Tuliskan lima contoh kebutuhan masyarakat Indonesia yang harus dipenuhi

Banyak kebutuhan baru yang muncul dan itu sangat bergantung pada bagaimana Anda selama ini menjalani kehidupan. Namun, setidaknya kami menangkap ada 5 kebutuhan "baru" yang umum terjadi pada banyak orang selama masa pandemi ini.

1] Biaya Kesehatan

Masyarakat kini mulai membeli lebih banyak produk kesehatan sebagai kebutuhan baru mereka. Mulai dari produk esensial seperti masker dan pembersih tangan, hingga multivitamin. Kita tentu masih ingat harga masker dan hand sanitizer yang tiba-tiba meroket ratusan kali lipat saat kasus coronavirus baru ditemukan di Indonesia.

Salah satu perusahaan e-commerce besar nasional, Tokopedia, sempat menyebut bahwa terjadi peningkatan transaksi belanja produk kesehatan sebesar tiga kali lipat selama masa pandemi. Penjual online yang menjual barang produk kesehatan di market place itu pun bertambah 1,4 juta penjual.

Dari sisi keuangan, cukup wajar jika seseorang membeli produk kesehatan demi terhindar dari virus. Akan tetapi, sering sekali orang membeli produk tersebut dalam jumlah yang banyak. Bahkan, mereka cenderung menimbun produk kesehatan. Alhasil, biaya pun akan semakin besar. Sebagai saran, beli produk kesehatan sewajarnya untuk kebutuhan keluarga Anda dan keluarga di rumah.

2] Biaya Listrik

Siapa yang pernah merasa was-was setiap kali melihat tagihan listrik? Atau pernah kaget, tiba-tiba listrik Anda di rumah mati karena token sudah habis? Selama pandemi,  banyak orang menghabiskan waktunya di rumah, alhasil penggunaan produk-produk elektronik juga meningkat. AC yang menyala seharian, waktu menonton televisi yang lebih panjang, komputer yang dihidupkan, dan lainnya. 

Implikasinya, semakin besar daya listrik yang digunakan, semakin besar pula biaya yang harus dibayarkan. Jika tagihan sudah membengkak, anggaran keuangan yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan lain, terpaksa dialokasikan untuk membayar tagihan listrik. Pasti hal ini sangat disayangkan.

Cara sederhana untuk tahu alasan pembengkakan tagihan listrik, kita harus cek meteran kWh di rumah setiap bulan. Bandingkan besaran kWh bulan sebelumnya dengan bulan ini. Semakin tinggi angka kWh, semakin besar pengeluaran  tagihan. Setelah itu, cari tahu produk elektronik mana yang menyumbang kWh terbesar. Bijaklah dalam penggunaan listrik. kita bisa mulai dengan menghemat pemakaian lampu, rice cooker, atau dispenser yang tidak perlu dinyalakan seharian.

3] Online Shop

Pandemi telah mengubah cara kita berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak heran, aktivitas perdagangan daring meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka yang tidak pernah belanja online, tiba-tiba belanja online. Mereka yang sudah pernah berbelanja online, meningkatkan volume belanjanya. 

Data ini diperkuat juga oleh survei Facebook Brain & The Company yang menyatakan terjadi peningkatan konsumen baru [first adopter], yakni sebesar 28% yang mencoba aplikasi e-commerce untuk pertama kalinya di Indonesia dan 4 negara Asia Tenggara lainnya.

Meski pergerakannya positif, kita tetap perlu berhemat dalam berbelanja online. Termasuk waspada terhadap segala bentuk kejahatan siber dengan modus phising, alias memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Informasi yang biasanya menjadi sasaran antara lain data pribadi [nama, usia, dan alamat],  data akun [username dan kata sandi], dan data finansial [informasi kartu kredit, rekening].

4] Menambah Dana Kebutuhan Darurat

Dari pada Anda mengeluarkan uang untuk tujuan konsumtif, ini adalah waktu terbaik untuk meningkatkan jumlah dana  kebutuhan darurat Anda. Dana darurat menjadi amat penting karena pandemi membuat kebutuhan masa depan menjadi tidak pasti. 

Jika Anda sudah memiliki dana darurat yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan dasar  selama tiga bulan ke depan, Anda dapat menambahkan porsinya hingga meng-cover kebutuhan selama enam bulan. Bahkan, lebih baik jika bisa untuk memenuhi kebutuhan selama satu tahun. Tidak ada ruginya untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra, karena kita tahu bahwa saat ini segalanya bisa berubah dalam hitungan detik. Pekerjaan bisa hilang, usaha pun bisa runtuh, namun kebutuhan cenderung tetap.

Lantas, dimana Anda menaruh dana darurat itu? Simpan dana Anda di instrumen investasi yang tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar. Ini pun tergantung pada  profil investasi Anda. Jika Anda termasuk profil risiko balanced, porsi terbesar dana darurat Anda bisa dialokasikan ke reksadana pendapatan tetap. Setelah itu, sisanya ke reksa dana pasar uang dan kemudian saham.

Sementara itu, jika Anda adalah profil risiko agresif, alokasikan 50% dana darurat Anda ke reksa dana saham, baru kemudian sisanya dibagi ke  reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.

5] Asuransi

Dengan jumlah kasus COVID-19 yang menembus lebih dari 1000 per hari, risiko kesehatan setiap manusia menjadi terancam. Karena itu, sebagian orang saat ini berjaga-jaga dengan melirik asuransi sebagai proteksi kesehatan mereka.

Jika Anda sudah punya asuransi, evaluasi kembali apakah polis asuransi Anda sudah cukup meng-cover segala risiko kesehatan  yang mungkin terjadi di masa depan. Anda bisa mengubah plan asuransi Anda, baik dari sisi perubahan jumlah tanggungan ataupun perubahan plan manfaat asuransi kesehatan.

Namun, jika Anda masih menunda-nunda untuk memiliki asuransi kesehatan, coba pikirkan ulang. Sebab, sekarang adalah waktu tepat bagi semua orang untuk mengenal bagaimana asuransi bekerja dan bagaimana asuransi telah membantu meringankan kebutuhan dasar ketika sakit menyerang, atau bahkan ketika kematian datang mendekat. 

Karenanya, pilihlah asuransi yang memberikan manfaat proteksi kesehatan yang lengkap, proses klaim yang mudah, dan tentu saja sesuai dengan bujet. Di tengah risiko COVID-19 seperti saat ini, penting pula untuk memilih asuransi kesehatan yang memberikan para nasabahnya peace of mind atau ketenangan pikiran.

Seperti yang diberikan Manulife dengan menawarkan berbagai perlindungan spesifik selama masa pandemi. Salah satunya, nasabah yang terdiagnosa COVID-19 mendapat perlindungan kesehatan langsung tanpa masa tunggu. Selain itu, nasabah dapat tambahan 50% Manfaat Tutup Usia hingga  Rp250 juta atas polis aktif per tertanggung untuk seluruh produk yang memiliki Manfaat Tutup Usia.

Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita menemukan sesuatu yang kita butuhkan. Namun, pertanyaannya apakah hal tersebut benar-benar kita butuhkan? Sering kali kita merasa membutuhkan sesuatu, tapi kenyataannya kita hanya menginginkanya saja.

Dalam dunia ekonomi, hal ini kerap terjadi serta menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui apa perbedaannya.

Banyak teori menyebutkan bahwa kebutuhan merupakan hal dasar dalam memenuhi keberlangsungan hidup dan harus segera terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan makhluk hidup khususnya manusia menjadi faktor dasar dalam melakukan bisnisnya.

Dalam dunia ekonomi, terdapat tingkatan terhadap pemenuhan akan kebutuhan barang dan jasa. Tingkatan tersebut adalah keinginan dan kebutuhan.
Keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi.

Keinginan lebih bersifat tambahan, ketika kebutuhan pokok telah terpenuhi. Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang dibutuhkan manusia demi menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-sehari manusia tersebut. Kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-sehari.

Kebutuhan Berdasarkan Sifat

Terbagi menjadi 2 diantaranya jasmani dan rohani. Jasmani sendiri ialah kebutuhan dalam menjaga kesehatan fisik seperti olahraga dan istirahat. Kebutuhan rohani melingkupi keperluan dalam pemenuhan jiwa seperti beribadah, mendapatkan hiburan dengan rekreasi.

Kebutuhan Berdasarkan Waktu

Seperti namanya, waktu menunjukkan masa dengan meliputi kebutuhan saat ini, masa depan, dan waktu yang tidak terduga sebelumnya. Kebutuhan saat ini ialah suatu hal yang tidak bisa ditunda contohnya dalam kesehatan untuk menjalani operasi.

Kemudian masa mendatang ketika mempersiapkan kelahiran seorang bayi. Pada kebutuhan tidak terduga yang datang secara tiba-tiba seperti pengobatan setelah terjadi kecelakaan.

Kebutuhan Berdasarkan Subjek

Dilatarbelakangi oleh subjek yaitu pelaku, maka terdapat 2 poin penting yang masuk dalam kebutuhan berdasarkan subjek yaitu individu dan kelompok. Kebutuhan individu jelas yang diperuntukan bagi perseorangan.

Misalnya seorang direktur membutuhkan seorang sekretaris dalam perkerjaannya. Terakhir pada kebutuhan kelompok cenderung mengarah pada kepentingan masyarakat yaitu pasar, rumah sakit, angkutan umum, dan lain sebagainya.

Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Kebutuhan

Keinginan

Sifat

Objektif/ perlu/ mengikat

Subjektif/ tidak harus

Dampak yang diinginkan

Manfaat

Kepuasan

Yang dijadikan tolok ukur

Fungsi

Selera

Berdasarkan tabel di atas, secara sederhana dapat kita simpulkan, jika kebutuhan adalah sesuatu yang harus dimiliki manusia karena tingkat keperluan atau urgensinya yang tinggi.

Jika seseorang memiliki kebutuhan terhadap barang atau jasa, biasanya hal paling penting yang menjadi pertimbangan adalah manfaat yang dapat diambil dari barang atau jasa tersebut beserta fungsinya.

Keinginan berada di sisi lain, biasanya bersifat subjektif, tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup seseorang. Pemenuhan terhadap ‘keinginan’ biasanya bersifat kepuasan semata dan cenderung menyesuaikan terhadap selera individu.

Keinginan bisa bersifat positif jika pemenuhannya memberi nilai tambah atau memberi dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan yang telah tercapai.

Perbedaan kebutuhan dan keinginan dalam dunia ekonomi maupun bisnis juga memiliki peran yang sangat penting. Misalnya, seorang pengusaha yang ingin memperluas bisnisnya.

Jika di lihat dari segi keinginan, hal ini tentunya bersifat sangat positif bagi kemajuan bisnis maupun kesejahteraan karyawan. Namun keinginan positif ini harus didukung oleh pemenuhan kebutuhan yang harus terpenuhi sebelumnya, misalnya efektifitas kinerja, tambahan karyawan maupun peningkatan mutu produksi.

Untuk efektifitas kinerja misalnya, jika sebuah bisnis memiliki bagian keuangan, maka untuk memenuhi keinginan memperluas bisnis, perusahaan tersebut butuh laporan keuangan yang lengkap, cepat dan akurat setiap waktu. Karena keuangan adalah bagian terpenting dari sebuah bisnis.

Untuk menunjang hal tersebut, maka perusahaan tidak lagi hanya membutuhkan pencatatan secara manual, tapi sudah membutuhkan software akuntansi yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Sistem keuangan atau akuntansi online seperti Jurnal ini, sudah harus dimiliki jika Anda ingin mengembangkan bisnis dan menjawab tantangan kemajuan keuangan di era digital.

Dengan memiliki Jurnal Software, Anda tidak hanya menyelesaikan masalah pencatatan keuangan semata, tetapi juga memiliki akses ke beberapa sistem pembayaran, pengeluaran tagihan, akuntansi perusahaan dagang, dan pelaporan stok barang yang masih tersisa secara otomatis.

Selain itu, aplikasi inventaris barang milik Jurnal juga akan membantu Anda untuk memperkecil jarak antara kebutuhan dan keinginan bisnis. Serta memenuhi semua kebutuhan akuntansi bisnis dalam rangka mendukung keinginan Anda untuk terus maju dan berkembang di masa depan. Daftarkan bisnis Anda sekarang, dan dapatkan sendiri manfaatnya!

Video yang berhubungan