Sebagai contoh, beri tahu anak bahwa mainan harus segera dikembalikan pada tempat penyimpanannya setelah dimainkan. Anda juga bisa meminta anak untuk merapikan tempat tidur saat bangun tidur. Show 2. Berikan contohAnak-anak yang masih terlalu kecil bisa dibuat bingung oleh kalimat perintah, seperti, “Bersihkan kamarmu sekarang!” Ini adalah sebuah konsep yang harus ia pelajari terlebih dulu sebelum benar-benar memahami apa maksud dari kalimat tersebut. Melansir dari Understood, para orangtua harus bisa memberikan contoh dengan membersihkan kamar sendiri sebelum meminta anak melakukan hal yang sama. Tanpa contoh tersebut, anak dapat merasa tidak adil sehingga tidak mau membereskan kamar. 3. Bagi pekerjaan besar dalam tugas-tugas kecilJika kemampuan motorik anak masih belum cukup terlatih untuk mengangkat atau mengambil barang, coba bagi ruangan menjadi empat area yang lebih kecil dan minta si kecil untuk mengerjakan satu bagian kamar di satu waktu. Atau, minta anak untuk membereskan satu jenis barang di satu waktu. Sebagai contoh, anak dapat membereskan pakaian terlebih dahulu, setelahnya baru membersihkan buku atau mainan. Memecah tugas besar menjadi beberapa tugas sederhana sangat membantu untuk anak-anak. Biarkan anak untuk coba membereskan kamar dengan cara ini selama lima menit, lalu beri waktu istirahat sebentar sebelum memulai kembali. 4. Buatkan anak tempat khusus untuk menaruh setiap barangKamar anak akan lebih sulit dirapihkan jika tidak ada tempat khusus untuk setiap barang. Akibatnya, anak akan lebih malas untuk membereskan kamar. Oleh karena itu, sebaiknya sediakan tempat khusus untuk menaruh setiap barang, misalnya kotak khusus mainan, rak buku, atau lemari pakaian. 5. Jadikan permainanAgar kegiatan membereskan kamar menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, jadikan kegiatan ini sebuah permainan. Sebagai contoh, tantang si kecil untuk sebanyak-banyaknya mengumpulkan barang dan memasukkannya ke dalam tempat penyimpanan hingga satu lagu selesai. Anda bisa memberikan instruksi untuk si kecil mengumpulkan 3 barang untuk babak pertama, 5 barang untuk babak kedua, dan seterusnya dalam 10 detik. 6. Beri uluran tanganKhususnya anak-anak yang masih terlalu kecil, mereka mungkin membutuhkan sedikit bantuan dari Anda untuk bisa memulai membereskan kamarnya. Anda cukup menghabiskan beberapa waktu bersama si kecil (tergantung dari usianya) untuk membereskan kamar anak. Anda bisa sambil menunjukkan kepada anak langkah-langkah untuk menyelesaikan tugasnya. Fimela.com, Jakarta Saat bermain, anak-anak bisa membuat segalanya berantakan. Hal ini bisa dimaklumi karena saat bermain anak akan berusaha mengeksplorasi berbagai hal dan memuaskan rasa ingin tahunya. Tapi begitu selesai bermain, anak perlu diarahkan untuk merapikan kembali mainannya. Hanya saja menyuruh anak merapikan kembali mainannya kadang terasa sulit. Bahkan kadang anak-anak cuek begitu saja meninggalkan mainannya berantakan setelah bermain. Padahal mengedukasi anak untuk merapikan mainannya setelah bermain bisa mengajarkannya nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian. Dilansir dari mother.ly, ada sejumlah tips sederhana yang bisa dicoba untuk bisa mengedukasi anak mau merapikan kembali mainannya dengan baik. Selengkapnya, langsung saja simak infonya berikut ini.
Advertisement
1. Langsung contohkan dan ajak anak ikut merapikan Ketika anak selesai bermain, kita bisa langsung contohkan cara untuk merapikan kembali mainannya. Sekaligus mengajaknya untuk ikut merapikan. Misal, mengembalikan kembali semua mainan ke dalam kotak mainan, kita langsung bisa mengajak anak untuk "berkompetisi" siapa yang lebih dulu dan lebih banyak memasukkan mainan ke dalam kotak. Jadi anak akan makin semangat untuk merapikan mainannya. 2. Ciptakan "batas" Sebagai contoh, mainan hanya boleh dikeluarkan di ruang tengah saja. Tak boleh dibawa atau dimainkan di dapur. Meski mungkin sulit untuk menciptakan "batas" ini tapi tetap layak dicoba. Sehingga anak akan merasa lebih dimudahkan bila disuruh membereskan atau merapikan mainannya karena tak akan direpotkan dengan ruang yang terlalu luas. 3. Sediakan kotak atau keranjang mainan khusus Merapikan mainan bukanlah hal yang sulit dilakukan. Hal tersebut perlu kita tanamkan terlebih dulu pada anak. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan kotak atau keranjang mainan khusus untuknya. Sehingga untuk merapikan mainan bisa dilakukan dalam waktu singkat dan mudah. 4. Buat jadwal bersih-bersih Orangtua selalu jadi role model anak-anaknya. Bila ingin anak kita punya inisiatif untuk bersih-bersih atau merapikan mainan dengan baik, kita pun perlu mencontohkan langsung. Misal, setiap kali selesai melakukan atau membuat sesuatu, kita akan mengembalikan semua barang pada tempatnya. Atau mungkin setiap sore kita biasakan untuk menyapu dan mengepel rumah untuk menjaga kebersihan dengan baik. Mengedukasi anak untuk merapikan kembali mainannya setiap kali selesai bermain bisa jadi salah satu cara untuk membangun rasa tanggung jawab pada dirinya. Mulai dari hal sederhana untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. TERKAIT: Mencoba Sajian Khas Nusantara yang Diberi Nama Pakem Rasa Hingga Tiga Negeri di Selatan Jakarta Kunci jawaban Tema 5 untuk kelas 3 SD/MI subtema 2 pembelajaran 2 halaman 63, 67, dan 68 tentang Perubahan Cuaca.
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban Tema 5 untuk kelas 3 SD/MI subtema 2 pembelajaran 2 halaman 63, 67, dan 68. Soal ini ada dalam Tema 5 Subtema 2 Pembelajaran 2 Kelas 3 SD Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018. Ada empat subtema dalam buku tematik kelas 3 SD Tema 5 yang berjudul Cuaca. Pada subtema 2, siswa kelas 3 SD akan belajar mengenai Perubahan Cuaca. Ada beberapa soal yang bisa dikerjakan siswa kelas 3 SD/MI dalam buku tematik 5 subtema 2 pembelajaran 2. Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 Halaman 42 & 34 35 37 38 39 40 41, Buku Tematik Subtema 1: Pengalamanku Baca juga: Jawaban Buku Tematik Kelas 5 Tema 6, Halaman 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, Panas & Perpindahan Berikut kunci jawaban dalam buku tematik 5 untuk kelas 3 SD/MI subtema 2 pembelajaran 2 halaman 63, 67, dan 68: Cuaca dapat berubah-ubah dalam sehari maupun dalam waktu tertentu. Lani dan teman-teman mengamati keadaan langit. Sejak pagi, cuaca di sekolah terlihat mendung. Tanda akan turun hujan. Dari kejauhan, tampak sebuah pesawat melintas dan memasuki awan yang berwarna gelap. Cuaca masih mendung saat istirahat tiba.
Memiliki anak memang pasti ada konsekuensinya, salah satunya adalah rumah atau kamar yang berantakan karena mainan anak berserakan. Betapa melelahkannya kalau siang-malam harus bolak-balik merapikan mainan anak hanya untuk diserakkan lagi olehnya. Nah, oleh sebab itu, yuk, Ma, mulai ajari anak untuk membereskan dan merapikan baran-barangnya sendiri. Bukan hanya membantu meringankan Anda, tapi juga untuk mengajarinya untuk bertanggung jawab memelihara baran-barang miliknya, sekaligus agar Ia sadar bahwa membereskan mainan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bermain. Sebaiknya, anak diajak untuk membantu membereskan barang-barangnya sejak dini. Bagaimana merapikan dan seberapa banyak yang dibereskan tentu harus disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Anak balita yang disuruh membereskan kamar berantakan tentu merasa kewalahan dan bisa jadi malah ngambek. Jadi sabar-sabar mengajarinya ya, Ma.• Saat anak batita sudah bisa mengikuti permintaan Anda, cobalah minta Ia memasukkan mainan yang sedang dipegangnya ke dalam kotak atau keranjang khusus yang Anda sediakan. Jadikanlah itu sebagai permainan.• Selanjutnya, Anda bisa meningkatkan ‘level’. Mintalah Ia memungut mainan tertentu untuk dimasukkan ke kotak, misal “Ambil bolanya sayang, masukkan ke kotak biru. Sekarang ambil boneka bebeknya, masukkan juga ke kotak sama bola”. Sebutkan bendanya satu-satu secara spesifik. Lakukan ini setiap hari, setiap kali selesai bermain. • Lebih baik ajak Ia beres-beres mainan yang sudah selesai dimainkan dulu sebelum mengizinkannya ‘menyebar’ mainan-mainan lain. Soalnya kalau sudah telanjur berantakan hebat, anak malah jadi enggan membereskan, sama seperti kita yang sering merasa bingung mulai membereskan dari mana saat melihat tempat yang berantakan bak kapal pecah. Berhasil melakukan tugas-tugas kecil akan menumbuhkan rasa percaya dirinya.• Kalau dari kecil sudah terbiasa dilatih membereskan barang-barangnya, di usia TK biasanya sudah bisa dipercaya melakukan tugas yang lebih menantang. Mama mulai bisa untuk mengatakan, “Kakak, beresin mobil-mobilannya, dong!” Bahkan jika mobil-mobilan beserta jenis mainan lain berserakan di area bermainnya, Ia sudah akan mampu membereskan. • Yang penting, jadikanlah waktu beres-beres menyenangkan bagi anak. Jadikan itu sebuah permainan juga, Anda bisa mengajaknya berlomba memasukkan barang ke keranjang, atau memutar sebuah lagu dan berusaha memasukkan semua barang ke kotak penyimpanan saat lagu selesai. |