Teori Arus Balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh

Ilustrasi Candi Borobudur Foto: Unsplash

Letak geografis yang strategis menjadikan Indonesia sebagai jalur lalu lintas perdagangan. Rute tersebut mendorong hubungan dagang antara Indonesia dengan negara lain, salah satunya India.

Hubungan perdagangan ini mulai berkembang dan mendatangkan berbagai kebudayaan di Nusantara, termasuk agama Hindu Budha yang berasal dari India.

Mengutip buku IPS Terpadu: Jilid 1B yang ditulis Sri Pujiastuti, Dkk. (2006:13), ada lima teori dari para ahli yang mendasari masuknya Hindu Buddha di Indonesia. Apa saja? Simak ulasannya berikut.

Ilustrasi jalur perdagangan foto: Unsplash

Teori Masuknya Hindu budha ke Indonesia

Teori yang dicetuskan Jc. Van Leur ini menjabarkan bahwa penyebaran agama Hindu Buddha ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana.

Sejumlah kepala suku tertarik dengan ajaran agama Hindu Buddha, sehingga mereka mengundang para Brahmana dari India. Kaum tersebut akhirnya mengajarkan agama Hindu Buddha kepada masyarakat Tanah Air.

Menurut teori Ksatria dari F.D.K. Bosch, penyebaran agama Hindu Buddha berawal dari orang-orang India yang berkasta ksatria atau prajurit. Kolonisasi antar orang-orang India dan Indonesia menyebabkan terbentuknya daerah persekutuan yang menjadi tempat terjadinya penyebaran Hindu Buddha. Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai dengan penaklukan melalui perang.

Teori Waisya yang dikemukakan NJ. Krom menjelaskan bahwa agama Hindu Buddha masuk ke Tanah Air karena orang-orang India berkasta waisya atau pedagang.

Mereka menetap di Indonesia dan menyebarkan kebudayaan India lewat hubungan dengan penguasa Nusantara. Beberapa di antara mereka juga menikah dengan penduduk asli Indonesia.

Teori sudra dicetuskan oleh van Faber. Menurut teori ini, agama dan kebudayaan Hindu Buddha dibawa oleh golongan sudra atau budak yang datang ke Tanah Air.

Mereka mulai menetap di Nusantara dan berasimilasi dengan penduduk pribumi. Ini membuat beberapa penduduk asli meninggalkan animisme serta dinamisme dan beralih pada agama Hindu Buddha.

Teori arus balik dari Van Leur menyatakan bahwa orang-orang Indonesia sendiri memiliki andil dalam penyebaran Hindu Buddha. Di mana para pedagang Indonesia yang berlayar ke India mengambil ajaran Hindu untuk diajarkan di Tanah Air.

Teori Arus Balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh

Teori Arus Balik menjelaskan bahwa penyebaran Hindu Budha di Indonesia dibawa oleh
Lihat Foto

KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Keindahan Candi Gedong Songo yang berada di lereng Gunung Ungaran, Kebupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/7/2011). Candi Hindu yang dibangun sekitar abad VII tersebut ditemukan Loten tahun 1740. Rafles mencatat kawasan candi tersebut dengan nama Gedong Pitoe sesuai dengan kelompok bangunan yang berjumlah tujuh.

KOMPAS.com - Masuknya Hindu dan BUddha ke Indonesia melalui kalur perdagangan. Hubungan perdagangan antara China (Asia Timur) dan India (Asia Selatan) yang melintasi kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia sudah terjalin dari awal masehi. 

Indonesia merupakan daerah strategis dalam perdagangan, termasuk pelayaran. Hal ini yang menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha yang berkembang di India menyebar ke Indonesia. 

Berdasarkan buku Sejarah Politik dan Kekuasaan (2019) karya Tappil Rambe dan kawan-kawan, hubungan pelayawan dan perdagangan Nusantara dengan bangsa asing memberikan pengaruh positif bagi keduanya. 

Masyarakat Nusantara mendapatkan berbagai kebudayaan baru, termasuk mengadopsi sebagian kebudayaan dari bangsa India. 

Sebelum Hindu-Buddha masuk

Sebelum masuknya pengaruh kebudayaan India ke Nusantara, masyarakat masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Kepercayaan itu dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia ketika kebudayaan India masuk.

Periode Hindu-Buddha dimulai sekitar abad ke-3, di mana pada masa itu masyarakat Nusantara belum mengenal agama dan masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.

Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Teori masuknya Hindu-Buddha

Banyak teori dan opini yang diberikan para ahli sejarah tentang masuknya agama Hindu- Buddha ke Nusantara.

Berikut beberapa teori masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara:

Teori Brahmana

Teori Brahmana diungkap oleh J.C Van Leur. Dia menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Buddha yang datang ke Nusantara dibawa oleh golongan Brahmana.

Kalian pasti tidak asing lagi dengan candi Borobudur, candi Prambanan, maupun peninggalan lain – berupa prasasti dan sebagainya, yang tersebar di Indonesia dan menjadi objek wisata popular. Hal tersebut merupakan bukti bahwa pengaruh agama Hindu dan Budha di Indonesia cukup besar dan menjadi salah satu pembentuk keanekaragaman budaya di tanah air.

Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia sendiri berlangsung lebih dari 10 abad. Tersebar luasnya pengaruh tersebut mengundang pertanyaan bagaimana kebudayaan Hindu-Budha dari India itu bisa masuk ke Indonesia?

Setidaknya, terdapat beberapa teori masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia antara lain Teori Brahmana, Teori Waisya, Teori Ksatria, dan Teori Arus Balik.

Teori Brahmana

Teori masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia yang pertama adalah Teori Brahmana yang diajukan oleh Jacob Cornelis Van Liur. Teori ini mengemukakan bahwa pengaruh Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh para brahmana atau kalangan pemuka agama dari India. Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lampau.

Mayoritas prasasti yang ada di Indonesia ini menggunakan huruf pallawa dan bahasa sanskerta. Di India sendiri, aksara dan bahasa tersebut tidak sembarang orang yang bisa menguasainya dan hanya para golongan brahmana yang menguasainya.

Teori ini juga dikuatkan oleh kebiasaan agama Hindu yang menempatkan brahmana sebagai satu-satunya otoritas dalam ajaran agama Hindu. Maka hanya kalangan brahmana yang memahami ajaran Hindu yang benar dan utuh, konsekuensinya hanya merekalah yang berhak menyebarkan ajaran Hindu.

Menurut kerangka teori ini, para brahmana ini diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya beserta keluhuran nilainya pada masyarakat di Indonesia yang masih memiliki kepercayaan asli yaitu animisme dan dinamisme.

Teori Ksatria

Teori masuknya pengaruh Hindu Budha di Indonesia yang kedua adalah Teori Ksatria yang dikemukakan oleh C.C. berg Mookerji dan J.L Moens. Dalam teori ini disebutkan bahwa golongan bangsawan atau ksatria dari India yang membawa masuk dan menyebarkan pengaruh agama Hindu-Budha di Indonesia.

Sejarah penyebaran agama Hindu-Budha di kepulauan Nusantara tidak bisa dilepaskan dari sejarah kebudayaan India pada periode yang sama. Seperti diketahui, bahwa di awal abad ke 2 Masehi kerajaan-kerjaan di India mengalami keruntuhan karena adanya perebutan kekuasaan.

(Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia)

Penguasa-penguasa dari golongan ksatria di kerajaan-kerajaan yang kalah perang pada masa itu dianggap melarikan diri ke Indonesia, kemudian mendirikan koloni maupun kerajaan baru yang bercorak agama Hindu-Budha.

Wilayah Indonesia menjadi pilihan karena mengikuti jalur perdagangan antara India dan Indonesia pada masa itu. Dalam perkembangannya, mereka pun kemudian menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada masyarakat local yang ada di Indonesia.

Teori Waisya

Teori Waisya ini dikemukan oleh NJ Krom, dimana teori ini menjelaskan bahwa masuk dan berkembangnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh orang India berkasta Waisya atau golongan pedagang. Para pedagang merupakan kelompok masyarakat asal India yang paling banyak berintekasi dengan masyarakat pribumi.

Menurut kerangka teori ini, para pedagang India mengenalkan ajaran Hindu dan Budha beserta nilai-nilai budanya kepada masyarakat local. Kegiatan itu dilakukan saat berlabuh ke Nusantara untuk berdagang, lantaran saat itu pelayaran sangat bergantung pada musim angin sehingga dalam beberapa waktu mereka akan menetap di kepulauan di Indonesia sampai angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus.

Teori Arus Balik

Teori arus balik ini dikemukan oleh F.D.K Bosch yang mengatakan penyebaran pengaruh Hindu-Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia sendiri. Pengenalan pengaruh Hindu-Budha ini merupakan inisiatif oleh orang-orang India atau para pendeta tetapi yang menyebarkan adalah orang Indonesia yang diutus oleh raja di Nusantara untuk mempelajari agama dan budaya para pendeta India di Negara asalnya.

Setelah utusan tersebut menguasai ajaran agama maka mereka akan kembali ke Indonesia dan menyampaikan pada Raja. Selanjutnya, raja akan meminta para utusan tersebut untuk menyebarkan dan mengajarkan pengetahuan yang diperoleh pada penduduk atau rakyat kerajaan.

Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap semakin berkembangnya ajaran agama baik Hindu maupun Budha dan terbentuklah kerajaan-kerajaan yang bercorak baik itu agama Hindu maupun Budha di Nusantara.