Sisi apa saja yang diperbandingkan dalam pendidikan Islam


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Ilmu perbandingan pendidikan merupakan studi tentang system pendidikan dan pengajaran serta problematika-problematikanya dalam Negara-negara yang berbeda. Masing-masing system dan problematika diusut sampai pada sebab-sebab sebenarnya yang berada dibalik system dan problematika tersebut.

Dari segi agama islam, ternyata sangat mendorong umatnya untuk mengadakan studi perbandingan, yaitu agar umat agama islam belajar dan mengambil pelajaran dari segi keadaan dan kehidupan bangsa-bangsa lain yang ada dan berkembang didunia ini baik masa lalu maupun masa sekarang.

Suatu system pendidikan adalah bagian terpenting yang merupakan unit yang berfungsi dalam pendidikan. Untuk keperluan pendidikan yang komperatif studi mengenai system pendidikan tidak  cukup mengenai sekolah saja. Memang oleh karena itu, sekolah adalah pusat pendidikan yang berfungsi untuk melancarkan kebudayaan dan pengetahuan dari suatu angkatan ke yang berikutnya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu perbandingan pendidikan?

2.      Apakah tujuan adanya perbandingan pendidikan?

3.      Bagaimana sifat-sifat perbandingan pendidikan?

4.      Meliputi apa saja ruang lingkup perbandingan pendidikan?

C.    Tujuan

1.      Mengetahui makna perbandingan

2.      Mengetahui tujuan perbandingan pendidikan

3.      Mengetahui sifat-sifat perbandingan pendingan

4.      Mengetahui ruang lingkup pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perbandingan Pendidikan

            Penggunaan istilah ”Perbandingan pendidikan” atau “pendidikan perbandingan”, merupakan terjemahan dari istilah “Comparative Education” dalam bahasa Inggris, sebagaimana istilah “Comparative Religion” diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan “Perbandingan Agama”. Sementara ahli lainnya, mengalih-bahasakan istilah “Comparative Education” tersebut ke dalam Bahasa Indonesia, dengan menggunakan istilah “Pendidikan perbandingan”. Namun kedua istilah tersebut pada dasarnya menunjukkan pengertian yang sama, yaitu sebagai suatu study komparatif (studi perbandingan) tentang pendidikan, atau suatu studi tentang pendidikan dengan menggunakan pendekatan dan metode perbandingan; yang berasal dari istilah lengkap “a comparative study of education”.

            Study Comparative tentang pendidikan atau pendidikan perbandingan, mengandung pengertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal/aspek atau lebih dari sistem pelaksanaan pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan yang ada dalam kedua hal atau lebih tersebut. Artinya dengan studi perbandingan tersebut kita bisa membandingkan beberapa konsep, teori, atau sistem dan praktek pendidikan satu sama lainnya; kita juga bisa memperbandingkan beberapa konsep dengan praktek penyelenggaraan pendidikan yang ada pada suatu negara/bangsa; dapat pula kita mempelajari konsep, teori pendidikan atau sistem pendidikan yang berlaku pada suatu bangsa/negara tertentu, dan kita perbandingkan dengan konsep pendidikan, atau tori pendidikan atau sistem pendidikan yang berlaku di negara/bangsa kita sendiri.

            Menurut Carter V. Good perbandingan pendidikan adalah “studi yang bertigas mengadakan perbandingan teori dan praktik kependidikan yang ada di dalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas pandangan dan pengetahuan di luar batas negerinya sendiri”.

            Menurut I. L. Kandel “perbandingan pendidikan adalah studi tentang teori dan praktik pendidikan masa sekarang sebagaimana yang dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan kelanjutan sejarah pendidikan”.

            Di sisi lain Abdul Rachman Assegaf mengemukakan salah satu pandangan Carter V. Good yang menyertakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pendidikan, yakni bahwa perbandingan pendidikan adalah studi tentang kekuatan-kekuatan pendidikan, sosial, politik, dan ekonomi dalam berhubungan internasioanal dengan tekanan pada potensi dan bentuk pendidikan.

            Sedangkan pandangan Robert F. Arnove, sebagaimana dikemukakan Abdul Rachman Assegaf, menyatakan tentang tujuan kajian perbandingan pendidikan sebagai berikut: “Perbandingan Pendidikan mengkaji bagaimana negara-negara berencana memperluas, meningkatkan, dan melakukan upaya demokratisasi terhadap sistem pemdidikan mereka”.

Kesimpulan perbandingan pendidikan menurut Abdul Rachman Assegaf, antara lain:

1.      Perbandingan pendidikan adalah perbandingan teori dan praktik pendidikan antara negara dengan tinjauan terhadap faktor yang berpengaruh ataupun sejarah perkembangannya dalam rangka pengembangan sistem pendidikan mereka.

2.      Perbandingan pendidikan berkaitan dengan sistem dan pendidikan yang berlaku di suatu negara.

3.      Perbandingan pendidikan juga berhubungan dengan perbandingan antar tokoh, konsep, ataupun institusi pendidikan antar negara.

B.     Tujuan Perbandingan Pendidikan

                        Dalam studi perbandingan tentang pendidikan, terutama ynag tertuju pada studi perbandingan antara dua sistem pendidikan, tujuannya, di samping untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara kedua sistem pendidikan itu, juga dikandung maksud lebih jauh, yaitu:

1.      Untuk menganalisa sumber-sumber atau faktor-faktor yang menyebabkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya masing-masing.

2.      Untuk menimbulkan sikap pengertian dan terbuka satu sama lain; dan

3.      Yang pada akhirnya akan terjalin saling kerjasama satu sama lain untuk mengembangkan sistem pendidikan masing-masing, dan saling membantu dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan yang dihadapi masing-masing bangsa atau negara.

                        Timbulnya dan berkembangnya studi komparatif atau studi perbandingan, juga perbandingan pendidikan, secara psikologis adalah adanya dorongan rasa ingin tahu manusia yang sangat kuat, telah mendorong seseorang untuk mengetahui dan mempelajari lebih jauh perikeadaan dan perikehidupan yang berlaku di luar lingkungan masyarakat atau negara dan bangsa sendiri. Dengan mengetahui perikeadaan masyarakat dan bangsa lain tersebut, akan terjadi saling pengertian dan hormat menghormati serta saling terbuka antara masyarakat atau bangsa-bangsa tersebut, yang selanjutnya akan mewujudkan terjalinnya kerjasama dan saling tolong menolong untuk mencapai tujuan dan kemajuan-kemajuan bersama. Atau paling tidak, dengan mengetahui perikeadaan dan perikehidupan masyarakat atau bangsa lain, suatu masyarakat atau bangsa lain akan mengambil pelajaran, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan bangsa atau masyarakat lain itu, guna memperbaiki dan membangun perikeadaan dan perikehidupan masyarakat atau bangsanya sendiri.

C.  Sifat atau Ciri-ciri pendidikan perbandingan

Pendidikan perbandingan mempunyai ciri-ciri  yang ilmiah, kultural, humanistis, komperhensif dan interdisipliner. Dikatakan ilmiah karena mempunyai kelengkapan sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, ialah mempunyai objek yang menjadi sasaran penelitian, sudut pandangan atau skopa dan metode-metode penelitian.  Bersifat Kultural, karena termasuk dalam lingkungan  ilmu pendidikan  dan cabang disiplin ini termasuk dalam golongan ilmu-ilmu  kebudayaan.  Dikatakan humanistis karena fokus utama  dari padanya berasal dari interaksi manusia dengan lingkungan serta pengalaman-pegalamannya. Selanjutnya,disebut komperhensif atau luas karena sifatnya yang interdisipliner. Berarti  luasnya harus mencakup fakta penting ilmu-ilmu modern, yaitu yang dapat membantu  memberikan sumber-sumber penerangannya untuk keperluan studinya.

Mengenai sifat atau ciri perbandingan pendidikan Gail F. Kelly dan kawan-kawan dalam bukunya Comperative Education, menunjukkan ciri-ciri perbandingan pendidikan yang lebih kurang sebagai berikut:

1.      Tentang isi

a.       Perbandingan sistem-sistem pendidikan nasional dengan maksud memberi sumbangan timbulnya saling pengertian internasional, perbaikan atau pembaharuan pendidikan (sampai dengan tahun 1960). Menurut perkiraan pendidikan perbandingan mulai berkembang secara sistematis menjadi disiplin ilmu sejak permulaan tahun 1930-an.

b.      Analisis tentang hubungan sekolah dan masyarakat (sampai dengan tahun 1960). Dalam hubungan ini, Nicholas Hans misalnya, meneliti tentang peran yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam pengembangan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Kalau dalam konkritnya dua rangkuman contoh isi (a dan b) di atas selalu bersifat komparatif, artinya membandingkan pendidikan negara yang satu dengan negara yang lain, C. Arnold Anderson mengetengahkan studi yang mendalam. Menurut tokoh ini, studi mendalam mengenai suatu fenomena pendidikan suatu negara dapat digunakan sebagai materi studi komparatif. Dengan menggunakan parameter tertententu suatu studi untuk negara tertentu dapatlah diuji adanya pada negara yang lain.

c.       Studi tentang modernisasi. Sebagian materi studi sejak masa akhir tahun enam puluhan berkisar pada masalah modernisasi. Dengan menggunakan kerangka pikir teori modernisasi para ahli berusaha memperoleh pengertian tentang apakah suatu negara telah mencapai atau sedang bergerak ke arah modernisasi. Dalam hubungan ini peranan pendidikan juga ditelaah dalam kaitan dengan perkembangan masyarakat dan perekonomian negara-negara yang bersangkutan.

2.      Tentang metode

Uraian pada awal bab ini menyebutkan bahwa peminat pendidikan perbandingan itu bermacam-macam, yaitu dari ahli dalam bidangnya, pendidik, sampai pejabat-pejabat dalam perencanaan dan kerja sama regional dan internasional dalam bidang pendidikan. Atas dasar pernyataan ini, maka pendidikan perbandingan bervariasi  bidang isi telah memperoleh tempat pada bagian yang terdahulu, maka, pada bagian ini akan diuraikan secara singkat ciri-ciri tentang metode.

Variasi tentang metode ini telah disinggung secara singkat pada bab pendahuluan ketika dibicarakan tentang pandangan-pandangan Kandel dan Hans mengenai pengembangan  pendidikan perbandingan. pada bagian ini disebutkan bahwa dengan mengikuti pandangan Kandel tentang pendidikan perbandingan, maka, metode-metode yang perlu dikembangkan adalah historis, komparatif, dan filosofis. Bila diikuti pandangan Hans, metode yang terutama sekali diperlukan adalah deskriptif dan eksperimental.

Ada tokoh-tokoh yang memikirkan dan mengusahakan adanya metode tertentu yang dapat menjadi ciri khas pendidikan perbandingan. Tokoh-tokoh itu, diantaranya, Andreas Khasamias, Harold Noah dan Max Eckstein. Dua tokoh terakhir ioni secara khusus mengungkapkan pandangannya dalam buku yang berjudul Toward a Saince in Comparative Education, dengan mengatakan bahwa studi komparatif tidaklah seyogyanya bersifat impresionistik, melainkan perlu berpegangan secara ketat paradigma ilmu dari ilmu-ilmu sosial. data empirik perlu diutamakan, dan ditinggalkan pengungkapan data yang berdasarkan kesan-kesan. Perkembangan pendidikan perbandingan memang ada kecendrungan mempunyai ciri semacam ini.

Fokus utama pendidikan perbandingan, menurut tokoh-tokoh ini adalah hubungan antara sekolah dan masyarakat, yang untuk ini perlu dikembangkan pengetahuan baik secara teoritik maupun praktis, serta metode yang diperlukan. Dengan konstruksi pikir ini dapat dikembangkan hukum-hukum dan bila ini telah diketemukan, maka peranan pendidikan terhadap perkembangan masyarakat dan kebudayaan, misalnya, menjadi jelas pula.

Konsepsi yang dirumuskan oleh Noah dan Eckstein ini barasal dari gurunya, yaitu George Bereday, yang telah menuliskan konsepsinya dalam Comparative Method in Education. Hal yang berbeda dengan pandangan Bereday adalah metodenya. Kalau Bereday berpendapat bahwa studi perbandingan itu dapat menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif, Noah dan Eckstein meyogyakan penggunaan metode kuantitatif sebagai metode utama. Dengan kuantitatif kaidah-kaidah ilmiah seperti objektivitas dan replikatif dapat terpenuhi.

Pandangan yang senada dikemukakan oleh Brian Holmes, yang dituliskan dalam bukunya yang diberi judul Problems in Education : A Camparative Approach. Ia mengemukakan bahwa agar sifat ilmiah pendidikan perbandingan sungguh-sungguh dapat dicapai, dalam metodenya perlu dipenuhi syarat-syarat seperti : objektivitas, pengembangan kategori-kategori perbandingan yang konsisten dan mantap, metode yang cermat dalam pengumpulan data, analisa yang runtun, dan sebagainya.

Menurut Holmes, hasil studi pendidikan perbandingan memberikan data-data yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah pendidikan tertentu. Ini dapat meliputi ruang lingkup baik yang sempit maupun yang luas. Yang sempit seperti halnya tentang kegiatan-kegiatan kelas dan sekolah, sedangkan yang luas dapat meliputi hubungan sekolah dan masyarakat ataupun transfer teori dan praktek pendidikan dari suatu negara ke negara yang lain.

3.      Tentang pendekatan

Pendekatan yang digunakan oleh para ahli dalam studi komparatif dapat digolongkan menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Analisis makro juga disebut analisis tentang sistem pendidikan dunia.

Pendahuluan dan analisis mikro dapat mengambil ruang lingkup secara regional atau lokal. Dapat secara khusus menganai berbagai pelaksanaan pendidikan atau hubungan antara sekolah dan masyarakat baik yang berlangsung dalam suatu negara maupun lintas negara.

Analisis mikro ini merupakan studi yang tidak jarang bersifat mendalam. Sementara ahli melihat bahwa hasil pandidikan suatu jenis sekolah tidak dapat semata-mata dipelajari hanya dari analisis tentang kebijaksanaan pendidikan seperti penentuan kurikulum, pendidikan guru dan ujian-ujian. Berbagai latarbelakang perlu ditelaah, misalnya sistem nilai masyarakat yang bersangkutan dan adanya kelompok-kelompok serta stratifikasi sosial.

Latarbelakang sosial ini ikut mengambil bagian dalam pencapaian kemampuan dan taraf berpikir siswa-siswa di sekolah. Demikian pula keadaan ekonomi. Sering kali siswa-siswa tertentu tidak dapat maju di sekolah karena mereka berada pada lapisan bawah masyarakat.

Untuk menyelenggarakan studi semacam ini pendekatan mikro menggunakan landasan ilmu-ilmu seperti antropologi dan sosiologi dengan pengamatan yang khas seperti fenomenologi dan interpretasi.

Uraian singkat di atas pada hakekatnya menunjukkan sifat lintas disiplin (interdiscipliner) dari pendidikan perbandingan.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ciri-ciri perbandingan pendidikan yaitu bersifat  ilmiah, kultural, humanistis, komperhensif dan interdisipliner. Sedangkan menurut Gail F. Kelly dan kawan-kawan ciri-ciri perbandingan pendidikan itu meliputi isi, metode dan perbandingan. Mengenai isi dalam perbandingan pendidikan yaitu harus memperhatikan sistem-sistem pendidikan, analisis tentang hubungan sekolah dengan masyarakat, dan pendidikan tentang modernisasi, yaitu peranan pendidikan dengan perkembangan ekonomi dan masyarakatnya.

Selanjutnya mengenai metode dalam pendidikan perbandingan, ciri-ciri metode yang digunakan ialah bersifat historis, komperatif, filosofis, deskriptif, dan eksperimental. Sedangkan mengenai pendekatan digolongkan menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Analisis makro juga disebut analisis tentang sistem pendidikan dunia dan analisis mikro dapat mengambil ruang lingkup secara regional atau lokal. Menganai berbagai pelaksanaan pendidikan atau hubungan antara sekolah dan masyarakat baik yang berlangsung dalam suatu negara maupun lintas Negara

D.    Ruang Lingkup Perbandingan Pendidikan Islam

            Ruang lingkup perbandingan pendidikan islam mempunyai sasaran yang tidak  hanya terbatas pada kependidikan berikut ruang lingkupnya menurut beberapa ahli:

1.      William w.brickman

Perbandingan pendidikan mempelajari dan menganalisa serta memperbandingkanhal-hal sebagai berikut:

a.       Deskripsi system pendidikan di Negara lain dan penjelasan mengenai permasalahan pendidikan

b.      Menganalisa mengenai latar belakang yang mempengaruhi serta problem-problem dan berbagai pandangan tentang problema yang kontroversal

c.       Perbandingan mengenai kesamaan dan perbedaan dari (a) dan (b)

d.      Memperbandingkan dan menilai sebab-sebab pokok sebelumnya dan sesudah dilakukan pemecahan problema-problema yang kontroversal dan yang bersifat biasa

Suatu system pendidikan adalah bagian terpenting yang merupakan unit terpenting yang berfungsi dalam pendidikan itu. Untuk keperluan pendidikan komperatif, studi mengenai system pendidikan tidak cukup  hanya disekolah. Karena tercerminya watak nasional dalam pendidikan tidak hanya didalam sekolah saja, berkaitan itu maka brickman tidak hanya membatasi pendidikan hanya disekolah.

2.      Dr. Nazily Sholih dan Dr. Abdul Ghani abud

a.       Segala pengetahuan yang berkaitan system pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat yang berbeda

b.      Berbagai teori atau pengetahuan pendidikan seperti filsafat pendidikan, kurikulum pendidikan, metodologi pendidikan, masalah penyediaan guru dan pembiayaan serta peraturan-peraturan yang berlaku.

c.       Sejarah pendidikan dari suatu Negara yang dapat menjelaskan problematika kependidikan masa kini

d.      Kebudayan suatu masyarakat yang mempengaruhi timbulnya system pendidikan yang berbeda.

3.      J.p sarumpet MA

Beberapa bagian  ruang lingkup yang terpenting dari  system pendidikan yang  pertama ditinjau dari  sejarah pendidikan secara singkat untuk mengetahui system apa yang berlaku saat ini.selanjutnya ditinjau administrasi pendidikan , terutama dilihat dari segi praktek administrasi dan organisasinya 

4.      Carter V.Good

a.       Studi tentang kekuatan pendidikan, social politik dan ekonomi dalam hubungan internasional dengan kekuatan, potensi, dan system pendidikan

b.      Program internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan debgan cara tukar menukar sarana pendidikan, teknik dan metode , mahasiswa, dosen, teknisi dan lain sebagainya.

5.      Kandel

Kandel mengatakan bahwa analisa deskriptif mengenai system-sistem pendidikan akan mempunyai arti apabila penulisannya lengkap, artinya disertai dengan kekuatan-kekuatan yang tidak Nampak yang member arti dan menjiwai pendidikan. Jadi pendidikan tidak cukup dengan anatomi pendidikan saja, kandel menyebutkan diantaranya:

a.       Mekanisme dan teknik pendidikan

b.      Administrasi

c.       Kurikulum

d.      Organisasi sekolah

e.       Jadwal sekolah

f.       Metode pengajaran

Deskripsi mengenai anatomi pendidikan itu, meskipun akan menarik belum tentu memberikan pendekatan sumbangan yang luas tentang adanya problem-problem pendidikan yang pemecahannya sering sangat diharapkan pada waktu itu dapata dianalogikan dengan watak nasional yang dikemukakan. Sedangkan usaha untuk memperhatikan problem-problem pendidikan dimasukkan kedalam skopa pendidikan perbandingan.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      pendidikan perbandingan, mengandung pengertian sebagai usaha menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal/aspek atau lebih dari sistem pelaksanaan pendidikan, untuk mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan yang ada dalam kedua hal atau lebih tersebut.

2.      Tujuan perbandingan pendidikan diantaranya:

a.       Untuk menganalisa sumber-sumber atau faktor-faktor yang menyebabkan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya masing-masing.

b.      Untuk menimbulkan sikap pengertian dan terbuka satu sama lain; dan

c.        terjalin saling kerjasama satu sama lain untuk mengembangkan sistem pendidikan masing-masing, dan saling membantu dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pendidikan

3.      ciri-ciri perbandingan pendidikan yaitu bersifat  ilmiah, kultural, humanistis, komperhensif dan interdisipliner.

4.      Ruang lingkup perbandingan pendidikan meliputin deskripsi studi, kebuyaan, menganalisa problematiaka beserta sebab-sebab yang melatar belakangi, Mekanisme dan teknik pendidikan, Administrasi, Kurikulum, Organisasi sekolah, Jadwal sekolah, dan  Metode pengajaran

B.     Saran

Demikian pembuatan makalah kami, semoga bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan. Apabila  ada kritik dan saran yang membangun kami menerima, supaya tidak terjadi kesalahan selanjutnya

DARTAR PUSTAKA


Page 2