengobatan rabun senjaPengobatan rabun senja tergantung dari penyebabnya masing-masing. Bila disebabkan oleh gangguan optik atau obat glaukoma, maka dokter mungkin akan menyarankan Anda menggunakan kacamata khusus. Lain halnya jika rabun senja disebabkan oleh katarak, maka operasi katarak adalah pilihan terbaik. Operasi katarak bertujuan untuk memperbaiki penglihatan pasien secara keseluruhan supaya bisa melihat di malam hari. Jika retinopati diabetik menjadi penyebabnya, maka upaya yang dilakukan adalah dengan mengendalikan kadar gula dalam darah. Gula darah dapat dikendalikan melalui obat–obatan dan makanan yang bisa mencegah berkurangnya penglihatan. Sementara jika penyakit retina yang menjadi penyebab rabun senja, maka pengobatannya bisa jadi lebih rumit. Hal ini tergantung dari tipe penyakitnya, sehingga perlu diobservasi lebih lanjut oleh dokter spesialis mata, terutama subspesialis retina.
Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda? Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.
Buka di app |