BAB I : PENDAHULUAN 1. Makanan Bergizi Pola makan yang bermasalah dapat menyebabkan penyakit, termasuk penyakit defisiensi (kekurangan zat gisi tertentu), contohnya skorbut, xeroftalmia, rakitis, dan beri-beri. Di Indonesia, anjuran perbandingan protein : lemak : karbohidrat adalah sebesar 10-15% : 20% : 65-70%. (Pratiwi, D. A: 2007) Indonesia mempunyai slogan untuk susunan makanan sehat, bergizi, dan seimbang (menu seimbang). Yaitu Empat Sehat Lima Sempurna. Hidangan empat sehat berupa nasi, sayur, lauk, dan buah, telah memenuhi tuntutan kesehatan karena mengandung zat makanan yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Untuk menyempurnakan hidangan tersebut, dapat ditambah dengan susu sehingga menjadi lima sempurna. (Pratiwi, D. A: 2007) Rumusan menu empat lima sempurna itu adalah sebagai berikut: 1) Nasi Nasi merupakan makanan pokok bagi penduduk di hampir semua wilayah Indonesia. Nasi berasal dari padi. Nasi dapat juga diganti dengan sumber karbohidrat 1 lainnya, misalnya sorgum, ubi, jagung, sagu, singkong, kentang, talas, gandum, dan garut. (Pratiwi, D. A: 2007) 2) Sayur Tiap daerah memiliki makanan khas hidangan sayur yang diramu dan dimasak dari berbagai macam bahan dan bumbu (rempah-rempah). Misalnya sayur asam, gudeg, oseng-oseng, dan lain-lain. Bahan sayur antara lain kol, wortel, sawi, tomat, kangkung, daun singkong labu kuning, buncis, dan lain-lain. (Pratiwi, D. A: 2007) 3) Lauk Lauk pauk dapat berupa bahan makanan yang direbus atau digoreng begitu saja. Ada pula yang diramu dan dimasak dengan berbagai macam bahan dan bumbu-bumbu serta diberi nama khusus. Misalnya tempe goreng, telur rebus, perkedel, dan lain-lain. (Pratiwi, D. A: 2007) 4) Buah Hidangan buah dapat dimakan langsung tanpa dimasak. Contohnya mangga, sawo, pisang, salak, buah naga, nangka, duku, manggis, rambutan, durian, dan lain-lain. Banyak mengkonsumsi buah dapat memudahkan membuah air besar dan mengencangkan kulit. (Pratiwi, D. A: 2007) 5) Susu Di dalam susu terdapat berbagai macam zat, terutama lemak, vitamin, protein, dan kalsium. Air susu ibu (ASI) sangat penting bagi bayi karena selain zat-zat yang terkandung di dalamnya, juga untuk menjalin “hubungan kejiwaan” antara ibu dan bayinya. Ibu yang menyusui bayinya juga memperoleh keuntungan sebagai berikut: (Pratiwi, D. A: 2007) a) Menjarangkan kehamilan b) Mempercepat pulihnya rahim c) Terhindar dari kemungkinan timbulnya kanker payudara d) Isapan bayi saat menyusu akan mendorong otot rahim untuk tetap berkontraksi sehingga dapat mencegah pendarahan setelah melahirkan. 2 2. Zat-Zat Makanan Zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan vitamin. Makanan yang kita makan sehari-hari sangat dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, pertumbuhan, dan untuk menjaga kesehatan. Kita memerlukan makanan dalam jumlah yang tepat dan mengandung zat nutrisi lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. (Pratiwi, D. A: 2007) a. Karbohidrat Karbohidrat adalah zat makanan yang banyak menghasilkan energi yang diperlukan tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi penting karena karbohidrat dapat dipecah menjadi glukosa yang merupakan bagian penting dalam reaksi kompleks. Setiap reaksi pemecahan glukosa, akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP. (Pratiwi, D. A: 2007) Karbohidrat mempunyai beberapa fungsi, yaitu: (Syamsuri, Istamar: 2004) 1) Sebagai sumber energi utama. Dalam proses respirasi, setiap 1 gram glukosa akan menghasilkan 4,1 kalori. 2) Sebagai bahan pembentuk senyawa kimia lain, misalnya asam lemak sebagai penyusun lemak, dan asam amino sebagai penyusun protein. 3) Merupakan komponen penyusun gen dalam inti sel yang amat penting dalam pewarisan sifat. 4) Membantu proses berlangsungnya buang air besar. Karbohidrat dapat diperoleh dari padi, jagung, gandum, dan biji-bijian lainnya, sagu, ketela pohon, ketela rambat, kentang, dan bentul. Dengan demikian cukup banyak bahan makanan yang menjadi sumber karbohidrat. (Syamsuri, Istamar: 2004) b. Protein Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein merupakan bagian penting di dalam plasma sel. Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia sebagai cadangan makanan, misalnya pada biji-bijian. Pada hewan dan manusia, protein tidak dapat disimpan sebagai cadangan makanan. (Pratiwi, D. A: 2007) 3 Makanan dikatakan mengandung protein lengkap apabila makanan itu mengandung semua asam amino esensial. Daging dan susu adalah contoh bahan makanan yang mengandung protein lengkap. Protein yang tidak lengkap adalah protein yang kekurangan satu atau lebih asam amino esensial, misalnya protein yang berasal dari tumbuhan (protein nabati). (Pratiwi, D. A: 2007) Kelebihan protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh. Protein dan senyawa yang mengandung N akan dikeluarkan (diekskresi) melalui ginjal. Fungsi utama protein di dalam tubuh adalah sebagai zat pembangun, pembentuk sel yang baru (pada reproduksi dan pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk pembentukan senyawa lain (lemak, antibodi, karbohidrat, enzim, dan hormon), menjaga keseimbangan asam dan basa, serta mempertahankan viskositas (kekentalan) darah. (Pratiwi, D. A: 2007) Protein berasal dari sumber hewani dan tumbuhan (nabati). Protein hewani terkandung di dalam daging, ikan, telur, susu, dan keju. Protein nabati terutama diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum. (Pratiwi, D. A: 2007) c. Lemak Lemak merupakan sumber energi yang menyediakan kalori terbanyak bagi tubuh dibanding karbohidrat dan protein. Setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan energi ± 9,3 Kalori (9,3 kkal). (Pratiwi, D. A: 2007) Fungsi lemak selain sebagai sumber energi adalah: 1) Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah. 2) Sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. 3) Sebagai pelindung alat-alat tubuh yang vital (antara lain jantung, lambung), yaitu sebagai bantalan lemak. 4) Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel. 5) Salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khusus untuk sterol). 6) Salah satu bahan penyusun garam empedu, asam kholat (di dalam hati), dan hormon seks (khusus untuk kolesterol). (Syamsuri, Istamar: 2004) 4 Lemak dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu lemak sederhana (lemak dan minyak), lemak campuran (fosfolipid dan lipoprotein), serta lemak asli (asam lemak dan sterol). Selain itu, lemak juga dibedakan berdasarkan tingkat kejenuhannya, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. (Pratiwi, D. A: 2007) Berdasarkan asalnya, bahan makanan yang mengandung lemak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati adalah lemak tumbuhan yang dapat diperoleh dari kelapa, kemiri, zaitun, berbagai tanaman kacang, dan buah advokad. Lemak hewani adalah lemak hewan yang dapat diperoleh dari keju, lemak daging, mentega, susu, ikan basah, minyak ikan, dan telur. (Syamsuri, Istamar: 2004) d. Vitamin Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh walaupun dalam jumlah kecil. Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi regulator (pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia. Vitamin juga penting bagi pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. (Pratiwi, D. A: 2007) Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun dalam jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat tergantikan. Seseorang yang kekurangan vitamin dapat menderita devisiensi atau avitaminosis. Pada umumnya, seseorang menderita avitaminosis karena cara pengolahan makanan yang dapat mengurangi dan merusak vitamin. Buah dan sayur yang segar sangat membantu penyediaaan vitamin. (Pratiwi, D. A: 2007) Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Karena kelarutannya tersebut maka vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan di dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. (Syamsuri, Istamar: 2004) e. Mineral Beberapa mineral yang berwujud garam atau unsur merupakan komponen vital bagi tubuh. Mineral penting untuk pembentukan hormon, tulang, gigi, dan darah. 5 Contohnya, Fe (besi) sangat berperan dalam pembentukan molekul Hb (hemoglobin) dan sel darah merah. Mineral juga membantu regulasi fungsi tubuh, seperti pertumbuhan dan metabolisme. Kekurangan mineral mengakibatkan defisiensi. (Pratiwi, D. A: 2007) Mineral Ca (kalsium), Na (Natrium), K (Kalium), dan Mg (Magnesium) bersifat basa. Sedangkan P (Fosfor), Cl (Klorin), dan S (sulfur) bersifat asam. Ketujuh mineral ini merupakan mineral makro, artinya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg per hari. (Pratiwi, D. A: 2007) Mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg per hari, misalnya Fe (Besi), I (Iodium), Cu (Tembaga), Co (Kobalt), Mn (Mangan), Zn (seng), Se (selenium), dan F (Fluor). (Pratiwi, D. A: 2007) f. Air Air sangat esensial untuk melangsungkan kehidupan. Fungsi air adalah sebagai berikut: (Pratiwi, D. A: 2007) Mengangkut nutrisi ke berbagai jaringan. Mengangkut sisa-sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh. Sebagai media berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Air masuk ke dalam tubuh antara lain melalui air minum, makanan, buah, sayur, dan daging. Air dikeluarkan dari dalam tubuh pada waktu bernapas, berkeringat, dan sebagian dikeluarkan lewat urin dan feses. (Pratiwi, D. A: 2007) 3. Pengujian Kandungan Gizi Pada Makanan a. Pengujian amilum Bahan makanan yang ingin diketahui kandungan amilumnya ditetesi dengan larutan Lugol/iodium. Jika menujukkan warna biru sampai hitam, berarti bahan makanan tersebut positif mengandung amilum. (Pratiwi, D. A: 2007) b. Pengujian gula Larutan bahan makanan yang akan diuji kandungan gulanya ditetesi dengan Fehling A dan B. Larutan akan berwarna biru, kemudian jika dipanaskan, maka 6 warna biru pada larutan yang mengandung gula akan berubah menjadi hijau sampai orange. Pengujian kandugan gula juga dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi reagen Benedict. Jika ditetesi dengan reagen Benedict, maka larutan yang mengandung gula akan berwarna jingga (merah bata). (Pratiwi, D. A: 2007) c. Pengujian protein Pengujian protein dapat menggunakan reagen Biuret dan reagen Millon Nase. Larutan makanan yang mengadung protein, jika ditetesi dengan reagen Biuret akan berwarna ungu. Dan bahan makanan yang diuji dengan menggunakan reagen Millon Nase akan menggumpal dan berwarna putih. Jika setelah gumpalan tersebut dipanaskan, dan warnanya menjadi warna merah maka larutan tersebut positif mengadung protein. (Pratiwi, D. A: 2007) d. Pengujian lemak Untuk menguji lemak, dapat menggunakan kertas koran. Larutan yang mengandung lemak, pada pinggir kertas koran nantinya akan tampak buram. Pengujian lemak juga dapat dilakukan dengan etanol dan air. Jika terbentuk emulsi putih keruh, berarti bahan makanan tersebut mengadung lemak. (Pratiwi, D. A: 2007) e. Pengujian vitamin C Pengujian kandungan vitamin C dalam bahan makanan dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kadar vitamin C tablet yang telah diketahui. (Pratiwi, D. A: 2007) C. TUJUAN Untuk mengetahui kandugan nutrisi pada makanan. D. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana perubahan warna pada makanan yang diberi Lugol/iodium, reagen Benedict, dan Biuret (Fehling A + Fehling B) ? 2. Bagaimana cara menentukan bahan makanan yang mengandung amilum, gula, dan protein? 7 3. Apakah bahan-bahan yang diuji (nasi, pisang, tahu, telur, dan kemiri) mengandung amilum, gula dan protein? A. WAKTU DAN TEMPAT BAB II : METODE PENELITIAN Waktu : Rabu, 6 Februari 2013 Tempat : Laboratorium Biologi SMAN. 2 Camba Maros B. ALAT DAN BAHAN Alat : Bahan : Lumpang/alu Air Tabung reaksi Reagen Benedict Pipet tetes Biuret (F.A +F.B) Sikat tabung reaksi Lugol/iodium Rak tabung reaksi Nasi Cawan petri Telur Tahu Kemiri Pisang 8 C. PROSEDUR KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang perlukan. 2. Memberi tanda pada tabung reaksi yang akan digunakan dengan nama bahan yang akan diuji. Masing-masing bahan disediakan tabung reaksi sebanyak 3 untuk pengujian kandungan amilum, gula, dan protein. 3. Menyimpan tabung reaksi pada rak tabung. Sebaiknya tabung disusun sesuai dengan kandungan apa yang akan diuji. Seperti amilum yang ditempatkan berdekatan agar nantinya memudahkan untuk ditetesi/diberikan reagen. 4. Mengambil salah satu bahan yang akan diuji kandungan gizinya. Seperti nasi, lalu dimasukkan ke dalam lumpang untuk dihaluskan dan ditambahkan dengan air secukupnya. 5. Setelah bahan telah dihaluskan dengan menggunakan lumpang, menuangkan bahan tersebut ke dalam 3 tabung reaksi yang telah diberi tanda amilum, gula dan protein. Kira-kira 1/3 bagian dari tabung reaksi. 6. Memberikan 10 tetes larutan Lugol/iodium pada tabung yang bertanda amilum, 10 tetes larutan reagen Benedict pada tabung yang bertanda gula, dan 10 tetes Fehling A dan 10 tetes Fehling B pada tabung yang bertanda protein. 7. Mengaduk bahan yang ada di dalam tabung reaksi tadi dengan pengaduk, dan mengamati perubahan warna yang terjadi. 8. Mencatat perubahan warna dari bahan tadi pada tabel hasil pengamatan. 9. Mencuci tabung reaksi yang terisi bahan dengan air yang menggunakan sikat tabung reaksi hingga bersih, dan digunakan kembali untuk menguji bahan yang belum diuji. BAB III HASIL PENGAMATAN A. HASIL Tabel hasil dari pengamatan uji makanan: No. Bahan Makanan 1. Nasi Ket/Zat Makanan Warna Larutan Sebelum Ditetesi Reagen Putih Lugol/iodium Hitam keunguan Setelah Ditetesi Benedict Coklat kemerahan Yang Dikandung Biuret (F.A + F.B) Biru tua Amilum dan gula 2. Pisang Oranye Coklat tua Jingga Hijau tua sekali Gula 3. Tahu Krem Abu-abu keemasan Abu-abu Ungu muda Protein 4. Telur Oranye Oranye muda Coklat Ungu tua Protein dan gula 5. Kemiri Krem Abu-abu kecoklatan Abu-abu Ungu muda Protein B. PEMBAHASAN 1. Pada pengujian kandungan gizi pada nasi, warna nasi sebelum ditetesi reagen adalah putih. Dan setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi hitam keunguan, dengan Benedict yang awalnya berwarna coklat muda, tetapi setelah dipanaskan menjadi coklat kemerahan, dan dengan Biuret menjadi biru tua. Sehingga zat yang dikandung nasi adalah amilum karena setelah ditetesi Lugol warnanya hitam keunguan (zat yang mengandung amilum berwarna biru sampai hitam), dan gula karena setelah ditetesi Benedict warnanya coklat kemerahan setelah dipanasi (zat yang mengandung gula berwarna jingga/merah bata). 2. Pada pengujian kandungan gizi pada pisang, warna pisang sebelum ditetesi reagen adalah oranye. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi coklat tua, dengan Benedict menjadi jingga, dan dengan Biuret menjadi hijau tua sekali. Sehingga zat yang dikandung adalah gula karena setelah ditetesi Lugol berwarna jingga (zat yang mengandung gula berwarna jingga/merah bata). 3. Pada pengujian kandungan gizi pada tahu, warna tahu sebelum ditetesi reagen adalah krem. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi abu-abu keemasan, dengan Benedict menjadi abu-abu, dan dengan Biuret menjadi ungu muda. Sehingga zat yang dikandung tahu adalah protein karena setelah ditetesi Biuret berwarna ungu muda (zat yang mengandung protein berwarna ungu). 4. Pada pengujian kandungan gizi pada telur, warna telur sebelum ditetesi reagen adalah orange. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi oranye muda, dengan Benedict berwarna coklat, dan dengan Biuret berwarna ungu tua. Sehingga zat yang dikandung telur adalah protein karena setelah ditetesi Biuret berwarna ungu tua (zat yang mengandung protein berwarna ungu) dan pada tabel hasil kami menuliskan bahwa telur mengandung gula. Tetap telur tidak mengandung gula. Ini terjadi karena ketidaktelitian kami dalam mengidentifikasi dengan benar perubahan warna pada zat yang mengandung gula. 5. Pada pengujian kandungan gizi pada kemiri, warna kemiri sebelum ditetesi reagen adalah krem. Setelah ditetesi dengan Lugol, warnanya berubah menjadi abu-abu kecoklatan, dengan Benedict berwarna abu-abu, dan dengna Biuret berwarna ungu muda. Sehingga zat yang dikandung kemiri adalah protein karena setelah ditetesi Biuret berwarna ungu muda (zat yang mengandung protein berwarna ungu). A. KESIMPULAN BAB IV : PENUTUP 1. Setelah diberi Lugol/iodium, nasi berwarna hitam keunguan, pisang berwarna coklat tua, tahu berwarna abu-abu keemasan, telur berwarna oranye muda, dan kemiri berwarna abu-abu kecoklatan. Dengan Benedict, nasi berwarna coklat kemerahan, pisang berwarna jingga, tahu berwarna abu-abu, telur berwarna coklat, dan kemiri berwarna abu-abu. Dengan Biuret, nasi berwarna biru tua, pisang berwarna hijau tua sekali, tahu berwarna ungu muda, telur berwarna ungu tua, dan kemiri berwarna ungu muda. 2. Setelah diberikan reagen, maka bahan akan mngalami perubahan warna. Dari perubahan warna tersebutlah kita mengacu akan kandungan zat yang ada pada bahan. Pada bahan yang mengandung amilum akan berwarna biru sampai hitam. Pada bahan yang mengandung gula akan berwarna jingga (merah bata). Dan pada bahan yang mengandung protein akan berwarna ungu. 3. Tidak semua bahan yang diuji mengandung ketiga zat yang ingin diketahui kandungannya seperti amilum, gula, dan protein. Pada nasi mengandung amilum dan gula, pisang mengandung gula, tahu mengandung protein, telur mengandung protein, dan kemiri mengandung protein. B. SARAN 1. Saat melakukan pengamatan harus teliti dan hati-hati agar hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Melakukan pengamatan dengan jujur dan sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan. Jika terjadi kesalahan, cobalah untuk mengulaginya. Kemudian mengambil kesimpulan dari hasil yang diperoleh. 3. Berusahalah untu pandai menagement waktu. Karena butuh waktu yang lama untuk memperoleh hasl pengamatan yang sesuai/benar, padahal waktu yang diberikan hanyalah sedikit. Oleh karena itu, berbagi tugaslah dengan rekan kita. |