Untuk peralatan memasak suku dani masih menggunakan

detikTravel Community - Menikmati santapan lezat nan menyehatkan yang disajikan secara bergotong-royong, mungkin sulit ditemui di kota-kota besar. Akan tetapi, hal ini masih tetap terjaga dan dilestarikan di Papua melalui prosesi bakar batu. Yuk, lihat!Berbicara tentang tradisi Suku Dani di Papua seakan tidak ada habisnya, selalu saja ada yang menarik untuk disimak dalam keseharian mereka. Kali ini saya berkesempatan untuk menyaksikan salah satu tradisi yang cukup terkenal, upacara bakar batu.Bakar batu adalah salah satu cara memasak secara bergotong-royong khas Papua. Melihat masyarakat Suku Dani mempraktekkan prosesi ini, membuat saya seakan di bawa ke zaman purba. Cara memasak ini memang mustahil ditemui dalam peradaban modern di kota-kota besar.Bakar batu dimulai dengan mempersiapkan bahan utama dalam proses ini, yaitu batu. Batu-batu besar seukuran kepalan tangan ini nantinya akan dibakar di atas bara api selama beberapa jam.Api untuk membakar batu ini pun di dapatkan dengan cara khusus. Alih-alih menggunakan korek atau gas, mereka masih menggunakan ranting yang digesekkan dengan bilah bambu untuk menciptakan api. Api kemudian diletakkan di tumpukan kayu yang akan digunakan sebagai media untuk membakar batu.Proses membakar batu ini sendiri akan membutuhkan waktu sekitar satu atau dua jam, hingga kayu bakar habis dan menyisakan abu yang menyelimuti batu-batu tersebut. Bahan makanan pun disiapkan!Babi dan keladi serta umbi-umbian adalah bahan makanan utama dalam bakar batu. Beberapa tempat akan ditambahkan ayam, buah merah atau bahan makanan lain dalam prosesi ini.Bahan makanan kemudian akan diletakkan dalam sebuah lubang yang telah di beri alas jerami atau tanaman paku-pakuan. Kemudian batu-batu yang panas akan diletakkan di atas tumpukan jerami dan begitu seterusnya hingga memenuhi seluruh lubang. Lalu lubang akan ditutup dengan jerami dan dibiarkan selama satu hingga satu setengah jam untuk mematangkan bahan makanan.Melihat secara langsung proses bakar batu, saya berkesimpulan bahwa makanan yang nantinya akan kami makan tergolong sehat. Proses memasak yang menyerupai mengukus tanpa tambahan minyak ataupun bumbu-bumbu artifisial membuat makanan yang disajikan dengan proses bakar batu ini segar dan rasanya alami.Tapi jangan salah, bakar batu sendiri lebih dari sekedar proses memasak. Bakar batu melambangkan rasa syukur atas kelahiran dan pernikahan ataupun duka cita atas mereka yang meninggal.Bakar batu juga melambangkan semangat gotong royong dan keadilan. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama dan semua orang dapat menikmati sajian lezat. Ubi-ubian dan daging yang mengepulkan asap saat santapan akhirnya disajikan, selamat makan!

Suku Dani adalah salah satu suku di Papua yang terdapat dan menetap di wilayah pegunungan tengah. Suku Dani dari Papua ini pertama kali diketahui di Lembah Baliem yang diperkirakan hadir sekitar ratusan tahun yang lalu. 

Ada salah satu tradisi yang sering dilakukan masyarakat disana, yaitu tradisi bakar  batu "Barapen". Tradisi ini sering dilakukan oleh masyarakat di beberapa wilayah Wamena, Papua. 

Kemudian tradisi ini pada umumnya dilakukan oleh suku Dani yang menetap di wilayah dataran tinggi Wamena seperti Lembah Baliem, Paniai, Nabire, Jayawijaya, dan daerah Pegunungan lainnya. Bakar Batu atau biasa disebut Barapen ini sudah menjadi tradisi masak bersama antara masyarakat satu kampung dimana Batu yang menjadi tradisi bagi mereka dibakar hingga membara. 

Oleh karena itu tradisi ini disebut sebagai tradisi "Bakar Batu". Tradisi ini sudah ada sejak lama bahkan hingga ratusan tahun lalu dan sudah menjadi suatu sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. 

Mendengar cerita salah satu tokoh Papua, tradisi Bakar Batu ini awalnya muncul dari sepasang suami istri yang bingung mencari bahan makanan untuk diolah, oleh karena tidak adanya peralatan. 

Setelah mereka berpikir cukup panjang, kemudian muncullah ide untuk menggunakan batu sebagai sarana untuk mengelolah makanan. Hingga saat ini tradisi tersebut tetap dilakukan hingga sekarang. 

Dalam tradisi Barapen atau "Bakar Batu" makanan yang hendak dimasak sangat beragam, mulai dari daging hewan, petatas hingga umbi-umbian. Pelaksanaan tradisi "Bakar Batu"  dilakukan pada pagi hari yang dipimpin oleh kepala suku setempat menggunakan pakaian adat lengkap kemudian berjalan mengelingi masyarakat lain untuk diundang dan berkumpul untuk ikut melaksanakan tradisi Barapen ini. 

Selanjutnya tradisi berburu hewan juga masih dilakukan oleh masyarakat setempat untuk dijadikan sebagai menu makanan. Sebagian masyarakat setempat menari, dan sebagian masyarakat lainnya menata batu yang akan disiapkan untuk jadikan bara. 

Dalam melakukan tradisi "Bakar Batu", batu yang akan digunakan juga harus diperhatikan, usahakan mencari batu yang kuat kokoh sehingga tidak gampang hancur ketika digunakan. 

Untuk susunannya, tarulah batu kemudian kayu, batu, kemudian kayu lagi hingga ditumpuk lagi hingga batu-batu tersebut habis. Waktu yang dibtuhkan dari proses "Bakar Batu" sekitar dua hingga empat jam. 

  1. 1
  2. 2


Untuk peralatan memasak suku dani masih menggunakan

Lihat Sosbud Selengkapnya

Beri Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Video Pilihan