Uraikan hubungan antara keimanan dan semangat menuntut ilmu

Termasuk dalam amalan saleh, apa saja keutamaan menuntut ilmu?

Apa saja keutamaan menuntut ilmu menurut Islam? Simak ulasannya di bawah ini.

Agama Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, dan tidak terikat oleh waktu dan tempat. Bahkan, ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW saat menjadi nabi adalah salam surat Al-‘Alaq yang memiliki arti ‘Bacalah.’ (QS Al’alaq: 1).

Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan ilmu dalam Islam begitu mulia. Ini juga mendapat peratian dari Rasulullah SAW yang dalam salah satu hadis pernah bersabda: “Barangsiapa yang menginginkan urusan dunia, maka wajiblah baginya berilmu.

Dan barangsiapa yang ingin urusan akhirat (selamat di akhirat) maka wajiblah ia memiliki ilmu juga. Dan barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia memiliki ilmu tentangnya juga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, ada keutamaan menuntut ilmu bagi orang yang mengerjakannya. Karena hal tersebut merupakan amalan yang mulia, tentu juga terkandung adab menuntut ilmu yang harus dijaga agar ilmu yang didapat menjadi berkah dan bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk sesama.

Baca Juga: Kenali Metode Belajar Anak, Apakah Gaya Belajar Visual, Audio, atau Kinestetik?

Uraikan hubungan antara keimanan dan semangat menuntut ilmu

Foto: Pewresearch.org

Menuntut ilmu adalah ibadah mulia dan agung oleh karena itu, orang yang menuntut ilmu harus selalu memperhatikan adab-adabnya agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan juga berkah. Adab ini juga akan menjadi aturan khusus bagi orang yang berilmu.

Dikutip dari studi yang dilakukan oleh UIN Malang karena pendidikan dan belajar dalam Islam bertujuan untuk mengembangkan ilmu dan mengabdi kepada Allah SWT, maka sistem moralnya pun harus dibangun dan bersumber dari norma-norma Islam tersebut (wahyu). Ini juga berkaitan dengan adab menuntut ilmu.

Selain dari kitab Hidayatus-Salikin yang disusun oleh Syekh Abdus Samad, yang merupakan terjemahan dari kitab Bidayatul-Hidayah milik Imam Al-Ghazali dan juga rangkuman dari sumber yang lain, berikut ini adalah adag menuntut ilmu yang harus dimiliki oleh kaum muslimin. Yakni:

  • Beri salam terlebih dulu saat berpapasan dengan guru
  • Tidak banyak berkata-kata di hadapan guru,
  • Tidak berkata sesuatu yang tidak ditanyakan oleh guru,
  • Sebelum bertanya, hendaklah meminta izin kepada guru,
  • Tidak menyangkal perkataan guru,
  • Tidak menyalahi pendapat guru karena merasa lebih benar atau lebih mengetahui daripada guru. Ini termasuk dalam perkara kurangnya adab akan dan membuat ilmu kurang berkah,
  • Tidak berbisik-bisik dengan orang lain di hadapan guru,
  • Tidak memalingkan muka ke kiri atau ke kanan saat berada di hadapan guru,
  • Hendaknya duduk dengan tenang dan beradab di hadapan guru,
  • Apabila guru berdiri, maka hendaklah ikut berdiri juga untuk menghormati guru,
  • Tidak berburuk sangka terhadap guru,
  • Imam Syafi’i memiliki 6 nasehat yang harus dimiliki oleh seseorang penuntut ilmu: “Wahai saudaraku, ilmu tidak akan kamu peroleh kecuali dengan 6 perkara, akan saya beritahukan kepadamu secara terperinci: kecerdasan, semangat, kesungguhan, berkecukupan, bersahabat dengan guru, dan waktu yang panjang.”
  • Ikhlas dalam menuntut ilmu, krena menjadi amalan yang bisa berbuah ibadah. Allah SWT berfirman: “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah (hanya) kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (QS Albayyinah: 5).
  • Tidak boleh menuntut ilmu untuk mencari keuntungan dunia seperti agar mendapatkan jabatan, pekerjaan dengan gaji tinggi dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menuntut suatu ilmu seharusnya karena Allah, lalu dia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan tujuan dunia maka ia tidak dapat mencium bau surga."
  • Bersungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Al-Qadhi Abu Yusuf berkata: “Ilmu ini adalah sesuatu yang tidak akan memberikanmu separuh dari dirinya sampai engkau memberikannya dirimu seluruhnya.”
  • Bertaqwa dan senantiasa takut kepada Allah. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama.” (QS Fathir: 28).
  • Rendah hati (tawadhu’) dan tidak sombong. Allah SWT berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu (Muhammad) terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara’: 215).

Baca Juga: Yuk Ajarkan Anak Belajar Pengetahuan Lewat Origami

Uraikan hubungan antara keimanan dan semangat menuntut ilmu

Foto: Al-fanarmedia.org/Shutterstock

Dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Maka ketahuilah (ilmuilah)! Bahwasanya tidak ada Ilah (tuhan yang berhak untuk disembah dengan benar) kecuali Allah dan mohonlah ampunan terhadap dosa-dosamu ….” (QS Muhammad: 19).

Oleh karena itu, ada beberapa keutamaan menuntut ilmu bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya. Karena memiliki keutamaan yang amat besar dan mulia, di antara keutamaan menuntut ilmu adalah:

1. Ilmu adalah Warisan Para Nabi

Rasulullah SAW bersabda: “Dan sesungguhnya para Nabi tidak pernah mewariskan uang emas dan tidak pula uang perak, akan tetapi mereka telah mewariskan ilmu (ilmu syar’i) barang siapa yang mengambil warisan tersebut maka sungguh ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR Ahmad).

Ini menunjukkan bahwa keutamaan menuntut ilmu lebih tinggi dari pada uang dan emas yang bersifat materi. Sebab, saat seseorang memiliki ilmu dan hingga mengajarkannya, maka hal tersebut akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir bahkan hingga orang tersebut meninggal dunia.

2. Menuntut Ilmu Adalah Jalan Menuju Surga

Surga adalah idaman setiap muslim. Bahkan, ia menjadi janji dari Allah SWT bagi banyak amalan shalih yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karena itu saat Allah SWT menjadikan ilmu sebagai jalan utama menuju surga maka ini menunjukkan besarnya keutamaan menuntut ilmu.

Hal ini telah mendapatkan landasan syar’i, karena didasarkan pada sebuah hadis saat Rasulullah SAW bersabda: “… Barang siapa yang meniti suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga…” (HR Ahmad).

Baca Juga: Ikuti 5 Cara Seru Ini Untuk Bantu Anak Belajar Matematika

3. Allah SWT Akan Meninggikan Derajat

Terkait dengan keutamaan menuntut ilmu yang satu ini, dalam Alquran Allah SWT berfirman: “Allah mengangkat orang-orang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (Al-Mujadalah: 11).

Tentang tafsiran atau arti dari ayat ini, Imam Syaukani berkata: “Dan makna ayat ini bahwasanya Allah mengangkat beberapa derajat orang-orang beriman dari orang-orang yang tidak beriman, dan mengangkat beberapa derajat orang-orang yang berilmu (dan beriman) dari orang-orang yang hanya beriman. Maka barang siapa yang memadukan antara iman dan ilmu maka Allah mengangkatnya beberapa derajat karena imannya lalu Allah mengangkat derajatnya karena ilmunya.”

4. Allah SWT Ingin Memberi Kebaikan

Menjadi keutamaan menuntut ilmu selanjutnya, terkait hal ini dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Allah akan menjadikannya paham akan agamanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz menafsirkan: “Mafhum (makna tersirat) dari hadits ini bahwasanya orang yang tidak memahami agamanya berarti orang itu termasuk orang yang tidak dikehendaki kebaikan oleh Allah dan kami mohon perlindungan kepada Allah dari hal yang seperti itu.”

5. Manfaat yang Akan Terus Mengalir Meski Telah Meninggal

Rasulullah SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali melalui tiga jalur: shadaqah jariah ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang senantiasa mendoakannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Siapa yang tidak ingin terus mendapatkan pahala meski telah meninggal. Hal ini akan didapati bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebab, ilmu tersebut bukan hanya bermanfaat untuk dirinya, tapi juga untuk orang lain.

Itulah beberapa keutamaan menuntut ilmu beserta adabnya yang bisa dipraktikkan, demi mendapatkan pahala yang berkah juga bermanfaat bagi sesama.

  • https://www.uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/konsep-belajar-menurut-pandangan-islam.html
  • https://muslimahdaily.com/khazanah/muslim-digest/item/1126-inilah-11-adab-dan-keutamaan-menuntut-ilmu.html
  • http://www.alhujjah.com/2015/04/12/keutamaan-menuntut-ilmu-dan-adab-adabnya/

tirto.id - Surat Al-Mujadalah ayat 11 berisi tentang adab penuntut ilmu dalam majelis ilmu serta pentingnya menuntut ilmu karena orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Berikut ini bunyi surat Al-Mujadalah ayat 11 selengkapnya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Yaaa ayyuhal laziina aamanuu izaa qiila lakum tafassahuu fil majaalisi fafsahuu yafsahil laahu lakum wa izaa qiilan shuzuu fanshuzuu yarfa'il laahul laziina aamanuu minkum wallaziina uutul 'ilma darajaat; wallaahu bimaa ta'maluuna khabiir

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadalah: 11).

Asbabun-nuzul QS. Al-Mujadilah : 11

Dikutip dari IAIN Palopo, dalam buku Tafsir Al-Mishbah tulisan Quraish Shihab, ditulis asbabun-nuzul atau sebab-sebab turunnya QS Al-Mujadilah ayat 11 ini adalah suatu saat di hari Jumat, di mana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam biasa menggelar majelis ilmu pada teras masjid Nabawi dengan para sahabat dan kaum muslim lainnya.

Lokasi tempat teras masjid yang sempit, membuat beberapa sahabat yang menjadi ahli perang Badar (yang mengikuti perang Badar) tidak mendapat tempat duduk di dekat Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam.

Padahal biasanya Nabi Muhammad selalu memberi tempat khusus untuk para sahabatnya ahli Badar tersebut, karena besarnya jasa-jasa mereka.

Dalam riwayat Ibnu Abbas, disebutkan bahwa saat para ahli Badar datang dan mengucap salam, salam mereka dijawab oleh kaum muslim dalam majelis ilmu tersebut namun para ahli Badar ini dibiarkan berdiri, tidak diberi tempat untuk duduk di tempat dekat Rasulullah SAW duduk.

Melihat para sahabatnya ahli Badar berdiri, Rasulullah Shalallahu 'alai wassalam pun memerintahkan sebagian sahabat yang lain untuk berpindah dan memberi tempat untuk ahli Badar. Mereka pun mematuhi perintah Rasulullah SAW.

Akan tetapi ada kaum munafik yang ikut di majelis ilmu itu berkata dan menuduh bahwa Rasulullah SAW tidak adil karena mengutamakan sahabat ahli Badar dibanding mereka yang sudah duduk lebih dahulu.

Lantas turunlah ayat tersebut, untuk menjelaskan keutamaan memberi kelapangan bagi orang dalam majelis ilmu dan memberi tempat duduk kepada ahli badar.

Laman berita.upi.edu menulis, selain itu, siapa saja yang menuruti perintah Rasulullah SAW untuk memberi kelapangan bagi sahabatnya para ahli badar dan berdiri saat diperintahkan untuk mendirikan salat, akan diberikan kelapangan pula oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam hidupnya.

Keutamaan menuntut ilmu dan berlapang dada

Keutamaan menuntut ilmu juga menjadi poin penting di dalam ayat tersebut, karena Allah Subhanahu wata’ala sendiri berjanji akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dibandingkan orang yang tidak mau atau enggan mencari ilmu.

Dalam kitab Tafsir Fi Zilalil Qur’an, Sayyid Qutb menjabarkan ayat ini sebagai keutamaan kepada kaum muslimin untuk berlapang dada dan mentaati perintah, atas dasar iman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ilmu dan iman akan mendidik jiwa seorang muslim untuk bermurah hati dan taat, apalagi kepada orang yang dicintai oleh Rasulullah SAW.

Sesungguhnya taat dan patuh itu akan menghantarkan seorang muslim kepada derajat yang lebih tinggi di sisi Allah SWT, dan balasannya adalah diberikan kelapangan dalam hidup.

Apalagi majelis ilmu Rasulullah SAW adalah taman-taman surga di mana malaikat pun turut memberikan doa kepada para penuntut ilmu di dalamnya.

"Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintai ampunan oleh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga ikan yang ada di dasar laut." (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Adab menuntut ilmu lain yang dapat diambil dari isi ayat QS Al-Mujadalah: 11 tersebut adalah, selain taat kepada guru atau pemberi ilmu, juga berusaha mendekat duduk kepada guru agar lebih jelas mendengarkan isi ilmu yang diberikan.

Memberi kelapangan duduk kepada peserta majelis lainnya, apalagi orang yang dihormati atau disayangi oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW, bukanlah hal yang terlarang. Bahkan hal itu dapat menambah keridhoan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada pada ayat ini dan dapat diambil oleh kaum muslim adalah melapangkan hati, menjalin hubungan harmonis kepada sesama penuntut ilmu, dan memuliakan orang lain yang memiliki jasa-jasa kepada agama.

Baca juga:

  • Surat Az-Zumar Ayat 53 & Makna Tak Berputus Asa dari Rahmat Allah
  • Surat An-Najm Ayat 39-42 & Penjelasannya Soal Ikhtiar

Baca juga artikel terkait SURAT AL-MUJADALAH AYAT 11 atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/tha)


Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno
Kontributor: Cicik Novita

Subscribe for updates Unsubscribe from updates