A. –B.Jawaban:Gaya bahasa yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah anafora, hiperbola, danpersonifikasi.1.Gaya bahasa anaforaa.Sering kami bertatapan, diam dan lama, saling menyelidik, saling membayangkan, salingmengandaikan, dan saling tertarik.b.”Begitu besar cinta, begitu singkat waktu, begitu besar kecewa, lalu tidak ada hal selainmenunggu pertandingan berikutnya, lalu bergembira lagi.2.Gaya bahasa hiperbolaHatiku tunggang langgang jika berdekatan dengan perempuan yang menggetarkan itu.3.Gaya bahasa personifikasiDua butir kelereng biru berbinar-binar, melontarkan kesan: terima kasih atas pertanyaan itu,Amigo!Catatan untuk Guru:Jawaban setiap peserta didik berbeda. Peserta didik menentukan gaya bahasa atau majas yangterdapat pada kutipan novel yang disajikan. Guru dapat memberikan penilaian terhadap pemahamanpeserta didik melalui analisis gaya bahasa atau majas dalam kutipan novel yang dibaca. 59Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII1.Jawaban:Tema adalah gagasan utama yang menjiwai keseluruhan cerita.2.Jawaban:Jenis-jenis alur sebagai berikut.a.Alur progresif (maju)b.Alur sorot balik (mundur)c.Alur campuran (maju mundur)3.Jawaban:Unsur-unsur ekstrinsik dalam novel sebagai berikut.a.Biografipengarangb.Situasi dan kondisic.Nilai-nilai dalam cerita4.Jawaban:Gaya bahasa berfungsi sebagai sarana pengarang untuk mencapai keindahan dalam karya sastra.5.Jawaban:Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan berlebihan dari kenyataan.E.Perancangan Novel atau NoveletCatatan untuk Guru:Hasil rancangan penulisan novel atau novelet setiap peserta didik berbeda-beda. Hasil karya tersebutsesuai dengan pengalaman setiap peserta didik.–1.Jawaban:Novel dapat disusun berdasarkan pengalaman, perasaan, atau imajinasi.2.Jawaban:Tokoh protagonis adalah tokoh mempunyai karakter baik dan terpuji, sedangkan tokoh antagonismempunyai karakter jahat yang menentang protagonis.3.Jawaban:Sebelum menentukan alur cerita dalam novel, terlebih dahulu mengurutkan peristiwa-peristiwa dalamnovel.4.Jawaban:Panuti Sudjiman membagi lima teknik pencitraan, yaitu teknik penceritaan antara lain teknikpemandangan, teknik adegan, teknik montase, teknik kolase, dan teknik asosiasi.5.Jawaban:Pemberian judul harus disesuaikan dengan tema maupun garis besar isi novel atau novelet. 60Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII1.Jawaban:bPenggalan novel tersebut merupakan unsurintrinsik berupa latar. Penggalan novel tersebutmenggambarkan tempat, waktu, dan suasana.Latar tempat terjadi di rumah Eyang Wira yangterletak di sebuah pedukuhan kecil. Latar waktuditunjukkan pada malam hari. Latar suasanaditunjukkan oleh suasana sepi. Jadi, jawabanyang tepat terdapat pada pilihan jawabanb. Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document End of preview. Want to read all 135 pages? Upload your study docs or become a Course Hero member to access this document
PilihIah jawaban yang paling tepat!
“Salahkah menurut pendapatmu, kalau menyembahTuhan di dunia?”tanya Haji Saleh. “Tidak. Kesalahan engkau karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka kucar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara, semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikit pun. Kalimat tema yang sesuai dengan kutipan dialog di atas adalah . . . . (Ebtanas 2000/2001)
Pembahasan: Tema penggalan novel Robohnya Surau Kami adalah kita semua harus beramal di samping beribadah. Jadi, tidak dibenarkan bila taat bersembahyang, tetapi mengabaikan tanggung jawabnya terhadap kehidupan anak istri. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kita atau manusia itu hidup berkaum dan bersaudara sehingga sudah sepantasnyalah bila kita beramal terhadap sesama.
Dikutip dari Salah PiIih Karya Nur Sultan Iskandar Watak tokoh gadis dalam kutipan novel tersebut adalah….
Pembahasan: Watak lembut, tetapi periang tokoh gadis terlihat pada pilihan kata mata bersinar, alis tebal, wajah bundar kemerahan, rambut yang panjang, warna dan bahan pakaiannya.
“Tak bisa kurang sedikit?” “Tentu saja bisa, Mister. Dalam perdagangan, seperti Tuan maklum, harga bisa damai. Apalagi Mister pencinta benda seni!” Tammy tak mendengarkan lebih lanjut, dengan tangkas ia bangkit kemudian ke belakang. Dia menulis sepucuk surat untukTuan Wahyono, ahli keramik sebelah rumah. Dia suruh pelayannya cepat mengantarkan surat itu. “Aku minta bantuan Tuan Wahyono untuk menilai harga teko ini. Dia adalah ahli keramik. Rumahnya di sebelah itu,” ujar Tammy setelah kembali duduk di dekat tamunya. Amanat yang paling menonjol dan penggalan cerpen tersebut adalah . . . . (Ebtanas 2000/2001) a. Dalam berdagang tidak boleh memberikan harga mati. b. Sebaliknya serahkanlah suatu urusan kepada orang yang ahli. c. Kita harus menjalin hubungan baikdengan tetangga yang mempunyai keahlian. d. Menjadi pesuruh harus taat dan cekatan dalam bekerja. e. Surat dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan tetangga. Pembahasan: Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalul karya sastranya. Amanat yang paling menonjol dan penggalan cerpen tersebut adalah sebaiknya serahkanlah suatu urusan kepada orang yang ahli. Dalam penggalan cerpen tersebut, amanat ini tersirat pada tindakan Tammy ketika minta bantuan Tuan Wahyono, tetangganya yang ahli keramik, menilai harga sebuah teko lewat surat.
Dari : Ibuku Laut Berkobar Karya: Abidah El Khalieqy, Titian lilahi Press, 1999 Pada kutipan cerpen tersebut pengarang menggunakan pusat pengisahan….
Pembahasan: Dalam cerpen tersebut di atas pengarang menggunakan kata aku sebagai tokoh utama. Jadi, pengarang turut serta mengambil bagian dalam cerita.
Pembahasan: Unsur intrinsik dalam suatu karya sastra terdiri atas tema, plot/alur, penokohan, pusat pengisahan (sudut pandang/point of view), latar/setting.
Dikutip dari “Kisah dalam Kereta Api” Karya M. Alwan Tafsiri Metode yang digunakan pengarang untuk memaparkan watak tokoh dalam kutipan cerpen tersebut adalah…. a. analitik b. dramatik c. dialog d. tidak langsung e. pilihan nama Pembahasan: Metode yang digunakan pengarang untuk memaparkan watak tokoh dalam kutipan tersebut adalah metode analitik yaitu pengarang secara langsung memaparkan watak tokoh dengan jalan menyebutkan sifat-sifatnya.
Kalau beberapa tahun yang lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah barat, maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi. Dan di pelataran kiri surau itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkat ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sesudah bertahun-tahun ia sebagai garis, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya kakek. A.A. Navis, Robohnya Surau Kami Latar penggalan cerpen di atas adalah … . (Ebtanas 2000/2001)
Pembahasan: Latar penggalan cerita tersebut adalah di kota kecil, latar ini terlihat jelas pada penggunaan alinea pertama penggalan tersebut.
Penggalan cerita tersebut menggambarkan pusat pengisahan yang seperti di bawah ini….
Pembahasan: Penggalan cerita di atas menggambarkan tokoh yang terlibat langsung atau sudut pandang tokoh. Hal itu terbukti dari kata aku yang selalu disebutkan oleh pengarang.
“Mana yang kebakaran Pak?” “Bukan kebakaran!” “Ada apa?” “Ada orang mau bunuh din!” “Di mana?” “Tuh.” Syadan, di ketinggian tingkat 17, tampaklah jendela yang terbuka itu menganga. Setting/latar kutipan cerpen di atas adalah….
Pembahasan: Setting/latar tenjadinya penistiwa dalam cerpen di atas adalah di sebuah hotel tingkat ke-17, tampak pada kalimat terakhir kutipan tersebut.
Waktu Holil anak Haji Zainuri sunat, aku masih amat kecil. Di kotaku belum ada listrik. Apalagi radio dan bioskop. Hiburan satu-satunya bagi anak-anak kecil di waktu sore hari ialah menonton orang memasang lampu petromaks yang dikerek di setiap perempatan jalan dan memburu-buru gangsir atau laron bilamana musimnya tiba. Sumber: Cerpen “Sunat” oleh Jajak M.D. Unsur ekstrinsik yang ingin ditonjolkan dan penggalan cerpen tersebut adalah latar belakang….
Pembahasan: Penggalan cerpen tersebut menonjolkan unsur ekstrinsik latar belakang sosial masyarakat. Masyarakat yang pada zaman itu belum memiliki jaringan listrik sehingga hiburan bagi anak-anak pun masih sangat terbatas.
Dalam perjalanan pulang, Bapak Hakim yang Mulia berkata pada sopirnya. “Bayangkanlah betapa seseorang harus kehilangan kedua matanya demi keadilan dan kebenaran. Tidakkah aku sebagai hamba hukum mestinya berkorban Iebih besar lagi?” Dari penggalan cerpen tersebut, unsur ekstrinsik yang dilukiskan adalah….
Pembahasan: Penggalan cerpen di atas melukiskan unsur ekstrinsik yang berupa latar belakang penciptaan. Cerpen itu muncul dikarenakan keadilan dan kebenaran yang tidak ditegakkan pada zaman itu bahkan oleh hamba hukum itu sendiri. Jadi, cerpen itu sebagai alat untuk mengkritik keadaan masyarakat waktu itu.
“Baik. Itu tandanya bahwa kawan-kawanmu menghormatimu. Barangkali karena kau termasuk anak yang pandai di kelas. Atau karena mereka tidak atau belum memperhatikan hal itu. Biasanya kanak-kanak cepat mengetahui kekurangan-kekurangan orang lain. Tetapi mereka juga cepat melihat mana-mana yang patut disenangi maupun dibenci.” Padang Ilalang di Belakang Rumah, Nh. Dini Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….
Pembahasan: Pelukisan reaksi tokoh lain mi terlihat dan kalimat Barangkali karena kau termasuk anak yang pandai di kelas.
Bekisar Merah oleh Ahmad Tohari Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….
Pembahasan: Pelukisan jalan pikiran dan perasaan itu terlihat dan kalimat .. . sebuah kejujuran . . . terus mengepung jiwa dan Kanjat merasa dirinya selalu diburu.
Keberangkatan oleh Nh. Dini Melalui penggalan cerpen tersebut dapat diketahui bahwa pengarang melukiskan perwatakan dengan cara pelukisaan….
Pembahasan: Penggalan cerpen tersebut menggunakan pelukisan watak bentuk lahir tokoh, yaitu badannya ramping dan tegap serta rambutnya panjang coklat terurai.
Barangkahi waktu itu mereka beranggapan bahwa aku perlu dihibur. Karena aku baru pindah ke mari sesudah keretakan mahligai harapanku dengan Monang. Ah, Monang. Namamu begitu gemilang, artinya “kemenangan”. Tetapi dalam pembinaan cinta kita, kau begitu kalah. Dan menyeretku ke dalam jurang kekalahanmu. Namun aku tak membencimu. Tak pernah, Monang. Karena kutahu bahwa yang paling menderita akibat kekalahanmu sendiri tak lain dari kau. Raumanen oleh Marianne Katoppo Perwatakan dalam penggalan novel tersebut dilukiskan dengan cara pelukisan….
Pembahasan: Penggalan novel tersebut menggunakan pelukisan watak melalui reaksi pelaku terhadap peristiwa atau masalah yang sedang dihadapinya. Walaupun hubungan cintanya dengan Monang gagal, pelaku (Raumanen) tidak merasa benci terhadap Monang.
Dalam penggalan cerpen tersebut nilai yang akan disampaikan oleh pengarang adalah nilai….
Pembahasan: Nilal yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut yaitu nilai moral. Guru adalah pendidik yang menjadi panutan siswanya.Oleh karena tu, guru harus memberikan contoh yang baik dan tidak melakukan perbuatan yang merusak citranya sebagai pendidik.
Nilai moral yang terkandung dalam kutipan di atas adalah . . . (Ebtanas 2000/2001)
Pembahasan: Nilal moral yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah orang yang berusaha menjaga harga dirinya. Si Aku dalam kutipan tersebut berusaha melepaskan diri dan perbuatan tidak senonoh yang akan dilakukan oleh seorang laki-laki kepada dirinya.
Panggalan cerpen tersebut menyiratkan nilai….
Pembahasan: NiIai yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah nilai kemanusiaan. Nilai tersebut yaitu adanya perasaan kasihan dan iba terhadap orang lain walaupun orang itu telah melakukan suatu kesalahan.
(Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohani) Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah . .. . (Ebtanas 2000/2001)
Pembahasan: Nilai moral yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut adalah rakyat kecil sangat menghormati pejabat. Hal ini dapat dilihat ketika Si aku membutuhkan seseorang untuk menjaga neneknya yang sudah renta. Ternyata semua orang atau rakyat bersedia menemaninya atau memenuhi keinginannya. Hal itu membuktikan betapa orang atau rakyat itu sangat menghormati seorang yang memiliki jabatan.
Cit . . . auw. Tubuhku terpental beberapa meter setelah berciuman dengan sebuah bodi kijang super. “Tabrakan . . . tabrakan Orang-orang berlarman ke arahku. Badanku ngilu-ngilu terbanting ke aspal. Mataku berkunang-kunang. Mungkin gagar otak sedikit. Kupaksakan juga untuk berdiri. Aku tak mau jadi korban tabrak Iari. Cepat kutangkap tangan orang yang mau keluar dan mobil itu. Mampus. Mobil sudah terkepung. Orang-orang pasar memang terkenal solidernya. Nilai yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah nilal….
Pembahasan: Nilal sosial kemasyarakatan yang ada dalam cerpen tersebut yaltu menolong orang yang membutuhkan (tolong-menolong dalam kebaikan). Jawablah soal-soal berikut!
Jawaban: Unsur ekstrinsik adalah unsur penciptaan karya sastra yang berada di luar tubuh karya sastra.
Jawaban: Yang termasuk unsur ekstrinsik yaitu sejarah penciptaan, latar belakang penciptaan, sejarah pengarang, dan kondisi sosial ekonomi pengarang. Trem penuh sesak dengan orang, keranjang-keranjang, tong kosong dan berisi kambing dan ayam. Hari panas, dan orang dan binatang keringatan. Trem bau keringat dan terasi. Ambang jendela penuh dengan air Iudah dan air sirih, kemerah-merahan seperti buah tomat. (Idrus) Unsur ekstrinsik apakah yang tampak dalam penggalan cerpen di atas? Jawaban: Unsur ekstrinsik yang tampak yaitu kondisi sosial ekonomi pengarang. Pengarang dapat menggambarkan keadaan trem kelas ekonomi dengan baik, hal ini dapat menjadi simbol bagaimana keadaan sosial ekonomi pengarang tersebut.
“Bapak sudah banyak makan asam garam. Hidup ini memang sering menimbulkan kekecewaan, atau bahkan kesia-siaan. Tapi hadapi saja dan kerjakan suatu rencana yang lebih baik. Bangunlah dari impian yang berantakan dan hadapi kenyataan berat dalam kehidupan ini. Percayalah, Yang Maha Kuasa turut bekerja dalam rencana-Nya itu,” kata pak tua. “Bapak ini juga wayang, seperti kalian bertiga. Wayang kehidupan. Tapi kita dikaruniai akal dan budi, kehendak dan kekuatan dari Yang Maha Kuasa. Kita harus bekerja bersama-Nya kalau ingin selamat,” katanya kemudian dan segera menghilang di antara penonton wayang kulit itu. Sumber Cerpen “Wayang” oleh Y.B. Margantoro Jawaban: Unsur ekstrinsik yang tampak pada cerpen tersebut adalah latar belakang agama/religi pengarang. Pengarang adalah orang yang percaya terhadap keberadaan Tuhan. Ia meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah atas kehendak-Nya.
Tahun 1947, jatuhlah giliranku. Aku baru saja naik kelas enam; kala itu. Bapak baru setengah tahun diangkat menjadi camat. Keadaan kami sangat melarat. Tapi entah bagaimana, aku sudah ingin sekali sunat. Dan ketika keinginanku ini kusampaikan kepada Bapak dan Ibu, ditolak. Tapi kemudian kesempatan bagiku mendatang jua, ketika pada suatu ketika Bapak mendapat undangan untuk menghadiri sunatan dari seorang Iurah. Aku memohon kepada bapak, supaya bapak mengizinkan aku ikut sunat pada Iurah yang segera akan punya hajat itu. Tapi kini masalahnya tidak sesederhana seperti yang ada di benakku. Tidaklah pantas, jika aku hanya di-nunut-kan; apalagi pada Iurah yang menjadi bawahannya. Begitu pendapat bapak. Tapi ibu lain lagi. Ibuku lebih lunak, mengingat kenyataan memang tidak perlu lagi terlalu berpegang pada gengsi … Dan akhirnya, karena kelunakan ibu serta kemauanku yang begitu besar, bapak mengalah. Sumber Cerpen “Sunat” oleh Jajak M.D. Jawaban: Unsur ekstrinsik yang menonjol dalam cerpen tersebut adalah latar belakang biografi pengarang. Pengarang berasal dan keluarga yang kurang mampu walaupun Ia anak seorang camat.
Jawaban: Perwatakan dengan cara pelukisan bentuk lahir pelaku merupakan paparan pelaku dilihat dan segi lahiriah yang meliputi keadaan fisik atau bentuk tubuh, tingkah laku, cara berpakaian, serta apa yang dikenakan atau apa yang dibawanya.
Jawaban: Perwatakan pelukisan watak tokoh melalui pelukisan jalan pikiran dan perasaan adalah pelukisan watak atau karakter tokoh tersebut dilihat dan segi batiniah. Pengarang memperkenalkan watak pelaku melalui pikiran dan perasaan pelaku tersebut.
Banyak perempuan dan anak-anak memenuhi rumah Kartareja. Mereka ingin melihat Srintil dirias. Sepanjang usianya yang sebelas tahun, baru pertama kali Srintil menjadi perhatian orang. Dia tersipu. Terkadang tertawa kecil bila dia mendengar orang berbisik memuji kecantikannya. Mulutnya mungil. Cambang tipis di pipinya menjadi nyata setelah Srintil dibedaki. Alis yang diperjelas dengan jelaga bercampur getah pepaya membuatnya kelihatan seperti boneka. Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari Bagaimanakah pelukisan perwatakan yang dipaparkan dalam penggalan novel tersebut? Jawaban: Perwatakan penggalan novel tersebut dengan cara pelukisan keadaan fisik pelaku. Penggalan novel tersebut memaparkan pakaian, keadaan lahir, dan tata rias tokoh Srintil.
Telegram itu dikirim dari Denpasar. Tanggal kirimnya tadi pagi. Tak salah lagi yang mengirimnya saudara tiriku. Tentu ia bermaksud mengabarkan berita keluarga yang buruk. Ibuku yang tua itu meninggal, lumpuh, atau penyakit-penyakit berat yang lain. Telegram, Putu Wijaya Dilukiskan dengan cara apakah watak tokoh dalam penggalan novel tersebut? Jawaban: Watak pelaku dalam penggalan novel tersebut digambarkan dengan pelukisan reaksi pelaku terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Jawaban: Tokoh aku berwatak pengecut. Untuk membuka telegram yang menurutnya berisi berita keluarga yang buruk tokoh aku perlu menenggak bir dahulu. Tokoh aku tidak berani menghadapi kenyataan yang buruk.
Jawaban: Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra antara lain nilai moral, pendidikan, sosial kemasyarakatan, religius, dan nilai kemanusiaan lain yang bersifat universal.
Jawaban: Karya sastra dapat digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai serta muatan informasi yang lebih dalam kepada pembaca. Pembaca dapat menangkap pesan pengarang dengan membaca karya sastra. Dengan demikian, tercipta komunikasi antara pengarang dengan pembaca.
Dia hampiri ibunya yang masih di atas tikar sembahyang. Ama berdiri dengan sedih di hadapan ibunya. “Mandi, makan, dan barulah boleh jalan,” lambat suara ibunya. Manis muka ibunya dilingkari mukenah putih bersih. Anak Revolusi, M. Balfas Nilai apa yang terkandung dan penggalan cerpen tersebut? Jawaban: Nilai yang terkandung adalah nilai pendidikan. Nilai pendidikan untuk membiasakan hidup teratur, mandi, makan, dan barulah pergi.
Jawaban: Nilai agar manusia selalu ingat kepada Tuhan dalam keadaan apa pun juga, baik senang maupun susah.
Contoh jawaban: Orang jadi lebih terperanjat lagi setelah mendengar yang meninggal itu Hasan—yang biasa mereka panggil sehari-hari Ace, seperti semua orang yang bernama Hasan lainnya di kota kecil kami biasa dipanggil—anak sulung Haji Jake. Orang-orang yang sedang tiduran di rumahnya berkata, “Baru saja kedengaran suaranya lewat di sini,” dan orang-orang yang sedang duduk-duduk di gardu di siang hari Minggu itu buat sekadar menganginkan diri mengurangi sengatan hawa panas dalam rumah mereka, lebih heran lagi, “Baru saja sejam-dua tadi, dia dan sini,” dan mereka ingat Ace pamitan karena katanya perutnya terasa sakit. “lnnalillahi,” kata mereka dan orang-orang tua menambahkan, “Allah Maha Kuasa. Kapan saja dimintanya umat-Nya kembali, tidak ada orang yang bisa menduganya. Coba, baru saja dia duduk-duduk bicara dengan kita di sini, sekarang dia sudah meninggalkan kita semua.” “Balai”, Idrus Ismail dalam Cerita Pendek Indonesia III, Satyagraha Hoerip MOHON MAAF ATAS KESALAHAN TAMPILAN YANG MENGGANGGU KENYAMANAN PENGUNJUNG. ROHMAD |