VIVA – Ada beberapa suku di Pulau Kalimantan yang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri yang tidak dimiliki suku lainnya. Seperti yang kita ketahui, negara kita tercinta ini sangat kaya akan bahasa dan budaya. Hal ini karena mempunyai ribuan suku yang menghuni Tanah Air, salah satunya adalah Kalimantan. Pulau terbesar ketiga di dunia ini wilayahnya terbagi menjadi bagian dari tiga negara, yaitu Indonesia di bagian selatan, Malaysia dan Brunei Darussalam di bagian utara. Show Sekira 73 persen dari total luas Pulau Kalimantan adalah milik Indonesia. Dalam bahasa daerah, Kalimantan sendiri mempunyai arti pulau yang mempunyai banyak sungai. Itulah mengapa, Kalimantan terkenal dengan julukan Pulau Seribu Sungai. Selain mempunyai banyak sungai, Kalimantan juga dihuni oleh berbagai suku yang masing-masing masih mempertahankan budaya leluhurnya. Nah, berikut adalah ulasan tentang suku di Pulau Kalimantan yang disadur dari berbagai sumber. 1. Suku DayakSuku Dayak merupakan suku terbesar dan juga tertua yang berada di Pulau Kalimantan, yang mana nama Dayak tersebut berasal dari bahasa Austronesia yaitu Daya. Bahasa Austronesia sendiri merupakan bahasa tertua dan induk dari bahasa suku-suku yang mendiami kepulauan Nusantara. Bukan hanya itu, penduduk asli Kalimantan ini terdiri dari banyak sub-suku yang masing-masing mempunyai keunikan dalam budayanya. Suku Dayak ini mempunyai 268 sub-suku yang terbagi ke dalam enam rumpun besar. Mulai dari Rumpun Punan, Klemantan, Apokayan, Iban, Murut, dan Ot Danum. Beberapa sub-suku Dayak seperti Suku Kutai, Bakumpai, Dayak Desa, Bahau, Lun Bawang, Tidung, dan masih banyak lagi. Dari ratusan sub-suku tersebut, Dayak Punan merupakan yang paling tua mendiami Kalimantan. Sementara yang lain adalah hasil asimilasi dengan Melayu. 2. Suku KutaiArtikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Kalimantan Timur memiliki beberapa macam suku bangsa. selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain dayak ada 1 suku yang juga memegang peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku asli Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Lalu dalam perkembangannya berdiri du kerajaan Kutai, kerajaan utai Martadipura yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai Kartanegara yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalup berubah nama menjadi kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Y
Kerajaan ini menguasai wilayah yang luas di daerah Kalimantan Timur (bila ditinjau sekarang meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Bontang, dan sebagian kecil dari Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Pasir Utara), dimana setiap rajanya dan juga keturunannya bergelar Aji, dan gelar ini terus disandang oleh setiap keturunannya hingga sekarang. Tetapi karena Kutai merupakan suku yang mendiami daerah kota dan pesisir maka pada masa kini telah terjadi proses asimilasi dengan suku-suku pendatang sehingga sudah mulai kehilangan ciri khasnya, berbeda dengan Suku Dayak yang sampai dengan sekarang masih memiliki ke khasan Kalimantan dalam setiap aspek kehidupan mereka (tarian, bahasa, bertanam, berburu, dll).
Suku pribumi terbagi menjadi dua kelompok suku (menurut lingkungan hukum adatnya):
Kelompok Hukum Adat Melayu
Kelompok Hukum Adat Dayak
Suku Paser dan Suku Kutai mengikuti sebagian besar adat melayu selama keberjalanannya, namun suku tersebut tetap digolongkan ke dalam Suku Dayak karena dinilai berdasarkan budayanya, sejarah budayanya, dan geneologi, suku tersebut masuk ke dalam rumpun ot danum.
Kalimantan salah satu pulau terbesar yang ada di Indonesia. Sebagian wilayahnya juga ditempati oleh negara lain, yaitu Malaysia dan Brunei Darussalam. Yang mana kedua negara ini berbatasan darat dengan Indonesia. Berbicara mengenai Kalimantan, tentu ada yang menarik di pulau terbesar Indonesia ini. Yaitu suku yang mendiami pulau ini. Tak mengherankan jika pulau ini dihuni oleh berbagai suku asli Kalimantan. Suku apa saja itu? Di bawah ini akan diulas suku – suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Yang mana adat istiadat serta budaya masih mereka lestarikan secara turun – temurun. Dan mereka hidup berdampingan dengan damai bersama suku lainnya. Inilah 12 suku yang ada di Pulau Kalimantan: Suku HakkaSumber: ciricara.comSuku Hakka di Kalimantan banyak berdomisili di Kota Singkawang. Yang merupakan kawasan pecinan di Indonesia, dengan penduduknya adalah orang Hakka. Populasi Suku Hakka terus mengalami peningkatan setiap tahun. Dan pada tahun 2011, tercatat jumlah Suku Hakka adalah 246.306 jiwa. Kota Singkawang sendiri merupakan kota di Kalimantan Barat yang dikelilingi oleh pegunungan Sakok, Poteng, dan Pasi. Bahkan, nama “Singkawang” pun berasal dari bahasa Hakka, yaitu “San Khew Jong”. Dimana bahasa ini mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari. Bahasa Hakka adalah bahasa yang sering digunakan Suku Hakka dalam kegiatan sehari – hari. Dimana bahasa ini terdapat dua dialek, yaitu Dialek Meixian dan Dialek Lufeng. Bahkan, bahasa Hakka juga digunakan oleh orang – orang di Aceh, Belitung, Jakarta, dan Pontianak. Bugis PagatanSumber: liputan6.comSuku Bugis ternyata tidak hanya ada di Sulawesi, tapi juga ada di Kalimantan. Tepatnya adalah Suku Bugis Pagatan, yang merupakan keturunan diaspora suku Bugis dari Sulawesi Selatan. Diberi nama “Pagatan” pada akhir nama Bugis karena suku ini mendiami Desa Pagatan, Kusan Hilir, Tanah Bumbu, dan sekitarnya. Di Kalimaantan Selatan, Suku Bugis Pagatan mendiami Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru. Suku ini baru ada pada tahun 1750, yang didirikan oleh Puanna Dekke’. Beliau adalah hartawan asal Tanah Bugis, tepatnya Kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan. Orang Bugis Pagatan adalah sebutan bagi Suku Bugis Pagatan. Yang mana, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Namun, mereka juga memiliki keahlian membuat sarung tenun yang terkenal, yaitu Sarung Tenun Pagatan. Suku Melayu Kalimantan BaratSumber: gpswisataindonesia.infoSuku Melayu tidak hanya ada di Pulau Sumatera, tapi juga di Kalimantan. Di Kalimantan Barat, terdapat kesultanan Melayu yang populasinya cukup besar. Suku ini juga dikenal sebagai Suku Melayu Pontianak. Di tahun 2017, jumlah suku ini mencapai 160.000 jiwa, yang mana sebagian besar penduduknya berdomisili di Pontianak. Suku Melayu Pontianak ini muncul ketika Kesultanan Kadriyah Pontianak didirikan. Dan penduduk asli yang memeluk agama Islam di wilayah Kesultanan Kadriyah adalah Suku Melayu Pontianak. Orang Melayu Kalimantan Barat menggunakan bahasa sehari – hari bahasa Melayu. Yang mana tutur katanya mirip dengan bahasa Melayu Riau. Dan Kalimantan menjadi tempat asal bahasa Melayu Purba. Suku KutaiSumber: indozone.idSuku Kutai adalah suku Melayu asli Kalimantan Timur. Suku Kutai awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur. Suku Kutai sendiri merupakan rumpun Suku Dayak, yaitu Dayat Ot Danum. Biasa juga disebut sebagai Dayak Kutai, atau Urang Kutai. Suku Kutai mayoritas beragama Islam dan hidup di tepi sungai. Awalnya, Kuta merupakan nama dari teritori tempat bermukim masyarakat asli Kalimantan. Dan berdasarkan jenisnya, Suku Kutai termasuk dalam Suku Melayu di Kalimantan Timur. Karena Urang Kutai mendiami daerah pesisir dan tepian sungai, kini telah terjadi asimilasi dengan suku pendatang lainnya. Yang mana ciri khasnya sudah mulai hilang. Berbeda dengan Suku Dayak yang masih memiliki kekhasan dalam kehidupan sehari – hari mereka. Suku DayakSumber: kebudayaan.kemdikbud.go.idSuku Dayak merupakan suku terbesar yang mendiami Kalimantan. Dimana nama ini diberikan oleh penjajah kepada penghuni Pulau Borneo pada masa penjajahan dulu. Dulunya, Suku Dayak memiliki budaya yang begitu kental yaitu budaya maritim atau bahari. Yang mana ditunjukkan pada nama Orang Dayak, yang berhubungan dengan perhuluan atau sungai. Suku ini dibagi menjadi enam rumpun besar. Diantaranya Murut, Klemantan, Punan, Iban, Ot Danum-Ngaju, dan Apokayan (Kenyah-Kayan-Bahau). Rumpun Dayak Punan adalah yang paling tua mendiami Pulau Kalimantan. Sementara rumpun Dayak yang lain adalah hasil hasimilasi dari Dayak Punan dan kelompok Proto Melayu. Dimana, keenam rumpun tersebut terbagi dalam 405 sub etnis. Meski begitu, semua Suku Dayak memiliki kesamaan ciri dan budaya. Diantaranya rumah panjang, hasil budaya berupa tembikar, mandau, sumpit, dan beliong. Termasuk juga ciri khas pada pandangan terhadap alam, mata pencaharian, serta seni tari dan budayanya. Suku BanjarSumber: banjarbaruklik.comSuku Banjar adalah suku yang populasinya cukup banyak, bahkan hampir mendiami satu provinsi, yaitu Kalimantan Selatan. Selain Kalimantan Selatan, Suku Banjar juga mendiami Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Suku Banjar berasal dari daerah Banjar, yang telah membaur dengan masyarakat daerah aliran sungai. Diantaranya DAS Bahan, DAS Martapura, DAS Tabanio, dan DAS Barito. Selain itu, Suku Banjar juga memiliki jiwa kemaritiman. Bahasa sehari – hari yang digunakan Suku Banjar adalah Bahasa Banjar. Dimana bahasa ini telah berkembang sejak Kerajaan Negara Dipa dan Daha yang bercorak Hindu – Budha. Bahkan hingga datangnya Islam ke Tanah Banjar. Bahasa Banjar sendiri sudah memiliki kemiripan dengan bahasa lain, seperti Bahasa Melayu, Bahasa Dayak, bahkan Bahasa Jawa. Bahasa Banjar asli kini hanya dipakai saat ritual aruh adat Kaharingan Dayak Meratus (Banjar Arkhais). Suku PaserSumber: id.wikipedia.orgSuku Paser berasal dari Kalimantan Timur, yaitu di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan. Sebagian besar suku ini memeluk agama Islam dan Kristen. Dan telah mendirikan Kerajaan Islam, yaitu Kesultanan Paser. Baca juga: 13 Suku di Pulau Sumatera Serta Penjelasannya Tidak seperti suku lainnya yang berada di dekat perairan, Suku Paser justru bermukim di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut. Namun kini Suku Paser telah mendiami pemukiman bersama masyarakat lainnya. Suku TidungSumber: indeksberita.comSuku Tidung berasal dari Kalimantan Utara. Selain itu, suku ini juga mendiami Malaysia, tepatnya di negeri Sabah. Yang mana, Suku Tidung awalnya memiliki kerajaan, yaitu Kerajaan Tidung. Bahasa yang digunakan oleh Suku Tidung adalah Bahasa Tidung dengan dialek Tarakan. Beberapa kata dari bahasa Tidung memiliki kemiripan dengan bahasa suku di Kalimantan lainnya. Ada yang beranggapan bahwa Suku Tidung memiliki kekerabatan dnegan Suku Dayak. Namun, karena Suku Tidung beragama Islam, tidak dianggap dalam Suku Dayak. Tetapi dikategorikan suku yang berbudaya Melayu. Suku BerauSumber: dahlanrp.wordpress.comSuku Berau biasa juga dikenal dengan Melayu Berau. Yang mana mayoritas suku ini memeluk agama Islam. Suku ini mendiami bagian pesisir Kabupaten Berau, di bagian utara Kalimantan Timur. Suku Dayak IbanSumber: netralnews.comDulunya, kelompok Suku Dayak Iban dikenal sebagai Dayak Laut. Di Pulau Kalimantan, banyak yang berdomisili di Kalimantan Barat. Selain itu, ada juga Suku Iban yang tersebar di Brunei Darussalam, Tawau sabah, dan Sarawak. Pakaian ada Suku Dayak Iban begitu unik, baju khas Dayak dengan warna terang yang cantik. Lengan pendek, serta kain yang dikenakan di bawah dengan panjang selutut. Dan para wanitanya mengenakan hiasan kepala seperti cunduk mentul pada riasan pengantin wanita Jawa. Suku Dayak BawoSumber: backpackerjakarta.comSuku Dayak Bawo adalah salah satu rumpun Suku Dayak. Orang – orang Dayak Bawo berdomisili di Kabupaten Barito Selatan. Yang mana beada di desa Patas 1, Kecamatan Gunung Bintang Awai. Dari Buntok, ibukota Barito Selatan, jaraknya kurang lebih 100 kilometer. Desa ini menjadi satu – satunya situs yang tersisa dari Suku Dayak Bawo, dan masih asli keberadaannya. Di sini, masih banyak rumah – rumah panggung, diantaranya Rumah Adat Raung Tulang. Orang Daya Bawo juga masih sering menyelenggarakan upacara keagamaan dan upacara tradisional masyarakat setempat. Dimana sebagian besar masyarakat menganut kepercayaan kaharingan. Suku Dayak MeratusSumber: konfrontasi.comSuku Dayak Meratus adalah sub Suku Dayak yang berdomisili di sepanjang pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Suku Dayak Meratus juga sering disebut dengan Urang Biaju atau Dayak Biaju. Ada juga yang menyebutnya Urang Bukit atau Dayak Bukit / Buguet. Bahasa yang digunakan oleh Suku Dayak Meratus adalah bahasa Meratus, bahasa Banjar, dan sebagian dapat berbahasa Indonesia. Sedangkan untuk kepercayaan, masyarakat Dayak Meratus menganut paham kepercayaan Kaharingan. Yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit). Namun, sejak tahun 1980 karena pemerintah mengharuskan memeluk salah satu agama yang diakui di Indonesia, maka Kaharingan dikategorikan dalam cabang agama Hindu. Baca juga: 12 Suku di Pulau Jawa Serta Penjelasannya Itulah suku – suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Yang bahkan, suku – suku ini tidak hanya berada di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan Brunei Darussalam. |