Tema yang sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah

A. –B.Jawaban:Gaya bahasa yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah anafora, hiperbola, danpersonifikasi.1.Gaya bahasa anaforaa.Sering kami bertatapan, diam dan lama, saling menyelidik, saling membayangkan, salingmengandaikan, dan saling tertarik.b.”Begitu besar cinta, begitu singkat waktu, begitu besar kecewa, lalu tidak ada hal selainmenunggu pertandingan berikutnya, lalu bergembira lagi.2.Gaya bahasa hiperbolaHatiku tunggang langgang jika berdekatan dengan perempuan yang menggetarkan itu.3.Gaya bahasa personifikasiDua butir kelereng biru berbinar-binar, melontarkan kesan: terima kasih atas pertanyaan itu,Amigo!Catatan untuk Guru:Jawaban setiap peserta didik berbeda. Peserta didik menentukan gaya bahasa atau majas yangterdapat pada kutipan novel yang disajikan. Guru dapat memberikan penilaian terhadap pemahamanpeserta didik melalui analisis gaya bahasa atau majas dalam kutipan novel yang dibaca.

59Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII1.Jawaban:Tema adalah gagasan utama yang menjiwai keseluruhan cerita.2.Jawaban:Jenis-jenis alur sebagai berikut.a.Alur progresif (maju)b.Alur sorot balik (mundur)c.Alur campuran (maju mundur)3.Jawaban:Unsur-unsur ekstrinsik dalam novel sebagai berikut.a.Biografipengarangb.Situasi dan kondisic.Nilai-nilai dalam cerita4.Jawaban:Gaya bahasa berfungsi sebagai sarana pengarang untuk mencapai keindahan dalam karya sastra.5.Jawaban:Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan berlebihan dari kenyataan.E.Perancangan Novel atau NoveletCatatan untuk Guru:Hasil rancangan penulisan novel atau novelet setiap peserta didik berbeda-beda. Hasil karya tersebutsesuai dengan pengalaman setiap peserta didik.1.Jawaban:Novel dapat disusun berdasarkan pengalaman, perasaan, atau imajinasi.2.Jawaban:Tokoh protagonis adalah tokoh mempunyai karakter baik dan terpuji, sedangkan tokoh antagonismempunyai karakter jahat yang menentang protagonis.3.Jawaban:Sebelum menentukan alur cerita dalam novel, terlebih dahulu mengurutkan peristiwa-peristiwa dalamnovel.4.Jawaban:Panuti Sudjiman membagi lima teknik pencitraan, yaitu teknik penceritaan antara lain teknikpemandangan, teknik adegan, teknik montase, teknik kolase, dan teknik asosiasi.5.Jawaban:Pemberian judul harus disesuaikan dengan tema maupun garis besar isi novel atau novelet.

60Kunci Jawaban dan Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas XII1.Jawaban:bPenggalan novel tersebut merupakan unsurintrinsik berupa latar. Penggalan novel tersebutmenggambarkan tempat, waktu, dan suasana.Latar tempat terjadi di rumah Eyang Wira yangterletak di sebuah pedukuhan kecil. Latar waktuditunjukkan pada malam hari. Latar suasanaditunjukkan oleh suasana sepi. Jadi, jawabanyang tepat terdapat pada pilihan jawabanb.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 135 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

PilihIah jawaban yang paling tepat!

  1. Penggalan novel Robohnya Surau Kami

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau menyembahTuhan di dunia?”tanya Haji Saleh.

“Tidak. Kesalahan engkau karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka kucar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis, padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara, semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikit pun.

Kalimat tema yang sesuai dengan kutipan dialog di atas adalah . . . . (Ebtanas 2000/2001)

  1. Orang kaya yang egois, hanya mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan kemlaratan masyarakat sekitar.
  2. Orang yang taat bersembahyang karena takut masuk neraka.
  3. Orang yang suka beribadat, karena beribadat tidak mengeluarkan petuah.
  4. Kita semua harus beramal di samping beribadah.
  5. Kita hidup di dunia harus selalu menyembah Tuhan.

Pembahasan: Tema penggalan novel Robohnya Surau Kami adalah kita semua harus beramal di samping beribadah. Jadi, tidak dibenarkan bila taat bersembahyang, tetapi mengabaikan tanggung jawabnya terhadap kehidupan anak istri. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kita atau manusia itu hidup berkaum dan bersaudara sehingga sudah

sepantasnyalah bila kita beramal terhadap sesama.

  1. Sebentar itu juga kelihatanlah seorang gadis remaja naik tangga. Mukanya yang riang bersinar-sinar di bawah alisnya yang tebal lagi hitam. Rambutnya yang panjang berjalin dan terjuntai ke belakang sampai ke bawah pinggangnya, tersembul ujungnya yang berikat dengan kain taf di bawah selendang sutera, yang menutupi kepalanya dan kedua belah telinganya. Sebelah ujung selendang yang benwarna merah dan bersulamkan benang sutera biru laut pinggirnya itu, terjuntai di sisinya. Warna selendang itu membayang ke mukanya, sehingga semakin berseri-seri parasnya. Ia berpayung sutera jepun, berbaju kurung daripada kain satin, berkain pekalongan dan berselop beludru yang bersulamkan manik-manik dan benang emas.

Dikutip dari Salah PiIih Karya Nur Sultan Iskandar

Watak tokoh gadis dalam kutipan novel tersebut adalah….

  1. rajin dan pemberani
  2. lembut dan periang
  3. manja dan periang
  4. lembut dan manja
  5. pemberani dan periang

Pembahasan: Watak lembut, tetapi periang tokoh gadis terlihat pada pilihan kata mata bersinar, alis tebal, wajah bundar kemerahan, rambut yang panjang, warna dan bahan pakaiannya.

  1. Penggalan cerpen di bawah ini !

“Tak bisa kurang sedikit?”

“Tentu saja bisa, Mister. Dalam perdagangan, seperti Tuan maklum, harga bisa damai. Apalagi Mister pencinta benda seni!”

Tammy tak mendengarkan lebih lanjut, dengan tangkas ia bangkit kemudian ke belakang. Dia menulis sepucuk surat untukTuan Wahyono, ahli keramik sebelah rumah. Dia suruh pelayannya cepat mengantarkan surat itu.

“Aku minta bantuan Tuan Wahyono untuk menilai harga teko ini. Dia adalah ahli keramik. Rumahnya di sebelah itu,” ujar Tammy setelah kembali duduk di dekat tamunya.

Amanat yang paling menonjol dan penggalan cerpen tersebut adalah . . . . (Ebtanas 2000/2001)

a. Dalam berdagang tidak boleh memberikan harga mati.

b. Sebaliknya serahkanlah suatu urusan kepada orang yang ahli.

c. Kita harus menjalin hubungan baikdengan tetangga yang mempunyai keahlian.

d. Menjadi pesuruh harus taat dan cekatan dalam bekerja.

e. Surat dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan tetangga.

Pembahasan: Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalul karya sastranya. Amanat yang paling menonjol dan penggalan cerpen tersebut adalah sebaiknya serahkanlah suatu urusan kepada orang yang ahli. Dalam penggalan cerpen tersebut, amanat ini tersirat pada tindakan Tammy ketika minta bantuan Tuan Wahyono, tetangganya yang ahli keramik, menilai harga sebuah teko lewat surat.

  1. Di kebun binatang inilah aku baru tahu bahwa diriku taktampak, tentunya di mata kalian. Sebab itulah ketika aku berjalan di depan kalian, kalian tak menyapaku. Bahkan sepatu kalian menginjak-injak tubuhku.

Dari : Ibuku Laut Berkobar Karya: Abidah El Khalieqy, Titian lilahi Press, 1999

Pada kutipan cerpen tersebut pengarang menggunakan pusat pengisahan….

  1. pengarang serbatahu
  2. pengarang turut serta mengambil bagian dalam cerita
  3. pengarang sebagai peninjau
  4. pengarang sebagai pengamat
  5. campur aduk

Pembahasan: Dalam cerpen tersebut di atas pengarang menggunakan kata aku sebagai tokoh utama. Jadi, pengarang turut serta mengambil bagian dalam cerita.

  1. Yang tidak termasuk unsur intrinsik dalam karya sastra adalah….
    1. biografi pengarang
    2. alur
    3. tema
    4. penokohan
    5. sudut pandang

Pembahasan: Unsur intrinsik dalam suatu karya sastra terdiri atas tema, plot/alur, penokohan, pusat pengisahan (sudut pandang/point of view), latar/setting.

  1. Ah, aku sungguh merasa memang sungguh-sungguh asing di sini! Kawan-kawan tak mengindahkan diriku dan aku sendiri berperasaan rendah diri.

Dikutip dari “Kisah dalam Kereta Api” Karya M. Alwan Tafsiri

Metode yang digunakan pengarang untuk memaparkan watak tokoh dalam kutipan cerpen tersebut adalah….

a. analitik

b. dramatik

c. dialog

d. tidak langsung

e. pilihan nama

Pembahasan: Metode yang digunakan pengarang untuk memaparkan watak tokoh dalam kutipan tersebut adalah metode analitik yaitu pengarang secara langsung memaparkan watak tokoh dengan jalan menyebutkan sifat-sifatnya.

  1. Penggalan cerpen di bawah ini!

Kalau beberapa tahun yang lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya arah barat, maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil itu. Dan di ujung jalan itu nanti akan tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran mandi.

Dan di pelataran kiri surau itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana dengan segala tingkat ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sesudah bertahun-tahun ia sebagai garis, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya kakek.

A.A. Navis, Robohnya Surau Kami

Latar penggalan cerpen di atas adalah … . (Ebtanas 2000/2001)

  1. di atas bis
  2. di dekat pasar
  3. di jalan kampung
  4. di kota kecil
  5. di kiri surau

Pembahasan: Latar penggalan cerita tersebut adalah di kota kecil, latar ini terlihat jelas pada penggunaan alinea pertama penggalan tersebut.

  1. Aku pun tersenyum seorang diri. Dalam hatiku aku menertawakan diriku sendiri. Bukankah lebih aneh bahwa aku sekarang berdiri di sini kedinginan menanti sebuah bis untuk pergi ke daerah galangan kapal semata-mata untuk menemui seorang asing yang baru saja kukenal secara kebetulan?

Penggalan cerita tersebut menggambarkan pusat pengisahan yang seperti di bawah ini….

  1. tokoh sampingan
  2. orang yang serbatahu
  3. tokoh yang terlibat langsung
  4. sudut pandang tokoh utama
  5. sudut pandang tokoh sampingan

Pembahasan: Penggalan cerita di atas menggambarkan tokoh yang terlibat langsung atau sudut pandang tokoh. Hal itu terbukti dari kata aku yang selalu disebutkan oleh pengarang.

  1. Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!

“Mana yang kebakaran Pak?”

“Bukan kebakaran!”

“Ada apa?”

“Ada orang mau bunuh din!”

“Di mana?”

“Tuh.”

Syadan, di ketinggian tingkat 17, tampaklah jendela yang terbuka itu menganga.

Setting/latar kutipan cerpen di atas adalah….

  1. toko
  2. hotel
  3. gunung
  4. menara
  5. gedung

Pembahasan: Setting/latar tenjadinya penistiwa dalam cerpen di atas adalah di sebuah hotel tingkat ke-17, tampak pada kalimat terakhir kutipan tersebut.

  1. Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!

Waktu Holil anak Haji Zainuri sunat, aku masih amat kecil. Di kotaku belum ada listrik. Apalagi radio dan bioskop. Hiburan satu-satunya bagi anak-anak kecil di waktu sore hari ialah menonton orang memasang lampu petromaks yang dikerek di setiap perempatan jalan dan memburu-buru gangsir atau laron bilamana musimnya tiba.

Sumber: Cerpen “Sunat” oleh Jajak M.D.

Unsur ekstrinsik yang ingin ditonjolkan dan penggalan cerpen tersebut adalah latar belakang….

  1. sosial masyarakat
  2. budaya masyarakat
  3. sosial pengarang
  4. sejarah penciptaan
  5. agama pengarang

Pembahasan: Penggalan cerpen tersebut menonjolkan unsur ekstrinsik latar belakang sosial masyarakat. Masyarakat yang pada zaman itu belum memiliki jaringan listrik sehingga hiburan bagi anak-anak pun masih sangat terbatas.

  1. Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!

Dalam perjalanan pulang, Bapak Hakim yang Mulia berkata pada sopirnya.

“Bayangkanlah betapa seseorang harus kehilangan kedua matanya demi keadilan dan kebenaran. Tidakkah aku sebagai hamba hukum mestinya berkorban Iebih besar lagi?”

Dari penggalan cerpen tersebut, unsur ekstrinsik yang dilukiskan adalah….

  1. biografi pengarang
  2. sejarah penciptaan
  3. sejarah pengarang
  4. kondisi sosial ekonomi pengarang
  5. latar belakang penciptaan

Pembahasan: Penggalan cerpen di atas melukiskan unsur ekstrinsik yang berupa latar belakang penciptaan. Cerpen itu muncul dikarenakan keadilan dan kebenaran yang tidak ditegakkan pada zaman itu bahkan oleh hamba hukum itu sendiri. Jadi, cerpen itu sebagai alat untuk mengkritik keadaan masyarakat waktu itu.

  1. Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!

“Baik. Itu tandanya bahwa kawan-kawanmu menghormatimu. Barangkali karena kau termasuk anak yang pandai di kelas. Atau karena mereka tidak atau belum memperhatikan hal itu. Biasanya kanak-kanak cepat mengetahui kekurangan-kekurangan orang lain. Tetapi mereka juga cepat melihat mana-mana yang patut disenangi maupun dibenci.”

Padang Ilalang di Belakang Rumah, Nh. Dini

Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….

  1. keadaan sekeliling
  2. keadaan di luar pelaku
  3. jalan pikiran dan perasaan
  4. reaksi pelaku
  5. bentuk lahir

Pembahasan: Pelukisan reaksi tokoh lain mi terlihat dan kalimat Barangkali karena kau termasuk anak yang pandai di kelas.

  1. Meskipun demikian bagi Kanjat pribadi rasa berutang kepada masyarakat penyadap adalah sebuah kejujuran yang mungkin unik tetapi terus mengepung jiwa. Utang itu makin disadari mengalir sampai ke pembuluh darah yang terhalus dan terus berbisik minta diperhitungkan setidaknya secara moral. Kanjat merasa dirinya selalu diburu.

Bekisar Merah oleh Ahmad Tohari

Pelukisan watak tokoh dalam penggalan novel tersebut menggunakan cara pelukisan….

  1. keadaan sekeliling
  2. keadaan di luar pelaku
  3. jalan pikiran dan perasaan
  4. reaksi pelaku
  5. bentuk lahir

Pembahasan: Pelukisan jalan pikiran dan perasaan itu terlihat dan kalimat .. . sebuah kejujuran . . . terus mengepung jiwa dan Kanjat merasa dirinya selalu diburu.

  1. Aku memandang kepada mereka tanpa keinginan menggabungkan diri. Hatiku iba.Tiada kepastian apa yang hendak kuperbuat. Kulihat banyak kerabat serta kenalan. Di tengah-tengah mereka kulihat pula seorang anak muda berumur belasan tahun. Badannya ramping dan tegap. Keseluruhannya menjanjikannya tampang laki-laki cakap di kemudian hari. Tidak jauh dari pemuda itu berdiri seorang gadis kecil. Rambutnya panjang coklat, terurai. Secarik pita putih melingkar di atas kepalanya, langsung ke belakang kuping. Bergantian keduanya berciuman dengan orang-orang sekeliling, berbicara maupun menjawab. Sejenak mataku tergantung pada wajah gadis tersebut.

Keberangkatan oleh Nh. Dini

Melalui penggalan cerpen tersebut dapat diketahui bahwa pengarang melukiskan perwatakan dengan cara pelukisaan….

  1. jalan pikiran
  2. perasaan
  3. reaksi pelaku
  4. bentuk lahir
  5. keadaan sekeliling

Pembahasan: Penggalan cerpen tersebut menggunakan pelukisan watak bentuk lahir tokoh, yaitu badannya ramping dan tegap serta rambutnya panjang coklat terurai.

  1. Bacalah penggalan novel di bawah ini!

Barangkahi waktu itu mereka beranggapan bahwa aku perlu dihibur. Karena aku baru pindah ke mari sesudah keretakan mahligai harapanku dengan Monang.

Ah, Monang.

Namamu begitu gemilang, artinya “kemenangan”. Tetapi dalam pembinaan cinta kita, kau begitu kalah. Dan menyeretku ke dalam jurang kekalahanmu. Namun aku tak membencimu. Tak pernah, Monang. Karena kutahu bahwa yang paling menderita akibat kekalahanmu sendiri tak lain dari kau.

Raumanen oleh Marianne Katoppo

Perwatakan dalam penggalan novel tersebut dilukiskan dengan cara pelukisan….

  1. jalan pikiran dan perasaan
  2. bentuk lahir
  3. reaksi pelaku
  4. keadaan sekeliling
  5. keadaan di luar pelaku

Pembahasan: Penggalan novel tersebut menggunakan pelukisan watak melalui reaksi pelaku terhadap peristiwa atau masalah yang sedang dihadapinya. Walaupun hubungan cintanya dengan Monang gagal, pelaku (Raumanen) tidak merasa benci terhadap Monang.

  1. Hatiku kembali luluh oleh kata-katanya. Masih tak kupercaya kalau ia seorang pembocor soal UUB. Seorang yang kini kubenci, orang yang tak lagi kusegani, seorang yang di mataku bagaikan seonggok daging yang di dalamnya terlukis noktah-noktah hitam. Aku hanya bisa berguman dalam hati, “Pak Guru, oh kasihan engkau. Oh, Pak Guru!”

Dalam penggalan cerpen tersebut nilai yang akan disampaikan oleh pengarang adalah nilai….

  1. moral
  2. pendidikan
  3. sosial pendidikan
  4. religius
  5. kemanusiaan

Pembahasan: Nilal yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut yaitu nilai moral. Guru adalah pendidik yang menjadi panutan siswanya.Oleh karena tu, guru harus memberikan contoh yang baik dan tidak melakukan perbuatan yang merusak citranya sebagai pendidik.

  1. Tiba-tiba aku muak. Aku ingin muntah. Aku merasa jijik melihatnya. Aku benci perasaan yang tak pernah timbul kini begitu tajamnya mencekam hatiku. Dan aku memegang kasar tangannya yang meraba bahuku. Niat hendak mengenyahkannya. Tapi dia memegang lenganku kuat-kuat. Aku harus lepas! Aku mau melepaskan diriku. Dan aku menolehkan mukaku menghindari ciumannya. Darahku tersirap.

Nilai moral yang terkandung dalam kutipan di atas adalah . . . (Ebtanas 2000/2001)

  1. Orang yang keras kepala dan sombong.
  2. Orang yang berusaha melawan kekuatan laki-laki.
  3. Orang yang ingin menunjukkan kemampuan membela din.
  4. Orang yang berusaha menjaga harga dirinya.
  5. Orang yang ingin dikatakan teguh pendiriannya.

Pembahasan: Nilal moral yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah orang yang berusaha menjaga harga dirinya. Si Aku dalam kutipan tersebut berusaha melepaskan diri dan perbuatan tidak senonoh yang akan dilakukan oleh seorang laki-laki kepada dirinya.

  1. Cerita detektif berakhir dengan terungkapnya kasus ni. Hanya sekarang, tinggal penyelesaiannya apakah secara yuridis atau secara kekeluargaan yang Iebih manusiawi, bukan secara hewani. Aku tahu gaji Pak Demo atau dengan terpaksa kujuluki Pak Musang, mungkin sangat pas-pasan, apalagi istrinya tidak bekerja. Bagaimana nasib anak-anaknya dan istrinya nanti kalau dipenjara atau mungkin dipecat dan jabatannya.

Panggalan cerpen tersebut menyiratkan nilai….

  1. moral
  2. pendidikan
  3. sosial kemasyarakatan
  4. religius
  5. kemanusiaan

Pembahasan: NiIai yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah nilai kemanusiaan. Nilai tersebut yaitu adanya perasaan kasihan dan iba terhadap orang lain walaupun orang itu telah melakukan suatu kesalahan.

  1. Melalui Kopral Pujo yang han itu pulang kembali ke markasnya di Dawuan aku menitipkan pesan kepada Sersan Slamet. Aku minta izin beristirahat barang empat lima hari. “Mencari seseorang yang bisa menjaga nenek yang sudah sangat renta,” begitu pesanku. Ternyata usahaku menemukan seseorang itu sangat mudah. Aku terkejut ketika menyadari semua orang di tanah airku yang kecil itu siap memenuhi segala keinginanku.

(Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohani)

Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah . .. . (Ebtanas 2000/2001)

  1. kepentingan keluarga lebih utama daripada kepentingan pribadi
  2. kemewahan membuat orang lupa diri
  3. membiarkan orang tua hidup sendirian
  4. hidup senang membuat orang lupa diri
  5. rakyat kecil sangat menghormati pejabat

Pembahasan: Nilai moral yang terkandung dalam penggalan cerita tersebut adalah rakyat kecil sangat menghormati pejabat. Hal ini dapat dilihat ketika Si aku membutuhkan seseorang untuk menjaga neneknya yang sudah renta. Ternyata semua orang atau rakyat bersedia menemaninya atau memenuhi keinginannya. Hal itu membuktikan betapa orang atau rakyat itu sangat menghormati seorang yang memiliki jabatan.

  1. Bacalah penggalan novel di bawah ini!

Cit . . . auw. Tubuhku terpental beberapa meter setelah berciuman dengan sebuah bodi kijang super.

“Tabrakan . . . tabrakan Orang-orang berlarman ke arahku. Badanku ngilu-ngilu terbanting ke aspal. Mataku berkunang-kunang. Mungkin gagar otak sedikit. Kupaksakan juga untuk berdiri. Aku tak mau jadi korban tabrak Iari. Cepat kutangkap tangan orang yang mau keluar dan mobil itu. Mampus. Mobil sudah terkepung. Orang-orang pasar memang terkenal solidernya.

Nilai yang terkandung dalam penggalan cerpen tersebut adalah nilal….

  1. moral
  2. pendidikan
  3. sosial kemasyarakatan
  4. religius
  5. kemanusian

Pembahasan: Nilal sosial kemasyarakatan yang ada dalam cerpen tersebut yaltu menolong orang yang membutuhkan (tolong-menolong dalam kebaikan).

Jawablah soal-soal berikut!

  1. Jelaskan pengertian unsur ekstrinsik!

Jawaban: Unsur ekstrinsik adalah unsur penciptaan karya sastra yang berada di luar tubuh karya sastra.

  1. Sebutkan yang termasuk unsur ekstrinsik!

Jawaban: Yang termasuk unsur ekstrinsik yaitu sejarah penciptaan, latar belakang penciptaan, sejarah pengarang, dan kondisi sosial ekonomi pengarang.

Trem penuh sesak dengan orang, keranjang-keranjang, tong kosong dan berisi kambing dan ayam. Hari panas, dan orang dan binatang keringatan. Trem bau keringat dan terasi. Ambang jendela penuh dengan air Iudah dan air sirih, kemerah-merahan seperti buah tomat. (Idrus)

Unsur ekstrinsik apakah yang tampak dalam penggalan cerpen di atas?

Jawaban: Unsur ekstrinsik yang tampak yaitu kondisi sosial ekonomi pengarang.  Pengarang dapat menggambarkan keadaan trem kelas ekonomi dengan baik, hal ini dapat menjadi simbol bagaimana keadaan sosial ekonomi pengarang tersebut.

  1. Unsur ekstrinsik apakah yang tampak dalam penggalan cerpen berikut?

“Bapak sudah banyak makan asam garam. Hidup ini memang sering menimbulkan kekecewaan, atau bahkan kesia-siaan. Tapi hadapi saja dan kerjakan suatu rencana yang lebih baik. Bangunlah dari impian yang berantakan dan hadapi kenyataan berat dalam kehidupan ini.  Percayalah, Yang Maha Kuasa turut bekerja dalam rencana-Nya itu,” kata pak tua.

“Bapak ini juga wayang, seperti kalian bertiga. Wayang kehidupan. Tapi kita dikaruniai akal dan budi, kehendak dan kekuatan dari Yang Maha Kuasa. Kita harus bekerja bersama-Nya kalau ingin selamat,” katanya kemudian dan segera menghilang di antara penonton wayang kulit itu.

Sumber  Cerpen “Wayang” oleh Y.B. Margantoro

Jawaban:  Unsur ekstrinsik yang tampak pada cerpen tersebut adalah latar belakang agama/religi pengarang. Pengarang adalah orang yang percaya terhadap keberadaan Tuhan. Ia meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah atas kehendak-Nya.

  1. Unsur ekstrinsik apakah yang menonjol dan penggalan cerpen berikut?

Tahun 1947,  jatuhlah giliranku. Aku baru saja naik kelas enam; kala itu. Bapak baru setengah tahun diangkat menjadi camat. Keadaan kami sangat melarat. Tapi entah bagaimana, aku sudah ingin sekali sunat. Dan ketika keinginanku ini kusampaikan kepada Bapak dan Ibu, ditolak. Tapi kemudian kesempatan bagiku mendatang jua, ketika pada suatu ketika Bapak mendapat undangan untuk menghadiri sunatan dari seorang Iurah.

Aku memohon kepada bapak, supaya bapak mengizinkan aku ikut sunat pada Iurah yang segera akan punya hajat itu. Tapi kini masalahnya tidak sesederhana seperti yang ada di benakku. Tidaklah pantas, jika aku hanya di-nunut-kan; apalagi pada Iurah yang menjadi bawahannya. Begitu pendapat bapak. Tapi ibu lain lagi. Ibuku lebih lunak, mengingat kenyataan memang tidak perlu lagi terlalu berpegang pada gengsi … Dan akhirnya, karena kelunakan ibu serta kemauanku yang begitu besar, bapak mengalah.

Sumber Cerpen “Sunat” oleh Jajak M.D.

Jawaban: Unsur ekstrinsik yang menonjol dalam cerpen tersebut adalah latar belakang biografi pengarang. Pengarang berasal dan keluarga yang kurang mampu walaupun Ia anak seorang camat.

  1. Apakah yang dimaksud dengan perwatakan dengan cara pelukisan bentuk lahir pelaku?

Jawaban: Perwatakan dengan cara pelukisan bentuk lahir pelaku merupakan paparan pelaku dilihat dan segi lahiriah yang meliputi keadaan fisik atau bentuk tubuh, tingkah laku, cara berpakaian, serta apa yang dikenakan atau apa yang dibawanya.

  1. Jelaskan perwatakan pelaku melalui pelukisan jalan pikiran dan perasaan pelaku!

Jawaban: Perwatakan pelukisan watak tokoh melalui pelukisan jalan pikiran dan perasaan adalah pelukisan watak atau karakter tokoh tersebut dilihat dan segi batiniah. Pengarang memperkenalkan watak pelaku melalui pikiran dan perasaan pelaku tersebut.

  1.       Di dalam rumah, Nyai Kartareja sedang merias Srintil. Tubuhnya yang kecil dan masih urus tertutup kain sampai ke dada. Angkinnya kuning. Di pinggang kiri kanan ada sampur berwarna merah saga. Srintil didandani seperti laiknya seorang ronggeng dewasa. Kulitnya terang karena Nyai Kartareja telah melumurinya dengan tepung bercampur air kunyit. Istri dukun ronggeng itu juga telah menyuruh Srintil mengunyah sirih. Bibir yang masih sangat muda itu merah.

Banyak perempuan dan anak-anak memenuhi rumah Kartareja. Mereka ingin melihat Srintil dirias. Sepanjang usianya yang sebelas tahun, baru pertama kali Srintil menjadi perhatian orang. Dia tersipu. Terkadang tertawa kecil bila dia mendengar orang berbisik memuji kecantikannya. Mulutnya mungil. Cambang tipis di pipinya menjadi nyata setelah Srintil dibedaki. Alis yang diperjelas dengan jelaga bercampur getah pepaya membuatnya kelihatan seperti boneka.

Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari

Bagaimanakah pelukisan perwatakan yang dipaparkan dalam penggalan novel tersebut?

Jawaban: Perwatakan penggalan novel tersebut dengan cara pelukisan keadaan fisik pelaku. Penggalan novel tersebut memaparkan pakaian, keadaan lahir, dan tata rias tokoh Srintil.

  1.       Aku memerlukan meneguk segelas bir, sebelum telegram itu kubuka. Ini  kebiasaan yang kuperoleh setelah banyak surat yang kuterima isinya malapetaka. Salahku juga. Aku menganggap surat menyurat barang sepele. Jadi dari pihak pengirim-pengirim surat ada kebiasaan: hanya hal-hal luar biasa saja yang pantas diabadikan dalam sebuah surat teristimewa telegram. Dan hal yang lebih istimewa dari semua rupanya yang bernama malapetaka itu.

Telegram itu dikirim dari Denpasar. Tanggal kirimnya tadi pagi. Tak salah lagi yang mengirimnya saudara tiriku. Tentu ia bermaksud mengabarkan berita keluarga yang buruk. Ibuku yang tua itu meninggal, lumpuh, atau penyakit-penyakit berat yang lain.

Telegram, Putu Wijaya

Dilukiskan dengan cara apakah watak tokoh dalam penggalan novel tersebut?

Jawaban: Watak pelaku dalam penggalan novel tersebut digambarkan dengan pelukisan reaksi pelaku terhadap suatu kejadian atau peristiwa.

  1. Bagaimanakah watak pelaku dalam penggalan novel tersebut?

Jawaban: Tokoh aku berwatak pengecut. Untuk membuka telegram yang menurutnya berisi berita keluarga yang buruk tokoh aku perlu menenggak bir dahulu. Tokoh aku tidak berani menghadapi kenyataan yang buruk.

  1. Sebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra!

 Jawaban: Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra antara lain nilai moral, pendidikan, sosial kemasyarakatan, religius, dan nilai kemanusiaan lain yang bersifat universal.

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pernyataan karya sastra merupakan salah satu sarana komunikasi oleh pencipta dengan pembaca?

Jawaban: Karya sastra dapat digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan pesan dan nilai-nilai serta muatan informasi yang lebih dalam kepada pembaca. Pembaca dapat menangkap pesan pengarang dengan membaca karya sastra. Dengan demikian, tercipta komunikasi antara pengarang dengan pembaca.

  1.      Dengan berhati-hati supaya jangan terdengar oleh ibunya, diputarnya kunci pintu kaca. Tiba-tiba suara di dalam berhenti mengaji. Ia menjenguk ke dalam. Sunyi saja. Tapi baru saja daun pintu itu ditariknya, terdengar ibunya memanggilnya, “Ama . . kemari dulu,” kesal hatinya, ibunya tahu dia mau keluar. Tentu ada lagi nasihatnya yang sudah tidak pada tempatnya lagi. Masakan orang sebesar dia masih dikasih nasihat?

Dia hampiri ibunya yang masih di atas tikar sembahyang.  Ama berdiri dengan sedih di hadapan ibunya.

“Mandi, makan, dan barulah boleh jalan,” lambat suara ibunya.

Manis muka ibunya dilingkari mukenah putih bersih.

Anak Revolusi, M. Balfas

Nilai apa yang terkandung dan penggalan cerpen tersebut?

Jawaban: Nilai yang terkandung adalah nilai pendidikan. Nilai pendidikan untuk membiasakan hidup teratur, mandi, makan, dan barulah pergi.

  1. Sebutkan contoh nilai religius yang sering terdapat dalam suatu karya sastra!

Jawaban: Nilai agar manusia selalu ingat kepada Tuhan dalam keadaan apa pun juga, baik senang maupun susah.

  1. Carilah penggalan cerpen yang menampilkan nilai religius!

Contoh jawaban:

Orang jadi lebih terperanjat lagi setelah mendengar yang meninggal itu Hasan—yang biasa mereka panggil sehari-hari Ace, seperti semua orang yang bernama Hasan lainnya di kota kecil kami biasa dipanggil—anak sulung Haji Jake. Orang-orang yang sedang tiduran di rumahnya berkata, “Baru saja kedengaran suaranya lewat di sini,” dan orang-orang yang sedang duduk-duduk di gardu di siang hari Minggu itu buat sekadar menganginkan diri mengurangi sengatan hawa panas dalam rumah mereka, lebih heran lagi, “Baru saja sejam-dua tadi, dia dan sini,” dan mereka ingat Ace pamitan karena katanya perutnya terasa sakit. “lnnalillahi,” kata mereka dan orang-orang tua menambahkan, “Allah Maha Kuasa. Kapan saja dimintanya umat-Nya kembali, tidak ada orang yang bisa menduganya. Coba, baru saja dia duduk-duduk bicara dengan kita di sini, sekarang dia sudah meninggalkan kita semua.”

“Balai”, Idrus Ismail dalam Cerita Pendek Indonesia III, Satyagraha Hoerip

MOHON MAAF ATAS KESALAHAN TAMPILAN YANG MENGGANGGU KENYAMANAN PENGUNJUNG.

ROHMAD