Warna ungu pada larutan makanan yang ditetesi oleh biuret dapat terbentuk pada bahan makanan

BAB I : PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia memperoleh

tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan oleh manusia untuk kelangsungan
hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan antara lain menyediakan materi yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki jaringan yang rusak.
Sebelum dimanfaatkan oleh tubuh, makanan harus dipecah menjadi zat-zat makanan
terlebih dahulu. Zat-zat makanan adalah substansi dalam makanan yang dibutuhkan tubuh
untuk menjalankan proses-proses metabolisme. Makanan diubaha menjadi nutrien melalui
sistem pencernaan.
Sistem pencernaan memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sistem pencernaan memecah
makanan menjadi molekul yang dapat digunakan oleh tubuh. Kemudian, molekul tersebut
diserap oleh tubuh ke dalam darah dan diangkut ke seluruh tubuh. Akhirnya, sisa-sisa
pencernaan dikeluarkan dari tubuh.

B.

DASAR TEORI


1. Makanan Bergizi
Pola makan yang bermasalah dapat menyebabkan penyakit, termasuk penyakit
defisiensi (kekurangan zat gisi tertentu), contohnya skorbut, xeroftalmia, rakitis, dan
beri-beri. Di Indonesia, anjuran perbandingan protein : lemak : karbohidrat adalah
sebesar 10-15% : 20% : 65-70%. (Pratiwi, D. A: 2007)
Indonesia mempunyai slogan untuk susunan makanan sehat, bergizi, dan seimbang
(menu seimbang). Yaitu Empat Sehat Lima Sempurna. Hidangan empat sehat berupa
nasi, sayur, lauk, dan buah, telah memenuhi tuntutan kesehatan karena mengandung
zat makanan yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Untuk menyempurnakan hidangan tersebut, dapat ditambah dengan
susu sehingga menjadi lima sempurna. (Pratiwi, D. A: 2007)
Rumusan menu empat lima sempurna itu adalah sebagai berikut:
1)

Nasi

Nasi merupakan makanan pokok bagi penduduk di hampir semua wilayah
Indonesia. Nasi berasal dari padi. Nasi dapat juga diganti dengan sumber karbohidrat

1



lainnya, misalnya sorgum, ubi, jagung, sagu, singkong, kentang, talas, gandum, dan
garut. (Pratiwi, D. A: 2007)
2)

Sayur

Tiap daerah memiliki makanan khas hidangan sayur yang diramu dan dimasak dari
berbagai macam bahan dan bumbu (rempah-rempah). Misalnya sayur asam, gudeg,
oseng-oseng, dan lain-lain. Bahan sayur antara lain kol, wortel, sawi, tomat, kangkung,
daun singkong labu kuning, buncis, dan lain-lain. (Pratiwi, D. A: 2007)
3)

Lauk

Lauk pauk dapat berupa bahan makanan yang direbus atau digoreng begitu saja.
Ada pula yang diramu dan dimasak dengan berbagai macam bahan dan bumbu-bumbu
serta diberi nama khusus. Misalnya tempe goreng, telur rebus, perkedel, dan lain-lain.
(Pratiwi, D. A: 2007)
4)



Buah

Hidangan buah dapat dimakan langsung tanpa dimasak. Contohnya mangga, sawo,
pisang, salak, buah naga, nangka, duku, manggis, rambutan, durian, dan lain-lain.
Banyak mengkonsumsi buah dapat memudahkan membuah air besar dan
mengencangkan kulit. (Pratiwi, D. A: 2007)
5)

Susu

Di dalam susu terdapat berbagai macam zat, terutama lemak, vitamin, protein, dan
kalsium. Air susu ibu (ASI) sangat penting bagi bayi karena selain zat-zat yang
terkandung di dalamnya, juga untuk menjalin “hubungan kejiwaan” antara ibu dan
bayinya. Ibu yang menyusui bayinya juga memperoleh keuntungan sebagai berikut:
(Pratiwi, D. A: 2007)
a) Menjarangkan kehamilan
b) Mempercepat pulihnya rahim
c) Terhindar dari kemungkinan timbulnya kanker payudara
d) Isapan bayi saat menyusu akan mendorong otot rahim untuk tetap


berkontraksi sehingga dapat mencegah pendarahan setelah melahirkan.

2

2.

Zat-Zat Makanan
Zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Makanan

yang kita makan sehari-hari sangat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi,
pertumbuhan, dan untuk menjaga kesehatan. Kita memerlukan makanan dalam jumlah
yang tepat dan mengandung zat nutrisi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. (Pratiwi, D. A: 2007)
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi penting karena
karbohidrat dapat dipecah menjadi glukosa yang merupakan bagian penting dalam
reaksi kompleks. Setiap reaksi pemecahan glukosa, akan menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. (Pratiwi, D. A: 2007)
Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi, yaitu: (Syamsuri, Istamar: 2004)


1) Sebagai sumber energi utama. Dalam proses respirasi, setiap 1 gram glukosa
akan menghasilkan 4,1 kalori.
2) Sebagai bahan pembentuk senyawa kimia lain, misalnya asam lemak sebagai
penyusun lemak, dan asam amino sebagai penyusun protein.
3) Merupakan komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting
dalam pewarisan sifat.
4) Membantu proses berlangsungnya buang air besar.
Karbohidrat dapat diperoleh dari padi, jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya,
sagu, ketela pohon, ketela rambat, kentang, dan bentul. Dengan demikian cukup
banyak bahan makanan yang menjadi sumber karbohidrat. (Syamsuri, Istamar:
2004)
b. Protein
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bagian penting
di dalam plasma sel. Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia sebagai
cadangan makanan, misalnya pada biji-bijian. Pada hewan dan manusia, protein
tidak dapat disimpan sebagai cadangan makanan. (Pratiwi, D. A: 2007)

3

Makanan dikatakan mengandung protein lengkap apabila makanan itu


mengandung semua asam amino esensial. Daging dan susu adalah contoh bahan
makanan yang mengandung protein lengkap. Protein yang tidak lengkap adalah
protein yang kekurangan satu atau lebih asam amino esensial, misalnya protein
yang berasal dari tumbuhan (protein nabati). (Pratiwi, D. A: 2007)
Kelebihan protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Protein dan senyawa
yang mengandung N akan dikeluarkan (diekskresi) melalui ginjal. Fungsi utama
protein di dalam tubuh adalah sebagai zat pembangun, pembentuk sel yang baru
(pada reproduksi dan pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu,
protein juga bermanfaat untuk pembentukan senyawa lain (lemak, antibodi,
karbohidrat, enzim, dan hormon), menjaga keseimbangan asam dan basa, serta
mempertahankan viskositas (kekentalan) darah. (Pratiwi, D. A: 2007)
Protein berasal dari sumber hewani dan tumbuhan (nabati). Protein hewani
terkandung di dalam daging, ikan, telur, susu, dan keju. Protein nabati terutama
diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum. (Pratiwi, D. A: 2007)
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang menyediakan kalori terbanyak bagi
tubuh dibanding karbohidrat dan protein. Setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan
energi ± 9,3 Kalori (9,3 kkal). (Pratiwi, D. A: 2007)
Fungsi lemak selain sebagai sumber energi adalah:
1) Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah.


2) Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K.
3) Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital (antara lain jantung, lambung),
yaitu sebagai bantalan lemak.
4) Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel.
5) Salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol).
6) Salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat (di dalam hati), dan
hormon seks (khusus untuk kolesterol). (Syamsuri, Istamar: 2004)

4

Lemak dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu lemak sederhana (lemak
dan minyak), lemak campuran (fosfolipid dan lipoprotein), serta lemak asli
(asam lemak dan sterol). Selain itu, lemak juga dibedakan berdasarkan tingkat
kejenuhannya, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. (Pratiwi, D. A:
2007)
Berdasarkan asalnya, bahan makanan yang mengandung lemak dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati
adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, kemiri, zaitun,
berbagai tanaman kacang, dan buah advokad. Lemak hewani adalah lemak
hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging, mentega, susu, ikan basah,


minyak ikan, dan telur. (Syamsuri, Istamar: 2004)
d. Vitamin
Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah
kecil. Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator
(pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia.
Vitamin juga penting bagi pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi.
(Pratiwi, D. A: 2007)
Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun dalam jumlah kecil karena
memiliki fungsi khusus dan tidak dapat tergantikan. Seseorang yang kekurangan
vitamin dapat menderita devisiensi atau avitaminosis. Pada umumnya, seseorang
menderita avitaminosis karena cara pengolahan makanan yang dapat mengurangi
dan merusak vitamin. Buah dan sayur yang segar sangat membantu penyediaaan
vitamin. (Pratiwi, D. A: 2007)
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin
yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E,
dan K). Karena kelarutannya tersebut maka vitamin yang larut dalam air tidak dapat
disimpan di dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat
disimpan dalam tubuh. (Syamsuri, Istamar: 2004)
e. Mineral
Beberapa mineral yang berwujud garam atau unsur merupakan komponen vital


bagi tubuh. Mineral penting untuk pembentukan hormon, tulang, gigi, dan darah.

5

Contohnya, Fe (besi) sangat berperan dalam pembentukan molekul Hb
(hemoglobin) dan sel darah merah. Mineral juga membantu regulasi fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan dan metabolisme. Kekurangan mineral mengakibatkan
defisiensi. (Pratiwi, D. A: 2007)
Mineral Ca (kalsium), Na (Natrium), K (Kalium), dan Mg (Magnesium) bersifat
basa. Sedangkan P (Fosfor), Cl (Klorin), dan S (sulfur) bersifat asam. Ketujuh mineral
ini merupakan mineral makro, artinya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih
dari 100 mg per hari. (Pratiwi, D. A: 2007)
Mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg per hari, misalnya Fe (Besi), I
(Iodium), Cu (Tembaga), Co (Kobalt), Mn (Mangan), Zn (seng), Se (selenium), dan F
(Fluor). (Pratiwi, D. A: 2007)
f.

Air
Air sangat esensial untuk melangsungkan kehidupan. Fungsi air adalah sebagai


berikut: (Pratiwi, D. A: 2007)
 Mengangkut nutrisi ke berbagai jaringan.
 Mengangkut sisa-sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh.
 Sebagai media berbagai reaksi kimia dalam tubuh.
Air masuk ke dalam tubuh antara lain melalui air minum, makanan, buah, sayur,
dan daging. Air dikeluarkan dari dalam tubuh pada waktu bernapas, berkeringat,
dan sebagian dikeluarkan lewat urin dan feses. (Pratiwi, D. A: 2007)
3. Pengujian Kandungan Gizi Pada Makanan
a. Pengujian amilum
Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan amilumnya ditetesi dengan
larutan Lugol/iodium. Jika menujukkan warna biru sampai hitam, berarti bahan
makanan tersebut positif mengandung amilum. (Pratiwi, D. A: 2007)
b. Pengujian gula
Larutan bahan makanan yang akan diuji kandungan gulanya ditetesi dengan
Fehling A dan B. Larutan akan berwarna biru, kemudian jika dipanaskan, maka

6

warna biru pada larutan yang mengandung gula akan berubah menjadi hijau
sampai orange.


Pengujian kandugan gula juga dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi
reagen Benedict. Jika ditetesi dengan reagen Benedict, maka larutan yang
mengandung gula akan berwarna jingga (merah bata). (Pratiwi, D. A: 2007)
c. Pengujian protein
Pengujian protein dapat menggunakan reagen Biuret dan reagen Millon Nase.
Larutan makanan yang mengadung protein, jika ditetesi dengan reagen Biuret akan
berwarna ungu. Dan bahan makanan yang diuji dengan menggunakan reagen
Millon Nase akan menggumpal dan berwarna putih. Jika setelah gumpalan
tersebut dipanaskan, dan warnanya menjadi warna merah maka larutan tersebut
positif mengadung protein. (Pratiwi, D. A: 2007)
d. Pengujian lemak
Untuk menguji lemak, dapat menggunakan kertas koran. Larutan yang
mengandung lemak, pada pinggir kertas koran nantinya akan tampak buram.
Pengujian lemak juga dapat dilakukan dengan etanol dan air. Jika terbentuk emulsi
putih keruh, berarti bahan makanan tersebut mengadung lemak. (Pratiwi, D. A:
2007)
e. Pengujian vitamin C
Pengujian kandungan vitamin C dalam bahan makanan dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan kadar vitamin C tablet yang telah diketahui. (Pratiwi, D.
A: 2007)
C.

TUJUAN
Untuk mengetahui kandugan nutrisi pada makanan.

D.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perubahan warna pada makanan yang diberi Lugol/iodium, reagen
Benedict, dan Biuret (Fehling A + Fehling B) ?
2. Bagaimana cara menentukan bahan makanan yang mengandung amilum, gula, dan
protein?

7

3. Apakah bahan-bahan yang diuji (nasi, pisang, tahu, telur, dan kemiri) mengandung
amilum, gula dan protein?

A. WAKTU DAN TEMPAT

BAB II : METODE PENELITIAN

Waktu

: Rabu, 6 Februari 2013

Tempat

: Laboratorium Biologi SMAN. 2 Camba Maros

B. ALAT DAN BAHAN

Alat :

Bahan :



Lumpang/alu



Air



Tabung reaksi



Reagen Benedict



Pipet tetes



Biuret (F.A +F.B)



Sikat tabung reaksi



Lugol/iodium



Rak tabung reaksi



Nasi



Cawan petri



Telur



Tahu



Kemiri



Pisang

8

C. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang perlukan.
2. Memberi tanda pada tabung reaksi yang akan digunakan dengan nama bahan yang
akan diuji. Masing-masing bahan disediakan tabung reaksi sebanyak 3 untuk
pengujian kandungan amilum, gula, dan protein.
3. Menyimpan tabung reaksi pada rak tabung. Sebaiknya tabung disusun sesuai dengan
kandungan apa yang akan diuji. Seperti amilum yang ditempatkan berdekatan agar
nantinya memudahkan untuk ditetesi/diberikan reagen.
4. Mengambil salah satu bahan yang akan diuji kandungan gizinya. Seperti nasi, lalu
dimasukkan ke dalam lumpang untuk dihaluskan dan ditambahkan dengan air
secukupnya.
5. Setelah bahan telah dihaluskan dengan menggunakan lumpang, menuangkan bahan
tersebut ke dalam 3 tabung reaksi yang telah diberi tanda amilum, gula dan protein.
Kira-kira 1/3 bagian dari tabung reaksi.
6. Memberikan 10 tetes larutan Lugol/iodium pada tabung yang bertanda amilum, 10
tetes larutan reagen Benedict pada tabung yang bertanda gula, dan 10 tetes Fehling
A dan 10 tetes Fehling B pada tabung yang bertanda protein.
7. Mengaduk bahan yang ada di dalam tabung reaksi tadi dengan pengaduk, dan
mengamati perubahan warna yang terjadi.
8. Mencatat perubahan warna dari bahan tadi pada tabel hasil pengamatan.
9. Mencuci tabung reaksi yang terisi bahan dengan air yang menggunakan sikat tabung
reaksi hingga bersih, dan digunakan kembali untuk menguji bahan yang belum diuji.

BAB III HASIL PENGAMATAN
A. HASIL
Tabel hasil dari pengamatan uji makanan:
No.

Bahan
Makanan

1.

Nasi

Ket/Zat Makanan

Warna Larutan
Sebelum Ditetesi
Reagen
Putih

Lugol/iodium
Hitam keunguan

Setelah Ditetesi
Benedict
Coklat kemerahan

Yang Dikandung
Biuret (F.A + F.B)
Biru tua

Amilum dan gula

2.

Pisang

Oranye

Coklat tua

Jingga

Hijau tua sekali

Gula

3.

Tahu

Krem

Abu-abu keemasan

Abu-abu

Ungu muda

Protein

4.

Telur

Oranye

Oranye muda

Coklat

Ungu tua

Protein dan gula

5.

Kemiri

Krem

Abu-abu kecoklatan

Abu-abu

Ungu muda

Protein

B. PEMBAHASAN
1. Pada pengujian kandungan gizi pada nasi, warna nasi sebelum ditetesi reagen adalah
putih. Dan setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi hitam
keunguan, dengan Benedict yang awalnya berwarna coklat muda, tetapi setelah
dipanaskan menjadi coklat kemerahan, dan dengan Biuret menjadi biru tua. Sehingga
zat yang dikandung nasi adalah amilum karena setelah ditetesi Lugol warnanya hitam
keunguan (zat yang mengandung amilum berwarna biru sampai hitam), dan gula
karena setelah ditetesi Benedict warnanya coklat kemerahan setelah dipanasi (zat
yang mengandung gula berwarna jingga/merah bata).
2. Pada pengujian kandungan gizi pada pisang, warna pisang sebelum ditetesi reagen
adalah oranye. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi coklat tua,
dengan Benedict menjadi jingga, dan dengan Biuret menjadi hijau tua sekali.
Sehingga zat yang dikandung adalah gula karena setelah ditetesi Lugol berwarna
jingga (zat yang mengandung gula berwarna jingga/merah bata).
3. Pada pengujian kandungan gizi pada tahu, warna tahu sebelum ditetesi reagen
adalah krem. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi abu-abu
keemasan, dengan Benedict menjadi abu-abu, dan dengan Biuret menjadi ungu
muda. Sehingga zat yang dikandung tahu adalah protein karena setelah ditetesi
Biuret berwarna ungu muda (zat yang mengandung protein berwarna ungu).
4. Pada pengujian kandungan gizi pada telur, warna telur sebelum ditetesi reagen
adalah orange. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi oranye
muda, dengan Benedict berwarna coklat, dan dengan Biuret berwarna ungu tua.
Sehingga zat yang dikandung telur adalah protein karena setelah ditetesi Biuret
berwarna ungu tua (zat yang mengandung protein berwarna ungu) dan pada tabel
hasil kami menuliskan bahwa telur mengandung gula. Tetap telur tidak mengandung
gula. Ini terjadi karena ketidaktelitian kami dalam mengidentifikasi dengan benar
perubahan warna pada zat yang mengandung gula.
5. Pada pengujian kandungan gizi pada kemiri, warna kemiri sebelum ditetesi reagen
adalah krem. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi abu-abu

kecoklatan, dengan Benedict berwarna abu-abu, dan dengna Biuret berwarna ungu
muda. Sehingga zat yang dikandung kemiri adalah protein karena setelah ditetesi
Biuret berwarna ungu muda (zat yang mengandung protein berwarna ungu).

A.

KESIMPULAN

BAB IV : PENUTUP
1. Setelah diberi Lugol/iodium, nasi berwarna hitam keunguan, pisang berwarna coklat
tua, tahu berwarna abu-abu keemasan, telur berwarna oranye muda, dan kemiri
berwarna abu-abu kecoklatan. Dengan Benedict, nasi berwarna coklat kemerahan,
pisang berwarna jingga, tahu berwarna abu-abu, telur berwarna coklat, dan kemiri
berwarna abu-abu. Dengan Biuret, nasi berwarna biru tua, pisang berwarna hijau
tua sekali, tahu berwarna ungu muda, telur berwarna ungu tua, dan kemiri
berwarna ungu muda.
2. Setelah diberikan reagen, maka bahan akan mngalami perubahan warna. Dari
perubahan warna tersebutlah kita mengacu akan kandungan zat yang ada pada
bahan. Pada bahan yang mengandung amilum akan berwarna biru sampai hitam.
Pada bahan yang mengandung gula akan berwarna jingga (merah bata). Dan pada
bahan yang mengandung protein akan berwarna ungu.
3. Tidak semua bahan yang diuji mengandung ketiga zat yang ingin diketahui
kandungannya seperti amilum, gula, dan protein. Pada nasi mengandung amilum
dan gula, pisang mengandung gula, tahu mengandung protein, telur mengandung
protein, dan kemiri mengandung protein.
B.

SARAN
1. Saat melakukan pengamatan harus teliti dan hati-hati agar hasil penelitian sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Melakukan pengamatan dengan jujur dan sesuai dengan hasil penelitian yang
didapatkan. Jika terjadi kesalahan, cobalah untuk mengulaginya. Kemudian
mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
3. Berusahalah untu pandai menagement waktu. Karena butuh waktu yang lama untuk
memperoleh hasl pengamatan yang sesuai/benar, padahal waktu yang diberikan
hanyalah sedikit. Oleh karena itu, berbagi tugaslah dengan rekan kita.