Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Tangga nada adalah susunan nada-nada yang bertingkat-tingkat, mulai yang terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Dalam belajar bermain alat musik, membuat lagu, dan bernyanyi tentu perlu memahami tangga nada. Sebuah tangga memiliki fungsi untuk naik atau turun. Begitu juga nada, ada saatnya nada naik atau makin tinggi, ada saatnya juga nada itu turun atau makin rendah.

Dalam mempelajari musik dan tangga nada maka kita pasti akan sering mendengar istilah seperti mayor, minor, kromatis dan banyak lagi yang lainnya karena terdapat beberapa jenis tangga nada yang dipakai dalam menciptakan musik. Bila kita sedang belajar musik dan ingin mengetahui lebih dalam maka sangat penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh mengenai jenis tangga nada.

Setiap jenis tangga nada memiliki wujud bunyi khas yang berbeda. Hal ini yang membuat musik didengarkan dengan fungsi khusus, sesuai situasi, kondisi, dan kebutuhan. Apa saja macam-macam tangga nada yang ada dalam musik?

Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang terdiri dari tujuh buah nada. Tangga nada tersebut menggunakan dua macam jarak nada, yaitu jarak 1 (satu) dan 1/2 (setengah).

Bunyi khas yang dimiliki tangga nada diatonis biasanya diperdengarkan pada musik modern atau model kontemporer. Adapun nada yang disusun dalam tangga nada diatonis adalah do, re, mi, fa, sol, dan la.

Tangga nada diatonis terdiri dua macam, yakni mayor dan minor.

a. Tangga Nada Mayor

Tangga nada diatonis mayor lebih mudah dipelajari. Tidak heran calon musisi kerap memainkannya sebagai bentuk latihan. Entah itu dengan lagu genre pop atau anak-anak.

Susunan jarak nadanya 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2. Tangga nada mayor berkesan bahagia dan bersemangat.

Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor diantaranya adalah:

  1. Lagu Wajib : Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak), Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed), Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo), Hari Merdeka (Husein Mutahar), Gebyar Gebyar (Gombloh), Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung, Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, dan Mars Pelajar.

  2. Lagu Anak-anak: Naik Delman (Ibu Sud), Balonku (AT Mahmud), Heli (anjing kecil) (Nomo Kuswoyo), Lihat Kebunku (Ibu Sud), Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).

  3. Lagu Daerah: Gundul Pacul (Jawa Tengah),Kampung Nan Jauh DI Mato (Sumbar), Ampar-Ampar Pisang (Kalsel), Manuk Dadali (Jabar),Tokecang (Jabar)

b. Tangga Nada Minor

Tangga nada diatonis minor terbagi menjadi tiga macam, yakni minor harmonis, asli, dan melodis.Contoh lagu yang menggunakan diatonis minor adalah Syukur, Ayam den Lapeh, Ibu Kita Kartini, Mengheningkan Cipta, Hymne Guru, dan masih banyak lagi.

Susunan jarak nadanya 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1,1. Tangga nada minor berkesan sedih dan kurang bersemangat.

Contoh lagu dengan tangga nada minor diantara adalah:

  1. Lagu Wajib: Mengheningkan Cipta (Truno Prawit), Tanah Airku (Ibu Soed), Bagimu Negeri (R. Kusbini), Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki), Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki), Gugur Bunga

  2. Lagu Anak-anak: Ambilkan Bulan (AT Mahmud), Bintang Kejora (AT Mahmud), Kasih Ibu (SM. Muchtar), Kelinciku (Daljono), Kucingku (Pak Kasur)

  3. Lagu Daerah: Bubuy Bulan (Jabar), Kole-Kole (Maluku), Sing Sing So (Maluku), Sarinande (Maluku), Ole Sioh (Maluku), Bubuy Bulan (Jawa Barat)

2. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang menggunakan lima nada pokok (penta=lima, tone=nada) dengan jarak yang berbeda-beda. Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak nada, tetapi berdasarkan urutan dalam tangga nada.

Tangga nada ini biasanya digunakan untuk memainkan lagu-lagu rakyat atau tradisional dengan alat yang tradisional pula.

Alat musik yang biasa dimainkan untuk tangga nada pentatonis adalah gamelan, gambang kromo, calung, tifa, dan masih banyak lagi. Tangga nada pentatonis terbagi atas dua tangga nada, yaitu slendro dan pelog.

Tangga nada pentatonis pelog berkarakter hormat, hikmat, dan syahdu. Sementara slendro lebih ceria, riang gembira, dinamis, dan bersemangat. Keduanya memiliki fungsi dan peranan yang berbeda.

Contoh penggunaan tangga nada Pentatonis

a. Contoh tangga nada Pentatonis pelog dan slendro bisa diamati dari lagu Ngusak Asing, Macepet-Cepetan, dan Gundul-Gundul Pacul.

b. Contoh tangga nada pentatonis Slendro ada pada lagu Janger, Lir Ilir, Cing Cangkeling, dan Te Kate Dinah.

3. Tangga Nada Kromatis

Tangga nada kromatis yaitu tangga nada yang menggunakan 12 macam nada dan semuanya berjarak 1/2. Tangga nada kromatis merupakan kumpulan dari semua nada dalam musik.

Hal itu dikarenakan nada selalu berulang oktafnya, maka tangga nada kromatis sering dipakai untuk ke-12 nada dari oktaf.

Meski ada 12 nada dalam satu oktaf, hanya tujuh oktaf pertama dari abjad yang dipakai untuk nama nada, yaitu A, B, C, D, E, F, G. Adapun lima nada lain dalam nada kromatis diberi nama dengan menempatkan tanda kres (#) atau Mol (b) setelah nada notasi.

Jenis tangga nada ini banyak dipakai untuk jenis lagu rohani, jazz, blues, pop, dan beberapa rock. Contoh lagu dengan tangga nada kromatis ialah Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki) dan Bungong Jeumpa (Aceh)

Pengertian tangga nada adalah susunan berjenjang yang berasal dari nada – nada pokok sebuah sistem nada. Dimulai dari nada dasar hingga dengan nada oktafnya, yakni do, re, mi, fa, so, la, si, dan do.

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Ada pula yang menyebutkan jika pengertian dari tangga nada merupakan susunan nada yang disusun dengan memakai rumus interval nada tertentu.

Interval nada merupakan jarak antara nada satu menuju nada yang lain. Jaraknya sendiri ada yang jaraknya ½, 1, 1 ½ serta 2.

Jarak itulah yang nantinya akan menentukan variasi nada serta jenis dari tangga nada itu sendiri.

Di dalam tangga nada, terdapat 3 macam tangga nada yang berbeda, antara lain: tangga nada diatonis, tangga nada pentatonis, serta tangga nada kromatis.

Berikut penjelasan lebih lanjut.

Tangga Nada Diatonis

Nada diatonis adalah tangga nada yang memiliki tujuh nada serta memiliki dua macam interval nada yaknin 1 dan 1/2.

Diatonis berasal dari bahasa spanyol “diatonikos” yang memiliki arti meregangkan. Yang mana biasanya dipakai pada penyebutan tangga nada minor serta mayor.

Pada skala teori musik, diatonis adalah suatu komponen dasar musik dunia yang mempunyai tujuh not berbeda di satu oktaf yang dapat kita jumpai seperti pada piano.

Pada notasi solmisasi, not-not tersebut diantaranya yaitu “Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si”. (Pada umumnya ‘Si‘ akan digambarkan dengan ‘Ti’ supaya huruf pertama ditiap – tiap not berbeda).

Di dalam tangga nada diatonis juga terbagi menjadi dua, yakni mayor dan minor, antara lain:

1. Tangga Nada Minor

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Tangga nada minor juga dibagi lagi menjadi tiga jenis, antara lain; tangga nada minor asli, tangga nada minor harmonis, serta tangga nada minor melodis.

Berikut penjelasannya.

A. Tangga Nada Asli

Adalah tangga nada minor yang cuma mempunyai nada – nada pokok serta tidak memiliki nada sisipan.

Contoh: A-B-C-D-E-F-G-A (tidak memakai tanda kromatis).

B. Minor Harmonis

Adalah tangga nada minor dimana pada nada ke 7 nya akan dinaikkan ½ nada, pada waktu naik serta turun nadanya akan tetap sama.

C. Minor Melodis

Adalah tangga nada minor dimana pada nada ke 6 serta 7 nya akan dinaikkan ½ nada pada waktu naik (memakai simbol kres). Lalu akan diturunkan ½ (memakai simbol mol) nada ketika turun.

Karakteristik tangga nada minor:

  • Kurang bersemangat
  • Sifatnya sedih
  • Jika dimainkan akan memunculkan nuansa yang khidmat, dalam, sedih atau “gelap”.
  • Memiliki pola interval: 1, ½, 1, 1, ½, 1, 1
  • Pada umumnya diawali serta diakhiri dengan nada La = A

Contoh lagu:

Lagu Wajib:

  • Tanah Airku (Ibu Soed)
  • Mengheningkan Cipta (Truno Prawit)
  • Ibu Pertiwi (Ismail Marzuki)
  • Bagimu Negeri (R. Kusbini)
  • Gugur Bunga
  • Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki).

Lagu Anak-anak:

  • Bintang Kejora (AT Mahmud)
  • Ambilkan Bulan (AT Mahmud)
  • Kelinciku (Daljono)
  • Kasih Ibu (SM. Muchtar)
  • Kucingku (Pak Kasur).

Lagu Daerah::

  • Kole-Kole (Maluku)
  • Bubuy Bulan (Jabar)
  • Sarinande (Maluku)
  • Sing Sing So (Maluku)
  • Bubuy Bulan (Jawa Barat)
  • Ole Sioh (Maluku).

Untuk lebih mudah memahami tangga nada ini, kamu perlu download mp3 lagu-lagu diatas terlebih dahulu.

2. Tangga Nada Mayor

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Skala mayor pada umumnya dimulai dari ‘Do‘ di awal not serta akan diakhiri dengan not ‘Do’ yang lebih tinggi dari not yang pertamanya. Serta pada umumnya akan lebih tinggi satu oktaf dari not yang pertama.

Tangga nada mayor ini mempunyai delapan not. Interval diantara not satu ini berurutan, yaitu: 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2.

Karakteristik tangga nada mayor:

  • Pada umumnya akan diawali serta diakhiri dengan nada Do
  • Bersemangat
  • Sifatnya riang gembira
  • Memiliki pola interval: 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½.

Contoh lagu:

Lagu Wajib:

  • Berkibarlah Benderaku (Ibu Soed)
  • Bangun Pemudi Pemuda (A. Simanjuntak)
  • Hari Merdeka (Husein Mutahar)
  • Dari Sabang Sampai Merauke (R Soerardjo)
  • Maju Tak Gentar
  • Gebyar Gebyar (Gombloh)
  • Hari merdeka
  • Indonesia Raya
  • Indonesia Jaya
  • Halo-halo Bandung
  • Mars Pelajar
  • Garuda Pancasila.

Lagu Anak-anak:

  • Balonku (AT Mahmud)
  • Naik Delman (Ibu Sud)
  • Lihat Kebunku (Ibu Sud)
  • Heli/ anjing kecil (Nomo Kuswoyo)
  • Abang Tukang Bakso (Mamo Agil).

Lagu Daerah:

  • Kampuang Nan Jauh DI Mato (Sumbar)
  • Gundul Pacul (Jawa Tengah)
  • Manuk Dadali (Jabar)
  • Ampar-Ampar Pisang (Kalsel)
  • Tokecang (Jabar).

Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis adalah tangga nada yang mempunyai arti dari dua kata berbeda, yakni penta (lima) serta tone (nada) atau juga dapat disebut hanya mempunyai 5 nada pokok.

Dari tangga nada diatonik mayor atau c-d-e-f-g-a-b- c’ dimana jumlahnya 7 nada, bisa didapatkan tangga nada pentatonik dengan cara mengurangi 2 nada, dalam hal tersebut ada dua macam tangga nada pentatonik, yaitu:

  • c-d-e-g-a-c’ (tidak ada f dan b)
  • c- e-f-g-b-c’ (tidak ada d dan a)

Tangga nada pentatonik pada umumnya dipakai di dalam musik tradisional China serta Jepang. Nada pentatonis juga populer pada kalangan musik rock n’ roll, blues, serta variasi lagu – lagu pop.

Di negara Indonesia sendiri ada pada musik gamelan (Musik Jawa). Terutama di dalam Gamelan Jawa, dua macam tangga nada pentatonik itu disebut sebagai titi laras slendro serta titi laras pelog.

1. Titi Laras Slendro

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Pentatonis slendro adalah nada memiliki susunan nada 1-2-3-4-5-6.

2. Titi Laras Pelog

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Pentatonis Pelog adalah nada yang memiliki susunan nada 1-3-4-5-7.

Pada skala pentatonis yang merupakan skala musik dari lima not per oktaf terdapat penggolongan paling sering digunakan, yakni skala pentatonik “Major serta skala pentatonik “Minor“.

Mempunyai pola interval M2-M2-m3-M2-m3 di skala mayor, serta m3-M2-M2-m3-M2 di skala minor.

Contoh lagu:

  • Kincir – kincir
  • Lenggang kangkung
  • Cublak-cublak suweng
  • Suwe ora jamu
  • Jali – jali

Baca juga: Rumah Adat Bengkulu

Tangga Nada Kromatis

Tangga nada kromatis merupakan suatu tangga nada yang memakai 12 macam nada serta seluruhnya berjarak 1/2.

Tangga nada kromatis ini juga merupakan kumpulan dari seluruh nada yang ada di dalam suatu musik. Sebab nada akan selalu berulang oktafnya sehingga tangga nada kromatis kerap kali digunakan untuk ke – 12 nada dari oktaf.

Berikut ini merupakan tabel dari tangga nada kromatis:

Tangga nada yang menempatkan 3 tanda dalam urutan tangga nadanya adalah

Walaupun terdapat 12 nada di dalam satu oktaf, namun hanya terdapat 7 oktaf pertama dari abjad yang digunakan untuk nama nada. Diantaranya yaitu A, B, C, D, E, F, G.

Lima dari nada lain yang ada pada nada kromatis diberi nama dengan cara menempatkan tanda kres (#) atau Mol (b) selepas nada notasi.

Demikianlah pembahasan mengenai pengertian tangga nada, sama seperti pada waktu kita berolahraga, dalam dunia bermusik kita memakai muscle memory atau ingatan di dalam otot serta hearing yang baik.

Semua itu dapat kita raih dengan cara latihan serta praktek secara langsung.

Intinya dalam mempelajari seni musik kuncinya adalah repetisi sesering mungkin. Sering diulang, sering dipraktekkan maka kalian akan lebih mudah menyerap ilmunya.