Lihat Foto KOMPAS.com - Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis merupakan daerah yang mengalami penyinaran matahari sepanjang tahun. Lokasi Indonesia yang diapit Benua Asia dan Benua Australia. Posisi tersebut dinamakan posisi silang. Posisi silang Indonesia memberikan keuntungan bagi Indonesia. Sehingga menyebabkan Indonesia pola air arah angin yang selalu berganti setiap enam bulan sekali, yaitu angin muson barat dan angin muson timur. Dampaknya Indonesia memiliki iklim musim atau iklim muson. Dengan iklim tropis, Indonesia sangat di unggulkan. Dengan iklim tropis membuat Indonesia memiliki beberapa keuntungan bagi masyarakat. Baca juga: Dampak terjadinya Angin Muson Timur Keunggulan iklim di IndonesiaDalam buku Metode Klasifikasi Iklim di Indonesia (2019) karya Ariffin, di Negara Indonesia yang tergolong negara tropis dalam satu tahun terjadi pergantian dua musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia memiliki tanah yang subur karena pergantian musim yang berulang secara teratur. Kondisi inilah yang selanjutnya membuat sebagain besar masyarakat Indonesia bekerja sebagai petani dan nelayan. Mereka bekerja sesuai dengan kondisi dan peristiwa alam yang terjadi di dalamnya. Situasi iklim di daerah tropis yang energi matahari relatif tinggi.
Rata-rata suhunya relatif tinggi dan fluktuasi suhu minimum dan maksimum kecil. Masyarakat yang hidup di daerah pegunungan memiliki perilaku cara hidup yang berbeda dengan masyarakat di daerah pantai. Baca juga: Dampak Terjadinya Angin Muson Barat Berikut adalah keunggulan iklim di Indonesia:
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), Indonesia juga memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa. Baca juga: Jenis Iklim yang Memengaruhi Iklim di Indonesia Memiliki kekayaan berupa sumber daya alam yang melimpah. Dengan keindahan alam tersebuat membuat setiap tahunnya banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara. Kondisi iklim, letak geografis dan kesuburan tanah tersebut memberi pengaruh yang baik
Fenomena-fenomena perubahan iklim telah terjadi di dunia, bahkan di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa fenomena perubahan iklim yang dirangkum oleh tim knowledge center. Kasus gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh perubahan iklim terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Puluhan hektar sawah di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar tersebut dipastikan gagal panen akibat kekeringan dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Tidak hanya Kecamatan Bangkinang, namun gagal panen akibat kekeringan ini diperkirakan akan melanda ratusan hektar sawah lain di seluruh Kabupaten Kampar. Kekeringan ini merupakan yang terburuk selama dua puluh tahun terakhir. Sumber: Suara Kampar
Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan. Hal yang sudah mulai terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleh yang menyebabkan permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah lagi cuaca ekstrim yang belakangan ini sering terjadi. Misalnya saja, musim kemarau yang berkepanjangan, Sumber: Knowledge Centre Perubahan Iklim
Tanaman kopi ikut terancam dampak perubahan iklim. Petani kopi di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami gagal panen kopi. Gagal panen tersebut dialibatkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi yang menggugurkan bunga tanaman kopi. Akibatnya, hanya 20 persen dari tanaman kopi yang dapat dipanen. Sumber: Suara Kampar Para petani sayur di wilayah lereng timur Gunung Slamet, Jawa Tengah, mulai mengeluhkan peningkatan penyakit tanaman yang disebabkan oleh hama tanaman yang menyerang tanaman mereka. Terkait fenomena ini, Kepala Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa pemanasan global telah terjadi di Indonesia. Pemanasan global memicu perubahan iklim yang berdampak pada serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan siklus perkembangan hama tanaman tidak terputus. Sumber: Mongabay
Akibat cuaca yang tidak menentu, para nelayan di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamtan Bulak, Surabaya, Jawa Timur tidak dapat melaut. Cuaca juga menyebabkan jumlah ikan laut merosot tajam sehingga membuat hasil tangkapan ikan menurun. Secara otomatis, hal ini mempengaruhi pendapatan keseharian masyarakat. Sumber: Mongabay
Perubahan iklim berdampak sangat buruk bagi Indonesia, khususnya pada sektor keamanan pangan dan sektor perikanan. Kekeringan yang terjadi di Indonesia mengubah pola tanam yang mengakibatkan gagal panen. Selain itu, perubahan iklim juga mengubah arus laut dan menyebabkan pengasaman laut, sehingga menyebabkan menurunnya hasil tangkapan ikan. Sumber: Kompas.com Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris memperkirakan dampak negatif pemanasan global akan melampaui dampak positifnya bila terjadi peningkatan suhu sampai 1,1 derajat celdius. Peningkatan suhu tersebut diprediksikan akan tercapai sebentar lagi. Profesor Tol menyampaikan bahwa peningkatan suhu bumi akan menyebabkan hilangnya lapisan es di Arktik pada musim panas, dan menipisnya lapisan tersebut pada musim dingin, jika dibandingkan dengan musim dingin-musim dingin sebelumnya. Sumber: bbc.com
Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan saja, tetapi juga pada perilaku, fisik dan mental manusia. Perubahan iklim dapat mengkibatkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga menimbulkan beberapa perubahan perilaku dan mental manusia, seperti meningkatnya alergi dan risiko sakit jantung. Sumber: cnn indonesia
Pada tahun 1998, terdapat lima gletser di Puncak Jaya. Tapi kini, hanya terdapat 3 gletser. Hal ini terjadi karena gletser tersebut mencair yang disebabkan oleh peningkatan suhu bumi yang menyebabkan pemanasan global. Jika kondisi suhu bumi tetap pada kondisi seperti ini, NASA memprediksikan seluruh gletser di Papua akan musnah pada 20 tahun mendatang. Pada tahun 1998, terdapat lima (5) gletser di Puncak Jaya. Tapi kini, hanya terdapat tiga (3) gletser yang tinggal. Hal ini terjadi karena gletser tersebut mencair karena pemanasan global yang diakibatkan oleh peningkatan suhu bumi. Jika kondisi suhu bumi tetap pada kondisi sekarang, NASA memprediksikan seluruh gletser di Papua akan musnah pada 20 tahun mendatang. Sumber: National Geographic |