Bagi kalian yang sudah kelas 10 MIA pasti sudah pernah dengar tentang apa itu reaksi redoks, kan? Hayoo masih inget, nggak? Show
Coba Sobat Pintar perhatikan fenomena gambar di atas. Pada gambar tersebut, kita bisa melihat sebuah apel yang sedang mengalami proses pembusukan. Dalam proses kimia, reaksi pembusukan apel tersebut terjadi karena adanya sebuah reaksi yang menyertainya, yaitu reaksi redoks. Yuk Sobat, kita simak apa sih itu reaksi redoks. Reaksi RedoksApa itu reaksi redoks? Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung pada proses elektrokimia. Boleh dibilang, reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi. Berikut pengertian dari kedua istilah tersebut. Pengertian ReduksiReduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan kenaikan elektron. Dapat dikatakan bahwa reduksi adalah reaksi dimana suatu zat kehilangan oksigen. Pengertian OksidasiOksidasi adalah reaksi yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan penurunan elektron. Dapat dikatakan bahwa oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat mengikat oksigen. Perhatikan contoh reaksi berikut ini: Bagaimana penjelasan reaksi oksidasi dan reduksi pada contoh di atas? Besi (III) oksida (Fe2O3) mengalami reduksi karena kehilangan atom oksigen dan berubah menjadi besi (2Fe). Adapun karbon monoksida (3CO) mengalami reaksi oksidasi karena mengikat atom oksigen dan berubah menjadi karbon dioksida (3CO2). Konsep Bilangan OksidasiKonsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini hanya bisa terjadi pada senyawa ionikaja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu, muncul konsep redoks yang ketiga, yaitu berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks). Bilangan oksidasiadalah muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur yang biloksnya positif, biasanya merupakan atom-atom unsur logam, seperti Na, Fe, Mg, Ca, dan unsur logam lainnya. Sementara itu, unsur yang biloksnya negatif, biasanya atom-atom unsur nonlogam, seperti O, Cl, F, dan unsur nonlogam lainnya. Berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi,reaksi reduksiadalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sedangkanreaksi oksidasiadalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Terdapat delapan aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom yang harus Sobat ketahui, antara lain adalah sebagai berikut. 1. Bilangan oksidasi unsur bebas dalam bentuk atom dan molekul adalah 0.Contoh: bebas berbentuk atom Contoh: bebas berbentuk molekul 2. Bilangan oksidasi ion monoatom (1 atom) dan poliatom (lebih dari 1 atom) sesuai dengan jenis muatan ionnya.Contoh: 3. Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongannya.IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1. IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2. IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3 4. Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari satu.Contoh: 5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = jumlah muatannya.Contoh: 6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0.Contoh: 7. Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1. Bila H berikatan dengan non-logam = +1.Contoh: 8. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa proksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2.Contoh: Menentukan Reaksi Reduksi dan Oksidasi Berdasarkan Konsep Kenaikan dan Penurunan Bilangan OksidasiPada reaksi redoks, terdapat unsur-unsur yang bertindak sebagai reduktor dan oksidator. Zat yang mengalami oksidasi itu disebutreduktor, sedangkan zat yang mengalami reduksi disebutoksidator. Coba perhatikan contoh berikut ini! Reaksi: Mg(s) + 2HCl ----> MgCl2(aq) + H2(g) Karena Mg merupakan unsur bebas, jadi biloks Mg = 0. Kemudian, biloks H pada senyawa 2HCl bernilai +1 karena unsur H berikatan dengan unsur lain dan H merupakan golongan IA. Selanjutnya, karena H = +1, berarti Cl = -1 agar total biloks 2HCl = 0. Di ruas sebelah kanan, biloks Mg pada senyawa MgCl adalah +2 karena Mg berikatan dan merupakan unsur golongan IIA. Karena Cl memiliki indeks 2, maka biloks Cl = -1, agar total biloks MgCl2= 0. Kemudian, karena H2merupakan unsur bebas, maka biloksnya bernilai 0. Unsur Mg mengalami kenaikan biloks dari 0 ke +2, sehingga mengalami reaksi oksidasi. Jadi, unsur Mg disebut sebagai reduktor. Sementara itu, unsur H mengalami penurunan biloks dari +1 ke 0, sehingga mengalami reaksi reduksi. Jadi, HCl disebut sebagai oksidator. Sobat Pintar jangan lupa download aplikasi Aku Pintar di Play Store atau App Store, ya! Ada fitur Belajar Pintar yang bakal nemenin Sobat belajar di rumah. Simak juga artikel-artikel lainnya, yaa! Writer: Muhammad Fahmi Ridlo Editor: Deni Purbowati Masuk
Yuk, mulai Belajar Bersama!
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau senyawa dengan oksigen membentuk oksida, dan pelepasan oksigen dari senyawa. Adapun yang dimaksud dengan reaksi reduksi dan oksidasi adalah sebagai berikut. Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa. Reduktor adalah:
Contoh:
Oksidasi adalah reaksi pengikatan (penggabungan) oksigen oleh suatu zat. Oksidator adalah:
Contoh:
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Penerimaan Elektron Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron. Memasuki abad ke-20, para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi yang ditinjau dari ikatan kimianya, yaitu adanya serah terima elektron. Konsep ini dapat diterapkan pada reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen. Adapun yang dimaksud dengan reaksi reduksi dan oksidasi adalah sebagai berikut: Reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Reduktor adalah:
Contoh:
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Oksidator adalah:
Contoh:
Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Pertambahan dan Penurunan Bilangan Oksidasi Reaksi redoks dapat pula ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi atom atau unsur sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi redoks adalah reaksi yang ditandai dengan terjadinya perubahan bilangan oksidasi (biloks) dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi. Sebelum membahas konsep reaksi reduksi oksidasi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi itu. Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi atau biloks adalah muatan yang dimiliki oleh atom jika elektron valensinya cenderung tertarik ke atom lain yang berikatan dengannya dan memiliki keelektronegatifan lebih besar. Aturan penentuan bilangan oksidasi antara lain sebagai berikut: Jumlah bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 (nol). Contoh: Bilangan oksidasi atom dalam unsur Na, Fe, H2, P4, dan S8 sama dengan 0 (nol). Jumlah bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa netral sama dengan 0 (nol). Contoh: Senyawa NaCl mempunyai muatan = 0. Jumlah biloks Na + biloks Cl = (+1) + (-1) = 0. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam ion poliatomik sama dengan muatan ionnya. Contoh: Ion NO3- bermuatan = -1, maka biloks N = -1 dan biloks O = -1. Jumlah bilangan oksidasi unsur dari golongan IA adalah +1 dan unsur dari golongan IIA adalah +2, dan golongan IIIA adalah +3 Contoh: Bilangan oksidasi Na dalam NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah +1. Bilangan oksidasi Ca dalam CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2. Bilangan oksidasi Al dalam Al2O3 adalah +3. Jumlah bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan unsur golongan VIIA pada senyawa biner adalah -1. Contoh: Bilangan oksidasi S dalam Na2S dan MgS adalah -2. Bilangan oksidasi Cl dalam NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1. Jumlah bilangan oksidasi unsur H yang berkaitan pada senyawa logam adalah +1, apabila berkaitan dengan senyawa non-logam -1. Contoh: Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi H dalam NaH, CaH2 adalah -1. Jumlah bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa peroksida = -1. Bilangan oksidasi O dalam senyawa non-peroksida = -2. Contoh: Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Bilangan oksidasi O dalam H2O adalah -2 Nah sekarang udah inget lagi kan tentang konsep pada Reaksi Redoks, habis ini kita belajar tentang Penyetaraan Reaksi Redoks
Sobat Pintar, terdapat 2 metode penyetaraan reaksi redoks, dibawah ini merupakan metode-metode penyetaraan reaksi redoks: Metode Perubahan Bilangan Oksidasi
Contoh: Penyelesaian: Metode Setengah Reaksi
Contoh: Penyelesaian: Sekarang kita coba ngerjain soal-soal latihan yuk Sobat!
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Pada reaksi redoks, MnO2 + 2H2SO4 + 2NaI ---> MnSO4 + Na2SO4 + 2H2O + I2 yang berperan sebagai oksidator adalah.... A. NaI B. H2SO4 C. Mn2+ D. I- E. MnO2
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Pada persamaan reaksi redoks: aMnO4-(aq) + bH+(aq) + cC2O42-(aq) ---> 2Mn2+(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g) Harga koefisien reaksi a, b, dan c adalah..... A. 1, 4, dan 2 B. 1, 8, dan 3 C. 2, 16, dan 5 D. 2, 8, dan 5 E. 2, 6, dan 5
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah.... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Di antara reaksi-reaksi berikut di bawah ini yang merupakan contoh reaksi redoks adalah.... A. AgNO3(aq) + NaCl(aq) --> AgCl(s) + NaNO3(aq) B. 2KI(aq) + Cl2(aq) --> I2(s) + 2KCI(aq) C. NH3(aq) + H2O(l) --> NH4+(aq) + OH-(aq) D. NaOH(aq) + CH3COOH(aq) --> CH3COONa(aq) + H2O(l) E. Al2O3(S) + 2NaOH(aq) --> 2NaAlO2(aq) + H2O(l)
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut: 2HBr + H2SO4 --> Br2 + SO2 + 2H2O Zat yang merupakan oksidator adalah…. A. HBr B. H2SO4 C. Br2 D. SO2 E. H2O
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Nilai bilangan oksidasi dari Cl2 didalam Ca(ClO2)2 adalah . . . A. 16 B. 6 C. 1 D. 4 E. 12
Kerjakan soal berikut dengan tepat! Diketahui reaksi : A. 4, 1, 1 B. 4, 1, 2 C. 4, 1, 3 D. 4, 1, 4 E. 4, 1, 5
Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya aliran elektron yang ditimbulkan oleh konversi energi kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya. Hal ini dimungkinkan dengan pemisahan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik dari energi yang dihasilkan oleh reaksi di dalam selnya, yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Sel elektrokimia tersusun dari dua material penghantar atau konduktor listrik yang disebut dengan katoda dan anoda. Kedua material penghantar ini disebut dengan elektroda. Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menghasilkan kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menghasilkan penurunan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi menunjukkan jumlah total elektron yang telah dipindahkan dari suatu unsur (hal ini akan menghasilkan bilangan oksidasi positif) dan jumlah total elektron yang telah ditambahkan ke dalam suatu unsur (menghasilkan bilangan oksidasi negatif) untuk mencapai keadaan yang baru. Skema Sel Daniell Sel Daniell adalah sel elektrokimia yang menggunakan seng (Zn) sebagai anoda dan tembaga (Cu) sebagai katoda. Seng dicelupkan ke dalam seng sulfat (ZnSO4), sedangkan tembaga dicelupkan ke dalam tembaga sulfat (CuSO4).
Sel Volta Sel volta (sel galvani) adalah sel elektrokimia dimana energi kimia dari reaksi redoks spontan diubah menjadi energi listrik. Prinsip kerja sel volta dalam menghasilkan arus listrik adalah aliran transfer elektron dari reaksi oksidasi di anode ke reaksi reduksi di katode melalui rangkaian luar. Susunan Sel Volta Secara umum, sel volta tersusun dari:
Notasi sel volta digunakan untuk menggambarkan rangkaian sel volta dan reaksi redoks yang berlangsung didalamnya. Sel Volta tersusun atas setengah sel antara logam seng-ion seng dan setengah sel antar logam tembaga-ion tembaga. Sel tersebut dapat dinyatakan dengan notasi yang ditulis dalam bentuk: Zn(s)|Zn2+(aq)||Cu2+(aq)|Cu(s) Notasi tersebut dinamakan notasi sel volta. Secara umum, penulisan notasi sel volta menurut konvensi IUPAC adalah sebagai berikut.
Potensial elektrode standar (Eo), adalah potensial elektrode (potensial reduksi) yang diukur pada suhu 25oC dan tekanan parsial 1 atm, dimana konsentrasi ion-ion yang terlibat dalam reaksi adalah 1 M. Potensial elektrode standar dapat digunakan untuk memperkirakan apakah suatu reaksi redoks berlangsung secara spontan atau tidak. Potensial sel adalah kemampuan maksimum sel untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar. Sel volta digolongkan menjadi sel primer, sel sekunder dan bahan bakar. Reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik: Katode : kutub (+) Potensial listrik yang dihasilkan sel Volta disebut potensial sel (Eosel). Reaksi berlangsung spontan bila besarnya Eosel = positif (+). Eosel = Eo reduksi - Eo oksidasi Deret Keaktifan Logam (Deret Volta) Urutan unsur-unsur logam pada tabel potensial elektroda standar disebut juga deret elektrokimia (deret volta). Deret ini memberikan informasi reaktivitas unsur logam dalam suatu reaksi redoks.
Sel Elektrolisis Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia dimana energi listrik digunakan untuk menjalankan reaksi redoks yang tidak spontan. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Elektroda positif (+) yang disebut juga anoda sedangkan elektroda negatif (-) disebut katoda. Susunan Sel Elektrolisis Secara umum, sel elektrolisis tersusun dari:
Reaksi kimia yang memerlukan energi listrik: Katode : kutub (-) Elektrolisis leburan/lelehan/cairan: unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi adalah kation, anion dan elektrodenya. Elektrolisis larutan: unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi adalah kation, anion, pelarut (air), dan elektrodenya. Skema reaksi-reaksi elektrolisis larutan:
Logam aktif (golongan IA, IIA, Al dan Mn) kationnya akan tereduksi menjadi logamnya, bila yang dielektrolisis adalah lelehan/leburan/cairanya Pada pelapisan/penyepuhan logam yang digunakan sebagai anode adalah logam pelapis Susunan Sel Elektrolisis: Reaksi yang terjadi: Katode (-): 2H2O(l) +2e- --> H2(g) + 2OH-(aq)
Persamaan sel volta dengan sel elektrolisis Sel Volta dan Sel Elektrolisis termasuk dari Sel Elektrokimia, dibawah ini merupakan persamaan dari Sel Volta dan Sel Elektrolisis:
Perbedaan sel volta dengan sel elektrolisis Sobat Pintar, di bawah ini merupakan tabel perbedaan antara Sel Volta dengan Sel Elektrolisis:
Hukum Faraday I Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektrode selama elektrolisis (G) berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang digunakan (Q). Secara matematis, hukum Faraday I dapat ditulis dalam persamaan berikut: G ~ Q Sebagaimana jumlah muatan listrik (Q) sama dengan hasil kali dari kuat arus listrik (i) dengan selang waktu (t), Q = i x t G ~ i x t Massa zat yang dihasilkan selama elektrolisis (G) juga berbanding lurus dengan kuat arus (i) dan selang waktu (t). Muatan listrik (Q) yang digunakan dalam elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah mol elektron yang terlibat dalam reaksi redoks (ne). Secara eksperimen diperoleh bahwa 1 mol elektron memiliki muatan listrik sebesar 96.500 coulomb. Nilai muatan listrik elektron ini ditetapkan sebagai konstanta Faraday (F). Jadi, hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Q = ne x F Hukum Faraday II Massa zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan massa ekivalen zat. Di dalam Hukum Faraday II dinyatakan bahwa massa yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan massa ekivalen zat. massa zat ~ massa ekivalen zat w ~ ME Massa ekivalen zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan perubahan bilangan oksidasinya atau muatan ionnya. ME = Ar/biloks atau muatan ion
Berikut ini adalah penggunaan sel volta:
Berikut ini adalah penggunaan sel elektrolisis:
Elektrolit yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. massa logam penyepuh akan berkurang.
Jawablah soal berikut dengan benar! Sel elektrokimia dimana energi kimia dari reaksi redoks spontan diubah menjadi energi listrik adalah pengertian dari..... A. potensial sel B. notasi sel C. deret volta D. sel volta E. sel elektrokimia
Jawablah soal berikut dengan benar! Diketahui: Ag+ + e- ---> Ag E0=+0,80 volt Mg2+ + 2e- ---> Mg E0 = -2,38 volt Potensial standar sel Ag dan Mg adalah.. A. +0,80 volt B. -2,38 volt C. +2,38 volt D. -0,80 volt E. +3,18 volt
Jawablah soal berikut dengan benar! Perhatikan sel elektrokimia berikut ini! Penulisan diagram yang tepat dari gambar adalah..... A. Zn|Zn2+||Cu2+|Cu B. Cu|Cu2+||Zn2|Zn C. Zn2+|Zn||Cu|Cu2+ D. Cu2+|Cu||Zn2+|Zn E. Zn|Zn2+||Cu|Cu2+
Jawablah soal berikut dengan benar! Dalam suatu sel volta terjadi reaksi ; Sn + 2Ag+ --> Sn2+ + 2Ag harga potensial sel reaksi tersebut adalah…. A. 1,88 volt B. 1,74 volt C. 0,94 volt D. 0,36 volt E. -0,94 volt
Jawablah soal berikut dengan benar! Arus listrik 20 ampere dialirkan ke dalam larutan AgNO3 selama 965 detik. Massa perak yang dihasikan di katoda adalah ..... gram. (Ar Ag=108; 1F = 96500 C/mol) A. 5,4 B. 10,8 C. 21,6 D. 54 E. 108
Jawablah soal berikut dengan benar! Bahan yang digunakan sebagai elektrode pada sel aki (accu) adalah … A. Pt dan C B. Zn dan C C. Pb dan PbO2 D. Zn dan Cu E. Cu dan PbO2
Jawablah soal berikut dengan benar! Logam yang tidak diperoleh dengan proses elektrolisis adalah … A. Natrium B. Aluminium C. Magnesium D. Kalsium E. Merkuri
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi, Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <==> Fe2+(aq) + 2e- Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi. O2(g) + 4H+(aq) + 4e- <==> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e- <==> 4OH-(aq) Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi. Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Cara Pencegahan Korosi Secara mekanis permukaan logam yang hendak dilindungi ditutup dengan bahan tertentu misalnya dengan cat. Selain itu metode lain yang digunakan adalah perlindungan katodik, dimana logam yang hendak dilindungi dihubungkan dengan logam lain yang memiliki potensial elektroda lebih kecil. Metode atau cara yang umum digunakan antara lain sebagai berikut:
Faktor yang memengaruhi terjadinya korosi antara lain:
Jawablah soal berikut dengan benar! Rumus molekul dari karat pada besi adalah... A. NaCl B. Fe C. Fe2+ D. Fe2O3.xH2O E. Fe(OH)2
Jawablah soal berikut dengan benar! Berikut ini adalah cara pencegahan korosi, kecuali... A. pengecatan B. menambah kelembaban C. perlindungan katodik D. galvanisasi E. pelumuran dengan oli
Jawablah soal berikut dengan benar! Di daerah industri, udara dapat mengandung gas-gas SO2, CO2, O2, N2, CO dan H2O. Pasangan gas-gas yang dapat menyebabkan terjadinya korosif adalah.... A. O2 dan N2 B. CO dan N2 C. CO2 dan SO2 D. SO2 dan H2O E. CO dan H2O
Jawablah soal berikut dengan benar! Manakah hal berikut yang dapat mempercepat terjadinya korosi besi ? A. besi dicat B. besi dihubungkan dengan logam Mg C. besi dihubungkan dengan logam Cu D. besi dilapisi oleh timah E. besi diberi oli
Jawablah soal berikut dengan benar! Untuk mencegah terjadinya korosi pipa besi yang ditanam dalam tanah, pipa besi dihubungkan dengan logam.... A. Mg B. Zn C. Ag D. Pb E. Sn
Jawablah soal berikut dengan benar! Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan berikut ini dapat mempengaruhi korosi kecuali…. A. Suhu B. Udara C. Keasaman D. Kelembapan E. Struktur Bahan
Jawablah soal berikut dengan benar! Mudah atau tidaknya logam berkarat tergantung pada ... A. Banyaknya air B. Keaktifan logam C. Suhu lingkungan D. Tingkat kebasaan E. Banyaknya oksigen |