Tuliskan hadis riwayat at tirmidzi beserta artinya tentang toleransi

Hadits tentang sopan santun dan terjemahannya yang merupakan seri dari adab dalam Islam, yang akan menerangkan tentang kesopanan dalam berbicara, tentang rasa malu juga kepada orang tua.

Sopan santun merupakan adab yang seharusnya dimiliki dan di praktik kan oleh seorang Muslim dalam kehidupannya sehari-hari, karena inilah yang di contoh-kan oleh Nabi dan para Sahabatnya, sebagaimana dalam Al Quran Surat Al Qolam Ayat 4 yang menceritakan tentang akhlak mulia Nabi Muhammad.

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: “Sungguh, kamu (Muhammad) mempunyai akhlak yang agung” [QS Al-Qalam : 4]

Pengertian Sopan Santun Dalam Islam

Sopan santun terdiri dari dua kata yaitu sopan dan santun, sopan adalah rasa hormat kita kepada siapa saja yang berinteraksi dengan kita dengan membuat urusannya mudah dan membantunya. Santun adalah sikap lembut dan toleransi kepada orang lain.

Maksud toleransi di sini bukan berarti kita mentolerir kemaksiatan dan kemungkaran yang di buat oleh orang lain, tapi bagaimana tujuan dari dakwah ini bisa sampai dengan tidak membuatnya antipati (ini adalah ushul dakwah) yang seharusnya di miliki oleh para da’i kita.

Dan sikap ini kita praktik kan kepada siapa saja, baik kepada orang yang lebih tua maupun orang yang lebih muda dari kita, baik kepada rakyat jelata atau pun kepada pemimpin.

Dengan menerapkan adab sopan santun ini niscaya Islam akan terlihat dengan jelas tentang keindahan dan kebenarannya.

Hadits Tentang Sopan Santun Dan Terjemahannya

Tuliskan hadis riwayat at tirmidzi beserta artinya tentang toleransi

Hadits Tentang Sopan Santun Dalam Berbicara

Kelembutan merupakan salah satu sifat Allah subhanahu wata’ala, Seperti Hadits yang di bawakan oleh Imam Muslim Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

يا عائشة ! إن الله رفيق يحب الرفق، ويعطي على الرفق ما لا يعطي على العنف، وما لا يعطي على ما سواه

Artinya: “Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya” [HR Muslim]

Imam Nawawi rahimahullah dalam syarah muslim menjelaskan hadits di atas dengan mengatakan:

“Dalam hadis ini terdapat motivasi untuk bersikap lemah lembut, sabar, dan berbicara yang lembut kepada manusia, selama tidak ada sebab/hajat yang membuat kita bersikap keras terhadap mereka”.

Hal ini senada dengan firman Allah dalam Surat Thoha yang berbunyi

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى. فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى

Terjemahannya:

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lembut, mudah-mudahan ia mau ingat atau takut” [Thaha : 43-44]

Hadits Tentang Sopan Santun dan Ramah Tamah

Hadits Riwayat Imam Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha, Nabi sallallahu alaihi wassalam bersabda.

«إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه، ولا ينزع من شيء إلا شانه»

“Artinya : Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek” [HR Muslim]

Imam Nawawi rahimahullah dalam syarah muslim menjelaskan hadits di atas dengan mengatakan:

“Dalam hadis-hadis ini terdapat keutamaan untuk berlemah lembut dan motivasi untuk berakhlak baik, serta celaan terhadap sikap keras dan kasar, dan sikap lemah lembut merupakan sumber segala kebaikan”.

Hal ini juga senada dengan Al Quran Surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ

Terjemahannya:

“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu” [QS Ali Imran : 159].

Hadits tentang ramah tamah

Dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahabat Anas radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah bersabda, yang terjemahannya adalah:

“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari” [HR Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734].

Serta hadits Riwayat At Tirmidzi yang menjelaskan tentang senyuman kepada saudara kita, yang mana senyum adalah bentuk dari keramah tamahan kita kepada orang lain.

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ

Terjemahan Arti: “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah” [HR. Tirmidzi].

Dalil naqli tentang wajibnya kita sopan santun dan berakhlak mulia kepada orang tua adalah Al Quran Surat Al Isra  Ayat 23 yang berbunyi:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Terjemahannya:

Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “uff” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [QS. al-Isra: 23]

Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa kita di larang untuk membentak-nya bahkan untuk sekedar mengucapkan perkataan yang tidak di senangi-nya saja kita dilarang, yang mana “uff” adalah suatu kata yang berarti ahh atau bentuk ucapan ke engganan kita ketika di perintah oleh orang tua.

Baca Juga: Hadits Tentang Berbakti Kepada orang Tua

Hadits-hadits dan ayat Al Quran di atas adalah dalil naqli tentang tata krama, sopan santun dan rasa malu kita kepada orang lain, oiya untuk hadits tentang rasa malu belum kami tuliskan, berikut ini hadits tentang rasa malu yang merupakan salah satu akhlak mulia dalam Islam.

إِنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا، وَخُلُقُ الْإِسْلَامِ الْحَيَاءُ

Artinya: “Setiap agama mempunyai ciri khas akhlak dan ciri khas akhlak Islam itu rasa malu.” [HR. Ibnu Majah].

Demikian pembahasan hadits tentang sopan santun dan terjemahannya juga penjelasan ulama, semoga kita selalu dimudahkan oleh Allah dalam bersikap yang beradab dan berakhlak mulia dalam bergaul dengan manusia. Wallahu a’lam.

MuslimTerkini.com - Berikut ini adalah ulasan mengenai hadits tentang tolerasi dan menhindarkan diri dari tindak kekerasan pada orang lain. Hadits ini penting untuk membentuk adik-adik menjadi seorang yang toleran dan arif.

Perlu adik-adik ketahui bahwa toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Sebagai seorang muslim, adik-adik harus bertoleransi dengan tidak mengganggu teman yang beragama lain saat mereka melakukan aktivitas agama. Namun, perlu dicatat bahwa tidak perlu kita mengukuti ibadah mereka.

Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (QS. AL Kaafirun: 6)

Nah, berikut ini adalah beberapa hadist yang menyinggung soal tolerasi. Dari Ibnu Juraij ia berkata:

Baca Juga: Jalan Keselamatan, Lurus dan Damai untuk Berserah Diri

“diantara isi surat Rasulullah saw kepada penduduk Yaman adalah siapa diantara penduduk Yahudi dan Nasrani yang tidak mau masuk Islam, maka dia tidak dihalangi menjalankan keyakinannya, akan tetapi titetapkan jizyah atas setiap orang yang berakal, lakilaki perempuan, merdeka ataupun budak”. (HR. Abdurrazaq)

Islam sangat menghargai perbedaan akidah atau keyakinan seluruh umat muslim di muka bumi ini. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Manusia itu berasal dari Adam dan Hawa mempunyai martabat yang sama. Sesungguhnya Allah tidak menanyai kedudukan kalian dan tidak pula nasab kalian di hari kiamat nanti. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."

Selain itu dijelaskan dalam sebuah hadits di dalam kitab Shahih Al-Bukhary, riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk saudaranya, baik yang mengenai keperwiraan atau kehormatan saudaranya itu atau pun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya pada hari ini – semasih di dunia, sebelum tidak lakunya dinar dan dirham.


Page 2


Page 3

MuslimTerkini.com - Berikut ini adalah ulasan mengenai hadits tentang tolerasi dan menhindarkan diri dari tindak kekerasan pada orang lain. Hadits ini penting untuk membentuk adik-adik menjadi seorang yang toleran dan arif.

Perlu adik-adik ketahui bahwa toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Sebagai seorang muslim, adik-adik harus bertoleransi dengan tidak mengganggu teman yang beragama lain saat mereka melakukan aktivitas agama. Namun, perlu dicatat bahwa tidak perlu kita mengukuti ibadah mereka.

Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku (QS. AL Kaafirun: 6)

Nah, berikut ini adalah beberapa hadist yang menyinggung soal tolerasi. Dari Ibnu Juraij ia berkata:

Baca Juga: Jalan Keselamatan, Lurus dan Damai untuk Berserah Diri

“diantara isi surat Rasulullah saw kepada penduduk Yaman adalah siapa diantara penduduk Yahudi dan Nasrani yang tidak mau masuk Islam, maka dia tidak dihalangi menjalankan keyakinannya, akan tetapi titetapkan jizyah atas setiap orang yang berakal, lakilaki perempuan, merdeka ataupun budak”. (HR. Abdurrazaq)

Islam sangat menghargai perbedaan akidah atau keyakinan seluruh umat muslim di muka bumi ini. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Manusia itu berasal dari Adam dan Hawa mempunyai martabat yang sama. Sesungguhnya Allah tidak menanyai kedudukan kalian dan tidak pula nasab kalian di hari kiamat nanti. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa."

Selain itu dijelaskan dalam sebuah hadits di dalam kitab Shahih Al-Bukhary, riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang di sisinya ada sesuatu dari hasil penganiayaan untuk saudaranya, baik yang mengenai keperwiraan atau kehormatan saudaranya itu atau pun sesuatu yang lain, maka hendaklah meminta kehalalannya pada hari ini – semasih di dunia, sebelum tidak lakunya dinar dan dirham.