Seorang calon sulinggih yang tidak menikah seumur hidupnya disebut

BALIPUSTAKANEWS – Sukla Brahmacari merupakan salah satu ajaran Agama Hindu yang dimana artinya tidak kawin/ menikah selama hidupnya.

Dalam melakukan Sukla Brahmacari ini memang tumbuh dari hati yang suci murni. Melakukan Brahmacari adalah salah satu cara untuk kamu agar bisa menyatu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Kamu diperbolehkan untuk melakukan cara ini. Namun sekarang sudah sangat jarang ada yang mau melakukan Brahmacari. Jaman dulu memang prioritas manusia adalah mencari jalan kebenaran agar sampai ke jalan Tuhan.

Lewat cara ini juga kamu bisa menemukan jawabannya dalam diri kamu, karena berhasil mengendalikan nafsu duniawi. Ini memang sangat sulit dan kamu akan menjomblo sampai kamu meninggal. Ada beberapa tokoh  yang telah melakukan Sukla Brahmacari hingga akhir hayatnya

Bhisma Yang Agung

Bagi pecinta Drama Kolosal Mahabarata, sudah pasti tidak asing lagi dengan sosok Guru Bhisma yang tidak bisa mati ini. Beliau bisa mati jika dia meninginkannya. Ternyata Beliau juga memegang janjinya untuk tidak akan menikah sampai akhir hayatnya alias melakukan Sukla Brahmacari.

Brahmana Keling sang Topeng Sidakarya

Tarian Topeng Sidakarya yang sangat sakral ini, ternyata seorang Brahmacari. Seorang pendeta bernama Brahmana Keling yang mengubah wujudnya menjadi seorang Topeng Sidakarya untuk menuntaskan sebuah upacara yadnya. Tokoh ini sangat dihormati oleh umat Hindu dan dianggap sebagai penutup dalam sebuah Upacara Yadnya di Bali. (CF/Google)

2.4 Syarat menjadi Pandita dan Pinandita a.Syarat menjadi Pandita Untuk menjadi seorang Pandita, seorang pinandita (sulinggih) harus memiliki syarat-syarat, sebagai berikut : 1. selalu dalam keadaan bersih dan sehat lahir dan batin, 2. mampu melepaskan diri dari keterikatan duniawi, 3. tenang dan bijaksana, 4. mampu membaca kitab suci Veda, 5. selalu berpedoman pada kitab suci Veda, 6. paham dan mengerti tentang catur Veda, 7. teguh dalam melaksanakan dharma, dan 8. teguh melaksanakan tapa bratha. b. Syarat menjadi Pinandita Setiap umat Hindu memiliki hak yang sama untuk menjadi seorang sulinggih. Seseorang dapat diangkat menjadi seorang Pinandita apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut ini : 1. Laki-laki yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya (sukla brahmacari). 2. Wanita yang sudah menikah atau tidak menikah seumur hidupnya (sukla brahmacari). 3. Pasangan suami istri yang sah. 4. Usia minimal 40 tahun. 5. Paham bahasa Kawi, Sanskerta, Indonesia, menguasai secara mendalam isi dari Kitab Suci Veda, dan memiliki pengetahuan umum yang luas. 6. Sehat lahir batin.

5 7. Berbudi pekerti yang luhur. 8. Tidak tersangkut pidana. 9. Mendapat persetujuan dari gurunya (Pandita). 10.Tidak terikat dengan pekerjaan diluar kegiatan keagamaan. 2.5 Tugas dan Kewajiban Pandita dan Pinandita a. Tugas dan Kewajiban Pandita Sulinggih/Pandita Sulinggih adalah orang suci yang disucikan melalui proses Mediksa atau Dwi Jati. Tugas Sulinggih/Pandita: • melakukan Surya Sevana, yaitu pemujaan kepada Sang Hyang Widhi setiap pagi (saat matahari terbit); • memimpin upacara Yadnya; dan• ngeloka Pala Sraya, yaitu membina dan menuntut umat di bidang agama. Kewajiban Sulinggih/Pandita: • melakukan upacara penyucian diri secara terus menerus;• berpakaian sesuai dengan aturan/Sasana Pandita;• melakukanTirta Yatra, yaitu berkunjung ke tempat-tempat suci untuk melaksanakan persembahyangan; berpikir, berkata, dan berbuat suci; • mampu mengendalikan diri, selalu sabar, berpikir bijaksana;• melayani umat yang memerlukan tuntunan;• menerima punia dariumat; dan • memberi teladan dan contoh kepada umat.b. Tugas dan Kewajiban Pinandita Pinandita/Pemangku Pinandita adalah orang yang disucikan melalui proses upacara Eka Jati/pawinten tingkat pertama. Tugas Pinandita/Pemangku : memimpin upacara tertentu sebatas upacara kecil (seperti Odalan Alit, Caru Panca Sata), upacara bayi baru lahir (seperti otonan, upacara penguburan mayat); melayani umat yang ingin sembahyang di tempatnya bertugas; dan memimpin upacara persembahyangan di pura tempatnya bertugas. Kewajiban Pemangku: berpakaian serba putih; melakukan penyucian lahir batin secara terus menerus;

6 membantu sulinggih dalam menyelesaikan upacara yadnya; meningkatkan ilmu pengetahuan agamanya; memberi contoh dan teladan kepada umat; melayani umat dengan tulus ikhlas; dan menerima punia dari umat.

7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1.Kita wajib bersyukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi karena atas waranugrahaNya Atman telah re-inkarnasi ke dalam tubuh manusia, yang mempunyai sabda, bhayu, dan idep. Dibandingkan dengan binatang yang mempunyai sabda dan bhayu, apalagi tumbuhan yang hanya memiliki bhayu saja.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 13 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document