Siapa yang disebut dalam al qur'an amirul mukminin

Serang, amalinsani.org. SD Al Qur’an Amirul Mukminin yang berlokasi di Desa Margasari Kecamatan Pulo Ampel Serang di resmikan oleh Asda II Kabupaten Serang Adjat Gunawan, Sabtu ( 3/04/2021). Turut hadir dalam acara tersebut Camat Pulo Ampel H. Taufik Said, selaku ketua PGRI dan Kasie Sarpras Dindikbud Kabupaten Serang.

“Semoga dengan kehadiran SD Al Qur’an Amirul Mukminin menjadi pelopor pendidikan Al Qur’an berbasis Masjid dengan mempedomani kurikulum sesuai standar nasional pendidikan.” Ujar Adjat Gunawan dalam sambutannya.

Acara peresmian  yang juga dihadiri oleh Dr. KH. Jazuli Juwaini, MA (Ketua Fraksi PKS DPRI) ini berlangsung sangat khidmat, yang sebelumnya diawali dengan ceramah agama tentang inspirasi Al Qur’an

“Al Qur’an adalah sumber inspirasi, sumber belajar, dan sekaligus pedoman hidup umat Islam yang cahaya menerangi seluruh alam. Keluarga dan masyarakat yang dinaungi Al Qur’an hidupnya tenang dan bahagia.” ujar  Jazuli Juwaini ketika memberikan ceramah singkat tentang urgensi Al Qur’an dalam membangun peradaban Indonesia unggul.

Acara peresmian dirangkai dengan pengajian dan doa yang dihadiri ketua FSPP Kecamatan Pulo Ampel, para ulama, tokoh masyarakat dan sekitar 300 jamaah majelis taklim. Doa dipimpin oleh tokoh masyarakat Banten KH. Drs. Mansyur Muhyiddin.

Siapa yang disebut dalam al quran amirul mukminin
Dr. KH. jazuli Juwaini saat memberikan ceramah al Qur’an (sumber foto: istimewa)

“Kami harapkan agar seluruh jamaah yang hadir bergotong royong memajukan SD Al Qur’an Amirul Mukminin dengan semangat silaturahim.” Pinta ulama kharismatik yang juga sebagai tokoh pendiri Provinsi Banten.

Ditempat yang sama, hadir juga anggota DPRD Provinsi Banten Ir. H. Gembong Rusdiansyah Sumedi, M.Si. Anggota Dewan ini berharap, “Semoga SD Al Qur’an Amirul Mukminin menjadi pilihan warga Pulo Ampel dan Bojonegara dalam mendidik anak berkarakter Al Qur’an dan cinta tanah air serta memiliki kompetensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” ujarnya.

Dr. H. Fadlullah, S.Ag. M.Si selaku founder SD Al Qur’an Amirul Mukminin yang berada pada naungan Yayasan Pesantren Madinatul Ma’arif Ragas Grenyang mengucapkan terima kasih kepada pimpinan daerah, wakil rakyat, para guru dan seluruh jamaah yang telah memberikan dukungan moral atas pendirian SD Al Qur’an yang dimulai sejak Agustus 2020 itu.

Fadlullah menambahkan , “SD Al Qur’an Amirul Mukminin adalah karya bersama seluruh jamaah yang ikhlas bergoyang royong baik bantuan material, dana, tenaga,  doa. Dengan peresmian ini diharapkan warga segera mendaftar putera Puteri nya menjadi santri baru tahun pelajaran 2021.”

Ditambahkan oleh Fadlullah yang juga merupakan Sekjen FSPP Provinsi Banten, “Peresmian SD Al Qur’an Amirul Mukminin sengaja dilaksanakan pada tanggal 3 April untuk mengenang hari NKRI yang terjadi pada tanggal 3 April 1950.”  Ujarnya.

“Konsep NKRI bermula dari Mosi Integral Mohammad Natsir yang berhasil mempersatukan Indonesia yang telah tercerai-berai menjadi beberapa negara bagian akibat rekayasa pihak Belanda yang ingin kembali menjajah. Inilah spirit cinta tanah air seluruh sivitas akademika SD Al Qur’an Amirul Mukminin.” pungkasnya. (red)

Please follow and like us:

Siapa yang disebut dalam al quran amirul mukminin
20

Siapa yang disebut dalam al quran amirul mukminin
20

Bojonegara. amalinsani.org. Ustadzah Mira Safitri, salah seorang guru SD Al Qur’an Amirul Mukminin menerangkan bahwa SD Al Qur’an mendapatkan kunjungan kehormatan Yayasan An Nur yang memperkenalkan produk qur’an digital yang disebut smart pen al qolam. Media ini berguna bagi orang tua atau anak yang baru belajar membaca Al Qur’an. Terutama yang mau belajar mandiri di rumah di masa Pandemi. Dengan bantuan media smart pen Al Qolam, setiap orang dapat melihat huruf sambil menirukan suara audio (tasmi’) dari pena tersebut.

“Media Al Qur’an digital selaras dengan prioritas pembelajaran kelas awal SDQ Amirul Mukminin yaitu menanamkan kecintaan terhadap Al Qur’an, membaca, menulis, dan berhitung, serta pembiasaan ibadah dan kecakapan hidup untuk melayani diri sendiri dan orang lain.” ungkap Mira Safitri yang menjabat sebagai penanggungjawab program Al Qur’an dan Dirasah Islamiyah di SD Al Qur’an Amirul Mukminin.

Kegiatan pertemuan dilaksanakan pada hari Sabtu 12 Juni 2021 bada Ashar hingga menjelang Maghrib di Masjid Al Yaqien Pesantren Madinatul Ma’arif Ragas Grenyang. Kegiatan dihadiri oleh 20 orang tua/wali santri SDQ Amirul Mukminin.

Di tempat terpisah, Dr. H. Fadlullah, S.Ag., M.Si selaku founder SD Al Qur’an Amirul Mukminin menjelaskan bahwa belajar tahfidz (menghapal) Al Qur’an bagi anak yang belum bisa baca dilakukan dengan pendekatan tasmi’ (auditorial). Pendekatan ini menghendaki adanya guru Al Qur’an yang fasih. Guru melafalkan ayat Al Qur’an dengan makhrojil huruf yang benar, tartil, dan indah. Kemudian ditiru oleh peserta didik.

Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga lancar dan hapal secara alamiah. Hal ini juga cocok untuk latihan menghapal bacaan sholat, wirid, dan doa bagi peserta didik yang belum mampu membaca. Keberhasilan pencapaian tahfidz cilik pada tahap ini sangat ditentukan oleh kompetensi guru Al Qur’an yang fasih.

Ustadzah Maulani Saputri menyampaikan kegembiraannya atas partisipasi dan antusiasme masyarakat Ragas khususnya orang tua/wali santri. Terdaftar lebih dari 40 anak sebagai peserta didik baru SD Al Qur’an Amirul Mukminin.

“Harapan kami semoga anak-anak senang mengaji dan mampu memahami Al-Qur’an dengan baik, serta bisa menjadi hafidz Qur’an dengan media pulpen alqolam tersebut.” pungkasnya (red)

Please follow and like us:

20

20

Serang, Koranpelita.com

Asda II Kabupaten Serang Adjat Gunawan meresmikan SD Al Qur’an Amirul Mukminin di Desa Margasari Kecamatan Pulo Ampel Serang Banten, Sabtu, 3 April 2021.

Dalam sambutannya ASDA II berharap agar SD Al Qur’an Amirul Mukminin menjadi pelopor pendidikan Al Qur’an berbasis Masjid dengan mempedomani kurikulum sesuai standar nasional pendidikan.

Dr. H. Fadlullah, S.Ag. M.Si selaku founder SD Al Qur’an Amirul Mukminin yang berada pada naungan Yayasan Pesantren Madinatul Ma’arif Ragas Grenyang mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah, terutama Camat Pulo Ampel dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang yang telah memberikan dukungan moral atas pendirian SD Al Qur’an yang dimulai sejak Agustus 2020 itu.

Terima kasih juga kepada Dr. KH. Jazuli Juwaini MA (Anggota DPR RI), Ir. H. Gembong Rusdiansyah Sumedi, MSi (Anggota DPRD Provinsi Banten) KH. Mansyur Muhyiddin, H. Sanwani, dan H. Taufik Bukhori selaku Tokoh Masyarakat yang telah hadir dalam acara tersebut.

Dr. KH. Jazuli Juwaini, MA pada acara tersebut memberikan ceramah singkat tentang urgensi Al Qur’an dalam membangun peradaban Indonesia unggul. Al Qur’an adalah sumber inspirasi, sumber belajar, dan sekaligus pedoman hidup umat Islam yang cahaya menerangi seluruh alam. Keluarga dan masyarakat yang dinaungi Al Qur’an hidupnya tenang dan bahagia.

KH. Mansyur Muhyiddin selaku tokoh masyarakat Banten mendorong seluruh jamaah yang hadir untuk bergotong royong memajukan SD Al Qur’an Amirul Mukminin dengan semangat silaturahim. Hadir dalam acara launching SD Al Qur’an Amirul Mukminin itu sekitar 300 jamaah.

Tokoh muda Pulo Ampel, H. Taufik, S.Ag, MM menyampaikan harapan semoga SD Al Qur’an Amirul Mukminin menjadi model pendidikan berbasis Masjid dengan Al Qur’an sebagai kurikulum inti tanpa mengurangi pencapaian tujuan kurikulum Nasional. Mulai kegiatan ibadah, kegiatan akademik, praktek entrepreneurship, hingga aktivitas konservasi lingkungan. (F)

KBBI

ami.rul.muk.mi.nin
[Ar n] sebutan atau gelar bagi pemimpin umat Islam (khalifah)

***

Amirul Mukminin ( أمير المؤمنين‎) adalah sebuah gelar dalam tradisi awal Islam yang berarti “Pemimpin Orang-Orang Beriman”.

Secara umum kaum Sunni berpendapat bahwa semua khalifah di segala zaman dapat menyandang gelar Amirul Mukminin; sementara kalangan Syiah berpandangan gelar itu eksklusif milik Ali bin Abi Thalib.

Penyandang gelar tersebut memang tidak selamanya berperan sebagai khalifah, ataupun sebaliknya. Seperti ditunjukkan di masa kekaisaran Turki Utsmani yang mana gelar tersebut tidak pernah digunakan oleh para sultan Ottoman, malah dilekatkan kepada orang lain yang bukan menduduki jabatan khalifah.

Penggunaan Istilah

Amirul Mukminin diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai Miramolinus, lalu diserap ke dalam bahasa Italia menjadi Miramolino, Perancis Miramolin, Spanyol Miramolín, dan Portugis Miramolim. Adapun dalam bahasa Yunani Bizantium diterjemahkan sebagai Amermoumnês (ἀμερμουμνῆς).

Istilah “amir”, meski lebih lazim diterjemahkan sebagai “pemimpin”, kadang diterjemahkan sebagai “pangeran”; sehingga istilah Amirul Mukminin dapat diterjemahkan sebagai “Pangeran Orang-Orang Beriman”.

Penggunaan di Masa Modern

Istilah Amirul Mukminin masih digunakan hingga sekarang di beberapa bagian dunia muslim. Berikut di antaranya:

• Raja Maroko, berdasarkan konstitusi negaranya, mendapat gelar Amirul Mukminin.
• Kekhalifahan Sokoto yang sekarang berada di Nigeria, sejak abad ke-19 menganggap para pemimpinnya sebagai “Sarkin Musulmi” (terjemahan Amirul Mukminin dalam bahasa Hausa).
• Para pemimpin Ahmadiyah disebut sebagai Amirul Mukminin.

***

Amirul Mukminin adalah julukan kepada

Istilah amirul mukminin yang berarti pemimpin kaum Mukmin.

Istilah amirul mukminin yang mempunyai arti pemimpin kaum Mukmin disematkan pada diri seseorang, yaitu orang yang berwenang memberikan perintah atau tugas kepada pasukan selama masa Nabi Muhammad ﷺ dan setelahnya. Dengan demikian, ini berasal pada masa awal Islam.

Rezim Islam pada generasi selanjutnya mempertahankan penggunaannya. Arti lain juga muncul, misalnya, Ensiklopedia Islam menuturkan amirul mukminin dilekatkan pada seseorang yang memiliki kewenangan dalam memelihara dan mengatur berbagai urusan pemerintahan Islam.

Kepemerintahan Islam sering pula disebut dengan imarah dan kepala negaranya merupakan amir. Sebutan amir tercetus sejak pertemuan di Saqifah Bani Saidah ketika memusyawaratkan siapa yang menggantikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin dalam pemerintahan dan bidang agama.

Akan tetapi, selanjutnya pengganti Muhammad memperoleh gelar khalifah. Umar bin Khattab yang menggantikan Abu Bakar disebut khalifah Rasulullah ﷺ. Ini dianggap terlalu panjang, kemudian muncul kesepakatan untuk memanggilnya menggunakan gelar amirul mukminin.

Ini terkuak dari riwayat at-Thabari dan al-Yaqubi yang dikutip Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern. Orang pertama yang memanggil Umar dengan sebutan amirul mukminin adalah Abdullah bin Jasy. Tapi, pendapat lainnya menyebut Amr bin Ash. Sumber lain mengungkap nama Mughirah bin Syu’bah.

Tatkala masa-masa berikutnya, amirul mukminin digunakan oleh khalifah penerus Umar hingga Dinasti Umayyah dan Abbasiyah. Tentang gelar ini, tak ada wacana eksplisit yang mengaitkannya dengan perintah dalam Alquran agar umat Islam mematuhi Allah, Rasul, dan pemimpin di antara mereka.

Pada masa Dinasti Umayyah yang diawali dengan rezim Muawiyah, gelar ini lebih memiliki muatan ideologis. Selain kalender Hijriah dan kata bismillah, gelar ini tertera di atas mata uang logam. Mata uang Arab Sassaniyah awal tercantum kalimat “Muawiyah, amirul mukminin”.

Penguasa Islam di Spanyol semula memperoleh gelar amir, yang bermula pada Abdurrahman ad-Dakhil. Penggunaan amirul mukminin baru berlangsung ketika Abdul Rahman III naik takhta yang bertahan hingga rezim Umayyah di sana bubar pada 1031 Masehi.

Penggunaan gelar amirul mukminin semakin ditinggalkan sesudah terjadi gempuran Mongol terhadap rezim Islam di Timur Tengah pada abad ke-13. Para penguasa Usmaniyah pada puncak kejayaannya pada abad ke-16 dengan beberapa pengecualian tidak mengklaim dengan formal gelar tersebut.

Akan tetapi, amirul mukminin masih tetap mempunyai corak ideologisnya pada komunitas Muslim di Afrika Barat. Nashir al-Din memproklamasikan diri sebagai amirul mukminin saat memimpin gerakan sosial religius di Mauritania. Gerakan ini hancur tiga tahun setelah kematian Nasir al-Din pada 1674.

Usman Dan Fodio yang meniupkan gagasan reformis dan mesianis melawan rezim di wilayah yang sekarang dinamakan Nigeria, yang dia anggap korup, pun diberi gelar amirul mukminin. Itu adalah salah satu gelar yang ia sandang.

Di kalangan Syiah, imam ialah gelar bagi pemimpin negara yang berlaku pada masa Ali bin Abu Thalib memerintah. Meskipun demikian, pada perkembangannya amirul mukminin kembali dipakai pada masa Ubaidullah al-Mahdi dan Qasim Muhammad Abdul Qasim di Maroko, misalnya, termasuk Dinasti Idrisiah di Maghrib serta al-Aqsa di Maroko.

۞ Variasi nama: Amirul Mukminin, Amirul Mu’minin