Dampak negatif makanan cepat saji terhadap kesehatan sangat besar. Makanan cepat saji dapat memicu pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal, seperti kanker dan lain-lain. Makanan cepat saji dapat membuat pertumbuhan tubuh yang abnormal. Beberapa dampak negatif makanan cepat saji adalah sebagai berikut: Meningkatkan Risiko Serangan Jantung Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner. Makanan cepat saji mengandung zat aditif yang dapat membuat ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering mungkin. Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga, maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan berat badan yang tidak sehat. Lemak yang di dapat dari mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemdian tersimpan dan menumpuk dalam tubuh. Meningkatkan Risiko Kanker Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan usus besar. Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah. Memicu Tekanan Darah Tinggi Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir semua makanan makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam mengandung natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Bahaya
makanan cepat saji yang telah dijabarkan oleh peneliti ilmiah dari beberapa
ilmiah pakar serta penerhati nutrisi adalah sebagai berikut:
Oleh: Nindya Lisandri DI era modern ini, sangat banyak jenis makanan unik yang memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Ditambah lagi kita mudah memperoleh segala jenis makanan yang kita inginkan di era digital saat ini. Makanan yang dapat disajikan dengan cara cepat seolah menjadi pilihan tepat saat ini. Selain menghemat waktu, cita rasanya digemari semua kalangan, khususnya anak-anak, sehingga makanan cepat saji menjadi pilihan istimewa dibanding makanan lain. Fast food disukai karena punya cita rasa yang sangat kuat dan berkesan di lidah anak-anak. Mereka merasakan sensasi ketika mencicipi makanan tersebut. Jenis makanan ini mengandung zat aditif yang membuat ketagihan dan merangsang untuk terus makan sesering mungkin. Namun, makanan ini tidak tepat untuk memenuhi kebutukan nutrisi, karena jenis makanan ini tinggi lemak seperti lemak jenuh, lemak trans dan kolesterol. Di dalam fast food juga terdapat gula tambahan, karbohidrat, garam (natrium), dan kalori. Tanpa kita sadari, pilihan yang kita berikan malah berdampak pada anak kita karena mempengaruhi status gizi dan kesehatan. Mengapa fast food berdampak pada kesehatan? Fast food merupakan makanan cepat saji yang sebelumnya sudah dilakukan proses pengolahan tahap awal, sehingga saat akan dikonsumsi hanya tinggal melanjutkan proses pengolahan lanjutan yang waktunya relatif lebih cepat. Makanan jenis ini tidak memiliki zat gizi, tetapi memiliki jumlah kalori dan lemak yang berlebihan. Fast food terbagi dua, yaitu yang berasal dari luar negeri dan lokal atau tradisional. Fast food dari luar negri di antaranya burger, pizza, kentang goreng, ayam goreng, hot dog, fish and chips, sandwich. Sedang fast food tradisional di antaranya mie goreng, gorengan, pecal dan mie instan. Fast food juga mengandung banyak bahan kimia yang bersifat toxic demi menciptakan rasa yang gurih serta tekstur atau tampilan yang menarik. Inilah yang membuat anak-anak menjadi tertarik mengonsumsi fast food. Gangguan kesehatan atau penyakit yang dapat ditimbulkan karena sering mengonsumsi fast food pada anak ialah obesitas. Fast food merupakan makanan tinggi kalori dan gula yang dapat meningkatkan berat badan walaupun hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit. Pada dasarnya di dalam tubuh anak terdapat hormon leptin, yang berfungsi mengatur berat badan dengan meredam nafsu makan. Leptin juga berguna untuk mengatur metabolisme dan menjaga keseimbangan energi bagi tubuh. Leptin disekesikan melalui lemak, maka semakin banyak lemak akan semakin banyak leptin yang di hasilkan. Kemudian leptin secara otomatis mengirimkan sinyal ke otak bahwa tubuh sudah mendapatkan asupan yang cukup atau kenyang, sehingga kita berhenti untuk makan. Dengan sering mengonsumsi fast food maka kerja leptin akan terganggu dan akan menimbulkan masalah metabolisme. Selain itu juga ada insulin resistan dimana insulin terproduksi namun tidak berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan obesitas. Cardiovascular disease dan hipertensi, fast food yang tinggi akan kalori dan gula tambahan serta tidak memiliki nilai gizi menyebabkan mudahnya peningkatan berat badan. Natrium yang tinggi dapat memicu tekanan darah dan pembesaran jantung. Tinggi kolesterol dan lemak jenuh dapat membuat dinding pembuluh darah menjadi sempit dan menghambat aliran darah serta oksigen pada pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis. Faktor darah tinggi dan kolesterol dapat memicu terjadinya stoke. Namun ini jarang terjadi pada anak, namun berdampak jangka panjang. Gangguan pada sistem syaraf sentral. Fast food diketahui dapat memicu sakit kepala dikarenakan kandungan MSG, nitrat dan kandungan garam yang berlebih. Gangguan pada kulit dan tulang, kandungan natrium yang tinggi pada fast food menyebabkan resiko osteoporosis. Diabetes mellitus yang merupakan efek jangka panjang dari obesitas juga dapat menjadi resiko dari rutinnya mengonsumsi makana cepat saji. Makanan cepat saji lebih tinggi lemak dan kurang serat, ditambah proses pengolahan dan memasaknya yang instan dan mengandung banyak pengawet. Ini sangat beresiko pada anak jika dibiasakan mengonsumsi jenis makanan ini sejak dini sehingga akan menjadi gaya hidup. Zat akrilamid yang terbentuk pada makanan deep fried atau digoreng dengan minyak penuh juga bisa menjadi karsinogen. Karsinogen merupakan zat yang menyebabkan penyakit kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam hal ini mengganggu proses-proses biologis. Kerusakan pada hati, ini disebabkan perlemakan pada hati sehingga menyebabkan kerusakan permanen dan inflamasi. Semua gangguan tersebut disebabkan oleh lemak yang berlebih sehingga menghambat aliran darah pada pembuluh darah. Hal paling parah yang dapat ditimbulkan fast food ialah beberapa gangguan mental yang bisa terjadi di antaranya anxianty disorder dan depresi. Selain itu, terlalu banyak lemak diotak juga dapat mempengaruhi kognisi dan prilaku seseorang sehingga menghasilkan masalah sosial. Menurut studi di Amerika (US), mengonsumsi fast food juga dapat meyebabkan penurunan konsentrasi pada anak dan menurunya prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena nilai nutrisi fast food yang rendah sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisi otak. Mengonsumsi fast food tidak di larang, namun harus memiliki aturan serta membatasi dalam mengonsumsi makanan ini. Meskipun fast food yang dipilih merupakan fast food paling sehat, namun tetap saja mengandung zat yang tidak sehat bagi tubuh. Tetapi bukan berarti makanan ini harus dihindari sama sekali. Ilmu pengertahuan baru mengungkapkan, memadukannya makanan atau cemilan lezat dengan minuman sehat dapat mengurangi efek buruk dari makanan tersebut. Seperti jus jeruk, makanan yang tinggi akan lemak jenuh membuat radikal-radikal bebas perusak sel meningkat di seluruh tubuh, memicu inflamasi yang menyebabkan pengerasan arteri, dua faktor penting resiko penyakit jantung. Minum satu gelas jus jeruk yang bukan dari konsentrat dapat menurunkan efek bahaya dari makanan yang di konsumsi. Menurut pada periset, khasiat berasal dari naringenin dan hesperidin, antioksidan yang hanya ditemukan pada jeruk. Jika anak sudah ketergantungan terhadap fast food, maka kita harus mengubah pelan-pelan pola makan pada anak. Kendalikan makanan dan minuman yang dikonsumsi nya, upayakan untuk lebih sering menyediakan sayur dan buah dirumah. Biasakan untuk membawakan bekal anak kesekolah dengan masakan rumah, agar anak terbiasa dengan makanan yang dimasak di rumah. Alangkah baiknya orangtua membuat peraturan untuk berapa kali anak diperboleh kan memakan makanan cepat saji. Pertahankan ketegasan dalam menjalankan peraturan yang sepakati. Selanjutnya kekreatifan orangtua juga dituntut dalam mengkreasikan makanan agar anak tidak merasa bosan dengan masakan rumah. Sesibuk apapun orangtua, upayakan makana cepat saji tidak menjadi pilihan utama. Walaupun dampak dari jenis makanan ini tidak langsung, namun jenis fast food sangat berdampak jangka panjang bagi kesehatan terkhususnya anak-anak. Cermatlah dalam memilih jajanan untuk buah hati anda, ketahui kandungan yang terdapat di dalam makanan. (Penulis adalah mahasiswa Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatra Utara) |