Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna

2. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh keputusan penguasa tertentu. 3. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan moral moral sense tertentu, seperti malu, menyesal, bersalah, dsb.

D. TEORI ETIKA

1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani Deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Contoh : manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala. 2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos berarti tujuan, sasaran akibat, dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna. Dari sudut pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Teleologi Hedonisme hedone = kenikmatan yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencari kenikmatan dan kesenangan. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia. b. Teleologi Eudamonisme eudemonia = kebahagiaan yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki. Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleology dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Egosime etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri. b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat bagi semua pihak.

E. FUNGSI ETIKA

Fungsi etika dalam kehidupan sehari - hari adalah : a. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis dengan berbagai moralitas yang membingungkan. b. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis. c. Orientasi etis diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.

F. KLASIFIKASI ETIKA

akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baikpada dirinya sendiri. Tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkankewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.Menurut Immanuel Kant (1734-1804), kemauan baik harus dinilai baik pada dirinyasendiri terlepas dari apa pun juga. Maka , dalam menilai seluruh tindakan kita, kemauan baikharus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya.Ada dua kesulitan yang dapat diajukan terhadap teori deontologi, khususnya terhadappandangan-pandangan Kant.

TEMA-TEMA ETIKA BISNIS151.Bagaimana jadinya apabila seseorang diharapkan pada dua perintah atau kewajiban moraldalam suatu situasi yang sama, tetapi keduanya tidak bisa dilaksanakan sekaligus, bahkankeduanya saling meniadakan.2.Para penganut etika deontologi sesungguhnya tidak bisa mengelakkan pentingnya akibatdari suatu tindakan untuk menentukan apakah tindakan itu baik atau buruk.4.2. Etika TeleologiEtika Teleologi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang maudicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yangditimbulkannya baik dan berguna.4.2.1. HedonismeSatu-satunya yang menjadi hal terbaik dalam manusia adalah kesenangan (hedonedalambahasa Yunani), entah kesenangan jasmani maupun rohani. Setiap perbuatan yang dilakukan olehmanusia, menurut teori ini, bermuara padaself-interest, kepentingan diri yang tidak jauh darikenikmatan atau kesenangan.4.2.2. Utilitarianisme“Utilitarianisme” berasal dari bahasa Latinutilitisyang berarti bermanfaat. Menurut teoriini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkutbukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.Dapat dipahami pula kalau Utilitarianisme sangat menekankan pentingnya konsekuensiperbuatan dalam menilai baik buruknya.Jika suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar artinya paling memajukankemakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan masyarakat, maka perbuatan itu baik.Sebaliknya, jika terdapat ketidakadilan atau melanggat hak beberapa orang atau barang kalihanya satu dan perbuatan tersebut membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat, perbuatanitu harus dinilai buruk.

TEMA-TEMA ETIKA BISNIS16Keberatan yang dikemukakan adalah Utilitarianisme tidak berhasil menampung dalamteorinya dua paham etis, yaitu Keadilan dan Hak. Utilitarianisme adalah satu teori etika yangmenyatakan bahwa suatu tindakan dikatakan benar jika tindakan itu menghasilkan, ataucenderung untuk menghasilkan, sebanyak mungkin kebaikan bagi sebanyak mungkin orang yangterkena akibat dari tindakan tersebut. Berbeda dengan teori hedonisme, yang dimasukkan kedalam egoisme etis, dapat dikatakan bahwa utilitarianisme ini termasuk dalam universalisme etis.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 144 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Dalam dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan. Perbedaan besar tampak antara teleologi dengan deontologi. Secara sederhana, hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip keduanya. Dalam deontologi, kita akan melihat sebuah prinsip benar dan salah. Namun, dalam teleologi bukan itu yang menjadi dasar, melainkan baik dan jahat. Ketika hukum memegang peranan penting dalam deontologi, bukan berarti teleologi mengacuhkannya. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir.

Etika deontologi adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban dan ‘logos’ berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai keburukan, deontologi menjawab, ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.

Sejalan dengan itu, menurut etika deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Karena bagi etika deontologi yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Atau dengan kata lain suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain adalah tindakan yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari.

Contoh kasus dari etika deontologi: Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.

Sedangkan etika teleologi berasal dari bahas kata Yunani telos (τ?λος), yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos (λ?γος), perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.

Teleologi mengerti benar mana yang benar dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Walaupun sebuah tindakan dinilai salah menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Namun dengan demikian, tujuan yang baik tetap harus diikuti dengan tindakan yang benar menurut hukum.

Contoh kasus dari etika teleologi: Seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum sehingga etika teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.

Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna

Gak perlu khawatir, tulisan kamu bisa tetap
TERBACA DAN TRENDING di Brilio.net

Learn More Sign In