Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah a Datu Mabrur ingin

Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah a Datu Mabrur ingin

Junior tekno- Materi tentang Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman merupakan salah satu materi yang terdapat dalam buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Kelas 10 SMA.

Di dalam materi tentang Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman, siswa juga harus menyelesaikan beberapa soal yang ada di Halaman 58-59 buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Kelas 10 SMA SMK.

Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia sendiri merupakan salah satu buku yang digunakan oleh guru dan siswa Kelas 10 SMA SMK dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA SMK yang merupakan salah satu sumber belajar utama untuk digunakan pada satuan pendidikan ini ditulis oleh Fadillah Tri Aulia dan Sefi Indra Gumilar.

Berikut ini adalah Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA SMK Halaman 58-59 Kegiatan 2 berdasarkan pembahasan Guru Bahasa Indonesia SMA.

Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA SMK Halaman 58-59 Kegiatan 2

Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya, kelak.

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.

Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka matanya.

“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”

“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela-sela karang tajam.

“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.

“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”

“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut. Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku…” Raja Ikan Todak mengiba-iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup.

“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya, aku akan menolongmu.”

“Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”

“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-cucuku nanti….” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama ini.

“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera. Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!” jawab Raja Ikan Todak.

Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”

“Setuju, Datu…,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah.

Ia sangat membutuhkan air.

Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati, dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya lembut.

Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka ria.

“Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.

“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.

Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak. Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!

Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan…!”

Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya!

Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.

Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.

Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.

Diadaptasi dari: https://sumberbelajar.seamolec.org/product.php?id=NWFlMDNlNzE4NjVlYWNiZjc4ZjE3NmJh

bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan…!”Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah memenuhi sumpahnya!Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.Diadaptasi dari: https://sumberbelajar.seamolec.org/product.php?id=NWFlMDNlNzE4NjVlYWNiZjc4ZjE3NmJh

Setelah menyimak Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak jawablah pertanyaan berikut. Kalian dapat meminta teman untuk membacakan hikayat tersebut sekali lagi agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

1. Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak berikut, sifat Datu Mabrur apakah yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca?

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan.

2. Bagaimana perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada Datu mabrur?

3. Apakah kalian setuju dengan sikap Raja Ikan Todak yang menyerang Datu Mabrur?Setuju/ Tidak setujuAlasan:

4. Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah.

You're Reading a Free Preview
Pages 8 to 14 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 19 to 43 are not shown in this preview.

11. Kunci jawaban Setelah menyimak Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak jawablah pertanyaan berikut. Kalian dapat meminta teman untuk membacakan hikayat tersebut sekali lagi agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 1) Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak berikut, sifat Datu Mabrur apakah yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca? Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. Contoh kunci jawaban: Sifat Datu Mabrur yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca dari kutipan teks di atas adalah sifat gigih dan pantang menyerah dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Hal tersebut terlihat dari penggambaran suasana yang tidak menyenangkan, tetapi tetap dilalui oleh Datu Mabrur. 2) Bagaimana perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada Datu mabrur? Contoh kunci jawaban: Ia merasa marah karena dirinya terluka. Ia merasa malu karena ia kalah dalam pertempuran. Ia merasa takut karena berhasil dikalahkan oleh Datu Mabrur. 3) Apakah kalian setuju dengan sikap Raja Ikan Todak yang menyerang Datu Mabrur? Setuju Tidak setuju Alasan: __________________________________________________________________ Contoh kunci jawaban: Saya setuju dengan hal tersebut karena Raja Ikan Todak harus melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan gangguan termasuk Datu Mabrur yang telah membuat mereka terganggu. Saya tidak setuju karena sebaiknya Datu Mabrur tidak sengaja mengganggu mereka. Sebaiknya, Raja Ikan Todak bertanya terlebih dahulu kepada Datu Mabrur. 4) Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah. Benar Salah Datu Mabrur ingin memiliki pulau  yang dapat ia tinggali dan kuasai Datu Mabrur dapat mengatasi  serangan Ikan Todak PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 89 Lintas ZamanBenar Salah Ikan Todak menyerang Datu  Mabrur karena telah sengaja menyakiti pasukannya   Sa-ijaan berarti saling membantu. Proses munculnya daratan baru dari dasar laut terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari. 5) Bagaimana hubungan pesan moral yang disampaikan dengan kondisi masyarakat pada saat ini? Contoh kunci jawaban: Pesan moral dalam hikayat di atas adalah pentingnya bekerjasama dan saling membantu. Hal tersebut masih berlaku hingga saat ini. 12. Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat membaca teks hikayat lainnya Pembelajaran II 1. Tujuan Pembelajaran Membaca untuk menilai dan mengkritisi karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masa lalu dan sekarang. 2. Apersepsi Mengajak siswa untuk menyaksikan video hikayat atau membaca cuplikan hikayat dan membahas pelajaran yang dapat diambil oleh siswa. 3. Pemantik Menanyakan kepada siswa tentang tokoh favorit mereka, baik dalam cerpen, novel, maupun film. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Buku penunjang lainnya 5. Materi Pembelajaran a. Perbedaan Karakterisasi dan Plot pada Hikayat dengan Cerpen Meskipun hikayat dan cerpen sama-sama merupakan cerita naratif berupa fiksi, ada perbedaan antara keduanya. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kondisi sosial dan budaya yang terjadi pada saat cerita tersebut dibuat. Hikayat yang dibuat pada masa kerajaan tidak dapat lepas dari nuansa istana, baik pada tokohnya maupun seting cerita. 90 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XTokoh pada hikayat cenderung berlatar belakang keluarga kerajaan atau orang-orang di sekitarnya. Keluarga kerajaan dikenal dengan orang- orang yang sakti hingga sering diceritakan dapat melakukan hal-hal yang tidak wajar. Bahkan, para tokoh tidak hanya diambil dari kerajaan yang ada di bumi, tetapi juga kerajaan kayangan. Perbedaan kasta pada setiap golongan masyarakat muncul sangat jelas pada cerita. Hal ini sangat berbeda dengan cerpen yang lebih variatif mengambil tokoh dalam cerita. Hal tersebut sangat berpengaruh pada konflik yang muncul dalam cerita. Konflik yang biasa muncul tidak lepas dari perselisihan antarkerajaan dan golongan. Penyelesaian konflik pun tidak jauh dari peperangan dan penggunaan kekuatan ajaib yang berakhir bahagia. Pada cerpen karena karakter dan latar belakang yang begitu beragam, mengakibatkan konflik dan cara penyelesaiannya pun beragam. Sebagai cerita yang lebih panjang dibandingkan cerpen, hikayat memiliki alur yang lebih kompleks. Hikayat memiliki alur berbingkai. Pada sebuah ceritanya terdapat cerita yang lain. Pada “Hikayat Bayan Bijaksana”, di samping menceritakan percakapan antara Bayan dan Istri Zainab terdapat pula cerita lain. Contohnya cerita tentang anak cerpelai, seperti yang terdapat pada kutipan hikayat berikut. Antara cerita bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu menasihatkan anak- anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggal berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Alur yang digunakan pada hikayat adalah alur maju, berbeda dengan cerpen yang lebih variatif. b. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Teks Hikayat Hikayat sebagai bagian dari cerita rakyat tentu tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Melalui kehidupan yang diangkat dalam cerita, hikayat menyajikan tak hanya hiburan, tetapi juga nilai-nilai kebaikan yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat kita lihat dari pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap tokoh dalam cerita, baik yang dideskripsikan dalam cerita maupun yang dinarasikan dalam ucapan-ucapan tokoh. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, termasuk hikayat, terdiri dari nilai budaya, pendidikan, religius, moral, dan nilai sosial. 1. Nilai budaya memuat konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebuah masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. 2. Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan semangat atau kemauan seseorang untuk terus belajar secara sadar. PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 91 Lintas Zaman3. Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Pencipta alam dan seisinya. 4. Nilai moral merupakan suatu penggambaran tentang nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis. 5. Nilai sosial berkaitan erat dengan hubungan individu dengan individu lainnya dalam satu kelompok. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode kepala bernomor bersama (numbered head together) dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa mendapatkan pengantar materi terkait karakterisasi dan plot dalam hikayat serta cerpen dari guru atau sumber lainnya. b. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor yang berbeda. c. Siswa dalam kelompok mendapat tugas membaca teks dan menjawab pertanyaan untuk mengetahui karakterisasi dan plot dalam teks hikayat. d. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya serta menjelaskan alasannya dengan tepat. e. Siswa dipanggil secara acak untuk melaporkan hasil kerja sama mereka. f. Siswa mendapatkan tanggapan dari siswa lain. g. Siswa dengan nomor lain melaporkan hasil kerja samanya. h. Siswa dan guru menyimpulkan jawaban dan mengaitkannya dengan materi yang disampaikan di awal. i. Siswa mempelajari materi terkait mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam teks hikayat. j. Siswa mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam teks hikayat. k. Siswa dan guru membahas latihan yang diberikan. l. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. m. Siswa bertanya atau menyampaikan pendapat. n. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. o. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa diminta untuk membaca tanpa diberikan tujuan yang jelas. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Metode kepala bernomor bersama (numbered head together) seperti yang digunakan dalam aktivitas di atas mendorong siswa untuk saling membantu dalam memahami pelajaran. 92 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xb. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemampuan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diter- bitkan oleh Kemendikbud. c. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. d. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Soal uraian dan rubrik penilaian 1) Soal uraian Identifikasikanlah karakterisasi dan plot pada teks “Hikayat Si Miskin” menggunakan tabel yang disediakan! Setelah kalian membaca cerita dan mengisi tabel tersebut, jawablah pertanyaan ini. a) Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya? Jika tidak, tokoh mana yang mendapatkan porsi lebih banyak? Jelaskan alasan jawabanmu! b) Apakah ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah? Mengapa? c) Apa yang akan terjadi jika Si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa mempelam yang didapatnya pertama kali dari pasar? Apakah hal tersebut akan sangat memengaruhi cerita? d) Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya dari pasar? Mengapa? e) Jika kalian menjadi Si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta istrinya meminta mempelam Raja? Jelaskan alasan jawabanmu! f) Identifikasikanlah nilai-nilai yang terkandung dalam teks “Hikayat Si Miskin” dengan menggunakan tabel yang telah diberikan! 2) Rubrik penilaian mengidentifikasi karakterisasi dan plot pada teks hikayat PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 93 Lintas ZamanTabel 3.1 Rubrik penilaian mengidentifikasi karakterisasi dan plot pada teks hikayat No. Aspek Penilaian Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Kemampuan Jawaban yang Jawaban yang Jawaban tidak menyampaikan disertai alasan. jawaban yang disampaikan disampaikan bertanggung jawab. didukung dengan disertai alasan analisis yang yang kurang baik. mendukung. 2 Kemampuan Jawaban Jawaban meng- Jawaban gunakan kalimat siswa tidak menyampaikan menggunakan yang terdapat menggunakan sedikit kesalahan kalimat yang alasan dengan kalimat yang secara struktur baik dan benar. maupun diksi. tata bahasa yang baik dan benar. baik dan benar. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 36]) 100 11. Kunci Jawaban a. Mengidentifikasi karakterisasi dan plot dalam teks hikayat 1) Apakah setiap tokoh memiliki porsi yang sama dalam cerita untuk digambarkan karakternya? Jika tidak, tokoh mana yang mendapatkan porsi lebih banyak? Jelaskan alasan jawabanmu! Jawaban: Tidak, tokoh utama yang biasanya dijadikan judul dalam teks hikayat memiliki porsi yang lebih banyak. Atau Ya, tokoh antagonis dan protagonis mendapat porsi yang sama. 2) Apakah ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah? Mengapa? Jawaban: Ada keterkaitan antara karakter tokoh dan cara mereka menyelesaikan masalah. Seseorang akan menyelesaikan masalah sesuai dengan karakternya. Tentu berbeda antara orang yang penyabar dan pemarah dalam menyelesaikan masalah. 3) Apa yang akan terjadi jika si Miskin tidak jujur menyampaikan kepada istrinya bahwa mempelam yang didapatnya pertama kali dari pasar? Apakah hal tersebut akan sangat memengaruhi cerita? Jawaban: Istri si Miskin tidak akan membujuk kembali suaminya agar pergi ke istana dan meminta mempelam ke raja. Cerita tentu akan berubah. 94 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4) Apakah kalian setuju dengan sikap istri si Miskin yang menolak mempelam yang dibawa suaminya dari pasar? Mengapa? Jawaban: Tidak setuju karena hal itu menunjukkan betapa egoisnya istri si Miskin. Atau Setuju karena ia harus menguji rasa sayang suaminya terhadap dirinya dan kandungannya. 5) Jika kalian menjadi si Miskin apakah kalian akan melakukan hal yang sama saat diminta istrinya meminta mempelam Raja? Jelaskan alasan jawabanmu! Jawaban: Ya karena hal itu menunjukkan kasih sayang terhadap istri dan buah hati yang dikandung. Atau Tidak karena hal itu akan menimbulkan masalah. (Beberapa jawaban dapat jadi berbeda, tetapi tetap dianggap benar asal menyampaikan alasan yang tepat) b. Mengidentifikasi nilai yang terkandung dalam teks hikayat Tabel 3.2 Tabel isian mengidentifikasi nilai dalam teks hikayat Nilai Konsep nilai Kutipan teks Terdapat pada baris ke- Budaya Pendidikan Religius Moral Sosial Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun teks hikayat dan cerpen PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 95 Lintas Zaman2. Apersepsi Mengajak siswa untuk menyusun berbagai kemungkinan cerita dari rang- kaian gambar yang diberikan 3. Pemantik Mengajak siswa untuk menceritakan kebiasaan mereka mulai dari bangun tidur hingga sampai di sekolah dengan menggunakan alur mundur 4. Media Pembelajaran a. PUEBI b. Buku siswa c. Internet d. Gawai 5. Materi Pembelajaran a. Konjungsi Urutan Waktu Sebagai teks yang menggambarkan sebuah alur cerita, hikayat dan cerpen tidak dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menyatakan urutan sebuah kejadian berdasarakan waktu terjadinya, baik itu sebelumnya, saat, maupun setelahnya. Perbedaan konjungsi yang digunakan antara hikayat dan cerpen terdapat pada bahasa yang digunakan. Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu berupa kata-kata arkais. Adapun cerpen banyak menggunakan kata populer. Perhatikanlah tabel berikut. Tabel 3.3 Konjungsi urutan waktu dalam hikayat dan cerpen Kata Arkais Kata Populer Akisyah/alkisah Pada …. Bermula/sebermula Awalnya, Arkian Kemudian, Hatta/ata Lalu, Kalakian Setelah itu, Syahdan Selanjutnya, Maka Sesudah itu, Ketika …. Saat …. Sebelum itu, Akhirnya, Pemilihan konjungsi sangat menentukan koherensi atau kepaduan antarkalimat maupun antarparagraf dalam cerita. Perhatikan kutipan cer- pen berikut. 96 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XAku mulai jengah mendengar isakannya, malu rasanya harus mengakui bahwa orang yang menangis di belakangku ini sekaum denganku. Lalu, kutolehkan kepala ke belakang dan di sanalah ia masih menahan isak tangis. Laki-laki itu mencoba menenangkan dengan menepuk- nepuk pundaknya. Saat itulah aku tersentak, wanita itu membutuhkan tempat. Wanita itu tidak seharusnya berdiri di tengah desakan manusia. Wanita itu sedang hamil besar. Dia sedang hamil besar. (Sumber: Puspitasari, Arum. 2016. “Kursi Bus” dalam Rahasia Simfonia: Antologi Cerpen Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia bagi Siswa SLTA Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta) Bandingkan jika dua konjungsi urutan waktu pada cerita tersebut diubah seperti berikut. Aku mulai jengah mendengar isakannya, malu rasanya harus mengakui bahwa orang yang menangis di belakangku ini sekaum denganku. Sebelumnya, kutolehkan kepala ke belakang dan di sanalah ia masih menahan isak tangis. Laki-laki itu mencoba menenangkan dengan menepuk-nepuk pundaknya. Pada saat aku tersentak, wanita itu membutuhkan tempat. Wanita itu tidak seharusnya berdiri di tengah desakan manusia. Wanita itu sedang hamil besar. Dia sedang hamil besar. (Sumber: Puspitasari, Arum. 2016. “Kursi Bus” dalam Rahasia Simfonia: Antologi Cerpen Bengkel Bahasa dan Sastra Indonesia bagi Siswa SLTA Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta) Hal lain yang perlu diperhatikan dari penggunaan konjungsi waktu adalah frekuesinya. Jangan terlalu banyak menggunakan konjungsi urutan waktu pada satu paragraf. Penggunaan yang terlalu sering, apalagi kata yang sama, akan membuat cerita yang ditulis menjadi “kekanak-kanakan”. Bandingkanlah dua penggalan cerita berikut. Jam lima pagi saya bangun. Sesudah itu saya ke kamar mandi, lalu saya mandi. Sesudah itu saya berpakaian. Sesudah berpakaian lalu saya makan pagi. Kemudian saya menyiapkan buku-buku sekolah saya. Sesudah itu saya pamit ayah dan ibu, lalu saya berangkat ke sekolah (Keraf, 1994: 79). PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 97 Lintas ZamanHari masih pukul lima pagi. Udara masih terasa segar dan nyaman, keadaan sekitar pun masih sunyi-senyap. Tanpa menghiraukan kesunyian pagi itu, saya pergi menuju kamar mandi. Siraman air yang sejuk dan dingin mengagetkan saya, tetapi hanya sekejap. Segera mengeringkan tubuh dan berpakaian merupakan pilihan yang tepat untuk mengusir rasa dingin itu. Sepiring sarapan semakin menghangatkan tubuh saya. Buku-buku sekolah sudah menunggu untuk disiapkan sebelum saya berpamitan kepada ayah dan ibu untuk berangkat ke sekolah (Keraf, 1994: 80 dengan penyesuaian). b. Majas Majas atau gaya bahasa sangat erat kaitannya dengan cerita fiksi untuk menam- bahkan keindahan cara penyampaian cerita. Beberapa majas yang sering kali digunakan baik dalam hikayat maupun cerpen adalah sebagai berikut: 1) Antonomasia Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol. Contoh: 1. Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga bulan lamanya. 2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih pada perempuan tua itu. 2) Personifikasi Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia. Contoh: 1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku. 2. Angin menyambar wajahku. 3) Metafora Metafora adalah majas yang menggunakan kata pembanding untuk mewakili hal lain atau bukan yang sebenarnya. Mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Contoh: Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat. 4) Simile Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Contoh: “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu. 98 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X5) Hiperbola Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya. Contoh: 1. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.” 2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari freezer. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode tiga menit ulas (three minutes review) dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing beranggotakan empat orang. b. Siswa memahami aturan main aktivitas pembelajaran yang disam- paikan guru. c. Siswa menyimak dengan saksama penjelasan materi yang disam- paikan guru. d. Setiap tiga menit, guru berhenti menjelaskan dan meminta setiap siswa dalam kelompok menjelaskan materi yang sudah disampaikan. e. Beberapa perwakilan siswa diminta untuk menyampaikan informasi yang dipahaminya. f. Siswa menyimak penjelasan materi. Setiap tiga menit berhenti untuk menyampaikan materi yang dipahaminya kepada teman satu kelompok. Begitu seterusnya sampai materi selesai dijelaskan. g. Beberapa perwakilan siswa diminta menyampaikan materi yang dike- tahuinya. Siswa lain dapat menambahkan atau memperbaiki jika ada kesalahan pemahaman. h. Siswa diperbolehkan membuka buku untuk mengecek informasi yang didapat. i. Siswa diminta untuk mengubah kutipan teks hikayat ke dalam bahasa cerpen. j. Siswa dan guru membahas jawaban siswa. k. Guru memberikan apresiasi kepada siswa. l. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam-puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 99 Lintas Zamanb. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajar- nya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. 8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembela- jaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 9. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Ubahlah kutipan Hikayat Si Miskin ini menjadi bahasa cerpen yang lebih populer. Gunakanlah konjungsi urutan waktu dan berbagai majas untuk mengembangkannya. 2) Rubrik penilaian alih wacana hikayat menjadi cerpen Tabel 3.4 Rubrik penilaian alih wacana hikayat menjadi cerpen Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian No. Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Keajekan isi Isi cerita Ada sedikit Isi cerita Isi cerita cerita sesuai dengan pergeseran isi sama sekali sesuai dengan cerita asalnya cerita antara berbeda cerita asalnya cerita yang dengan cerita karena cerita dibuat dan asal sama sekali cerita asal tidak diubah 2 Penggunaan Bahasa yang Bahasa yang Hanya ada Bahasa yang digunakan bahasa digunakan digunakan perubahan tidak diubah. sudah sesuai masihmengan- beberapa dengan bahasa dung sedikit kata. cerpen. bahasa hikayat. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 8]) 100 10. Kunci jawaban Pada zaman dahulu hiduplah seorang raja dan ratu dari kayangan yang mendapat hukuman dari Batara Indera. Mereka dibuang ke negeri antah-berantah menjadi orang miskin. Tidak ada satu pun orang di negeri itu yang menyukainya. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan perkampungan, mereka dipukuli dan diusir hingga mereka pun 100 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xpergi ke hutan. Di hutan, mereka hidup dengan memakan dedaunan, buah-buahan, bahkan kayu-kayu. Beberapa lama kemudian, sang istri pun hamil. Saat kandungannya berusia tiga bulan ia menangis dan meminta kepada suaminya untuk mengambilkan buah mempelam yang tumbuh di taman istana kerajaan. Si Miskin pun terketuk hatinya karena ia sudah lama menanti kehadiran seorang anak. Namun, ia bingung karena hal itu sepertinya tidak mungkin ia lakukan. “Bagaimana mungkin aku dapat mendapatkannya, istriku? Menge- mis sedikit saja, kita sudah diusir,” kata si Miskin kepada istrinya yang masih merengek seperti anak kecil. 11. Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat diminta untuk mengubah bagian teks hikayat lainnya. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan reflektif dalam bentuk teks fiksi dan mempublikasikannya di media cetak maupun digital. 2. Apersepsi Mengecek pemahaman siswa terkait materi sebelumnya mengenai kaidah- kaidah bahasa yang digunakan dalam teks hikayat dan cerpen. Guru dapat lebih fokus mengulas materi yang paling sulit dikuasai oleh siswa pada pertemuan sebelumnya. Guru dapat meminta siswa untuk menilai diri sendiri dengan memilih materi yang paling sulit dikuasai mereka. Agar lebih atraktif, guru dapat menggunakan system voting menggunakan kertas warna/label warna. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk membuat sebuah cerita lisan berantai dari sebuah foto/gambar/benda yang ada di kelas. 4. Media Pembelajaran a. Peta konsep b. KBBI (cetak atau daring) c. Telepon pintar d. Tesaurus (cetak atau daring) e. Internet PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 101 Lintas Zaman5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan menggunakan bantuan peta konsep dengan lang- kah-langkah sebagai berikut. a. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembuatan kerangka cerita dengan menggunakan peta konsep atau peta pikiran. b. Siswa membuat peta konsep cerita yang akan ditulis. c. Siswa membuat draf dengan mengembangkan ide pada peta konsep. d. Siswa diberi masukan terkait isi dan teknis penulisan. e. Siswa merevisi tulisannya sesuai dengan masukan yang diberikan guru. f. Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukan atau komentar. g. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. h. Siswa bertanya atau menyampaikan pendapat. i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. j. Guru menutup pembelajaran. 6. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik. Siswa pun tidak diberi masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam- puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika siswa tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. d. Siswa yang mengalami kesulitan dapat diberikan batas paragraf yang lebih sedikit, tetapi tetap memenuhi unsur sebuah cerita. 8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang 102 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xtelah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 9. Penilaian a. Jenis: Nontes b. Bentuk: Produk c. Instrumen: Tugas dan daftar cek 1) Tugas Buatlah sebuah cerpen yang terinspirasi dari nilai-nilai yang terkan- dung dalam cerita “Hikayat Si Miskin”! 2) Daftar cek cerpen Tabel 3.5 Daftar cek cerpen No. Pertanyaan Ya Tidak Isi 1 1. Apakah ceritanya menyajikan sesuatu yang baru atau 1 hanya merupakan pengulangan dari cerita-cerita 1 sebelumnya? 1 2. Apakah karakter tokoh dan konflik-konfliknya saling 1 memperkuat atau malah bertolak belakang? 1 1 3. Apakah latarnya relevan dengan konflik atau peristiwa yang diceritakan? 1 1 Sistematika penyajian 1. Apakah pembukanya menarik, menimbulkan kepenasaranan pembaca? 2. Apakah alurnya jelas, tidak berbelit-belit? 3. Apakah bagian-bagiannya mengusung tema yang sama atau ada yang menyimpang? 4. Apakah bagian-bagiannya, seperti orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi, dan kodanya sudah lengkap dan padu? Sistematika penyajian 1. Apakah paragraf-paragrafnya sudah padu, setiap paragraf mengusung satu peristiwa/konflik yang sama? 2. Apakah kalimat-kalimatnya sudah efektif? PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 103 Lintas ZamanNo. Pertanyaan Ya Tidak 3. Apakah pilihan katanya, seperti konjungsi dan kata-kata 1 0 lainnya sudah benar? 1 4. Apakah ejaan dan tanda bacanya sudah tepat? 11 Total Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 11]) 100 10. Kunci Jawaban Jawaban disesuaikan dengan teks yang dibuat siswa. 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah cerpen yang dibuat menjadi film gerak henti seperti yang terdapat pada kegiatan “kreativitas” di buku siswa sebagai pekerjaan rumah. Jika fasilitas tidak memungkinkan dapat juga mengubah cerpen menjadi naskah drama pendek. Pembelajaran V 1. Tujuan Pembelajaran Menyajikan teks narasi dalam bentuk monolog secara runut dan kreatif. 2. Apersepsi Meminta beberapa siswa membacakan cerpen yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. 3. Pemantik Menampilkan video gerak henti atau drama yang diangkat dari cerpen. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Internet c. Gawai d. Proyektor e. Pelantang suara 5. Materi Pembelajaran Sistematika penyajian cerita lisan a. salam; b. perkenalan diri; c. penyampaian informasi umum atau sinopsis cerita yang akan disampaikan; d. menyampaikan cerita dengan menarik; 104 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xe. mengajak audiensi untuk menyimpulkan nilai moral yang terdapat dalam cerita; f. salam penutup. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode presentasi dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa menyiapkan media yang akan digunakan dalam menyajikan cerita. b. Siswa menyajikan cerita di depan kelas. c. Siswa lain diminta mengamati dan memberikan penilaian. d. Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas tentang cara penyajian yang dilakukan oleh siswa. e. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait pelajaran hari ini. f. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. g. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat berbicara di depan umum. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam- puan ataupengalamansiswa.Gurudapatmenggunakaninstrumenpenilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika siswa tidak memungkinkan latihan secara individu, mereka diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. d. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa dan kekayaan budaya setempat. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta melakukan penilaian antarteman. 10. Penilaian a. Jenis: Nontes b. Bentuk: Tes unjuk kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Presentasikanlah cerpen yang sudah kalian buat menggunakan media yang tepat! PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 105 Lintas Zaman2) Rubrik penilaian penyajian cerpen Tabel 3.6 Rubrik penilaian penyajian cerpen No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Sistematika Cerita Cerita Cerita Cerita penyajian disajikan disajikan disajikan disajikan secara runtut. secara runtut, secara kurang secara tidak tetapi kurang runtut, runtut sistematis. tetapi tidak dan tidak sistematis. sistematis. 2 Penggunaan Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang bahasa digunakan digunakan digunakan digunakan sangat mudah cukup mudah agak sulit sangat sulit dipahami. dipahami. dipahami. dipahami. 3 Ketepatan Intonasi tepat Intonasi Intonasi Intonasi tidak intonasi dan dan artikulasi kurang kurang tepat tepat dan kejelasan jelas. tepat, tetapi dan artikulasi artikulasi artikulasi artikulasi jelas. kurang jelas. tidak jelas. 4 Kesantunan Mengguna- Mengguna- Mengguna- Mengguna- dalam kan bahasa kan bahasa kan bahasa kan bahasa berbicara dan sikap yang santun, yang kurang dan sikap dan bersikap yang santun. tetapi sikap santun, tetapi yang kurang kurang sikap santun. santun. santun. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 16]) 100 3) Kunci jawaban Jawaban disesuaikan dengan siswa. 4) Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati cara presentasi para tokoh publik maupun para pembawa acara melalui media yang ada. Siswa dapat diminta agar melakukan penilaian antarteman untuk memilih penyaji terbaik. D. Interaksi Guru dengan Orang Tua Interaksi antara guru dan orang tua pada bab ini dapat dilakukan. Guru dapat menyampaikan kepada orang tua agar dapat membantu mengawasi dan membimbing siswa di rumah. Guru juga dapat memantau kegiatan siswa membaca di rumah dengan bantuan kartu penghubung literasi. Siswa harus meminta paraf orang tua, yang diterakan pada kartu literasi, saat menceritakan buku yang dibacanya kepada orang tua. 106 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 4Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 BELAJAR MENJADI NEGOSIATOR ULUNG Gambaran Umum: Setelah mempelajari secara mendalam teks negosiasi melalui berbagai aktivitas pembelajaran, siswa dapat memahami teks, mengidentifikasi informasi, menemukan informasi pada sumber pendukung, menulis teks negosiasi, dan mempresentasikan teks dengan baik.A. Gambaran Umum Mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, atau pesan dalam teks negosiasi berbentuk dialog secara akurat, kritis, dan reflektif Setelah mengikuti Menilai akurasi dan kualitas data dalam teks berbagai aktivitas negosiasi dengan menggunakan informasi pembelajaran, siswa pada teks deskripsi sebagai pembanding mampu meng- evaluasi informasi, Menggunakan sumber pendukung lain untuk menemukan informasi berupa penjelasan menilai akurasi makna kata dan kualitas data, Mengalihwahanakan teks berbentuk dialog menggunakan ke bentuk naratif secara logis, kreatif, dan sumber pendukung menggunakan alur yang runtut lain, mengalih- wahanakan teks, dan menyajikan gagasan, pikiran, pandangan atau pesan secara logis, kritis, runtut, dan kreatif. Menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, atau pesan dalam bentuk dialog secara runtut, kreatif, dan dengan menggunakan metode yang tepat 108 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya siswa) Tujuan Pembelajaran Pokok Kosakata Alternatif Sumber Sumber tiap Subbab Materi Belajar Belajar yang Metode dan Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Mengevaluasi • Teks • Negosiasi Diskusi Buku • Youtube informasi berupa negosiasi Pelajaran gagasan, pikiran, • Dialog kelompok Bahasa • Podcast pandangan, atau • Penger- Indonesia pesan dalam teks tian Kelas X • Rekaman negosiasi berbentuk (Kemen- teks dialog secara akurat, dikbud) negosiasi kritis, dan reflektif Menilai akurasi • Informasi • Renovasi Grup Buku Contoh dan kualitas dalam investigasi Pelajaran surat data dalam teks teks • Kom- Bahasa pena- negosiasi dengan deskripsi promi Indonesia waran menggunakan Kelas X Deskripsi informasi pada teks • Surat • Solusi (Kemen- peru- deskripsi sebagai pena- dikbud) sahaan pembanding waran • Struktur • Struktur teks negosiasi Menggunakan • Infor- • Tesaurus Tebak kata/ Buku • Kamus sumber pendukung masi Puzzle Pelajaran Tesaurus lain untuk dalam • Ensiklo- kosakata/ Bahasa menemukan teks pedia Teka Teki Indonesia • KBBI informasi berupa Silang (TTS) Kelas X penjelasan makna • sumber • Kamus (Kemen- • Wiki- kata pendu- dikbud) pedia kung Mengalih- • Penulisan • Topik Proyek teks Buku Contoh wahanakan teks teks • Revisi negosiasi Pelajaran teks berbentuk dialog negosiasi • Publikasi Bahasa negosiasi ke bentuk naratif berbentuk Indonesia naratif secara logis, kreatif, naratif Kelas X dan menggunakan (Kemen- alur yang runtut dikbud) Menyajikan gagasan, • Presen- • Skenario • Bermain Video peran bermain pikiran, pandangan, tasi teks • Presen- peran di tasi • Mence- Youtube atau pesan dalam negosiasi ritakan • Video kembali bentuk dialog secara runtut, kreatif, dan dengan menggunakan metode yang tepat PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 109C. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, atau pesan dalam teks negosiasi berbentuk dialog secara akurat, kritis, dan reflektif. 2. Apersepsi Menggali pengetahuan awal siswa terkait kegiatan negosiasi pada kehidupan nyata. Kegiatan tawar-menawar di pasar, pengajuan permintaan kepada orang tua, penyelesaian masalah dengan teman, atau perjanjian dan kesepakatan kerja sama. Guru juga dapat bertanya jawab mengenai teks negosiasi untuk menggali pemahaman siswa. 3. 1.PemApaanytiakng kalian ketahui tentang kegiatan negosiasi? Me2n.gajAukpaanspaejarthaanlyyaaanngpepmeralnutdikipyearnhgatteirkdaanpdataplaamdabaewranlebgaobssieabsia?gai berikut. 3. Apa ciri-ciri atau karakteristik teks negosiasi? 4. Media dan Sumber Belajar a. Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud) b. Tayangan video kegiatan negosiasi dari Youtube c. Rekaman teks negosiasi yang diperdengarkan 5. Materi Pembelajaran Negosiasi pada dasarnya kegiatan berunding atau tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan atau persetujuan bersama antara beberapa pihak. Kese- pakatan tersebut merupakan hal yang disetujui bersama setelah mengatasi berbagai perbedaan atau perselisihan antara dua belah pihak (KBBI Daring). Kesepakatan antara kedua belah pihak merupakan tujuan negosiasi. Kedua belah pihak harus dapat saling menerima dan mengambil jalan tengah atau solusi yang ditawarkan serta tidak bersikeras pada kepentingan masing-masing. Selain itu, untuk mencapai suatu kesepakatan, diperlukan juga cara dan teknik yang tepat agar kedua belah pihak dapat saling menerima penawaran. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dari guru dan mempersiapkan diri untuk belajar. b. Siswa menyimak penjelasan materi, rencana pembelajaran, dan lang- kah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode Diskusi Kelompok dari guru. 110 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xc. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4–5 anggota. Setiap anggota kelompok melakukan pembagian tugas. d. Siswa menyimak teks negosiasi melalui pembacaan teks oleh salah seorang siswa atau melalui rekaman yang diberikan guru. e. Siswa menyimak pembacaan teks negosiasi secara berkelompok. f. Setelah menyimak teks, siswa berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan guru. g. Guru memantau dan membimbing pelaksanaan diskusi kelompok siswa. h. Guru mengevaluasi efektivitas diskusi dan keaktifan setiap anggota kelompok. i. Siswa menentukan giliran presentasi melalui permainan lempar bola. j. Siswa secara bergantian mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. k. Siswa dari kelompok lain dapat memberikan tanggapan, kritik, dan masukan saran. l. Guru memberikan apresiasi pada hasil kerja kelompok siswa. m. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. n. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Guru tidak memfasilitasi pembagian tugas masing-masing siswa dalam kelompok sehingga ada siswa yang tidak aktif. b. Guru tidak melakukan pembagian kelompok dengan cara atau metode yang menarik dan tepat. c. Guru tidak memotivasi murid untuk bertanya atau berpartisipasi sehingga siswa tertentu saja yang aktif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Kognitif Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Kemudian label kertas tersebut ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 11110. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Soal uraian dan rubrik penilaian 1) Soal uraian Beberapa pertanyaan berikut ini didasarkan pada isi teks di atas. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4–5 siswa. Kemudian berdis- kusilah untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini. 1. Siapakah pihak-pihak yang terlibat dalam teks tersebut? 2. Apa kepentingan masing-masing pihak? 3. Siapa yang mengajukan permintaan dalam teks tersebut? Apa alasannya? 4. Apa saja upaya yang dilakukan agar permintaannya disetujui? 5. Apakah permintaan tersebut dikabulkan? Apa alasannya? 6. Apakah ada persyaratan tertentu agar permintaan tersebut dika- bulkan? Jelaskan! 7. Apakah pada akhirnya terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak? Jelaskan apa saja kesepakatannya! 8. Menurut kalian, apakah kesepakatan yang terjadi menguntungkan kedua pihak? Jelaskan apa saja keuntungan untuk keduanya! 9. Menurut kalian, hal apa saja yang mendukung agar pengajuan atau penawaran salah satu pihak disetujui oleh pihak lain? 10. Menurut pendapat kalian, apa saja yang perlu diperhatikan agar kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan? 2) Rubrik penilaian menyimak teks negosiasi Tabel 4.1 Rubrik penilaian menyimak teks negosiasi Penilaian Aspek yang dinilai Skor 4 Soal nomor 1, 2, 1. Siswa dapat menjawab dengan benar dan tepat 2 6, 7, 8 sesuai dengan kunci jawaban. 0 4 2. Siswa dapat menjawab dengan benar dan tepat tetapi tidak lengkap sesuai kunci jawaban. 2 0 3. Siswa tidak menjawab atau jawaban salah. Soal nomor 3, 4, 1. Siswa dapat menjawab dengan benar disertai 5, 9, 10 alasan, bukti, penjelasan, pendapat yang tepat, dan lengkap 2. Siswa dapat menjawab dengan benar tetapi disertai alasan, bukti, penjelasan, pendapat yang tidak tepat atau kurang lengkap. 3. Siswa menjawab salah. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 25]) 100 112 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X11. Kunci Jawaban 1) Rudi dan ayah. Rudi ingin dibelikan laptop baru oleh ayah. Ayah ingin Rudi belajar sungguh-sungguh dan mengajari Wati menggunakan laptop. 2) Rudi meminta dibelikan laptop baru karena tugas kuliahnya semakin banyak dan membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesaikannya, sementara laptop Rudi lambat. Selain itu, laptop Rudi sudah cukup berumur. Karena itu, laptopnya tidak lagi mendukung untuk belajar desain 3D. 3) Jawaban alternatif: Ya. Alasan-alasan yang diajukan sudah cukup tepat karena didasarkan atas situasi dan kondisi yang terjadi, tidak dibuat- buat, serta dapat diterima secara logis. 4) Jawaban alternatif: Spesifikasi laptop sudah tidak mendukung untuk keperluan tugas-tugas kuliah. 5) Jawaban alternatif: Ya, bahasa yang digunakan sudah cukup baik dan santun sebagaimana percakapan akrab antara ayah dan anak dalam situasi yang santai di lingkungan keluarga. 6) Ya, Ayah mengabulkan permintaan Rudi karena Rudi menyetujui per- syaratan yang diajukan ayah. 7) Ada, ayah mengajukan persyaratan agar Rudi belajar sungguh-sungguh dan janji akan mengajari Rani menggunakan laptop. Selain itu, ayah baru akan membelikan laptop nanti setelah gajian bulan depan. 8) Ya. Kesepakatannya adalah ayah akan membelikan laptop baru untuk Rudi setelah gajian, tetapi dengan syarat agar Rudi belajar sungguh- sungguh dan janji akan mengajari Wati menggunakan laptop. 9) Ya, saling menguntungkan. Rudi mendapatkan laptop baru dan ayah merasa terbantu karena Rudi berjanji akan mengajari Wati menggunakan laptop. 10) Jawaban alternatif: Adanya penjelasan atau alasan yang mendukung permintaan, menitikberatkan pada kepentingan bersama, dan memiliki tujuan praktis. Selain itu, adanya penyelesaian atau kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat lebih memahami teks negosiasi melalui kegiatan menyimak teks negosiasi lainnya dengan menjawab pertanyaan yang sama. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan berkelompok. Hasil diskusi dapat dipresentasikan di depan kelas atau dipublikasikan di berbagai media lain. Pembelajaran II 1. Tujuan Pembelajaran Menilai akurasi dan kualitas data dalam teks negosiasi dengan menggunakan informasi pada teks deskripsi sebagai pembanding. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 1132. Apersepsi Guru melakukan apersepsi dengan menggali kembali pembelajaran sebelumnya tentang konsep teks deskripsi dan teks negosiasi serta ciri- cirinya. Guru dapat menampilkan kembali contoh teks dalam berbagai bentuk. 3. Pemantik Guru dapat menggali pemahaman siswa dengan menanyakan contoh atau bentuk teks deskripsi dan teks negosiasi yang diketahui siswa. Sebagai contoh, sebutkan contoh teks yang berbentuk deskripsi? Apa perbedaan teks deskripsi dan teks negosiasi? Apakah kalian pernah bernegosiasi dengan menggunakan surat? Apakah kalian pernah membaca teks negosiasi dalam bentuk surat? 4. Media dan Sumber Belajar a. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas X dari Kemdikbud b. Contoh surat penawaran barang c. Contoh deskripsi perusahaan 5. Materi Pembelajaran Teks negosiasi dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Salah satunya berbentuk dialog berupa percakapan kalimat langsung antara kedua belah pihak. Ada pula teks narasi yang merupakan penggabungan antara dialog dan narasi. Selain itu, ada juga teks negosiasi yang berbentuk surat, misalnya surat penawaran, surat melamar pekerjaan, dan surat permintaan barang. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Grup Investigasi melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa menyimak penjelasan guru terkait tujuan dan rencana pembe- lajaran yang akan dilakukan. b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembe- lajaran sesuai dengan metode Grup Investigasi. c. Siswa menyimak penjelasan guru tentang mekanisme diskusi kelompok dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran. d. Siswa membentuk kelompok yang terdiri atas 4–5 siswa melalui permainan bagi kelompok. e. Siswa menerima lembar kerja terkait tugas yang akan dikerjakan. f. Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan membagi tugas mencari informasi atau jawaban pertanyaan yang diberikan dalam lembar kerja. g. Siswa dapat mencari berbagai informasi yang mendukung dari berbagai sumber,baikcetak,maupunmenggali informasi dari narasumberterdekat. h. Siswa berkumpul kembali untuk saling menyampaikan hasil investigasi, mengumpulkan informasi yang didapatkan, saling menyampaikan pendapat atau tanggapan terhadap jawaban lembar kerja tersebut. 114 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xi. Guru memantau dan membimbing pelaksanaan diskusi kelompok siswa. j. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian melalui pengundian. k. Siswa dari kelompok lain dapat memberikan tanggapan, kritik, dan masukan atau saran. l. Guru memberikan apresiasi pada hasil kerja kelompok siswa. m. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. n. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Kurangnya pengawasan dan pemantauan guru dalam kegiatan pem- bacaan intensif. b. Kurangnya petunjuk dan aturan yang jelas. Dengan begitu, investigasi yang dilakukan siswa kurang terarah. c. Guru kurang memfasilitasi kegiatan kerja kelompok siswa. d. Tidak adanya pembagian kerja masing-masing siswa dalam kelompok. Akibatnya, terdapat siswa yang tidak aktif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Kognitif Siswa a. Metode yang digunakan dalam aktivitas di atas harus mendorong siswa untuk saling membantu dalam memahami pelajaran. b. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud. c. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. d. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembe- lajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Hasil tersebut kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Soal uraian dan rubrik penilaian PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 1151) Soal 1. Menurut kalian, apa saja perbedaan kedua teks di atas berdasarkan bentuk dan jenisnya! 2. Menurut kalian, apakah perbedaan kedua teks di atas berdasarkan tujuan penulisannya? Jelaskan apa yang dimaksud dengan harga yang bersaing dalam surat? 3. Pada teks satu dan dua terdapat frase harga kompetitif dan harga bersaing. Jelaskan apa maksud dari kedua frase tersebut! 4. Apa saja perbedaan informasi tentang perusahaan yang terdapat dalam teks satu dan teks dua? Jelaskan! 5. Apa saja persamaan informasi tentang perusahaan yang terdapat dalam teks satu dan dua? Jelaskan! 6. Sebagai sebuah deskripsi perusahaan, apakah teks tersebut telah cukup sesuai dan lengkap? Apabila belum lengkap, tuliskan saran perbaikannya! 7. Sebagai sebuah deskripsi perusahaan, apakah kalimat-kalimat dalam teks tersebut telah cukup efektif, jelas, dan mudah dipahami? Apabila belum, tuliskan saran perbaikannya! 8. Sebagai sebuah surat penawaran, apakah bahasa surat tersebut sudah cukup baik dan santun? Apabila belum baik dan santun, tuliskan saran perbaikannya! 9. Sebagai sebuah surat penawaran, apakah isi dan alasan dalam surat tersebut sudah tepat dan menarik? Apabila belum tepat dan menarik, tuliskan saran perbaikannya! 10. Setujukah kalian jika surat penawaran tersebut termasuk teks negosiasi? Jelaskan alasannya! 2) Rubrik penilaian mengidentifikasi informasi Tabel 4.2 Rubrik penilaian mengidentifikasi informasi Penilaian Aspek yang dinilai Skor Soal nomor 1. Siswa dapat menjawab dengan benar, tepat, dan 4 1, 2, 3, 4, 5 lengkap sesuai kunci jawaban. 2 0 2. Siswa dapat menjawab dengan benar dan tepat 4 tetapi tidak lengkap sesuai kunci jawaban. 2 3. Siswa tidak menjawab atau jawaban salah. 0 1. Siswa dapat menjawab dengan benar disertai alasan, bukti, penjelasan, pendapat yang tepat, dan lengkap Soal nomor 2. Siswa dapat menjawab dengan benar tetapi disertai 6, 7, 8, 9, dan 10 alasan, bukti, penjelasan, pendapat yang tidak tepat atau kurang lengkap. 3. Siswa menjawab salah. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 40]) 100 116 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X11. Kunci Jawaban 1) Alternatif jawaban: Teks satu berjenis teks deskripsi berbentuk penggambaran sebuah perusahaan. Teks kedua merupakan jenis teks negosiasi berbentuk surat penawaran. 2) Alternatif jawaban: Teks satu bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai suatu perusahaan tertentu. Teks kedua bertujuan menawarkan kerjasama pengadaan alat-alat kelengkapan kantor. 3) Alternatif jawaban: Kedua frase tersebut mengandung maksud bahwa harga ditawarkan dijamin lebih murah dibandingkan dengan penawaran perusahaan lain. 4) Alternatif jawaban: Teks satu mengandung informasi yang lengkap dan rinci mengenai perusahaan. Teks dua tidak menjelaskan dengan lengkap dan rinci perihal perusahaan dan hanya berisi informasi penawaran kerjasama pengadaan alat-alat kelengkapan kantor. 5) Alternatif jawaban: Kedua teks berisi informasi tentang perusahaan yang sama dan bergerak dalam bidang pengadaan kelengkapan alat- alat kantor. 6) Disesuaikan dengan jawaban siswa. Alternatif: Sudah cukup sesuai dan lengkap. Alasannya karena sudah berisi berbagai informasi yang menggambarkan profil perusahaan tersebut. 7) Disesuaikan dengan jawaban siswa. Alternatif: Sudah cukup efektif, jelas, dan mudah dipahami. Alasannya karena tidak ada kata atau kalimat yang rancu, multitafsir, atau tidak efektif. 8) Disesuaikan dengan jawaban siswa. Alternatif: Bahasa yang digunakan sudah cukup santun dan baik. Alasannya karena tidak ditemukan adanya kata-kata bermuatan negatif atau tidak sopan yang sekira dapat menyinggung perasaan, melecehkan, dan menghina penerima surat. 9) Disesuaikan jawaban siswa. Alternatif: Sudah cukup tepat dan menarik. Alasannya karena telah mencakup informasi penting yang diperlukan. 10) Disesuaikan jawaban siswa. Alternatif: Setuju. Alasan karena di dalamnya terkandung unsur penawaran dan alasan-alasan yang penguat sebagai upaya negosiasi. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat lebih memahami ciri-ciri, struktur, atau bagian-bagian teks negosiasi dengan melakukan analisis perbandingan dengan teks lainnya. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan berkelompok. Hasil diskusi dapat dipresentasikan di depan kelas atau dipublikasikan di berbagai media lain. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 117Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Menggunakan sumber pendukung lain untuk menemukan informasi berupa penjelasan makna kata. 2. Apersepsi Guru dapat mengajak siswa untuk menggali kembali pengalamannya dalam menggunakan kamus, tesaurus, dan ensiklopedia dalam puisi. Guru dapat menunjukkan contoh penggunaan kamus, tesaurus, maupun ensiklopedia, baik cetak maupun daring. 3. Pemantik Guru dapat menanyakan kepada siswa apakah pernah mengetahui dan melakukan permainan tebak kata atau teka-teki silang? Guru dapat mengajak siswa untuk menyusun dan merencanakan permainan tebak kata yang dalam prosesnya menggunakan kamus, tesaurus, maupun ensiklopedia, baik cetak maupun daring. 4. Media dan Sumber Belajar a. Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud) b. KBBI c. Kamus sinonim d. Laman KBBI daring, tesaurus tematik, dan wikipedia 5. Materi Pembelajaran Ada beberapa sumber pendukung yang dapat digunakan untuk mencari makna kata atau penjelasan kata tertentu. Beberapa sumber pendukung tersebut di antaranya, yaitu kamus, ensiklopedia, dan tesaurus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus merupakan buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya. Adapun tesaurus merupakan kumpulan daftar kata atau ungkapan yang bertalian dengan makna. Ensiklopedia adalah karya rujukan yang berisi keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang ilmu pengetahuan. Sistematika penulisan ensiklopedia biasanya disusun menurut abjad atau tema. Saat ini, kamus, ensiklopedia, dan tesaurus dapat dengan mudah diakses secara daring (online). Sebagai rujukan, kamus daring yang dapat digunakan, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring yang dapat diakses melalui laman https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Untuk tesaurus, salah satu tesaurus daring yang terpercaya adalah tesaurus tematis dari Badan Bahasa yang dapat diakses melalui laman http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/. Adapun ensiklopedia daring yang paling umum digunakan adalah Wikipedia yang dapat diakses melalui laman https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama. 118 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Tebak Kata melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru menyampaikan indikator pembelajaran, memberi penjelasan materi secara garis besar, dan memaparkan aturan main aktivitas pembelajaran sesuai dengan metode Tebak Kata. b. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4–5 siswa. Setiap kelompok siswa harus bersifat heterogen. c. Setiap kelompok siswa menerima daftar kata yang harus mereka cari maknanya di kamus, tesaurus, maupun ensiklopedia dalam waktu tertentu. d. Guru juga dapat membuat media pembelajaran seperti puzzle, teka teki silang, atau permainan tebak kata. e. Siswa berkelompok mengisi tugas yang diberikan guru, yaitu mencari makna kata dalam kamus, menemukan sinonim, atau penjelasan kata- kata yang sudah disusun guru dengan menggunakan kamus, tesaurus, atau ensiklopedia. f. Guru dapat melakukan pertandingan atau perlombaan antarkelompok atau secara keseluruhan. g. Setelah seluruh kelompok tuntas menyelesaikan tugasnya, guru memberikan penilaian siapa kelompok yang tercepat atau yang jawabannya paling tepat. h. Guru memberikan apresiasi kepada siswa. i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. j. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Guru kesulitan menyusun lembar kerja atau media puzzle, teka teki silang, atau pertanyaan tebak kata. b. Kurangnya petunjuk dan aturan yang jelas sehingga aktivitas yang dilakukan siswa kurang terarah. c. Guru kurang memfasilitasi kegiatan kerja kelompok siswa. d. Tidak adanya pembagian kerja masing-masing siswa dalam kelompok sehingga terdapat siswa yang tidak aktif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Kognitif Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar seluruh siswa dapat aktif terlibat menggunakan kamus, tesaurus, atau ensiklopedia. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 1199. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Hasil refleksi tersebut kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas a. Silakan baca kembali teks negosiasi “Membeli Laptop Baru” pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, tulis lima kata sulit yang kalian temukan dalam teks tersebut ke isian tabel yang disediakan! Lalu, telusuri makna kata tersebut menggunakan KBBI Daring dan tulislah makna hasil penelusurannya! b. Silakan baca kembali teks negosiasi “Latihan Pentas Musik” pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, tulis lima kata sulit yang kalian temukan dalam teks tersebut ke isian tabel yang disediakan! Lalu, telusuri makna kata tersebut menggunakan Tesaurus Tematis dan tulislah makna hasil penelusurannya! c. Silakan baca kembali teks negosiasi surat penawaran pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, tulis lima kata sulit yang kalian temukan dalam teks tersebut ke isian tabel yang disediakan! Lalu, telusuri makna kata tersebut menggunakan ensiklopedia Wikipedia dan tulislah makna hasil penelusurannya! 2) Rubrik penilaian menemukan informasi dari sumber pendukung Tabel 4.3 Rubrik penilaian menemukan informasi dari sumber pendukung No. Aspek Kriteria Nilai Penilaian Kemampuan a. Siswa mampu menemukan kata pada kamus serta 2 siswa dalam mampu mengungkapkan maknanya dengan tepat 1 menemukan dan benar sesuai dengan kunci jawaban. 0 dan b. Siswa mampu menemukan kata dalam kamus, 1 mengungkap- tetapi kurang tepat dalam mengungkapkan kan makna maknanya sesuai dengan kunci jawaban. kata sesuai c. Siswa tidak mampu menemukan kata dalam kamus dengan dan tidak mengungkapkan maknanya dengan tepat kamus serta benar sesuai dengan kunci jawaban. 120 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XNo. Aspek Kriteria Nilai Penilaian Kemampuan a. Siswa mampu menemukan kata pada kamus 2 siswa dalam mampu mengungkapkan maknanya dengan tepat 1 menemukan dan benar sesuai dengan kunci jawaban. 0 2 dan b. Siswa mampu menemukan kata dalam kamus, 1 0 2 mengungkap- tetapi kurang tepat dalam mengungkapkan kan makna maknanya sesuai dengan kunci jawaban. kata sesuai c. Siswa tidak mampu menemukan kata dalam kamus dengan serta tidak mengungkapkan maknanya dengan tesaurus tepat dan benar sesuai dengan kunci jawaban. Kemampuan a. Siswa mampu menemukan kata pada kamus serta siswa dalam mampu mengungkapkan maknanya dengan tepat menemukan dan benar sesuai dengan kunci jawaban. dan b. Siswa mampu menemukan kata dalam kamus 3 mengungkap- tetapi kurang tepat dalam mengungkapkan kan makna maknanya sesuai dengan kunci jawaban. kata sesuai c. Siswa tidak mampu menemukan kata dalam kamus dengan serta tidak mengungkapkan maknanya dengan ensiklopedia tepat dan benar sesuai dengan kunci jawaban. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 12]) 100 11. Kunci Jawaban (Alternatif) a. Kamus Tabel 4.4 Makna kata hasil telusur di KBBI Daring No. Kata Makna Hasil Telusur di KBBI Daring 1 Laptop Komputer pribadi yang agak kecil, dapat dibawa- bawa, dan dapat ditempatkan di pangkuan pengguna, terdiri atas satu perangkat yang mencakup papan tombol, layar tampilan, juga mikroprosesor, biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang. 2 Aplikasi Program komputer atau perangkat lunak yang didesain untuk mengerjakan tugas tertentu. 3 Komputasi Penghitungan dengan menggunakan komputer. 4 Desain Motif, pola, corak, kerangka bentuk, dan rancangan. 5 Program Unit pelaksana yang menyelenggarakan dan mengelola studi pendidikan akademik, vokasi, atau profesi dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. b. Tesaurus Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 121 PANDUAN KHUSUSTabel 4.5 Makna kata hasil telusur di Tesaurus Tematis No. Kata Makna Hasil Telusur di Tesaurus Tematis 1 Musik Irama, kidung, lagu, melodi, nyanyian, senandung, tembang, melodi 2 Pentas Podium, mimbar, panggung, pertunjukan 3 Solusi Jalan keluar, pemecahan, penyelesaian 4 Bising Berisik, gaduh, hingar-bingar, ramai, ribut, heboh, ingar-bingar 5 Emosi Gereget, nafsu, semangat, ambisi c. Ensiklopedia Tabel 4.6 Makna kata hasil telusur di Wikipedia No. Kata Makna Hasil Telusur di Wikipedia 1 Distributor Seseorang atau sebuah perusahaan distributor ialah perantara yang menyalurkan produk dari pabrikan (manufacturer) ke pengecer (retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik, produk tersebut dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor tersebut kemudian menjual produk tersebut ke pengecer atau pelanggan. 2 Institusi Pranata atau institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Norma/aturan dalam pranata berbentuk tertulis (undang-undang dasar, undang-undang yang berlaku, sanksi sesuai dengan hukum resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah sanksi sosial/moral [misalkan dikucilkan]). Pranata bersifat mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu simbol, nilai, aturan main, tujuan, kelengkapan, dan umur. 3 Brosur Brosur ialah buku yang diterbitkan secara tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid keras. 4 Produk Produk ialah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. 122 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XNo. Kata Makna Hasil Telusur di Wikipedia 5 Kualitas Kualitas atau mutu ialah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak digunakan dalam bisnis, rekayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six Sigma, TQM, dan Kaizen. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat lebih memahami penggunaan kamus, tesaurus, dan ensiklopedia melalui kegiatan pengayaan. Siswa secara berkelompok diminta mengisi tugas teka teki silang atau puzzle tertentu yang sudah disiapkan guru. Kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan berkelompok. Hasil diskusi kelompok dapat dipresentasikan di depan kelas atau dipublikasikan di berbagai media lain. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Mengalihwahanakan teks berbentuk dialog ke bentuk naratif secara logis, kreatif, dan menggunakan alur yang runtut. 2. Apersepsi Guru dapat mengajak siswa untuk mengingat kembali langkah-langkah menulis suatu teks. Guru dapat menunjukkan contoh teks negosiasi dalam berbagai bentuk dari beberapa sumber. 3. Pemantik Guru dapat menanyakan kepada siswa mengenai langkah-langkah menulis suatu teks. Guru juga dapat menanyakan apakah siswa pernah mengalami atau mengetahui peristiwa negosiasi yang terjadi di lingkungan sekitar, misalnya ketika membeli suatu barang di pasar/toko atau dalam interaksi di rumah bersama keluarga. 4. Media atau Sumber Belajar a. Contoh teks negosiasi b. Lingkungan sekitar c. Laman internet yang memuat contoh teks negosiasi naratif 5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Proyek melalui langkah-langkah sebagai berikut. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 123a. Guru melakukan apersepsi, memberi motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembe- lajaran sesuai dengan metode Pembelajaran Berbasis Proyek. c. Siswa menyimak penjelasan guru terkait dengan arahan dan penjelasan tentang proyek penyusunan teks negosiasi. d. Guru dan siswa bersama-sama menyusun perencanaan untuk penyele- saian penulisan teks negosiasi. e. Siswa membuat jadwal dan tahapan penyelesaian serta sumber/media yang diperlukan. f. Guru membimbing siswa dalam penyusunan rencana menulis teks negosiasi. g. Guru memantau siswa dalam proses penyelesaian dan kemajuan proyek menulis teks negosiasi. h. Siswa menyelesaikan tahapan-tahapan sesuai dengan yang direncanakan. i. Guru menilai produk teks negosiasi hasil kerja siswa. j. Siswa diminta melaporkan pengalaman berupa proses, kesan, atau kendala selama penyelesaian proyek dan bagaimana solusinya. k. Siswa dari kelompok lain dapat memberikan masukan, saran, dan tang- gapan. l. Guru memberikan apresiasi pada hasil kerja siswa. m. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. n. Guru menutup pembelajaran. 6. Materi Pembelajaran Sebagai sebuah teks, teks negosiasi memiliki strukturnya sendiri. Struktur teks negosiasi terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Berikut ini contoh bagian-bagian struktur teks negosiasi. Tabel 4.7 Contoh bagian struktur teks negosiasi Orientasi Penjual : “Selamat datang, silakan duduk.” Pembeli : “Terima kasih.” Penjual : “Ada yang bisa saya bantu, Mas? Pengajuan/ Pembeli : “Saya ingin beli handphone.” Permintaan Penjual : “Ingin handphone merek apa, Mas?” Pembeli : “Yang bagus itu merek apa, Pak ?” Penjual : “Kalau masalah bagus-tidaknya itu relatif, Mas. Semua merek ada kelebihan dan juga ada kekurangannya. Tetapi, sekarang yang paling laris itu merek Samhung, Mas.” 124 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XPenawaran Pembeli : “Saya boleh lihat?” Persetujuan Penjual : “Ini Mas, silakan dicoba dulu.” Pembeli : “Spesifikasinya apa saja, Pak ?” Penjual : “Ada wifi, bluetooth, kamera 8 mp, ram 3 gb, dan masih banyak lagi. Untuk pilihan warna coklat, putih, merah, sama hitam ini, Mas.” Pembeli : “Harganya berapa, Pak?” Penjual : “Kalau yang ini harganya Rp2.000.000,00.” Pembeli : “Tidak ada diskon, Pak?” Penjual : “Kebetulan kita lagi ada promo untuk merek Samhung, ada spesial diskon 5%. Jadi, harganya tinggal Rp1.900.000,00.” Pembeli : “Tidak bisa turun lagi, Pak?” Penjual : “Tidak bisa, Mas.” Pembeli : “Rp1.700.000,00 gimana, Pak?” Penjual : “Tambahin lagi, Mas!” Pembeli : “Saya tambahin Rp50.000,00 gimana?” Penjual : “Tetap tidak bisa, Mas. Begini saja, saya kasih Rp1.800.000,00, itu sudah turun banyak lho.” Pembeli : “Gak bisa ditambahin lagi diskonnya ?” Penjual : “Gak bisa, Mas. Nanti kalau ditambahin terus bos saya marah, Mas. Ini bukan punya saya kalau punya saya sih, saya bisa kasih Mas lebih murah lagi.” Pembeli : “Ya sudah saya setuju Rp1.800.000,00.” Penjual : “Saya buatkan notanya dulu Mas.” Pembeli : “Iya.” Penjual : “Ini notanya, Mas. Silakan tanda tangani di sini. Ini juga ada garansinya satu tahun. Jadi, kalau ada masalah dengan handphone-nya bawa saja ke sini.” Pembeli : “Oh iya, ini uangnya.” Penjual : “Terima kasih.” Pembeli : “Saya pakai langsung saja, Pak.” Penjual : “Oh iya, silakan,” Berdasarkan teks di atas, dapat diketahui bahwa bagian-bagian struktur teks negosiasi terdiri atas a. Orientasi berisi tujuan yang ingin disampaikan oleh salah satu pihak. Pada umumnya, bagian orientasi juga berisi pembuka percakapan, seperti salam, sapaan, dan sejenisnya. b. Pengajuan/permintaan berisi awal tawaran atau permintaan dari salah satu pihak kepada pihak lain. c. Penawaran berisi argumentasi dari pihak yang mengajukan kepada pihak lain untuk mempertahankan tujuannya agar disetujui. Pada kesempatan ini, terjadi proses tawar-menawar antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 125d. Persetujuan berisi penolakan atau penerimaan dari salah satu pihak dengan alasan tertentu. Dalam hal ini terjadi kesepakatan atau ketidak- sepakatan atas hasil penawaran antara kedua belah pihak. 7. Kesalahan Umum a. Siswa kurang dimotivasi dalam memulai proses penulisan. b. Siswa kurang mendapat bimbingan dalam proses pengembangan ke- rangka menjadi tulisan utuh. c. Guru kurang memiliki pengetahuan dalam metode penulisan yang efektif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Kognitif Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kog- nitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan bela- jarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Label kertas tersebut kemu- dian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Penilaian Produk c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Tulislah sebuah teks negosiasi berbentuk naratif (cerita)! Tulislah dengan memperhatikan kelengkapan struktur teks, ketepatan penu- lisan ejaan, keruntutan isi cerita, dan ketepatan aspek bahasa! 2) Rubrik penilaian menulis teks negosiasi naratif 126 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XTabel 4.8 Rubrik penilaian menulis teks negosiasi naratif No. Aspek Kriteria Nilai Penilaian a. Memiliki struktur teks negosiasi yang lengkap 4 3 1 Kelengkapan b. Ada satu bagian struktur teks negosiasi yang 2 bagian hilang 1 struktur 4 teks c. Ada dua bagian struktur teks negosiasi yang 3 hilang 2 1 d. Ada tiga bagian struktur teks yang hilang 4 3 a. Tidak ada kesalahan penulisan ejaan pada 2 seluruh bagian teks 1 Ketepatan b. Terdapat kesalahan penulisan ejaan pada 25% 2 penulisan bagian teks ejaan c. Terdapat kesalahan penulisan ejaan pada 50% bagian teks d. Terdapat kesalahan penulisan ejaan pada 75% bagian teks a. Isi seluruh teks disusun secara runtut, berkaitan secara kronologis dan sistematis b. Isi 72% teks disusun secara runtut, berkaitan 3 Keruntutan secara kronologis dan sistematis isi teks c. Isi 50% teks disusun secara runtut, berkaitan secara kronologis dan sistematis d. Isi 25% teks disusun secara runtut, berkaitan secara kronologis dan sistematis a. Isi seluruh kalimat dalam teks tersusun 4 dengan tepat, logis, dan mudah dipahami 3 2 Ketepatan b. Isi 75% kalimat dalam teks tersusun dengan 1 4 aspek tepat, logis, dan mudah dipahami bahasa c. Isi 50% kalimat dalam teks tersusun dengan tepat, logis, dan mudah dipahami d. Isi 25% kalimat dalam teks tersusun dengan tepat, logis, dan mudah dipahami Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 20]) 100 PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 12711. Kunci Jawaban Tulisan yang memenuhi kriteria teks negosiasi naratif yang baik, yaitu memiliki struktur teks yang lengkap, penulisan ejaan tepat dan sesuai, isi teks ditulis runtut, dan penulisan aspek bahasa ditulis secara tepat dan benar. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah teks negosiasi dialog yang ditulisnya menjadi sebuah teks negosiasi naratif atau berbentuk cerita. Siswa dapat memajang atau menampilkan hasil kreasinya pada media sosial yang dimilikinya atau pada laman milik sekolah. Pembelajaran V 1. Tujuan Pembelajaran Menyajikan gagasan, pikiran, pandangan, atau pesan dalam bentuk dialog secara runtut, kreatif, dan dengan menggunakan metode yang tepat. 2. Apersepsi Guru dapat bertanya jawab dengan siswa terkait mempresentasikan teks negosiasi melalui teknik bermain peran. Guru dapat menampilkan video siswa yang memainkan peran dalam kegiatan negosiasi. 3. Pemantik Guru dapat menanyakan kepada siswa apakah pernah mencoba bermain peran atau memerankan tokoh tertentu? Guru juga dapat menanyakan kepada siswa bagaimana cara memerankan yang baik? Guru dapat mena- nyakan apakah siswa dapat memerankan pihak-pihak yang bernegosiasi dalam suatu bentuk pemeranan? 4. Media dan Sumber Belajar a. Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud) b. Contoh skenario pemeranan c. Laman internet yang menampilkan langkah-langkah pemeranan d. Tayangan video contoh pemeranan teks negosiasi 5. Materi Pembelajaran Setelah mampu memahami dan menulis teks negosiasi, siswa dapat mempresentasikan hasil karyanya. Untuk metode presentasi yang dipilih, siswa dapat menggunakan model bermain peran (role playing). Sebelumnya, siswa perlu menyiapkan naskah atau teks negosiasi yang sudah tersusun lengkap. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 128 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xa. Mendeskripsikan skenario peristiwa Pada tahap pertama, siswa perlu memberi penjelasan tahapan peristiwa yang terdapat pada teks negosiasi. Urutan kejadian pada naskah teks negosiasi perlu direncanakan dengan baik. b. Mempelajari karakter peran Karakter peran dalam teks negosiasi tidak serumit pementasan drama. Dalam hal ini, siswa hanya perlu berposisi dan tampil sebaik mungkin sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam teks negosiasi tersebut. c. Menentukan pemeran Pilih pemeran sesuai dengan jumlah pihak yang terlibat dalam naskah teks negosiasi. Beberapa siswa yang lain dapat terlibat sebagai pemeran pembantu. d. Menata panggung/latar dan peralatan pendukung Penataan panggung atau latar untuk bermain peran disesuaikan dengan naskah teks negosiasi. Misalnya latar di kelas maka perlu disiapkan meja dan kursi sebagai peralatan pendukung atau alat peraga. e. Berlatih Latihan diperlukan untuk meminimalisasi kesalahan dalam pelaksanaan bermain peran. Latihan dapat dilakukan beberapa kali dengan teman kelompok. Tujuannya adalah untuk membiasakan menghafal naskah, menghilangkan demam panggung, dan melancarkan pengucapan. f. Melakukan pemeranan Dalam tahap ini, siswa diharuskan tampil sesuai dengan naskah teks negosiasi yang sudah disusun. Upayakan tampil dengan maksimal dan sebaik mungkin. g. Diskusi dan evaluasi Kegiatan diskusi berupaya untuk memberi penilaian terhadap kualitas pemeranan. Pada kegiatan diskusi pun siswa memberikan saran masukan untuk perbaikan lebih lanjut pada penampilan selanjutnya. Untuk menambah pengalaman pemeranan yang baik, siswa juga dapat mencermati video penampilan bermain peran di Youtube. Selain itu, siswa juga dapat mencermati berbagai tips bermain peran agar dapat tampil secara maksimal. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Bermain Peran melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Siswa menyimak penjelasan guru terkait rencana dan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode Bermain Peran. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 129c. Siswa membentuk kelompok minimal 2 dan maksimal 4 siswa. d. Siswa memilih teks negosiasi dari berbagai sumber yang cocok digunakan sebagai naskah bermain peran. e. Siswa membagi dan menentukan peran anggota kelompoknya masing-masing. f. Siswa menyusun tahap-tahap pemeranan dan melakukan latihan. g. Siswa melakukan pemeranan teks negosiasi di depan teman-temannya. h. Siswa dapat melakukan penilaian antarteman dan memberikan apresiasi, saran, atau masukan. i. Guru dan siswa berdiskusi terkait kegiatan negosiasi yang diperankan siswa. j. Guru mengevaluasi hasil pemeranan siswa. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat memerankan tokoh dengan baik di depan umum. b. Siswa kurang diberi motivasi dan bimbingan untuk terampil mempre- sentasikan karya di hadapan umum. c. Siswa kurang difasilitasi untuk menampilkan karya di berbagai media. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Kognitif Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan bela- jarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. d. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa dan kekayaan budaya setempat. 9. Pemandu Aktivitas Rrefleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang sudah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Label kertas tersebut kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 130 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Penilaian kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Bentuklah kelompok yang terdiri atas 2–4 siswa. Kemudian, pilihlah satu buah teks negosiasi dari berbagai sumber. Tentukan pembagian peran untuk setiap anggota kelompok sesuai dengan pihak-pihak yang terlibat dalam teks negosiasi. Lakukan perencanaan pemeranan dan berlatihlah. Jika sudah siap, lakukan pemeranan di depan teman-teman kalian atau rekam melalui gawai dan unggah ke media sosial! 2) Rubrik penilaian mempresentasikan teks negosiasi Tabel 4.9 Rubrik penilaian mempresentasikan teks negosiasi No. Aspek Kriteria Nilai Penilaian a. Pada seluruh adegan, siswa mampu 4 memerankan tokoh dengan tepat yang ditunjukkan dengan ekspresi dan mimik wajah sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. b. Pada sebagian besar adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan tepat yang ditunjukkan dengan ekspresi dan mimik wajah 3 2 sesuai dengan karakter/watak tokoh yang Ekspresi dan diperankan. 1 mimik wajah memeran- kan tokoh c. Pada sebagian adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan tepat yang ditunjukkan dengan ekspresi dan mimik wajah sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. d. Pada sebagian kecil adegan, siswa mampu 1 memerankan tokoh dengan tepat yang ditunjukkan dengan ekspresi dan mimik wajah sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 131No. Aspek Kriteria Nilai Penilaian 4 a. Pada seluruh adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan gerak tubuh dan penghayatan yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. b. Pada sebagian besar adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan gerak tubuh 3 2 Gerak tubuh dan penghayatan yang tepat sesuai dengan dan peng- karakter/watak tokoh yang diperankan. 2 hayatan memeran- c. Pada sebagian, siswa mampu memerankan kan tokoh tokoh dengan gerak tubuh dan penghayatan yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. d. Pada sebagian kecil adegan, siswa mampu 1 memerankan tokoh dengan gerak tubuh dan penghayatan yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. a. Pada seluruh adegan, siswa mampu 4 memerankan tokoh dengan dialog dan pengaturan suara yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. b. Pada sebagian besar adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan dialog dan 3 2 pengaturan suara yang tepat sesuai dengan Dialog dan karakter/watak tokoh yang diperankan. 3 pengaturan suara c. Pada sebagian adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan dialog dan pengaturan suara yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. d. Pada sebagian kecil adegan, siswa mampu 1 memerankan tokoh dengan dialog dan pengaturan suara yang tepat sesuai dengan karakter/watak tokoh yang diperankan. 132 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XNo. Aspek Kriteria Nilai Penilaian 4 3 a. Pada seluruh adegan, siswa mampu 2 memerankan tokoh dengan penguasaan 1 setting/latar cerita yang tepat sesuai dengan 4 tuntutan naskah. 3 2 b. Pada sebagian besar adegan, siswa mampu 1 memerankan tokoh dengan penguasaan setting/latar cerita yang tepat sesuai dengan Penguasaan tuntutan naskah. 4 setting/latar cerita c. Pada sebagian adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan penguasaan setting/latar cerita yang tepat sesuai dengan tuntutan naskah. d. Pada sebagian kecil adegan, siswa mampu memerankan tokoh dengan penguasaan setting/latar cerita yang tepat sesuai dengan tuntutan naskah. a. Pada seluruh adegan, siswa mampu menampilkan kekompakan, ditunjukkan dengan adanya kerja sama dan pembagian tugas masing-masing yang baik. b. Pada sebagian besar adegan, siswa mampu menampilkan kekompakan, ditunjukkan dengan adanya kerja sama dan pembagian tugas masing-masing yang baik. 5 Kekompakan c. Pada sebagian adegan, siswa mampu menampilkan kekompakan, ditunjukkan dengan adanya kerja sama dan pembagian tugas masing-masing yang baik. d. Pada sebagian kecil adegan, siswa mampu menampilkan kekompakan, ditunjukkan dengan adanya kerja sama dan pembagian tugas masing-masing yang baik. Apresiasi/Saran/Masukan: ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 20]) 100 PANDUAN KHUSUS Bab 4 Belajar Menjadi Negosiator Ulung 13311. Kunci Jawaban Jawaban ditampilkan sebagai unjuk kinerja pemeranan yang baik berda- sarkan teks negosiasi yang dipilih siswa. Pemeranan yang dilakukan siswa harus memperhatikan beberapa hal, yaitu ekspresi wajah, gerak tubuh dan penghayatan, dialog dan pengaturan suara, penguasaan setting/latar cerita, serta kekompakan anggota kelompok. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati presentasi, video, atau media presentasi lain. Siswa diminta agar melakukan penilaian antarteman untuk memilih penampil terbaik. Selain itu, siswa juga dapat dimotivasi untuk merekam pemeranannya dan memublikasikannya di media sosial. D. Interaksi Guru dengan Orang Tua Interaksi antara guru dan orang tua pada bab ini dapat dilakukan dengan menyampaikan kepada orang tua agar dapat membantu mengawasi dan membimbing belajar siswa di rumah. Guru juga dapat memantau kegiatan siswa membaca di rumah dengan bantuan kartu penghubung literasi. Siswa harus meminta paraf orang tua saat menceritakan tentang buku yang dibacanya kepada orang tua. 134 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 5Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 MEMETIK KETELADANAN DARI BIOGRAFI PAHLAWAN Gambaran Umum: Setelah mempelajari secara mendalam teks biografi, siswa mampu mampu memahami ide pokok dan ide penjelas, memahami fungsi tanda baca dan aspek kebahasaan, menganalisis dinamika karakter tokoh, menulis biografi dengan metodologi riset sederhana, dan mempresentasikan biografi dengan runtut, serta menggunakan intonasi dan metode presentasi yang tepat.A. Gambaran Umum Memahami dan menganalisis informasi berupa ide pokok serta ide penjelas dari teks biografi secara akurat dan kritis Setelah mengikuti Menganalisis teks rekon untuk menemukan berbagai aktivitas gagasan, pikiran, atau pesan yang tersurat pembelajaran, siswa mampu memahami dan tersirat dan menganalisis informasi berupa Menggunakan sumber pendukung lain untuk menelaah penggunaan tanda baca dan kata ide pokok dan serapan dalam teks biografi secara akurat ide penjelas, menganalisis teks Menulis teks biografi untuk berbagai tujuan untuk menemukan secara logis dan kreatif gagasan, pikiran, atau pesan, menggunakan sumber pendukung lain, menulis teks, dan menyajikan teks biografi secara runtut, logis, dan kreatif. Menyajikan teks biografi secara tuntut, logis, dan kreatif 136 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya siswa) Tujuan Pembelajaran Pokok Kosakata yang Alternatif Sumber Sumber tiap Subbab Materi Ditekankan Metode dan Belajar Belajar Utama Pendukung Aktivitas • KBBI • Youtube Memahami dan Ide pokok • Biografi Pembela- Buku • Podcast menganalisis dan ide • Pahlawan jaran Bahasa informasi berupa penjelas koope-ratif Indonesia • KBBI ide pokok serta ide Kelas X • PUEBI penjelas dari teks (Kemen- • Ensiklo- biografi secara dikbud) akurat dan kritis pedia • Tesaurus Menganalisis Teks rekon • Gagasan Saling Buku teks rekon untuk • Pikiran kunjung Bahasa • KBBI menemukan Struktur • Pesan karya Indonesia • PUEBI gagasan, pikiran, teks • Tersurat Kelas X • Laman atau pesan yang • Tersirat (Kemen- tersurat dan tersirat dikbud) Badan Bahasa Menggunakan Fungsi Kata serapan • Ceramah Buku (sosial, Bahasa • PUEBI sumber pendukung tanda baca inagurasi, • Diskusi Indonesia • Ensiklo- sistem, kelompok Kelas X lain untuk menelaah kata-kata proklama-tor, (Kemen- pedia akla-masi, dikbud) • Info- penggunaan tanda bahasa klub, komisi, konferen- grafis baca dan kata serapan si, politik, ekonomi) • Youtube serapan dalam teks asing/ • Video biografi secara daerah presen- tasi akurat Menulis teks Langkah- Kata ganti, • Penga- Buku biografi untuk langkah kata kerja matan Bahasa berbagai tujuan menulis material, kata langsung Indonesia secara logis dan sifat, kata Kelas X kreatif Aspek kerja aktivitas • Observasi (Kemen- kebahasaan mental, dan pustaka dikbud) kata penanda urutan waktu • PjBL Menyajikan teks Presentasi • Presen-tasi Presen-tasi Buku biografi secara teks • Salindia kelompok Bahasa tuntut, logis, dan biografi • Runtut besar Indonesia kreatif • Intonasi Kelas X (Kemen- dikbud) C. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Memahami dan menganalisis informasi berupa ide pokok serta ide penjelas dari teks biografi secara akurat dan kritis PANDUAN KHUSUS Bab 5 Memetik Keteladanan dari 137 Biografi Pahlawan

2. Apersepsi Guru dapat menggali kembali pengalaman siswa tentang teks biografi. Misalnya apakah siswa pernah mengetahui tentang biografi? Biografi siapa yang pernah siswa baca atau dengar? Guru juga dapat bertanya jawab tentang tokoh-tokoh pahlawan yang siswa ketahui. Siswa dapat mengungkapkan pengetahuannya tentang biografi tokoh yang pernah dibaca atau didengar. 3. Pemantik Guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan pemantik misalnya sebagai berikut. Apakah siswa pernah menyimak teks biografi dari youtube, podcast, atau rekaman? Apa pokok-pokok informasi yang siswa dapatkan dari kegiatan menyimak tersebut? Apa saja yang harus diperhatikan agar siswa dapat menyimak suatu teks dengan baik? 4. Media dan Sumber Belajar a. Buku teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X (Kemendikbud) b. Tayangan video biografi Ki Hadjar Dewantara c. Laman Youtube biografi Ki Hadjar Dewantara d. Podcast 5. Materi Pembelajaran a. Penjelasan Biografi Kata biografi secara harfiah berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang bermakna hidup dan graphien yang berarti tulis (Darmawati, 2013: 92). Dengan kata lain, biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain. Umumnya biografi berisi tulisan yang memaparkan riwayat kehidupan seseorang berdasarkan fakta, data, dan peristiwa atau kejadian yang dialami. Bahasa yang digunakan dalam teks biografi harus lugas, jelas, serta tidak bertele-tele agar tidak menimbulkan pemahaman yang berbeda dan bias pada pembaca. Isi biografi tidak hanya berupa biodata, daftar nama, data kelahiran, dan informasi lainnya, tetapi lebih kompleks. Dapat juga berisi pandangan, sikap, perasaan, pemikiran hingga peristiwa atau kejadian yang dialami tokoh. Akan tetapi, tidak semua aspek atau peristiwa diceritakan, hanya hal yang dinilai penting atau menarik untuk diketahui dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, tokoh atau sosok dalam biografi bukanlah tokoh atau sosok biasa, tetapi merupakan orang yang berpengaruh, sudah sukses, orang yang berjasa, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar isi teks biografi dapat menjadi pelajaran hidup atau inspirasi dan bermanfaat bagi pembacanya. b. Ide pokok dan ide penjelas Untuk memahami sebuah teks biografi, kalian perlu memperhatikan ide pokok dan ide penjelas di dalamnya. Ide pokok merupakan sebuah topik yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Karena itu, bentuk kalimatnya bersifat umum. Letak ide pokok umumnya mengikuti letak kalimat utama, yaitu pada awal 138 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X



Page 2

b. Minta siswa untuk membaca teks “Kunang-Kunang” secara komprehensif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan siswa lain. c. Setelah membaca, siswa melakukan aktivitas sebagai berikut. 1) Siswa menukar pertanyaan dibuat dengan pertanyaan siswa lain. 2) Siswa saling menjawab pertanyaan. 3) Siswa menuliskan informasi penting dari jawaban tersebut. 4) Siswa membuat ringkasan dari informasi yang didapat d. Siswa dan guru membahas jawaban e. Siswa diajak membaca teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” untuk membandingkan informasi yang terdapat pada teks dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang” yang telah dibaca sebelumnya. f. Siswa mengisi tabel 1.4 pada buku siswa g. Siswa dan guru membahas hasil jawaban pada tabel. h. Siswa dapat diminta untuk mencari sumber informasi lain yang berkaitan dengan tema. 7. Kesalahan umum Siswa tidak diberikan arahan terkait tujuan membaca yang akan dilakukan. 8. Panduan penanganan pembelajaran terhadap beragam karakteristik siswa Guru dapat menyajikan teks audio-visual sebagai sumber informasi pembanding agar dapat mengakomodasi siswa yang lebih dapat menyerap informasi pada teks audio-visual. 9. Pemandu aktivitas refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian Bandingkan informasi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”. Isilah hasil identifikasimu pada tabel 1.4! d. Rubrik PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 39Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian No Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Pemahaman Siswa mam- Siswa salah Siswa salah Siswa salah isi teks pu meng- meng- meng- meng- identifikasi identifikasi identifikasi identifikasi seluruh kesa- kesamaan dua seluruh maan infor- informasi kesamaan kesamaan masi pada pada kedua informasi informasi kedua teks teks pada kedua pada kedua dengan benar. teks teks 2 Kemampuan Siswa Siswa Siswa me- Siswa me- mampu me- mampu me- nyampaikan tidak me- nyampaikan nyampaikan nyampaikan alasan nyampaikan alasan seluruh sebagian namun alasan alasan yang alasan yang tidak logis disampaikan disampaikan dengan logis dengan logis 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Membaca laporan hasil observasi untuk menganalisis fakta dan opini dalam teks. Mengidentifikasi dan memahami kata-kata dalam konteks ilmiah. 2. Apersepsi a. Ajaklah siswa bermain “Setuju/Tidak Setuju” untuk mengecek pemahaman siswa terkait materi sebelumnya mengenai struktur teks laporan hasil observasi. b. Ajukan beberapa pernyataan terkait materi pada pertemuan sebelum- nya. Minta siswa untuk merespons apakah mereka setuju/tidak setuju dengan pernyataan tersebut. c. Siswa yang menjawab setuju dipersilakan berdiri, sedangkan siswa yang tidak setuju duduk. d. Minta beberapa siswa menyampaikan alasan pilihan mereka. e. Sampaikan jawaban yang tepat. f. Kegiatan ini dapat juga dibuat per kelompok atau dibuat dengan menggunakan sistem gugur; siswa yang menjawab salah tidak dapat melanjutkan permainan. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk menyusun huruf acak dan menebak arti kata tersebut. P-O-L-I-G-A-F-U-S 40 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet 5. Materi Pembelajaran Cara Mencari Arti/Makna Istilah Tertentu yang Jarang Ditemui Salah satu ciri bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi adalah penggunaan bahasa ilmiah. Hal ini tidak lepas dari laporan hasil observasi yang termasuk ke dalam teks ilmiah. Untuk memahami arti kata-kata ilmiah yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalian dapat menggunakan cara-cara berikut. a. Makna atau arti kata sering kali dijelaskan secara langsung atau tersurat dalam teks. Contoh: Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. b. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dari penjelasan secara tidak langsung dalam teks. Contoh: Tonggeret termasuk ke dalam hewan herbivora. Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret mengisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup. Dari teks tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa herbivora berarti hewan yang memakan tumbuhan atau bagian tumbuhan. c. Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dengan menggunakan petunjuk visual yang terdapat dalam teks. Contoh: Gambar 5. Anatomi tonggeret Dari gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa elytra adalah sayap atas yang menutupi sayap bagian bawah. PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 41d. Kalian juga dapat menggunakan kamus, ensiklopedia, atau tesaurus, baik dalam bentuk cetak maupun daring untuk mencari makna atau arti kata. Contoh: Gambar 6. Tangkapan layar laman KBBI Daring Sumber: Fadillah T. A. (2020) Gambar di atas merupakan tangkapan layar dari kamus besar bahasa Indonesia daring saat kalian mencari arti kata toraks. Untuk mengakses laman tersebut, kalian dapat mengunjungi https://kbbi.kemdikbud.go.id. Gambar 7. Tangkapan layar laman Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Sumber: Fadillah T. A. (2020) Gambar di atas merupakan tangkapan layar saat kalian mencari arti kata toraks dari berbagai kelas kata melalui tesaurus daring yang tersedia di http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/. 42 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengaitkan pemahaman siswa terkait struktur teks laporan hasil observasi dengan materi yang akan dipelajari mengenai struktur laporan hasil obserasi yang disajikan secara ilmiah. Guru menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam kegiatan membaca; 1) Survey: Siswa menuliskan judul teks yang akan dibahas. 2) Question: Siswa membuat pertanyaan “Adiksimba” (Apa, Di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana) dari judul teks. 3) Read: Siswa membaca teks “Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung” dan mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat. 4) Recite: Siswa menuliskan informasi dan frasa penting dari jawaban pertanyaan. 5) Review: Siswa membuat ringkasan dari setiap paragraf/bagian teks. b. Perwakilan siswa menyampaikan ringkasan teks untuk kemudian ditanggapi oleh siswa lain jika terdapat perbedaan informasi yang didapatkan. c. Siswa mengidentifikasi perbedaan penggunaan bahasa dan struktur teks laporan hasil observasi populer dan ilmiah. d. Guru mengaitkan penggunaan istilah-istilah ilmiah dalam teks “Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung” dengan materi yang akan dipelajari terkait berbagai cara memahami arti atau makna kata ilmiah yang jarang diketahui. e. Siswa mempelajari cara-cara memahami arti atau makna kata ilmiah yang jarang diketahui. f. Dengan bimbingan guru, siswa mengeksplor penggunaan KBBI dan tesaurus daring. g. Siswa mencari arti/makna kata dari beberapa istilah ilmiah yang terdapat di buku siswa dengan berbagai cara yang sudah dipelajari. h. Siswa dan guru membahas latihan yang diberikan. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. j. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa diminta untuk membaca tanpa diberikan tujuan yang jelas sebelum membaca. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 43b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian Sekarang, carilah makna istilah-istilah berikut dengan menggunakan cara-cara di atas lalu buatlah kalimat lain dengan kata tersebut! 1) Abdomen 2) Bioindikator 3) Bioluminesence 4) Habitat 5) Membran 6) Nocturnal 7) Ooteka 8) Populasi 9) Predator 10) Pronotum d. Rubrik: Tabel 1.3 Rubrik penilaian mencari arti/makna kata dari berbagai referensi No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Ketepatan Siswa mem- Siswa mem- Siswa arti/makna berikan arti/ berikan arti/makna memberikan kata makna kata kata yang kurang arti/makna yang tepat dan tepat/tidak sesuai kata yang sesuai dengan dengan konteks tidak tepat. konteks penggunaan. penggunaan. 2 Kemampuan Siswa mencari Siswa mencari arti/ Siswa mencari menggunakan arti/makna kata makna kata dengan arti/makna referensi dengan meng- menggunakan dua kata dengan gunakan lebih cara. menggunakan dari dua cara. satu cara. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 44 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X11. Kunci Jawaban a. Ooteka: buih putih yang dikeluarkan belalang sembah untuk melindungi telur-telurnya. b. Abdomen: bagian tubuh berupa rongga perut yang berisi alat pencernaan. c. Membran: selaput, kulit tipis, atau lembaran bahan tipis yang merupakan pemisah. d. Nokturnal: keadaan hewan yang sifatnya atau kebiasaannya aktif terutama pada malam hari. e. Predator: hewan pemangsa hewan lain. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun laporan hasil observasi. 2. Apersepsi Ajak siswa untuk bermain kata berantai menggunakan istilah-istilah yang jarang mereka temui. Beberapa kata berikut dapat menjadi pilihan: antonomasia, renjana, lantatur, dan calir raga. Setelah itu, ajak siswa mencari arti katanya dari berbagai sumber seperti yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk bermain permainan “Siapakah Aku?”. Siswa menebak hewan/benda/tempat yang disebutkan ciri-cirinya oleh guru. Guru dapat juga meminta perwakilan siswa untuk menyebutkan ciri-ciri dan siswa lain menebak. 4. Media Pembelajaran a. PUEBI b. Buku siswa 5. Materi Pembelajaran a. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi Kalimat Definisi Kalimat definisi merupakan kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu. Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 45sebuah tulisan. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu. Contoh: 1. Belalang anggrek (Hymenopus coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. 2. Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. Kalimat Deskripsi Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri-ciri khusus suatu benda. Sifat-sifat tersebut merujuk pada hal khusus yang dapat ditangkap oleh pancaindra, misalnya berupa ukuran besar kecil dan tinggi rendah. Warna seperti merah, kuning, dan biru. Rasa seperti manis, pahit, getir, halus, dan kasar. Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri. Contoh: 1. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. 2. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras. Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa. Contoh: 1. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal. 2. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. b. Imbuhan di- Sering kali penulisan imbuhan “di-” disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut: Tabel 1.4 Perbedaan imbuhan di- dan kata depan di Perbedaan Imbuhan di- Kata depan di Fungsi membentuk kata kerja pasif menunjukkan keterangan tempat atau waktu Penulisan disatukan dengan kata yang dipisahkan dengan kata yang mengikutinya mengikutinya 46 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xc. Penulisan Kutipan Tidak Langsung dan Sumber Rujukannya Sebagai teks yang bersifat ilmiah, laporan hasil observasi harus menyajikan data yang akurat. Salah satu cara untuk menyajikan data yang akurat sebagai pendukung hasil observasi, kalian dapat menggunakan sumber lain baik berupa buku, artikel, maupun sumber digital. Perhatikan kutipan teks berikut 1. Kunang-kunang betina ada yang mempunyai sayap dan tidak mempunyai sayap sehingga tidak selalu terbang (Borror & White 1970, 37). 2. Esig (1958, 78) menyatakan bahwa spesies kunang-kunang sering ditemukan di daerah dengan kelembapan tinggi dan hangat, seperti kolam, sungai, payau, lembah, parit, dan padang rumput. Kedua kalimat tersebut merupakan kutipan tidak langsung yang digu- nakan oleh penulis. Kutipan tidak langsung adalah penggunaan pendapat seorang penulis atau tokoh berupa inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Untuk membuat kutipan tidak langsung, kita harus memahami terlebih dahulu informasi yang akan dikutip. Setelah itu, tulislah inti dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri. Kalian juga dapat mengubah struktur kalimatnya menjadi kalimat pasif atau sebaliknya. Kutipan tidak langsung yang dituliskan dalam teks dapat menggunakan dua format pada contoh kalimat di atas. Kalimat pertama mencantumkan sumber kutipan dalam tanda kurung pada akhir kalimat berupa nama belakang penulis, tahun penerbitan, dan halaman sumber kutipan. Kutipan tersebut diambil dari tulisan karya Borror dan White tahun 1970 pada halaman 37. Kalimat kedua mencantumkan nama belakang penulis sumber kutipan di luar tanda kurung dan mencantumkan tahun dan halaman kutipan dalam tanda kurung. Kutipan tersebut merupakan pernyataan dari karya yang ditulis Esig tahun 1958 pada halaman 78. Semua sumber kutipan harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari plagiasi atau pengambilan karya orang lain tanpa izin. Jika dituliskan dalam daftar pustaka, sumber kutipan tersebut ditulis sebagai berikut: Borror DJ, White RE. 1970. Peterson Field Guides: Insects. Boston (US): Houghton Mifflin Company. Essig, EO. 1958. College Entomology. 5th ed. New York (US): MacMillan Company. Penulisan daftar pustaka mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, dan nama penerbit secara berurutan. Jika kalian mengutip sumber dari internet, sumber tersebut dapat ditulis seperti contoh berikut: Sumber berupa karya ilmiah Wijayanti, Anik. 2015. Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang- Kunang dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 47Gunung, Kabupaten Sukabumi. Skripsi pada Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/ G15awi.pdf?sequence=1&isAllowed=y melalui google cendekia. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2020. Sumber berupa artikel Trim, Bambang. 2014. “Harga Sebuah Impian Menulis”. Manistebu, 11 April 2014, dilihat 12 April 2014. <http://manistebu.wordpress. com/2014/04/11/harga-sebuah-impian-menulis/>. Tanggal pengaksesan penting untuk dicantumkan karena sumber dari internet bersifat dinamis. Artikel tersebut sewaktu-waktu dapat menghilang atau berubah. Format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang disampaikan di atas menggunakan format Chicago Manual Style (CMS) Edisi ke-16. Selain CMS, terdapat banyak jenis format penulisan kutipan dan daftar pustaka yang digunakan di seluruh dunia, antara lain APA (American Psychological Association) dan MLA (Modern Language Association). Setiap lembaga biasanya menentukan jenis format yang digunakan, termasuk dalam kegiatan lomba karya tulis ilmiah. Jika kalian akan mengirimkan karya tulis ilmiah, perhatikanlah aturan yang ditetapkan oleh panitia secara saksama. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Siswa diberi kesempatan untuk membaca dan memahami materi serta mencari informasi lain terkait materi dari sumber lain. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang paham. c. Guru meminta siswa mengerjakan latihan. d. Siswa dan guru membahas jawaban. e. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan pedapat yang disampaikan. f. Guru memberikan apresiasi berupa pujian dan menyampaikan kunci jawaban. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. h. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. i. Guru menutup pembelajaran. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. 48 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xb. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. 8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 9. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes Tulis c. Instrumen: Uraian 1) Tuliskanlah kalimat definisi dan kalimat deskripsi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dan Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 2) Carilah kesalahan penulisan kata berimbuhan di- pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”! 3) Ubahlah informasi berikut menjadi kutipan tidak langsung. Lalu, tuliskanlah sumber kutipan tersebut sesuai dengan aturan! Informasi 1 Semut rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dar jenis semut lainnya. Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad-abadyang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke- 12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini. Sumber infomasi: Mengenal Serangga di Sekitar Kita karya S. Djoewari yang diterbitkan oleh Alprin pada tahun 2020. Informasi tersebut terdapat pada halaman 58. Informasi 2 Pengetahuan yang rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang dilakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya. Kurangnya pengetahuan mereka tentang serangga pollinator yang berfungsi membantu penyerbukan, menyebabkan banyak serangga yang disemprot dengan pestisida. Kurangnya pengetahuan petani apel tentang manfaat tumbuhan penutup tanah tertentu yang merupakan habitat serangga polinator, membuat mereka PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 49menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dan menjadikannya makanan ternak. Sumber informasi: Buku Serangga Polinator karya Budi Purwantiningsih yang diterbitkan oleh Universitas Brawijaya Press pada tahun 2014. Informasi tersebut terdapat pada Halaman 101 s.d. 102. d. Rubrik: 1) Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi Jawaban benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0 2) Mencari kesalahan penulisan imbuhan di- Jawaban benar nilai 1 Jawaban salah nilai 0 3) Mengubah informasi yang didapat menjadi kutipan tidak langsung Tabel 1.5 Rubrik penilaian mengubah informasi menjadi kutipan langsung No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Kemampuan Struktur Struktur Struktur Struktur parafrasa kalimat dan kalimat dan kalimat dan kalimat dan diksi sangat diksi agak diksi agak diksi hampir berbeda berbeda berbeda sama dengan dengan dengan dengan informasi informasi informasi informasi awal, tetapi awal, tetapi awal, tetapi awal dan maknanya maknanya maknanya maknanya tetap sama. tetap sama. berubah. berubah. 2 Kemampuan 2 1 menuliskan sumber Siswa menuliskan sumber Siswa tidak tepat dalam referensi referensi dengan tepat. menuliskan sumber referensi. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 10. Kunci Jawaban a. Mencari kalimat definisi dan kalimat deskripsi Kalimat definisi 1) Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya.. Kalimat deskripsi 1) Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. 2) Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. 50 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X(Jawaban dapat berbeda asal masih masuk ke dalam konsep materi) b. Mencari kesalahan penulisan imbuhan di- 1) di konversi = dikonversi 2) didalam = di dalam 3) dibumi = di bumi 4) di kesampingkan = dikesampingkan 5) di injak-injak = diinjak-injak c. Mengubah informasi yang didapat menjadi kutipan tidak langsung 1) Sejak ratusan tahun lalu semut rangrang dimanfaatkan oleh ma- nusia, khususnya orang China Selatan, untuk mengusir hama pada tanaman jeruk (Djoewari, 2020: 58) 2) Kebiasaan petani menggunakan pestisida berlebihan dan menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dapat membahayakan populasi serangga polinator (Purwatiningsih, 2014: 101–102) (Jawaban dapat berbeda asal masih masuk ke dalam konsep materi) 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengidentifikasi kalimat definisi dan kalimat deskripsi, men- cari kesalahan penulisan imbuhan di-, dan menganalisis cara pengutipan pada teks lain. Pembelajaran V 1. Tujuan Pembelajaran Menulis laporan hasil observasi dengan runut, sistematis, dan analitis dengan mengutip sumber rujukan secara etis sebagai sumber informasi pendukung. 2. Apersepsi Siswa diajak untuk mengambil pelajaran tentang pentingnya cara sitasi yang tepat dalam sebuah karya dari beberapa studi kasus yang guru sampaikan. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengurai teks Mencari Kunang-Kunang di Situ Gunung menjadi peta konsep. 4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet e. Alam sekitar PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 51f. Kamera/perekam video 5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengajak siswa menentukan objek observasi. Siswa diarahkan untuk memilih objek observasi yang ada di sekolah. b. Siswa membuat rencana rincian hal-hal yang akan diamati dari objek observasi. Siswa dapat menggunakan contoh peta konsep pada kegiatan pemantik. c. Siswa diberi waktu untuk melakukan observasi di sekitar lingkungan sekolah. Arahkan siswa untuk mendokumentasikan kegiatan dan objek observasi jika memiliki alat dokumentasi. d. Siswa mengembangkan informasi yang didapat selama observasi menjadi sebuah teks laporan hasil observasi. e. Siswa diarahkan juga membandingkan informasi yang didapat di lapangan dengan informasi dari sumber lain yang relevan. f. Siswa menilai sendiri tulisannya dengan menggunakan instrumen yang terdapat pada buku paket siswa. g. Guru memberikan masukan terkait isi dan teknis penulisan kepada siswa. h. Siswa merevisi tulisannya sesuai dengan masukan yang diberikan guru. i. Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukan atau komentar. j. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. k. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. l. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. m. Guru menutup pembelajaran. 6. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik atau masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Siswa yang memiliki kesulitan dapat diberi kelonggaran dalam jumlah minimal kata. b. Kegiatan dapat dilakukan secara berpasangan atau berkelompok bagi siswa tertentu dengan tetap memperhatikan bobot penilaian agar penilaian tetap objektif. 8. Pemandu Aktivitas Rrefleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk 52 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xmenunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 9. Penilaian Tabel 1.6 Rubrik penilaian menulis LHO Pernyataan Ya Tidak Penulisan judul diawali dengan huruf kapital, kecuali pada kata depan 1 0 Judul tidak diakhiri dengan tanda titik 1 0 Laporan memuat definisi umum 1 0 Laporan memuat deskripsi per bagian 1 0 Laporan memuat deskripsi manfaat 10 Informasi yang disampaikan bersifat objektif 1 0 Penulisan kata berimbuhan di- dengan kata depan di sudah tepat 1 0 Terdapat kalimat definisi dan kalimat deskripsi 1 0 Jika menggunakan referensi dari sumber lain, penulisan kutipan 1 0 dan sumber kutipan sudah ditulis dengan tepat Total 90 Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 9]) 100 10. Kunci Jawaban Jawaban disesuaikan dengan jawaban siswa 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah teks laporan hasil observasi yang telah dibuat menjadi scrap book atau buku tempel yang terdapat pada aktivitas “kreativitas” di buku siswa. Siswa yang memiliki laptop/komputer dapat membuat buku tempel dalam bentuk digital menggunakan power point, sway, ataupun aplikasi lainnya. Pembelajaran VI 1. Tujuan Pembelajaran Mempresentasikan laporan hasil observasi dengan runtut dan menggunakan intonasi yang tepat. 2. Apersepsi Motivasi siswa untuk berani berbicara di depan publik dengan mengajak mereka mengambil hikmah dari cuplikan film “Front of The Class”. Film ini menceritakan tentang seorang penderita sindrom Tourette (gangguan sistem PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 53saraf yang menyebabkan gerakan berulang atau suara yang tidak diinginkan seperti cegukan yang terus-menerus) yang ingin menjadi seorang guru. Tautan cuplikan film: https://youtu.be/Y3gonhJawz4 Guru juga dapat menyampaikan kisah lainnya, seperti Angkie Yudistia, staf khusus presiden, yang menyandang tunarungu. Tautan profil Angkie Yudistia: https://tirto.id/profil-angkie-yudistia- penyandang-disabilitas-staf-khusus-jokowi-el84 3. Pemantik Menantang siswa untuk melakukan tongue twister atau pembelit lidah dengan mengucapkan kalimat berikut secara cepat. “Toko-toko di kota kita tutup ketika kita tetap buka toko kita.” atau “Kuku-kuku kaki kakekku kaku-kaku karena tertusuk paku.” 4. Media Pembelajaran a. Sticky notes/stiker label b. Proyektor c. Laptop 5. Materi Pembelajaran Cara mengatur intonasi saat presentasi a. Gunakan suara lantang untuk menegaskan suatu hal yang penting dan harus diingat oleh audiensi. b. Gunakan tempo berbicara yang lambat untuk menyampaikan sebuah poin penting pada presentasi. Sebaliknya, gunakan tempo berbicara yang cepat untuk menyampaikan suatu hal yang memang bukan hal penting, seperti cerita atau hanya sekadar basa-basi kepada audiensi. c. Tinggikan suaramu ketika menyapa audiens pada awal presentasi. Sebaliknya, rendahkan suaramu saat menjelaskan isi presentasi, baik saat berada pada poin yang penting atau pun tidak, kalian dapat mengondisikannya. Namun, kalian harus mengatur agar suaramu tidak terlalu rendah hingga tidak dapat terdengar oleh audiens, dan juga tidak terlalu tinggi hingga mengganggu pendengaran audiens. d. Gunakan perasaan atau emosi sesuai dengan kalimat yang kalian ucapkan. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Guru mengajak siswa untuk mengamati informasi yang terdapat pada infografik Kunang-kunang si Terang yang Terancam Punah. b. Siswa diminta membuat tiga paragraf singkat yang berisi deskripsi umum, deskripsi bagian, dan manfaat berdasarkan informasi yang didapat dari infografik. 54 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xc. Siswa diminta mempresentasikan teksnya. Siswa lain menanggapi jika ada perbedaan atau ingin menguatkan pendapat. d. Selama presentasi, siswa diminta juga untuk mengamati cara presentasi temannya secara umum. e. Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas tentang cara presentasi yang dilakukan oleh siswa. f. Guru menyampaikan materi tentang teknik mengatur intonasi dalam presentasi disertai pemodelan. g. Siswa diminta untuk mempresentasikan laporan hasil observasi yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dengan menggunakan media bantu berupa scrap book atau power point sesuai dengan kondisi siswa. h. Guru meminta siswa untuk melakukan penilaian antarteman terhadap presentasi yang dilakukan dengan menggunakan instrumen yang dibagikan guru. Mintalah mereka menempelkan komentarnya pada scrap book yang dipajang di kelas. i. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait pelajaran hari ini. j. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. k. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat berbicara di depan umum. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Berbagai Level Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan level kognitif siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diag- nosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen sehingga siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. d. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian PANDUAN KHUSUS Bab 1 Mengungkap Fakta Alam secara Objektif 55ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. Guru juga dapat menggunakan penilaian antarteman. 10. Penilaian Tabel 1.7 Rubrik penilaian presentasi No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Sistematika Materi Materi Materi Materi presentasi presentasi Presentasi Presentasi Presentasi disajikan disajikan disajikan disajikan secara secara secara secara runtut. runtut, kurang tidak tetapi runtut, runtut, kurang tetapi tidak tetapi sistematis. sistematis. dan tidak sistematis. 2 Penggunaan Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa bahasa yang yang yang yang digunakan digunakan digunakan digunakan sangat cukup agak sulit sangat sulit mudah mudah dipahami. dipahami. dipahami. dipahami. 3 Ketepatan Intonasi Intonasi Intonasi Intonasi intonasi dan tepat dan kurang kurang tidak kejelasan artikulasi tepat, tepat dan tepat dan artikulasi jelas. tetapi artikulasi artikulasi artikulasi kurang tidak jelas. jelas. jelas. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 12]) 100 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati cara presentasi para tokoh publik maupun para pembawa acara melalui media yang ada. D. Interaksi Guru dengan Orang Tua Interaksi antara guru dan orang tua pada bab ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tugas rumah yang diberikan kepada siswa. Tujuannya adalah orang tua dapat membantu mengawasi dan membimbing siswa di rumah. Guru juga dapat memantau kegiatan siswa membaca di rumah dengan bantuan kartu penghubung literasi. Siswa harus meminta paraf orang tua saat menceritakan tentang buku yang dibacanya kepada orang tua. 56 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKomik “Surat Izin” karya Fadillah T. A.KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 2Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 MENGUNGKAPKAN KRITIK SOSIAL BERDASARKAN FAKTA Gambaran Umum: Setelah mempelajari secara mendalam teks anekdot melalui berbagai aktivitas pembelajaran, siswa mampu memahami teks anekdot sebagai salah satu cara dalam menyampaikan kritik. Siswa pun dapat membuat teks anekdot untuk menyampaikan gagasan secara ktiris dan santun berdasarkan fenomena sosial yang terjadi di sekitar.A. Gambaran Umum Mengevaluasi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks monolog lawakan tunggal secara kritis dan reflektif. Setelah mempelajari Menginterpretasi informasi untuk secara mendalam mengungkapkan gagasan dan perasaan teks anekdot dan simpati, peduli, empati, dan/atau pendapat eksposisi melalui pro/kontra dari teks visual yang dipirsa. berbagai aktivitas pembelajaran, Menulis teks eksposisi hasil penelitian siswa mampu sederhana sebagai sumber penyampaian menyampaikan kritik sosial secara kritik sosial yang akurat ktiris dan santun berdasarkan Menulis teks anekdot dengan informasi yang informasi faktual akurat dan merujuk pada sumber-sumber mengenai informasi yang valid dalam bentuk media fenomena sosial kreatif. yang terjadi di sekitar. Menampilkan lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyampaikan kritik terhadap fenomena yang terjadi dengan memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. 58 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya peserta didik) Tujuan Pokok Materi Kosakata Alternatif Sumber Sumber Pembelajaran yang Metode dan Belajar Belajar tiap Subbab Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menyimak teks • Pesan • Orientasi • Naskah Buku Siswa Video Bahasa lawakan anekdot aural tersurat dan • Kompli-kasi kooperatif Indonesia tunggal Kelas X agar dapat men- tersirat • Evaluasi • Think gevaluasi gagasan dan pesan yang • Struktur teks • Reaksi pair share disampaikan da- anekdot • Krisis (Berpikir berpasa- lam teks monolog ngan dan lawakan tunggal bagikan) secara kritis dan reflektif. Memirsa teks • Nilai • Fakta Numbered Buku Siswa • Media • Opini heads Bahasa cetak anekdot agar dalam teks • Asumsi togther Indonesia • Berita (penomoran Kelas X • Internet dapat menginter- anekdot • Eksposisi kepala pretasi informasi bersama) untuk mengung- • Fakta kapkan gagasan dan opini dan persaan dalam teks simpati, peduli, anekdot empati, dan/atau pendapat pro/kon- tra dari teks visual yang dipirsa. Menggunakan • Pertanyaan Jigsaw Buku Siswa PUEBI kaidah-kaidah retoris Bahasa bahasa yang Indonesia digunakan dalam • Majas sindiran Kelas X menyampaikan kritik sosial • Kata kerja material Menulis teks • Kritik • Survey PjBL Lingkungan • Media eksposisi hasil pe- berbasis data • Responden nelitian sederhana sekitar cetak sebagai sumber • Penelitian penyampaian sederhana • Internet kritik sosial yang akurat dan menu- • Struktur teks lis teks anekdot eksposisi dengan informasi yang akurat dan • Komik merujuk pada potongan sumber-sumber (comic strip) informasi yang valid dalam ben- tuk media kreatif. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 59 Lewat SenyumanTujuan Pokok Materi Kosakata Alternatif Sumber Sumber Pembelajaran yang Metode dan Belajar Belajar tiap Subbab Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menampilkan • Konsep • Set up Lawakan Buku Siswa Video tunggal Bahasa lawakan lawakan tunggal lawakan • Punch Indonesia tunggal (stand up comedy) Kelas X sebagai sarana tunggal • Bit menyampaikan • Rule of kritik terhadap • Kesantunan fenomena yang dalam me- three terjadi dengan nyampaikan • pendapat memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. C. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Menyimak teks anekdot aural agar dapat mengevaluasi gagasan dan pesan yang disampaikan dalam teks monolog lawakan tunggal secara kritis dan reflektif. 2. Apersepsi Diskusi mengenai komik “Yang Penting Keren” di awal bab dengan meng- gunakan pertanyaan pemandu seperti yang terdapat dalam buku siswa. 1. Pesan apa yang ingin disampaikan komikus melalui komik tersebut? 2. Apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan realitas yang terjadi atau hanya imajinasi komikus? 3. Apakah komikus sudah menyampaikan pesan dengan cara yang menarik? 4. Jika kalian dapat memberikan masukkan kepada sang komikus, hal apa yang akan kalian sampaikan? 3. Pemantik Mengajukan pertanyaan pemantik yang terdapat pada awal bab sebagai berikut. 1. Bagaimana memilih sumber yang dapat dipercaya dalam menyampaikan kritik? 2. Apa yang dimaksud berpikir kritis? 3. Bagaimana menyampaikan kritik secara santun dan bertanggung jawab? 60 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. Pelantang suara b. Laptop/telepon pintar yang dapat menyimpan rekaman suara c. Proyektor 5. Materi Pembelajaran a. Pengertian anekdot Pernahkah kalian membaca sebuah cerita lucu sekaligus mengandung kritik atas fenomena sosial yang terjadi di masyarakat? Teks seperti itu disebut dengan anekdot. Di balik humor atau kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, isi cerita sebuah anekdot harus mengangkat tema atau masalah yang benar-benar terjadi dan dirasakan masyarakat. b. Pengertian lawakan tunggal (stand up comedy) Lawakan tunggal atau komedi tunggal merupakan penyajian lawakan yang dilakukan oleh seorang diri di atas panggung. Komika, orang yang melakukan lawakan tunggal, menyampaikan sebuah topik dengan cara bermonolog. Melalui lawakan tunggal, seorang komika berusaha mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu, baik berupa kritik sosial yang berdasarkan penelitian maupun kegelisahan diri. Oleh karena itu, lawakan tunggal disebut juga sebagai komedi cerdas yang menyampaikan pesan bagi para pendengarnya. c. Struktur teks anekdot Suatu anekdot dibentuk oleh orientasi, komplikasi, dan evaluasi. 1) Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh, penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh. Contoh: Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan. 2) Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 61 Lewat SenyumanContoh: Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.” “Nak, Jakarta banjir.” “Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.” “Nak, perahunya bocor.” “Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.” “Cerdas!” 3) Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan. Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun tidak ada. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengikuti alur pembelajaran dengan metode naskah kooperatif (cooperative script) sebagai berikut. a. Siswa membentuk kelompok berpasangan. b. Siswa menyimak teks lawakan tunggal “Liburan Kuli Bangunan” dan mengisi tabel 2.1 yang terdapat pada buku siswa c. Siswa dibimbing guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. d. Pembicara membacakan isian tabel dan pendengar menyimak/mengo- reksi apa yang disampaikan pembicara. e. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar jadi pendengar dan sebaliknya. f. Siswa secara berpasangan menganalisi penyampaian pada teks anekdot dengan menjawab pertanyaan “diskusi lanjutan” pada tabel 2.1 g. Siswa dan guru menyimpulkan hasil kegiatan. h. Guru menyampaikan materi struktur teks anekdot beserta contohnya. i. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami. j. Siswa menganalisis struktur teks yang diperdengarkan dengan meng- gunakan tabel yang terdapat pada buku siswa. k. Beberapa perwakilan siswa menyampaikan hasil analisisnya dan siswa lain menanggapi. l. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. m. Penutup. 7. Kesalahan Umum a. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak teks, tetapi memintanya langsung membaca teks yang ada pada buku siswa. b. Guru tidak memotivasi murid untuk bertanya atau berpartisipasi sehingga siswa tertentu saja yang aktif. 62 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam-puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu yang kurang cepat dalam belajar. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes unjuk kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Simaklah anekdot “Perundungan Tanda Sayang” berikut dan identifikasi- kanlah struktur teksnya menggunakan tabel di bawah ini! Tabel 2.1 Format isian identifikasi struktur teks anekdot Struktur Isi Teks Orientasi Komplikasi Evaluasi 2) Rubrik penilaian identifikasi struktur teks anekdot Tabel 2.2 Rubrik penilaian identifikasi struktur teks anekdot No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Pemahaman Siswa mampu Siswa salah Siswa salah Siswa salah isi teks mengidentifi- mengidentifi- mengidentifi- mengidentifi- kasi seluruh kasi satu kasi dua kasi seluruh struktur teks struktur teks. struktur teks. struktur teks. dengan benar. 2 Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa Siswa tidak menyampai- menyampai- menyampai- menyampai- menyampai- kan alasan kan seluruh kan sebagian kan alasan, kan alasan. alasan yang alasan yang tetapi tidak disampaikan disampaikan logis. dengan logis. dengan logis. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 4]) 100 PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 63 Lewat Senyuman3) Kunci jawaban Tabel 2.3 Contoh kunci jawaban identifikasi struktur teks anekdot Struktur Teks Isi Teks Orientasi Pada saat jam istirahat, dua siswi SMA sedang asyik mengobrol di kantin. Komplikasi Ani : Mar, aku tuh paling malas kalau ada acara keluarga. Maria : Loh, bukannya senang bisa ketemu banyak saudara? Lagi pula kan banyak makanan. Ani : Ih, makanan terus. Aku itu malas ketemu mereka. Maria : Kok bisa? Ani : Soalnya, pasti ibuku akan membanding- bandingkanku dengan saudaraku. Terus, bibi-bibi atau om-omku akan komentar macam-macam. Emangnya aku barang dagangan apa, dibanding- bandingkan dan dikomentari? Maria : Itu kan artinya mereka perhatian, sayang sama kamu. Ani : Sayang apanya? Kalau sayang itu didukung bukan dijatuhin. Evaluasi Maria : Bener juga sih. Ya udah ah, nanti kamu jangan main ke rumahku lagi ya? Ani : Loh, kenapa? Maria : Soalnya, ibuku suka banding-bandingin aku sama kamu. Sebel tahu! 4) Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat mencari video lawakan tunggal lain untuk dianalisis. Sebe- lumnya, guru mengarahkan mereka cara mencari video yang tepat dengan memberikan rambu-rambu berikut: a. carilah video dengan memasukkan kata kunci yang spesifik pada laman pencarian (contoh: “video stand up comedy tema pendidikan” atau “stand up comedy anak sekolah”), b. pastikan video tidak mengandung unsur SARA, dan c. pastikan video tidak menampilkan adegan kekerasan ataupun pornoaksi. Pembelajaran II 1. Tujuan Pembelajaran Membaca dan memirsa teks anekdot agar dapat menilai akurasi dan kualitas data dalam kritik sosial yang disampaikan berdasarkan berbagai sumber informasi dalam bentuk berita di media cetak maupun elektronik. 2. Apersepsi Ajak siswa untuk menyimak video kisah hidup Alm. Suyadi atau “Pak Raden”, seorang maestro yang menggunakan media kreatif sebagai sarana pendidikan. Tautan video: https://youtu.be/O12X6tq43YQ Guru dapat juga menyampaikan kisah tokoh inspiratif lainnya. 64 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X3. Pemantik Meminta perwakilan siswa untuk menceritakan kisah lucu atau lawakan tunggal dan bersama-sama mengidentifikasi struktur teksnya. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Internet c. Gawai d. Media cetak (koran/majalah) 5. Materi Pembelajaran Mengidentifikasi fakta dan opini dalam teks anekdot Sebagai teks yang berisi fenomena sosial yang benar-benar terjadi di masyarakat, anekdot tidak dapat lepas dari keakuratan sumber informasi atau fenomena yang diangkat. Kita harus memiliki sumber informasi yang memadai agar dapat menentukan apakah informasi yang disampaikan berupa fakta, opini, atau asumsi. Dengan membandingkan beberapa informasi yang didapatkan, kita dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan bertanggung jawab saat menyampaikan kritik. Kita dapat memulainya dengan menganalisis fakta dan opini yang terdapat pada teks anekdot atau teks lain yang mengandung kritik sosial dengan sumber lain yang mendukungnya. Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, sedangkan opini adalah pendapat; pikiran; pendirian seseorang terhadap sesuatu dan bersifat subjektif. Kita dapat menentukan apakah informasi yang terdapat dalam teks itu fakta atau opini dengan mencari referensi data yang valid terkait informasi tersebut. Perbedaan fakta dan opini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.4 Perbedaan fakta dan opini Fakta Opini 1) Informasi ditandai dengan 1) Informasi mengandung adanya hasil sebuah data pendapat pribadi baik penulis penelitian yang dapat maupun orang lain dipertangungjawabkan (biasanya ditunjukan dengan penggunaan bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian). 2) Informasi bersifat umum dan 2) Informasi atau kalimat diakui oleh banyak orang. menggunakan kata-kata “relatif” seperti, paling, lebih, agak, sangat, tidak mungkin atau biasanya.. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 65 Lewat Senyuman6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode jigsaw dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru menyampaikan materi terkait pentingnya mencari informasi faktual sebagai dasar dalam menyampaikan kritik yang dimulai dengan mengidentifikasi fakta dan opini yang terdapat pada teks. b. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok asal yang terdiri dari tiga anggota. Setiap siswa dalam kelompok mendapat tiga nomor yang berbeda: 1, 2, dan 3. c. Siswa membuat kelompok ahli yang terdiri dari siswa dengan nomor yang sama. d. Kelompok 1 mengidentifikasi informasi yang terdapat pada komik “Ponsel Mencandu”, kelompok 2 mengidentifikasi informasi pada teks berita “Pasien Lupa Orang Tua karena Kecanduan Ponsel”, dan kelompok 3 menelaah informasi pada berita “Pasien Anak Kecanduan Ponsel Bertambah di RS Jiwa Solo”. e. Siswa kembali ke kelompok asal dan mendiskusikan informasi yang mereka dapatkan dari tiga teks tersebut menggunakan tabel 2.3 pada buku siswa. f. Secara bergiliran, perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya. g. Siswa mendapatkan tanggapan dari siswa lain. h. Siswa dan guru menyimpulkan jawaban dan mengaitkannya dengan materi yang disampaikan di awal. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. j. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa diminta untuk membaca tanpa diberikan tujuan yang jelas. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru dapat menggunakan metode kepala bernomor bersama (numbered head together) agar mendorong siswa untuk saling membantu dalam memahami pelajaran b. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemam- puan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. c. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. d. Guru dapat menggunakan teks lain yang lebih mudah bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. 66 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembe- lajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Uraian Bandingkanlah informasi pada komik dan berita-berita di atas. Kemudian isilah tabel 2.3! d. Rubrik penilaian mengidentifikasi cara pandang penulis melalui teks yang dibuat. Tabel 2.5 Rubrik penilaian mengidentifikasi cara pandang penulis No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Penilaian Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Kemampuan Jawaban yang Jawaban yang Jawaban tidak menyampaikan disampaikan disampaikan disertai disertai alasan. jawaban yang didukung alasan yang kurang bertanggung dengan analisis mendukung. jawab. yang baik. 2 Kemampuan Jawaban Jawaban Jawaban menyampaikan menggunakan menggunakan kalimat siswa tidak alasan dengan kalimat yang yang terdapat sedikit menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. kesalahan secara kalimat yang baik dan benar. struktur maupun diksi. baik dan benar. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 6]) 100 11. Kunci Jawaban Disesuaikan dengan jawaban siswa 12. Kegiatan tindak lanjut Siswa dapat diminta untuk membandingkan informasi pada komik “Yang Penting Keren” dengan informasi pada sumber akurat berupa berita yang mendukung. Pembelajaran III 1. Tujuan Pembelajaran Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun teks anekdot. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 67 Lewat Senyuman2. Apersepsi Mengajak siswa untuk mendiskusikan hal-hal apa saja yang harus diper- hatikan saat menyampaikan kritik. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengisi kreasi dialog pada komik. Gambar 8. Kreasi dialog pada komik 4. Media Pembelajaran a. PUEBI b. Buku siswa 5. Materi Pembelajaran Anekdot tergolong ke dalam teks bergenre cerita. Oleh kareta itu, di dalamnya menggunakan beberapa kaidah bahasa yang digunakan dalam cerita pada umumnya. Kaidah kebahasaan yang digunakan, seperti kalimat langsung dan tidak langsung, kata hubung kronologis, dan penunjuk waktu lampau. Namun, ada beberapa kaidah bahasa yang khas digunakan dalam teks anekdot. a. Pertanyaan Retoris Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab 68 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xoleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus. Contoh: Siapa yang tidak ingin bahagia? Menurutmu, kamu tak pernah berdosa? Apakah setiap orang berhak berbuat baik? Perhatikanlah beberapa pertanyaan berikut. Tentukan mana yang merupakan pertanyaan retoris! 1) Apakah benda itu bisa terbang? 2) Kamu mau tersesat? 3) Siapa sih yang ingin jadi guru matematika? 4) Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya? 5) Mengapa kita harus berbuat baik? 6) Apakah anak itu menyayangi ibunya? 7) Apa cukup membeli pakai daun? 8) Siapa sih yang mau miskin selamanya? b. Majas Sindiran Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir guna meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri dari tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme. Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan tujuan menyindir. Contoh: Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya. Sinisme Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran menggunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati. Contoh: Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren. Sarkasme Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 69 Lewat SenyumanContoh: Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi! Dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk digunakan dalam teks anekdot. Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam teks anekdot bersifat santun. Perhatikanlah dialog berikut ini, lalu berilah tanggapanmu terhadap pertanyaan yang diberikan! Korupsi Kecil Orlin : Ah, bosan sekali melihat berita isinya korupsi setiap hari. Mau jadi apa negeri ini? Andreas : Orlin : Memang siapa saja yang korupsi? Andreas : Siapa lagi kalau bukan para pejabat kaya. Sudah punya banyak Orlin : uang, tetap saja korupsi. Dasar serakah! Andreas : Memangnya kamu tidak pernah korupsi? Orlin : Tak mungkinlah saya korupsi. Mana bisa orang miskin seperti Andreas : saya korupsi? Yang ada, saya dikorupsi. Orlin : Apa kau yakin? Korupsi kecil saja tidak pernah? Andreas : Mana ada korupsi kecil? Mau besar atau kecil ya tetap saja korupsi. Apa kau lupa? Kemarin di kantin kulihat kau makan empat kue, tapi hanya bayar untuk tiga kue saja. Ah, kecil saja itu, cuma lima ratus rupiah. Katanya tidak ada korupsi kecil. Orlin : Ah, bisa saja kau ini. 1) Tulislah kalimat yang menggunakan majas sindiran pada dialog di atas, lalu tentukan apa jenis majas yang dipakai? 2) Apakah penggunaan majas tersebut sudah tepat? 3) Gantilah penggunaan majas pada dialog di atas dengan menggunakan kalimat kalian sendiri! c. Kata Kerja Material Teks anekdot banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu aktivitas. Hal ini terkait dengan tindakan para tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun kegiatan. Contoh: Tatkala melintasi jembatan kecil itu, tiba-tiba orang yang suku Kluet melihat seekor ikan lele di antara bekas orang seumeukruep. Karena kaget, dia langsung berteriak, “Itu!!!” 70 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XAnak suku Aceh langsung melompat ke dalam kolam bekas orang mencari ikan tersebut. Seorang kepala sekolah berbicara kepada para siswa. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan menggunakan metode jigsaw dengan langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru menyiapkan materi yang sudah dibagi menjadi empat bagian ke dalam amplop yang berbeda. b. Bagilah siswa ke dalam beberapa “kelompok asal” yang terdiri atas empat siswa. c. Setiap siswa dalam satu kelompok diberi nomor 1–4. d. Siswa diminta untuk membentuk “kelompok ahli” yang terdiri dari siswa yang mendapatkan nomor yang sama. e. Guru memberikan masing-masing satu amplop berbeda kepada setiap “kelompok ahli”. f. Siswa dalam kelompok ahli mempelajari materi yang didapat dalam kelompoknya. g. Siswa kembali membentuk “kelompok asal”. h. Siswa menggabungkan dan mendiskusikan materi yang didapat dari setiap “kelompok ahli”. i. Setiap perwakilan kelompok mempresentasikan informasi yang didapat. j. Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan kritis jika ada perbedaan informasi yang disampaikan. k. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait presentasi yang sudah disampaikan. l. Siswa diperbolehkan membuka buku untuk mengecek informasi yang didapat. m. Siswa diminta untuk mengidentifikasi kalimat langsung dan tidak langsung, serta keterangan waktu dan kata kerja material dari teks anekdot yang pernah dipelajari pada bagian sebelumnya. n. Siswa dan guru membahas jawaban siswa. o. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. 7. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya turut serta dalam pengelompokkan siswa, khususnya pada pembagian kelompok asal dengan mempertimbangkan kemampuan siswa. b. Penguatan dan motivasi dari guru dan teman sebaya perlu diberikan kepada siswa tertentu saat berperan sebagai ahli untuk menjelaskan materi pada kelompok asal. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 71 Lewat Senyuman8. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10-100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 9. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Soal pilihan dan isian singkat serta rubrik penilaian 1) Menentukan pertanyaan retorik i. Jawaban benar nilai 1 ii. Jawaban salah nilai 0 2) Mengidentifkasi penggunaan majas sindiran i. Jawaban benar nilai 1 ii. Jawaban salah nilai 0 10. Kunci Jawaban a. Apakah benda itu bisa terbang? b. Kamu mau tersesat? c. Siapa sih yang ingin jadi guru matematika? d. Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya? e. Mengapa kita harus berbuat baik? f. Apakah anak itu menyayangi ibunya? g. Apa cukup membeli pakai daun? h. Siapa sih yang mau miskin selamanya? 11. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengubah kalimat langsung menjadi tidak langsung atau sebaliknya. Siswa juga dapat mengisi teks rumpang dengan keterangan waktu yang tepat. Pembelajaran IV 1. Tujuan Pembelajaran Menulis teks anekdot dengan informasi yang akurat dan merujuk pada sumber-sumber informasi yang valid. 2. Apersepsi Mengajak siswa mengenal dan mengambil pelajaran dari maestro komik Indonesia, R.A. Kosasih. Guru juga dapat memperkenalkan karya-karya yang tidak kalah dengan komik superhero dari luar negeri. 72 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XTautan berita: https://gaya.tempo.co/read/419925/r-a-kosasih- legenda-bapak-komik-indonesia/full&view=ok. 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengubah komik pada kegiatan pemantik sebelumnya menjadi cerita berbentuk paragraf. 4. Media Pembelajaran a. KBBI (cetak atau daring) b. Telepon pintar c. Tesaurus (cetak atau daring) d. Internet 5. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, anekdot merupakan salah satu cara untuk menyampaikan kritik terkait fenomena sosial yang terjadi. Agar kritik yang disampaikan bertanggung jawab, siswa harus memiliki data atau informasi yang valid terkait fenomena yang diangkat ke dalam teks. Kali ini, siswa akan diajak untuk melakukan penelitian sederhana menggunakan metode survey sebagai bahan sebelum melakukan kritik. Hasil penelitian yang dilakukan dapat dituangkan dalam sebuah teks eksposisi laporan. Teks eskposisi laporan adalah teks yang menyampaikan sebuah gagasan atau temuan berdasarkan hasil sebuah penelitian atau peristiwa yang terjadi. Perhatikan langkah-langkah berikut. a. Tentukan topik fenomena sosial yang akan digali lebih dalam. Pilihlah topik yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya kebiasaan membaca di sekolah. b. Tentukan siapa atau apa yang akan menjadi responden atau sumber data penelitian, Siswa dapat memilih teman-teman, keluarga, atau orang lain di sekitarnya sebagai responden sesuai dengan topik yang diangkat. Semakin banyak responden penelitian, semakin valid hasil penelitiannya. c. Rumuskan hal-hal yang ingin diketahui dari topik yang dipilih dalam bentuk pertanyaan. Contoh pertanyaan yang dapat dibuat adalah, berapa jam yang kalian habiskan untuk membaca buku dalam sepekan? Buku apa saja yang kalian baca? Hal apa saja yang jadi pertimbangan kalian dalam memilih buku bacaan? d. Tentukan cara pengambilan data. Apakah survey akan dilakukan dengan menyebarkan angket isian atau berupa wawancara. e. Kumpulkan data sesuai dengan cara pengambilan data yang telah dipilih. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 73 Lewat Senyumanf. Olah data yang telah didapat. Siswa dapat mengolah data dengan menggunakan persentase, misalnya berapa persen yang menjawab A, B, atau C. g. Sajikan data kalian dalam bentuk teks eksposisi laporan. Teks disajikan dengan struktur sebagai berikut: 1) Pernyataan pendapat Tuliskan pendapat penulis terhadap topik yang akan dibahas. Sampaikan pula pendapat penulis mengenai alasan pemilihan topik sehingga penting untuk dibahas. 2) Argumen/hasil penelitian Sampaikan hasil penelitian dengan jelas. Penulis juga dapat menampilkan tabel, grafik, atau diagram untuk menunjukkan data yang diperoleh. 3) Penegasan ulang/simpulan Sampaikan simpulan atau penegasan pendapat penulis terhadap hasil yang sudah dibahas. Sumber bacaan lebih lanjut: Hastuti, Dwi. 2019. Keterampilan Menulis Teks Eksposisi (Paper). Surakarta: Universitas Sebelas Maret tersedia di https://osf.io/523kf/ download/?format=pdf diakses pada 19 April 2021 pukul 19.05 Iryana dan Risky Kawasati. Tanpa tahun. Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif. Sorong: Ekonomi Syariah STAIN Sorong tersedia di https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf diakses pada 19 April 2019 pukul 19.11 6. Metode dan aktivitas pembelajaran Pembelajaran kali ini siswa melakukan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang tidak harus diselesaikan pada satu pertemuan, melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Siswa diajak untuk menjawab pertanyan esensial terkait tema yang diberikan guru. b. Siswa menentukan topik penelitian berdasarkan jawaban-jawaban pertanyaan esensial. Siswa diarahkan untuk memilih topik yang ada di sekitar kehidupan mereka. c. Siswa menyusun rancangan rencana proyek yang berisi tujuan penelitian, target responden, daftar pertanyaan, teknik pengambilan data, pembuatan instrumen, dan penentuan jadwal kegiatan. Siswa dapat menggunakan tabel 2.4 pada buku siswa untuk merancang hal tersebut. 74 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xd. Siswa melakukan pengumpulan data dengan menggunakan instrumen yang telah disusun (angket/wawancara). e. Siswa mengolah data yang didapat menjadi sebuah teks eksposisi laporan atau infografik. f. Siswa mendapat masukkan terkait isi dan teknis penulisan dari guru. g. Siswa merevisi tulisannya sesuai masukkan yang diberikan guru. h. Siswa memajang hasil tulisannya di meja agar siswa lain dapat memberi masukkan atau komentar. i. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait proyek yang sudah dikerjakan. j. Siswa bertanya atau menyampaikan pendapat. k. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. l. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum Sering kali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf. Siswa pun mendapatkan umpan balik atau masukan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa Guru dapat mengatur kelompok sedemikian rupa sehingga siswa yang membutuhkan bimbingan khusus dapat dibantu oleh temannya yang memiliki kemampuan lebih baik dalam materi yang dipelajari. 9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan. Label kertas tersebut kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru. 10. Penilaian a. Jenis: Non tes b. Bentuk: Penilaian proyek c. Instrumen: Daftar cek d. Rubrik: PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 75 Lewat SenyumanNo Tahapan Ya Tidak 1 Perencanaan 10 a. Menentukan tujuan b. Menyiapkan alat c. Menyiapkan bahan 2 Pengumpulan data 10 c. Mencatat hasil pengamatan d. Data sesuai dengan hasil pengamatan 3 Pengolahan data 1 0 Mengelaborasikan data yang didapat dengan sumber lain yang terpercaya 4 Penyajian data 1 0 c. Membuat laporan dalam bentuk teks eksposisi/ infografik d. Mempresentasikan hasil penelitian Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 8]) 100 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan dengan teks yang dibuat siswa. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengubah teks eksposisi hasil penelitian ke dalam bentuk infografik atau wahana lainnya. Pembelajaran V 1. Tujuan pembelajaran Membuat teks anekdot dalam bentuk komik potongan (comic strip) berdasarkan informasi yang akurat dari hasil penelitian sederhana untuk dipublikasikan di media cetak maupun digital. 2. Apersepsi Mengajak siswa mengenal dan mengambil pelajaran dari maestro komik Indonesia, R. A. Kosasih. Guru juga dapat memperkenalkan karya-karya yang tidak kalah dengan komik superhero dari luar negeri. Tautan berita: https://gaya.tempo.co/read/419925/r-a-kosasih- legenda-bapak-komik-indonesia/full&view=ok 3. Pemantik Mengajak siswa untuk mengubah komik pada kegiatan pemantik sebelumnya menjadi cerita berbentuk paragraf. 76 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X4. Media Pembelajaran a. Buku komik b. Kliping komik potongan dari berbagai media c. Internet 5. Materi pembelajaran Selain dalam bentuk tulisan atau lisan, anekdot juga dapat disampaikan melalui grafis atau gambar, salah satunya melalui komik. Di bagian sebelumnya, siswa sudah melihat beberapa contoh komik yang memuat unsur humor sekaligus kritik. Ada berbagai jenis komik, salah satu yang sering digunakan adalah komik potongan atau comic strip. Komik ini biasanya terdiri atas empat panel (dapat kurang atau lebih) bukan berbentuk buku. Panel adalah satu bingkai atau kotak pada komik yang berisi satu adegan saja. Pada kegiatan sebelumnya, siswa sudah melakukan penelitian sederhana dan menuangkannya dalam bentuk teks eksposisi laporan. Gunakanlah hasil penelitian tersebut sebagai bahan untuk menyampaikan kritik sosial dalam bentuk komik potongan. Ikutilah langkah-langkah berikut untuk membuat komik potongan. a. Tentukanlah cerita yang akan kalian tuangkan dalam komik tersebut. Contoh: Penggunaan Masker untuk Semua Pada suatu hari seorang ibu dan anaknya yang masih kecil pergi berbelanja ke toko buku untuk membeli perlengkapan prakarya. Tiba- tiba sang anak melihat petugas razia masker. Semua pengunjung pasar harus menggunakan masker karena sedang terjadi penyebaran virus yang berbahaya. Pada saat itu, sang ibu sudah memakai masker tetapi sang anak tidak. Ia berpikir bahwa masker hanya wajib digunakan oleh orang dewasa. Namun, sang anak menimpali, “memangnya virus tidak menyerang anak kecil?” Sang ibu pun mencari cara agar anaknya tidak di razia. Saat melihat isi tas belanjaan mereka, sang ibu pun mendapat ide untuk menggunakan solatip sebagai masker untuk anaknya. Ia berpikir bahwa itu adalah ide yang solutif. Ketika mereka bertemu petugas razia, petugas razia kaget dan menegur ibu tersebut. Petugas menyampaikan bahwa masker wajib dipakai oleh orang dewasa maupun anak-anak b. Ubahlah cerita yang siswa miliki ke dalam naskah komik. Karena panel yang akan digunakan terbatas, maka siswa harus memilih adegan- adegan inti dalam cerita tersebut. c. Buatlah sketsa gambar. Siswa dapat menggambar sendiri komik yang akan dibuat. Siswa juga dapat menggunakan foto-foto sendiri yang gerakannya disesuaikan dengan rencana naskah yang dibuat. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 77 Lewat Senyumand. Setelah yakin dengan sketsa yang telah dibuat, siswa dapat menebalkan dan mewarnai sketsa itu hingga menjadi komik yang utuh. 6. Metode dan aktivitas pembelajaran Pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan gallery walk melalui langkah- langkah sebagai berikut. a. Guru mengajak siswa menelaah berbagai infografis atau teks eksposisi hasil penelitian yang disajikan sebagai stimulus bagi siswa untuk membuat teks anekdot. b. Siswa membuat komik potongan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada buku siswa c. Guru memberikan masukkan terkait hasil karya siswa. d. Siswa merevisi komik sesuai masukkan yang diberikan guru. e. Siswa memajang hasil karyanya agar siswa lain dapat memberi masukkan atau komentar. f. Siswa diberi apresiasi oleh guru terkait latihan yang sudah dikerjakan. g. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menyampaikan pendapat. h. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. i. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan umum (pilihan) Seringkali siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan proses pembuatan draf dan mendapatkan umpan balik atau masukkan dari guru dan temannya untuk memperbaiki tulisannya sebelum dikumpulkan menjadi naskah akhir. 8. Panduan penanganan pembelajaran terhadap berbagai level siswa Kegiatan gallery walk memberikan kesempatan kepada seluruh siswa tanpa terkecuali untuk memamerkan karya mereka. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Guru dapat memberikan apresiasi khusus bagi siswa tertentu yang memiliki kepercayaan diri yang kurang. 9. Pemandu aktivitas refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pembelajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 0 – 100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. Siswa juga dapat menggunakan label kertas untuk menuliskan hasil refleksinya terhadap kegiatan untuk kemudian ditempelkan di sebuah karton/bidang khusus yang disediakan guru 78 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X10. Penilaian Pernyataan Ya Tidak Penulisan judul diawali dengan huruf kapital kecuali pada kata depan 1 0 Judul tidak diakhiri dengan tanda titik 10 Teks memuat orientasi 10 Teks memuat komplikasi 10 Teks memuat evaluasi 10 Informasi yang disampaikan bersifat objektif atau sesuai dengan data 1 0 Kritik disampaikan dengan bahasa yang santun 10 Gambar menarik dan sesuai dengan pesan yang disampaikan 10 Total 8 0 Nilai = ((Jumlah nilai yang didapat)/(Nilai maksimal: 8) 100 11. Kunci jawaban Jawaban disesuaikan teks yang dibuat siswa 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat mengirimkan hasil karyanya ke berbagai media baik cetak maupun elektronik. Siswa juga dapat menerbitkan komiknya dalam bentuk anotologi komik kelas atau sekolah sehingga dapat bernilai ekonomis. Pembelajaran VI 1. Tujuan Pembelajaran Menampilkan lawakan tunggal (stand up comedy) sebagai sarana menyam- paikan kritik terhadap fenomena yang terjadi dengan memperhatikan kesantunan dalam berbicara maupun bersikap. 2. Apersepsi Siswa diajak untuk menonton beberapa lawakan tunggal. 3. Pemantik Menantang siswa untuk menampilkan teks anekdot yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Internet c. Gawai PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 79 Lewat Senyuman5. Materi Pembelajaran Cara menyusun naskah lawakan tunggal Kali ini kalian akan membuat naskah lawakan tunggal. Sebelum membuatnya, pahamilah beberapa istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal berikut. 1. Set up Set up merupakan bagian tidak lucu yang berperan sebagai pengantar lelucon yang disampaikan. Bagian ini biasanya berisi informasi. Pada teks anekdot, set up berfungsi sama dengan krisis. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. 2. Punch Punch atau punchline merupakan bagian yang mengandung unsur humor dan seharusnya mengundang tawa penonton. Pada bagian ini, komika menyajikan kejutan atau reaksi terhadap set up yang diberikan. Punch disebut juga sebagai pembelok pikiran penonton karena berisi sesuatu yang di luar kewajaran atas set up yang diberikan. Pada teks anekdot, punch berfungsi sama dengan reaksi. Contoh: Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. 3. Bit Sepasang kesatuan set up dan punch yang membahas satu subtema disebut dengan bit. Sebuah naskah terdiri dari beberapa bit yang saling berkaitan. Bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal. Contoh: Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. 4. Rule of three Rule of three merupakan sebuah cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian tiga hal atau contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga berupa hal yang lucu atau punch. Contoh ketiga berisi hal yang tidak terduga, tetapi tetap masih berkaitan dengan contoh sebelumnya. Contoh: Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” (Disarikan dari berbagai sumber) 80 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XAdapun hal yang perlu diperhatikan saat kalian menampilkan lawakan tunggal adalah kesantunan dalam berbahasa. Meskipun anekdot atau lawakan tunggal mengandung unsur kritik, kritik yang disampaikan harus santun tanpa menggunakan kata-kata kasar. Penggunaan kata “maaf” atau “permisi” tidak dilarang dalam menyampaikan lawakan tunggal, terlebih saat akan mengkritik orang yang ada di depan kita. Selain itu, kritik yang disampaikan harus berdasarkan fakta yang valid agar kritik dapat lebih diterima oleh pihak yang dikritik atau audiensi. Kesantunan dalam berpakaian dan bersikap pun harus diperhatikan saat kalian ingin menampilkan lawakan tunggal. Gunakanlah pakaian yang sopan, tetapi tetap nyaman. Gunakanlah gestur atau gerak tubuh yang tidak membuat orang lain memikirkan sesuatu yang kurang baik. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran a. Siswa mempelajari istilah yang terdapat dalam naskah lawakan tunggal. b. Siswa diberi rambu-rambu terkait video lawakan tunggal yang pantas untuk dibuat. c. Siswa diarahkan untuk mencari referensi contoh-contoh video lawakan tunggal dari berbagai sumber. d. Siswa diminta menyusun naskah lawakan tunggal. e. Siswa menampilkan lawakan tunggal yang dibuat. f. Selama presentasi, siswa diminta juga untuk mengamati cara presentasi temannya secara umum. g. Guru memberi apresiasi dan membahas sekilas tentang cara presentasi yang dilakukan oleh siswa. h. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya terkait pelajaran hari ini. i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini. j. Guru menutup pembelajaran. 7. Kesalahan Umum a. Sering kali siswa tidak dibekali keterampilan teknis agar dapat bericara di depan umum. b. Guru tidak memberi arahan atau rambu terkait video yang harus dibuat oleh siswa. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Gurusebaiknyasudahmemilikicatatanterkaitkarakterdankemampuan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen penilaian diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajarnya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. c. Jika tidak memungkinkan latihan secara individu, siswa diarahkan untuk melakukan latihan secara berpasangan atau kelompok kecil. PANDUAN KHUSUS Bab 2 Mengungkapkan Kritik 81 Lewat Senyumand. Pilihan penggunaan media presentasi dapat diberikan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki siswa. 9. Pemandu Aktivitas Rrefleksi Siswa diminta melakukan penilaian antarteman. 10. Penilaian a. Jenis: Nontes b. Bentuk: Tes unjuk kinerja c. Instrumen: Tugas dan rubrik penilaian 1) Tugas Tampilkanlah naskah lawakan tunggal yang telah kalian buat! 2) Rubrik penilaian penampilan lawakan tunggal Tabel 2.6 Rubrik penilaian penampilan lawakan tunggal No. Aspek Nilai dan Kriteria Penilaian Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 1 Sistematika Materi Materi Materi Materi presentasi presentasi Presentasi Presentasi di- Presentasi di- disajikan disajikan sajikan secara sajikan secara secara runtut. secara runtut, kurang runtut tidak runtut tetapi kurang dan tidak dan tidak sistematis. sistematis. sistematis. 2 Penggunaan Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang Bahasa yang bahasa digunakan digunakan digunakan digunakan sangat mudah cukup mudah agak sulit sangat sulit dipahami. dipahami. dipahami. dipahami. 3 Ketepatan Intonasi tepat Intonasi Intonasi Intonasi tidak intonasi dan dan artikulasi kurang kurang tepat tepat dan kejelasan jelas. tepat, tetapi dan artikulasi artikulasi artikulasi artikulasi jelas. kurang jelas. tidak jelas. 4 Kesantunan Mengguna- Mengguna- Mengguna- Mengguna- dalam kan bahasa kan bahasa kan bahasa kan bahasa berbicara dan sikap yang santun, yang kurang dan sikap dan bersikap yang santun. tetapi sikap santun, tetapi yang kurang kurang santun. sikap santun. santun. Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 16]) 100 11. Kunci Jawaban Jawaban disesuaikan dengan kemampuan siswa. 12. Kegiatan Tindak Lanjut Siswa dapat diminta untuk mengamati cara presentasi para tokoh publik maupun para pembawa acara melalui media yang ada. Siswa dapat diminta melakukan penilaian antarteman untuk memilih penyaji terbaik. 82 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021 BAB 3Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Penulis: Sefi Indra Gumilar & Fadillah Tri Aulia ISBN: 978-602-244-323-0 MENYUSURI NILAI DALAM CERITA LINTAS ZAMAN Lembaran manuskrip Hikayat Bayan Budiman, ditulis tahun 1223 H/1808 M, dikutip dari koleksi British Library, Oxford University Press (1977) Gambaran Umum: Setelah mempelajari struktur teks hikayat dan kaidah-kaidah yang digunakan dalam menulis teks hikayat, siswa mampu mengidentifikasi karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Siswa pun dapat menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat untuk membuat cerita pendek.A. Gambaran Umum Setelah mempelajari Menyimak hikayat yang dibacakan struktur teks oleh orang lain untuk memahami dan hikayat dan menganalisis pesan dalam teks narasi kaidah-kaidah berbentuk hikayat. yang digunakan dalam menulis Membaca untuk menilai dan mengkritisi teks hikayat, karakterisasi serta plot pada hikayat dan siswa mampu cerpen. Mengaitkannya dengan nilai-nilai mengidentifikasi kehidupan yang berlaku pada masa lalu dan karakteristik sekarang. hikayat dan nilai-nilai yang Menggunakan kaidah-kaidah bahasa yang terkandung dalam digunakan dalam hikayat dan cerpen. hikayat. Siswa pun dapat menggunakan Menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan nilai-nilai yang atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan terkandung dalam secara logis, kritis, dan reflektif dalam hikayat untuk membuat cerita bentuk teks fiksi dan mempublikasikannya di media cetak maupun digital pendek. Menyajikan teks narasi dalam bentuk monolog secara runut dan kreatif. 84 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XB. Skema Pembelajaran Saran Periode Pembelajaran: 6 x pertemuan (dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, khususnya peserta didik) Tujuan Pembelajaran Pokok Kosakata Alternatif Sumber Sumber tiap Subbab Materi Belajar Belajar yang Metode dan Utama Pendukung Ditekankan Aktivitas Menyimak hikayat • Ide pokok Sebermula, Naskah • Buku • KBBI dan yang dibacakan oleh dan hubaya- kooperatif siswa tesaurus orang lain untuk ide rinci hubaya, (Coopera- daring memahami dan tive script) • KBBI menganalisis pesan • Kata arkais hatta, • Laman dalam teks narasi apatah • Tesaurus badan berbentuk hikayat. bahasa Kemen- dikbud Membaca untuk • Karakteri- Penomoran Buku siswa Laman menilai dan sasi pada berpikir Bahasa badan mengkritisi hikayat dan bersama Indonesia bahasa karakterisasi dan cerpen (Numbered- Kelas X Kemen- plot pada hikayat head dikbud dan cerpen serta • Plot pada together) mengaitkannya hikayat dan dengan nilai-nilai cerpen kehidupan yang berlaku pada masa • Nilai- lalu dan sekarang. nilai yang terkan- dung dalam hikayat Memahami kaidah- • Konjungsi Konjungsi Tiga menit Buku Siswa • PUEBI urutan ulas (Three- kaidah bahasa yang urutan waktu minute Bahasa • Laman review) Indonesia rumah digunakan dalam waktu Kelas X belajar menulis teks hikayat • Majas Kemen- dan cerpen. dikbud Menulis gagasan, Peta konsep Peta konsep Buku Siswa Bahasa pikiran, pandangan, Indonesia Kelas X arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan reflektif dalam bentuk teks fiksi dan mempublikasikannya di media cetak maupun digital Menyajikan teks Sistematika • Presentasi Buku Siswa narasi dalam bentuk penyajian video Bahasa monolog secara cerita lisan Indonesia runut dan kreatif. • Drama Kelas X • Wayang PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 85 Lintas ZamanC. Panduan Pembelajaran Pembelajaran I 1. Tujuan Pembelajaran Menyimak hikayat yang dibacakan oleh orang lain untuk memahami dan menganalisis pesan dalam teks narasi berbentuk hikayat. 2. Apersepsi Menggali pengetahuan awal siswa terkait materi cerpen yang pernah dipelajari dan mengaitkannya dengan hikayat. Siswa diajak untuk merumuskan pengertian hikayat dari beberapa sumber informasi yang diberikan. 3. Pemantik Mengajukan pertanyaan pemantik yang terdapat pada awal bab sebagai berikut. 1. Apa yang kalian ketahui tentang hikayat? 2. Apa yang dimaksud dengan nilai dalam hikayat? 3. Apa yang membedakan hikayat dengan cerpen? 4. Media Pembelajaran a. Buku siswa b. Laptop/telepon pintar yang dapat menyimpan rekaman suara c. Laman Badan Bahasa Kemendikbud 5. Materi Pembelajaran a. Pengertian Hikayat Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, mene- ruskan, dan melukiskan (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Sastra hikayat adalah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, unsur rekaan merupakan ciri yang menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk prosa yang panjang (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9). Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Prosa berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Prosa dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hikayat). 86 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas Xb. Penggunaan Kata Arkais dalam Teks Hikayat Hikayat sebagai teks sastra lama menggunakan kata-kata arkais di dalamnya. Kata arkais adalah kata yang sudah tidak lazim digunakan pada saat ini. Hal ini tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam cerita pendek yang lebih populer. Contoh kata-kata arkais: syahdan, sebermula, hubaya-hubaya, hatta, apatah, sahaja, dan berjaya. 6. Metode dan Aktivitas Pembelajaran Pembelajaran menggunakan metode cooperative script (naskah kooperatif) dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Siswa membentuk kelompok berpasangan b. Siswa menyimak teks “Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak” dan mengisi tabel yang terdapat pada buku siswa dan membuat ringkasan. c. Siswa dibimbing guru menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar d. Pembicara membacakan isian tabel dan ringkasan, sedangkan pendengar menyimak/mengoreksi apa yang disampaikan pembicara. e. Siswa bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar jadi pendengar dan sebaliknya. f. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kendala yang dihadapi saat menyimak teks hikayat g. Siswa menjawab pertanyaan pada kegiatan 2 dan membahasnya bersama guru. h. Beberapa perwakilan siswa menyampaikan hasil analisisnya dan siswa lain menanggapi i. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran j. Penutup 7. Kesalahan umum a. Guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak teks. Akan tetapi, meminta siswa langsung membaca teks yang ada pada buku siswa. b. Guru tidak memotivasi siswa untuk bertanya atau berpartisipasi sehingga siswa tertentu saja yang aktif. 8. Panduan Penanganan Pembelajaran terhadap Beragam Karakteristik Siswa a. Guru sebaiknya sudah memiliki catatan terkait karakter dan kemampuan atau pengalaman siswa. Guru dapat menggunakan instrumen asesmen diagnosis kognitif dan nonkognitif yang diterbitkan oleh Kemendikbud. b. Kelompok siswa diatur agar heterogen. Siswa yang kecepatan belajar- nya tinggi dapat membantu siswa yang kurang cepat dalam belajar. PANDUAN KHUSUS Bab 3 Menyusuri Nilai dalam Cerita 87 Lintas Zaman

9. Pemandu Aktivitas Refleksi Siswa diminta untuk menjawab secara lisan mengenai kegiatan pem- belajaran hari ini. Guru dapat memberikan skala 10–100 yang dapat dipilih siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi maupun aktivitas yang telah dilakukan. 10. Penilaian a. Jenis: Tes b. Bentuk: Tes tulis c. Instrumen: Uraian Setelah menyimak Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak jawablah pertanyaan berikut. Kalian dapat meminta teman untuk membacakan hikayat tersebut sekali lagi agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik. 1) Berdasarkan penggalan cerita pada Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak berikut, sifat Datu Mabrur apakah yang hendak disampaikan penulis kepada pembaca? Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur ombak, angin, gelombang dan badai topan. 2) Bagaimana perasaan Ikan Todak saat muncul ke permukaan dan memperkenalkan dirinya kepada Datu mabrur? 3) Apakah kalian setuju dengan sikap Raja Ikan Todak yang menyerang Datu Mabrur? Setuju Tidak setuju Alasan: ___________________________________________________________________________ 4) Tentukan apakah pernyataan berikut ini benar atau salah. Benar Salah a. Datu Mabrur ingin memiliki pulau yang dapat ia tinggali dan kuasai b. Datu Mabrur dapat mengatasi serangan Ikan Todak c. Ikan Todak menyerang Datu Mabrur karena telah sengaja menyakiti pasukannya d. Sa-ijaan berarti saling membantu. e. Proses munculnya daratan baru dari dasar laut terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari. 5). Bagaimana hubungan pesan moral yang disampaikan dengan kondisi masyarakat pada saat ini? 88 Buku Panduan Guru Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X