Zat yang dapat mengakibatkan ketagihan dan merangsang ingin makan sesering mungkin disebut

Zat yang dapat mengakibatkan ketagihan dan merangsang ingin makan sesering mungkin disebut

Dampak negatif makanan cepat saji terhadap kesehatan sangat besar. Makanan cepat saji dapat memicu pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal, seperti kanker dan lain-lain. Makanan cepat saji dapat membuat pertumbuhan tubuh yang abnormal.

Beberapa dampak negatif makanan cepat saji adalah sebagai berikut:

Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner.

Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin.

Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemdian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh.

Meningkatkan Risiko Kanker

Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.

Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.

Memicu Tekanan Darah Tinggi

Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua makanan makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.

Bahaya makanan cepat saji yang telah dijabarkan oleh peneliti ilmiah dari beberapa ilmiah pakar serta penerhati nutrisi adalah sebagai berikut:

  1. Sodium (Na) tidak boleh kebanyakan terdapat didalam tubuh kita. Untuk ukuran orang dewasa, sodium yang aman jumlahnya tidak boleh lebih dari 3300 mg. Inilah sama degan 1 3/5 sendok teh. Sodium yang banyak terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga bisa membuat tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi juga akan berpengaruh munculnya gangguan ginjal, penyakit jantung dan stroke. Lemak jenuh yang juga banyak terdapat dalam makanan cepat saji, yang berbahaya bagi tubuh karena zat tersebut merangsang organ hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu oleh tubuh itu sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewani yang kita makan dan dimasak terlalu lama. Kolesterol banyak terdapat dalam daging, telur, ayam, ikan, mentega, susu dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah dan oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya jumlah lemak jenuh dalam makanan cepat saji akan menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara. Kanker payudara merupakan pembunuh terbesar setelah kanker usus. Lemak dari daging, susu, dan produk-produk susu merupakan sumber utama dari lemak jenuh. 
  2. Selain itu, beberapa menu dalam restoran fast food juga mengandung banyak gula. Gula, terutama gula buatan, tidak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi dan obesitas. Minuman bersoda, cake, dan cookies mengandung banyak gula dan sangat sedikit vitamin serta mineralnya. Minuman bersoda mengandung paling bayak gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh lebih dari 4 g atau satu sendok teh sehari (Septiyani, 2011).

Oleh: Nindya Lisandri

DI era modern ini, sangat banyak jenis makanan unik yang memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Ditambah lagi kita mudah memperoleh segala jenis makanan yang kita inginkan di era digital saat ini.

Ma­kan­an yang dapat disajikan de­ngan cara cepat seolah men­ja­di pi­lihan tepat saat ini. Se­lain meng­he­mat waktu, cita ra­sanya dige­mari se­mua ka­langan, khu­susnya anak-anak, sehingga ma­kanan ce­pat saji menjadi pi­lihan isti­mewa dibanding makanan lain.

Fast food disukai karena pu­nya cita rasa yang sangat kuat dan ber­kesan di lidah anak-anak. Mereka me­rasa­kan sensasi ketika mencicipi ma­kanan tersebut. Jenis ma­kanan ini me­ngandung zat adi­tif yang mem­buat ke­ta­gihan dan merangsang untuk terus makan sesering mung­­kin.

Namun, makanan ini tidak tepat untuk memenuhi kebu­tukan nutrisi, karena jenis ma­kanan ini tinggi le­mak se­perti lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol. Di da­lam fast food juga terdapat gula tambahan, kar­bohidrat, garam (natrium), dan ka­lori. Tanpa kita sadari, pilihan yang kita berikan malah ber­dampak pada anak kita kare­na mempenga­ruhi status gizi dan kesehatan.

Mengapa fast food ber­dam­pak pada kesehatan? Fast food merupa­kan makanan ce­pat saji yang sebe­lum­nya sudah dilakukan proses pe­ng­olahan tahap awal, sehingga saat akan dikonsumsi hanya tinggal me­lanjutkan proses pengolahan lan­ju­tan yang waktunya relatif lebih ce­pat. Makanan jenis ini tidak me­mi­liki zat gizi, tetapi memi­liki jumlah kalori dan lemak yang berlebihan.

Fast food terbagi dua, yai­tu yang berasal dari luar ne­geri dan lokal atau tradisio­nal. Fast food dari luar negri di antaranya burger, pizza, ken­tang goreng, ayam go­reng, hot dog, fish and chips, sandwich. Sedang fast food tradisional di antaranya mie goreng, gorengan, pecal dan mie instan.

Fast food juga mengan­dung banyak bahan kimia yang bersifat toxic demi men­ciptakan rasa yang gu­rih serta tekstur atau tampilan yang menarik. Inilah yang mem­buat anak-anak menjadi ter­tarik mengon­sumsi fast food.

Gangguan kesehatan atau pe­nyakit yang dapat ditimbul­kan ka­rena sering mengon­sumsi fast food pada anak ia­lah obesitas. Fast food meru­pakan makanan tinggi kalori dan gula yang dapat mening­katkan berat badan walaupun hanya dikon­sumsi dalam jum­lah sedikit.

Pada dasarnya di dalam tu­­buh anak terdapat hormon lep­tin, yang ber­fungsi meng­atur berat badan de­ngan me­re­dam nafsu makan. Leptin juga berguna untuk mengatur meta­bolisme dan menjaga ke­seimbangan energi bagi tubuh. Leptin disekesi­kan melalui lemak, maka sema­kin banyak lemak akan sema­kin banyak leptin yang di ha­silkan.

Kemudian leptin secara otomatis mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh sudah mendapatkan asupan yang cukup atau kenyang, sehing­ga kita berhenti untuk ma­kan. Dengan sering mengon­sumsi fast food maka kerja leptin akan terganggu dan akan menimbulkan masalah metabolisme. Selain itu juga ada insulin resistan dimana insulin terproduksi namun tidak berfungsi dengan baik sehing­ga menyebabkan obe­sitas.

Cardiovascular disease dan hiper­tensi, fast food yang tinggi akan ka­lori dan gula tambahan serta tidak me­mi­liki nilai gizi menyebabkan mu­­dahnya peningkatan berat badan. Nat­rium yang tinggi dapat memicu te­kanan darah dan pembesaran jantung.

Tinggi kolesterol dan le­mak jenuh dapat membuat dinding pembuluh darah menja­di sempit dan meng­hambat aliran darah serta ok­sigen pa­da pembuluh darah yang di­sebut dengan ate­ros­klerosis. Faktor darah tinggi dan ko­lesterol dapat memicu terja­dinya stoke. Namun ini ja­rang terjadi pada anak, na­mun berdampak jangka pan­jang.

Gangguan pada sistem sya­raf sen­tral. Fast food diketa­hui dapat me­micu sakit kepa­la dikarenakan kan­du­ngan MSG, nitrat dan kandungan garam yang berlebih. Gang­guan pada kulit dan tulang, kandungan nat­rium yang ting­gi pada fast food menye­babkan resiko osteoporosis.

Diabetes mellitus yang me­rupa­kan efek jangka pan­jang dari obesi­tas juga dapat menjadi resiko dari ru­tinnya mengonsumsi makana cepat saji.

Makanan cepat saji lebih tinggi lemak dan kurang se­rat, ditambah proses peng­olahan dan memasaknya yang instan dan mengandung banyak pengawet. Ini sangat beresiko pada anak jika di­biasakan mengonsumsi jenis makanan ini sejak dini se­hing­ga akan menjadi gaya hi­dup. Zat ak­rilamid yang ter­bentuk pada ma­ka­nan deep fried atau digoreng dengan mi­nyak penuh juga bisa men­jadi karsinogen. Karsi­nogen merupakan zat yang menyebabkan penyakit kan­­ker dengan mengubah asam deoksiri­bonukleat (DNA) dalam hal ini meng­ganggu proses-proses biologis.

Kerusakan pada hati, ini dise­bab­kan perlemakan pada hati sehingga menyebabkan kerusakan permanen dan in­flamasi.

Semua gangguan tersebut dise­bab­kan oleh lemak yang berlebih sehingga mengham­bat aliran darah pada pembu­luh darah. Hal paling parah yang dapat ditimbulkan fast food ialah beberapa gang­gu­an mental yang bisa terjadi di antaranya anxianty disorder dan depresi. Selain itu, terlalu banyak lemak diotak juga dapat mempengaruhi kog­nisi dan prilaku sese­orang sehingga mengha­sil­­kan masalah sosial.

Menurut studi di Amerika (US), me­ngonsumsi fast food juga dapat meyebabkan penurunan konsentrasi pada anak dan menurunya prestasi belajar. Hal ini disebabkan ka­rena nilai nutrisi fast food yang rendah sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisi otak.

Mengonsumsi fast food ti­dak di larang, namun harus memiliki aturan serta mem­ba­tasi dalam mengon­sum­si makanan ini. Meskipun fast food yang dipilih merupakan fast food pa­ling sehat, namun tetap saja me­ngandung zat yang tidak sehat bagi tubuh. Tetapi bukan berarti ma­kan­an ini harus dihindari sama sekali.

Ilmu pengertahuan ba­ru meng­ung­kapkan, me­ma­du­kannya maka­nan atau cemil­an lezat dengan mi­nu­m­an se­hat dapat mengu­rangi efek buruk dari makan­an tersebut. Seperti jus jeruk, makanan yang tinggi akan le­mak jenuh membuat radikal-radi­kal be­bas perusak sel meningkat di se­luruh tubuh, memicu infla­masi yang menyebabkan pe­ngerasan ar­teri, dua faktor penting resiko pe­nyakit jan­tung. Minum satu gelas jus je­ruk yang bukan dari kon­sentrat da­pat me­nurunkan efek bahaya dari ma­­kanan yang di konsumsi. Me­nurut pada periset, khasiat berasal dari nari­ngenin dan hesperidin, antioksidan yang hanya ditemukan pada jeruk.

Jika anak sudah ketergan­tungan terhadap fast food, ma­ka kita harus mengubah pe­lan-pelan pola makan pada anak. Kendalikan makanan dan minuman yang dikon­sumsi nya, upa­yakan untuk lebih sering me­nye­diakan sayur dan buah dirumah. Bia­sa­kan untuk membawakan bekal anak kesekolah dengan masakan ru­mah, agar anak ter­biasa dengan ma­kanan yang dimasak di rumah.

Alangkah baiknya orang­tua mem­buat peraturan untuk berapa kali anak diperboleh kan memakan ma­kanan cepat saji. Pertahankan ke­te­gasan dalam menjalankan peratur­an yang sepakati. Selanjut­nya kekrea­tifan orangtua ju­ga dituntut dalam mengkrea­sikan makanan agar anak ti­dak merasa bosan dengan ma­sakan rumah.

Sesibuk apa­pun orangtua, upaya­kan makana cepat saji tidak menjadi pilihan utama. Walaupun dampak dari jenis makanan ini tidak lang­sung, na­mun jenis fast food sangat ber­dam­pak jangka panjang bagi kese­hatan terkhususnya anak-anak. Cermatlah dalam memilih jajanan un­tuk buah hati anda, ketahui kandu­ngan yang ter­dapat di dalam ma­kan­an.

(Penulis adalah mahasis­wa Ke­perawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Su­matra Utara)