Jelaskan bentuk kebudayaan pada masyarakat di sekitar Lembah Sungai Gangga

Peradaban India Kuno - Peradaban India Kuno terbagi menjadi dua pusat peradaban yang terletak di Lembah Sungai Indus dan Lembah Sungai Gangga. Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang Peradaban India Kuno.

Jelaskan bentuk kebudayaan pada masyarakat di sekitar Lembah Sungai Gangga


Peradaban India Kuno: Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus adalah suatu bentuk peradaban kuno yang terletak di barat laut dari Asia Selatan yang diperkirakan mulai eksis sekitar tahun 3300-1300 SM. Peradaban Lembah Sungai Indus mulai menunjukkan kejayaannya sekitar tahun 2600-1900 SM. Peradaban Lembah Sungai Indus berkembang disepanjang aliran Sungai Indus meliputi wilayah timur laut Afghanistan, sebagian besar Pakistan dan barat laut India.  Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang sejarah Peradaban Lembah Sungai Indus sebagai salah satu peradaban kuno yang memiliki tingkat kebudayaan yang cukup tinggi.

Peradaban India Kuno: Pusat Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus berada di sepanjang aliran Sungai Indus yang kini berada di negara Pakistan. Peradaban Lembah Sungai Indus diperkirakan mulai eksis sejak 2800 SM–1800 SM, sebagai salah satu peradaban kuno yang tumbuh dan berkembang di sepanjang Sungai Indus di Pakistan dan Sungai Ghaggar-Hakra di India barat.

Selain disebut dengan Peradaban Lembah Sungai Indus Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappa, karena situs berupa kota yang pertama kali dilakukan penggalian disebut Harappa, atau juga disebut dengan Peradaban Indus Sarasvati karena diperkirakan terdapat aliran Sungai Sarasvati yang kemungkinan telah kering pada akhir 1900 SM. Pusat dari Peradaban Lembah Sungai Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dahulu merupakan Sungai Sarasvati kuno.

Peradaban Harappa diperkirakan muncul lebih awal dari kemunculan kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai ke India. Peradaban Harappa ini mulai menunjukkan eksistensinya sekitar 2500 SM sedangkan bangsa Arya baru memasuki India sekitar 1500 SM. Asal mula Peradaban India Kuno berasal dari kebudayaan di Lembah Sungai Indus yang diwakili oleh dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letaknya di kota Mohenjo-daro, dan kota Harappa. Penduduk yang menghuni kota-kota di Lembah Sungai Indus ini disebut dengan bangsa Dravida.

Peradaban India Kuno: Tata Kota Peradaban Lembah Sungai Indus

Berdasarkan penanggalan karbon, Mohenjo-daro dan Harappa berkisar antara tahun 3000-2000 SM. Penelitian yang dilakukan pada awal abad ke-20 Mohenjo-daro dan Harappa menunjukkan tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa Mohenjo-daro dan Harappa adalah kota merdeka dengan masing-masing kota terdapat sekitar 30000-40000 penduduk.

Berdasarkan hasil ekskavasi yang ditemukan di kedua kota ditemukan sistem sanitasi yang baik, jalan-jalan kota yang telah tertata dengan rapih, rumah-rumah dengan ventilasi udara yang baik dan tembok-tembok pelindung kota yang tebal dan tinggi memungkinkan melindungi kota itu dari banjir dan juga serangan dari luar. Di mana hal ini menunjukkan telah cukup maju Peradaban India Kuno yang terlihat dari sisa-sisa peninggalan kota-kota di Peradaban Lembah Sungai Indus. 

Peradaban India Kuno: Sistem Pertanian dan Pengairan Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus yang terletak di daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Oleh karena daerahnya yang subur, maka pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Limpahan lumpur sungai Indus telah memberikan kesuburan bagi tanah disekitarnya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman.

Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang cukup tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama dari penduduk di Lembah Sungai Indus adalah padi, gandum, gula, kapas, teh, dan lain-lain.

Peradaban India Kuno: Perkembangan Teknologi Peradaban Lembah Sungai Indus

Masyarakat yang ada di dalam Peradaban Lembah Sungai Indus telah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup tinggi. Kemampuan teknologi yang mereka miliki dapat terlihat melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan di Kota Mohenjo-daro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan senjata seperti tombak, pedang, dan anak panah.

Kemudian juga terdapat peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, kain yang terbuat dari kapas, serta bangunan-bangunan yang bersifat permanen. Selain itu juga ditemukan barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut terrakota, terutama barang-barang yang digunakan sebagai peralatan rumah tangga.

Peradaban India Kuno: Sistem Perekonomian Peradaban Lembah Sungai Indus

Sistem perekonomian masyarakat yang berada di Peradaban Lembah Sungai Indus sangat bergantung pada aktivitas pertanian yang berada di sekitar sungai. Di daerah aliran Lembah Sungai Indus ini, para petani menanam padi, gandum, sayuran, buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi.

Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan dari hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan aktivitas perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk yang berasal dari Peradaban Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-belikan masyarakat Lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan yang terbuat dari kulit hewan dan gading gajah.

Peradaban India Kuno: Sistem Kepercayaan Peradaban Lembah Sungai Indus

Sistem kepercayaan masyarakat Peradaban Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya adalah dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).

Masyarakat lembah Sungai Indus juga melakukan penyembahan terhadap binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta melakukan pemujaan terhadap pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan yang dilakukan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmati oleh masyarakat Peradaban Lembah Sungai Indus yaitu berupa kesejahteraan dan perdamaian.

Peradaban India Kuno: Hilangnya Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus runtuh akibat serbuan yang dilakukan oleh bangsa Arya sekitar 1000 SM melalui pas Khyber. Sejarah dan asal-usul dari bangsa Arya dapat diperoleh dari keterangan yang diberikan di dalam kitab Rigveda. Serangan dari bangsa Arua inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab utama runtuhnya Peradaban Lembah Sungai Indus. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida yang menjadi penduduk di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, bangsa Arya kemudian memadukan ajaran dan kebudayaan mereka dengan kebudayaan bangsa Dravida.

Peradaban India Kuno: Peradaban Lembah Sungai Gangga

Peradaban India Kuno: Pusat Peradaban Lembah Sungai Gangga

Peradaban Lembah Sungai Gangga berpusat di Lembah sungai Gangga dengan anak sungainya yaitu Sungai Yamuna. Peradaban Lembah Sungai Gangga terletak diantara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Vindhya. Sungai Gangga dan Sungai Yamuna bersumber dari mata air  yang berasal dari Pegunungan Himalaya dan mengalir ke kota-kota besar seperti Delhi, dan Agra serta bermuara di Teluk Banggala.

Aliran dari Sungai Gangga sendiri bertemu dengan aliran dari Sungai Brahmaputra yang bermata air di Pegunungan Kwen Lun. Kondisi inilah yang menyebabkan daerah Lembah Sungai Gangga merupakan daerah yang subur sehingga sangatlah mendukung tumbuh dan berkembangnya suatu peradaban yang dikenal dengan Peradaban Lembah Sungai Gangga.

Peradaban India Kuno: Masyarakat Pendukung Peradaban Lembah Sungai Gangga

Masyarakat pendukung Peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Bangsa Arya adalah bangsa pengembara yang mulai memasuki wilayah India antara tahun 2000- 1500 SM melalui pas Kaiber di Pegunungan Hindu Kush. Ciri-ciri fisik dari bangsa Arya adalah  berkulit putih, berbadan tinggi, dan berhidung mancung.

Mata pencahariannya semula berternak dan dengan kehidupan yang semi-nomaden. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravisa di Lembah Sungai Indus yang menjadi pendukung Peradaban Lembah Sungai Indus dan telah berhasil menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.

Bangsa Arya berusaha untuk tidak bercampur dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli India. Mereka menyebut bangsa Dravida adalah anasah artinya tidak berhidung atau berhidung pesek dan dasa yang berarti raksasa. Sebagai upaya untuk memelihara kemurnian keturunannya, diadakan sistem pelapisan (kasta) yang dikatakannya bersumber pada ajaran agama. Bangsa Arya berhasil mengambil alih kekuasaan politik, sosial dan ekonomi di dataran Peradaban India Kuno.

Di dalam kebudayaan tetap terjadi percampuran (asimilasi) antara kebudayaan bangsa Arya dan kebudayaan bangsa Dravida. Percampuran budaya itu melahirkan kebudayaan Weda. Kebudayaan inilah yang melahirkan agama dan kebudayaan Hindu atau Hinduisme. Daerah awal perkembangan kebudayaan Hindu ini terletak di lembah Sungai Gangga yang kemudian disebut Aryawarta (negeri orang Arya) atau Hindustan (tanah milik orang Hindu).

Untuk mempertahankan kekuasaannya di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya berusaha menjaga kemurnian ras. Artinya, mereka melarang perkawinan campur antara bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Untuk itulah, bangsa Arya menciptakan sistem kasta dalam kemasyarakatan. Sistem kasta didasarkan pada kedudukan, hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Pembagian golongan atau tingkatan dalam masyarakat Hindu terdiri dari empat kasta atau caturwarna, yakni :

  1. Brahmana (pendeta), bertugas dalam kehidupan keagamaan;
  2. Ksatria (raja, bangsawan dan prajurit), berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk mempertahankan negara,
  3. Waisya (pedagang, petani, dan peternak), dan
  4. Sudra (pekerja-pekerja kasar dan budak).

Kasta Brahmana, Kastria, Waisya terdiri dari orang-orang Arya. Kasta Sudra terdiri dari orang-orang Dravida. Selain keempat kasta di atas, juga terdapat orang di luar kasta atau yang disebut dengan kasta Paria/Candala atau Panchama. Panchama yang berarti “kaum terbuang”. Kasta ini dipandang sebagai kasta yang paling hina, karena melakukan pekerjaan kotor, orang jahat dan tidak boleh disentuh, terlebih disentuh oleh kaum Brahmana.

Peradaban India Kuno: Kebudayaan Peradaban Lembah Sungai Gangga

Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Di dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha yang dipelopori oleh Sidharta Gautama.


Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia dan juga Eropa.

Demikianlah penjelasan secara singkat Peradaban India Kuno yang terbagi menjadi dua pusat peradaban pendukung yaitu Peradaban Lembah Sungai Indus dan Peradaban Lembah Sungai Gangga.