Tunjukkan dalil bahwa allah subhanahu wa taala mencintai orang-orang yang bersih dan suci

bukti kesempurnaan ajaran Islam adalah perhatiannya terhadap masalah kebersihan.

Pandega/Republika

Wudhu

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi

Di antara bukti kesempurnaan ajaran Islam adalah perhatiannya terhadap masalah kebersihan. Lebih-lebih kebersihan batin. Tubuh kita saja hakikatnya adalah amanah, oleh karena itu wajib dijaga kebersihannya, agar dapat melakukan kewajiban agama dengan baik dan terhindar dari ancaman penyakit yang dapat mengurangi produktivitas kebaikan. Intinya, Islam itu bersih.

Bahkan, nyaris semua aktivitas ibadah tidak bisa dipisahkan dari aspek kebersihan sebagai bagian daripada tercapainya kesucian lahir dan bathin. Rasulullah SAW bersabda, "Kunci sahnya shalat adalah kesucian diri dari najis." (HR. Abu Dawud).

Dan, di dalam Alquran, Allah menegaskan bahwa cinta-Nya diberikan kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang gemar membersihkan (mensucikan) diri. "Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" (QS. At-Taubah [9]: 108). Dalam hadis lain ditegaskan, "Kebersihan itu sebagian dari iman" (HR. Tirmidzi).

Dengan demikian, idealnya setiap Muslim adalah pribadi yang menerapkan pola hidup bersih dan komitmen menjaga kebersihan secara utuh-menyeluruh lahir-batin.

Imam Ghazali dalam kitab monumentalnya, Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa kebersihan tidak sebatas berkaitan keindahan lahiriah dengan membersihkan, menyiram dan membasuhkan air pada anggota-anggota tubuh. Tetapi juga menyatukan dengan pembersihan aspek batiniah dengan menjauhi kemaksiatan maupun bentuk dosa lainnya.

Hal ini disandarkan pada ayat-Nya di dalam Alquran, "Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih" (QS. Asy-Syu'ara [26]: 89).

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir mengutip pendapat Ibnu Sirrin, "Qalbun salim (hati yang bersih) yaitu ia mengetahui bahwa Allah adalah haq dan sesungguhnya hari Kiamat tidak ragu lagi pasti akan tiba, serta Allah akan membangkitkan para penghuni kubur."

Oleh karena itu, Islam memandang kebersihan secara integratif-komprehensif, sehingga upaya pembersihan diri selalu meliputi aspek lahiriah dan bathiniah sekaligus yang berkaitan nyaris dengan seluruh jenis ibadah; mulai dari membaca Alquran, shalat, berdoa, dan lain sebagainya.

Menariknya, terkait operasional pembersihan jiwa raga ini telah dijabarkan dengan lengkap oleh Hujjatul Islam, Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjadi empat tingkatan aktivitas bersuci.

Pertama, menyucikan tubuh dari segala bentuk hadas, kotoran dan benda yang menjijikkan lainnya. Kedua, menyucikan setiap anggota tubuh dari segala perbuatan buruk dan mengandung dosa. Ketiga, menyucikan qalbu (hati) dari segala perbuatan dan akhlak (perilaku) tercela berikut sifat-sifat keji lainnya. Keempat adalah mensucikan jiwa dari yang selain Allah Ta'ala.

Dengan demikian betapa indahnya kehidupan seorang Muslim yang kebersihan dirinya tak sebatas raga, rumah, pakaian, kendaraan, tetapi juga hati, cita-cita dan visi hidupnya, sehingga kebersihan yang diupayakan adalah bagian penting terwujudnya kemaslahatan di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Apalagi, kebersihan dapat memicu semangat dalam bekerja. Wallahu a'lam.

Tunjukkan dalil bahwa allah subhanahu wa taala mencintai orang-orang yang bersih dan suci

Allah mencintai sejumlah golongan sebagaimana disebutkan Alquran.

Thoudy Badai/Republika

Allah mencintai sejumlah golongan sebagaimana disebutkan Alquran. Ilustrasi cinta Allah. Ilustrasi

Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Terdapat golongan orang yang dicintai Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam Alquran. Mereka dicintai Allah karena iman, takwa, dan ketaatan dalam menjalankan perintah agama serta sikap dan perilaku yang baik kepada sesama manusia dan makhluk lain.

Baca Juga

Pertama, orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya. Bagi Muslim, yang paling dicintai adalah Allah dan Rasul-Nya (al mahabbatul ula). Kecintaan kepada keduanya merupakan tolok ukur mencintai yang lain, seperti istri, suami, anak, keluarga, harta, pangkat, dan jabatan.

Cinta kepada Allah memotivasi untuk menjalankan semua perintah-Nya dengan ridha. Allah berfirman: 

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

''Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Mahapengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS 3: 31).

Kedua, orang-orang yang berbuat adil (muqsithin). Adil berarti melakukan suatu perbuatan dengan tidak menzalimi orang lain dan diri sendiri. Adil juga berarti melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan dan menerima hak sebagai imbalan. Keadilan harus ditegakkan dalam semua aspek kehidupan manusia, baik sosial, politik, ekonomi, maupun hukum. Allah berfirman:  

فَإِنْ جَاءُوكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ أَوْ أَعْرِضْ عَنْهُمْ ۖ وَإِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَضُرُّوكَ شَيْئًا ۖ وَإِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

''Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah dari mereka, jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah di antara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.'' (QS 5: 42).

Ketiga, berlaku sabar (shabirin). Sabar yang sempurna terwujud manakala seseorang tunduk sepenuhnya tanpa syarat kepada kehendak Allah. Allah berfirman:  

فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ

''Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.'' (QS 3: 146).

Keempat, orang-orang yang bertawakal (mutawakilin). Tawakal adalah menyerahkan apa yang telah dilakukan kepada Allah. Sikap ini muncul karena keyakinan bahwa apa saja yang diperbuat manusia, hasilnya tidak bisa dipastikan. Allah berfirman:  

فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

 ''Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.'' (QS 3: 159).

Kelima, orang-orang yang menyucikan diri (mutathohhirin). Setiap Muslim dilatih selalu suci secara fisik dengan bersuci dari hadas besar dan kecil ketika akan shalat. Kebiasaan ini diharapkan memberikan pengaruh positif untuk bersih diri dan lingkungan. Allah berfirman:  

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

''Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.'' (QS 2: 222).

Sikap dan perilaku golongan yang dicintai Allah ini harus dicontoh dalam kehidupan. Sebab, sikap dan perilaku itu membawa kemaslahatan bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. 

Tunjukkan dalil bahwa allah subhanahu wa taala mencintai orang-orang yang bersih dan suci

sumber : Harian Republika

Ilustrasi kumpul keluarga di rumah Foto: Shutterstock

Islam adalah agama yang mendorong semua penganutnya untuk mencintai kebersihan. Bahkan, dari ayat-ayat Alquran hingga hadist-hadist Nabi Muhammad SAW pun dijelaskan betapa pentingnya menjaga kebersihan.

Mengingat di tengah pandemi virus corona ini, siapa pun diharuskan untuk selalu menjaga kebersihan. Kesehatan dan kebersihan sudah menjadi perhatian khusus dalam Islam. Seperti sebelum melaksanakan salat, kita diwajibkan untuk berwudu.

Nah, di dalam Alquran ada beberapa surat yang menjelaskan bahwa menjaga kebersihan itu penting. Bukan hanya fisik, tapi pikiran dan hati setiap manusia. Untuk itu, yuk simak ayat-ayat Alquran mana yang menjelaskan hal tersebut.

1. Allah mencintai orang-orang yang selalu membersihkan diri

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 yang artinya:

"...Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Dari arti ayat tersebut, kita diingatkan untuk tetap bersih dan suci adalah sebagian dari iman. Dengan mensucikan diri, berarti kita menunjukkan cinta dan pengabdian kepada Allah SWT.

2. Tetap menjaga kebersihan berarti tanda terima kasih

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 6 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur."

Di sini kita kembali diingatkan bahwa kita membutuhkan langkah ekstra untuk memastikan kita tetap bersih dan suci. Tentunya, kita diharuskan untuk terus bersyukur atas semua bimbingan dan cinta yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya.

3. Kebersihan adalah bentuk tindakan dari iman

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 151 yang artinya:

"Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa Allah SWT memberitahu kita semua kalau Islam itu ada untuk mensucikan diri kita. Maka dari itu, kamu juga perlu terus mengingat untuk mensucikan diri berarti kita perlu menjaga kebersihan.

4. Air adalah bentuk hadiah atau pemberian Allah SWT kepada umatnya untuk membersihkan diri

Allah berfirman dalam QS. Al-Anfal ayat 11 yang artinya:

"(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)."

Allah SWT telah memberikan kita hujan dan air untuk membersihkan diri. Karena itu, kita harus mengingatkan diri sendiri bahwa air adalah hak istimewa yang kita dapat sebagai bentuk hadiah dari Allah SWT. Tentunya, kita patut berterima kasih atas pemberian itu.

5. Orang yang bertakwa adalah selalu menjaga kebersihan

Allah SWT berfirman dalam QS. Maryam ayat 13 yang artinya:

"Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa."

Menjaga kebersihan adalah bentuk kewajiban dari Allah SWT. Oleh karena itu, menjaga kebersihan pula hanya dilakukan bagi orang-orang yang bertakwa.

Itulah sederet ayat-ayat di Alquran yang membahas tentang pentingnya menjaga kebersihan. Semoga kita semua selalu bisa menjaga kebersihan, ya.


Page 2