Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong

Kisah dongeng dalam bentuk fabel biasanya menarik untuk diceritakan untuk adik atau keponakan yang masih kecil. Salah satu contohnya adalah cerita fabel tentang ulat yang sombong di bawah ini. Daripada penasaran, langsung dibaca yuk!

Fabel merupakan kisah dongeng yang tokoh-tokohnya berupa hewan yang bisa berbicara. Salah satu contohnya adalah cerita fabel tentang ulat yang sombong yang telah kami siapkan di bawah ini.

Kisahnya tentang seekor ulat yang selalu angkuh dan kikir kepada semua teman-temannya. Sehingga ketika kamu membacakannya untuk adik atau buah hati tersayang, kamu bisa sekalian mengajarkan pesan moral yang kamu dapatkan dari kisahnya.

Jadi, tanpa menunggu lama lagi, langsung saja baca cerita fabel ulat yang sombong di artikel ini. Setelah membaca, kamu juga bisa mendapatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya, lho!

Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong

Alkisah, di sebuah hutan yang lebat hiduplah dua ekor ulat bernama Fintu dan Tuvi. Fintu merupakan seekor ulat yang ramah, rendah hati, dan baik kepada siapa saja. Sementara Tuvi selalu saja bersifat angkuh dan suka meremehkan hewan lainnya.

Suatu hari di pagi yang cerah, seperti biasanya Fintu berjalan-jalan untuk mencari makanan. Di tengah jalan, ia bertemu Tuvi yang terlihat memiliki banyak makanan. “Hei, Tuvi. Kulihat kamu sudah memiliki banyak makanan. Bolehkah aku meminta sedikit?” tanya Fintu dengan sopan.

“Hei, Fintu! Enak saja kamu!” bentak Tuvi. “Semua ini tuh makanan yang aku cari sendiri. Kalau kamu mau juga, sana cari sendiri makananmu!” “Baiklah,” ucap Fintu dengan sedih dan lesu sambil berlalu.

Beberapa hari kemudian, kabar gembira datang untuk seluruh penghuni hutan. Akan ada sebuah pesta yang mengundang semua binatang. Dengan gesit, Putha sang burung hantu menyebarkan undangan pesta berbentuk daun tersebut. Para hewan yang sudah mendapatkan undangan pun langsung bersorak gembira.

“Asyik!” sorak seekor anak kucing bernama Cattya, “Pasti di pesta itu ada banyak makanan yang lezat dan mengenyangkan. Aku bisa makan dengan puas di sana!”

“Di sana pasti juga ada banyak biji-bijian!” ucap Chacky si ayam jago menanggapi diikuti dengan candaan. “Jadi kalian para ulat tidak perlu khawatir aku memakan kalian!” Fintu yang mendengar ucapan teman-temannya hanya bisa tersenyum.

Kesombongan Tuvi

Namun, mendadak Tuvi berujar, “Ah apa ini! Hanya pesta kecil seperti ini saja! Lihat saja, suatu hari nanti aku pasti akan membuat pesta yang jauh lebih mewah!”

“Tuvi! Kamu tidak boleh sombong begitu!” seru Fintu mengingatkan teman ulatnya itu. “Biar saja! Mentang-mentang aku kecil dikira nggak bisa membuat pesta besar!” balasnya sambil berlalu.

Sayangnya, kedua ulat tersebut pada akhirnya justru tak bisa mendatangi pesta hutan yang meriah tersebut. Mereka sudah berubah menjadi kepompong dan bersiap menjadi kupu-kupu yang indah.

Di dalam kepompongnya, Tuvi yakin kalau setelah berubah menjadi kupu-kupu, tentu sayapnya akan menjadi lebih indah daripada Fintu. Di sisi lain, Fintu hanya merasakan kebahagiaan karena sebentar lagi akan bermetamorfosis.

Beberapa minggu setelahnya, Tuvi dan Fintu pun keluar dari kepompong. Namun, siapa sangka kalau rupanya sayap Tuvi berwarna hitam saja, sementara Fintu mendapatkan sayap yang indah dan berwarna-warni.

Tuvi pun langsung menyadari kalau warna sayapnya yang tidak menarik ini diakibatkan sifat angkuh yang dimilikinya. Pada akhirnya, ia hanya bisa menyesali sikapnya selama menjadi ulat.

Baca juga: Legenda Putra Mahkota Amat Mude Asal Aceh dan Ulasan Menariknya

Unsur Intrinsik Cerita Fabel Ulat yang Sombong

Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong

Setelah membaca kisah singkat tentang ulat yang sombong, kini kamu bisa mengetahui sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Berikut adalah ulasannya:

1. Tema

Inti cerita dari fabel ulat yang sombong di atas adalah tentang keangkuhan. Sikap tersebut ditunjukkan oleh seekor ulat bernama Tuvi yang selalu merasa dirinya lebih baik daripada hewan-hewan lain yang ada di dalam hutan. Bahkan ia sampai merasa bisa membuat pesta yang lebih meriah di hutan.

2. Tokoh dan Perwatakan

Setelah membaca kisahnya, tentu kamu sudah bisa menebak siapa saja tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita fabel ulat yang sombong di atas. Tokoh utamanya adalah dua ulat kecil bernama Tuvi dan Fintu. Seperti yang disebutkan dalam kisahnya, Tuvi memiliki sifat angkuh dan sering merendahkan hewan lainnya di hutan. Sebaliknya, Fintu adalah ulat yang ramah dan baik hati kepada siapa saja, bahkan pada Tuvi sekalipun.

Selain kedua tokoh tersebut, ada beberapa tokoh lain yang turut serta disebutkan dan mewarnai kisahnya. Yakni Phuta sang burung hantu yang mengirimkan undangan kepada seluruh penghuni hutan, Cattya si anak kucing yang tak sabar ingin makan makanan lezat di pesta, dan Chacky si ayam jago yang berharap pesta tersebut menyajikan biji-bijian juga.

3. Latar

Latar dari cerita fabel ulat yang sombong ini adalah sebuah hutan yang terdapat di antah berantah.

4. Alur

Alur dari cerita fabel ulat yang sombong ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari Tuvi, seekor ulat yang selalu sombong kepada semua teman-temannya. Bahkan ketika ada pesta hutan, ia justru merasa kalau ia bisa membuat pesta yang jauh lebih mewah dan meriah.

Konflik dari cerita ini terjadi ketika ulat yang sombong itu jadi tidak bisa datang ke pesta karena bertepatan dengan proses bermetamorfosisnya. Apakah hal itu menghilangkan keangkuhannya? Tentu saja tidak.

Ia masih yakin kalau sayapnya ketika menjadi kupu-kupu kelak pasti akan terlihat lebih indah daripada milik Fintu. Sayang, rupanya yang terjadi adalah sebaliknya. Sayap kupu-kupu Fintu-lah yang terlihat lebih indah dan berwarna-warni.

5. Pesan Moral

Ada sebuah pesan moral yang sebenarnya cukup sederhana, tapi sangat penting untuk dijadikan pegangan hidup dari kisah ini. Pesannya adalah: jauhilah sifat angkuh dan kesombongan. Karena pada akhirnya, kedua sifat tersebut tak akan memberikan kebaikan dalam hidupmu. Yang ada, kamu justru bisa terjatuh karena keangkuhanmu.

Selain unsur intrinsik, kamu juga bisa melihat unsur ekstrinsik dari kisah fabel di atas. Yakni hal-hal yang berasal dari luar cerita dan semakin melengkapi kisahnya, seperti nilai sosial dan nilai moral.

Baca juga: Cerita Lucu Abu Nawas Menipu Malaikat di Alam Kubur & Ulasan Menariknya

Fakta Menarik tentang Cerita Fabel Ulat yang Sombong

Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong

Sudah puas membaca ulasan seputar unsur intrinsik cerita fabel ulat yang sombong di atas? Jangan lupa dapatkan juga sedikit fakta menarik seputar ceritanya, yuk!

1. Tentang Metamorfosis & Warna Sayap Kupu-Kupu yang Berbeda

Di dalam kisahnya, disebutkan kalau Tuvi dan Fintu tidak bisa mendatangi pesta hutan karena harus bermetamorfosis. Tahukah kamu seperti apakah proses metamorfosis seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang cantik?

Tahap awal metamorfosis akan dimulai dari telur yang diletakkan oleh kupu-kupu di ranting atau daun yang ia sukai. Setelah 3-5 hari, telur-telur tersebut akan menetas dan berubah menjadi larva atau yang kita ketahui sebagai ulat. Ulat tersebut, seperti halnya Tuvi dan Fintu, akan memakan dedaunan yang ada di sekitarnya. Nantinya, ia akan menjadi semakin besar dan mengalami proses pergantian kulit secara alami sebanyak 5-6 kali.

Kalau sudah cukup makan, ulat tersebut akan mencari tempat untuk berubah menjadi kepompong atau pupa. Kepompong biasanya dibungkus dengan sebuah lapisan berwarna cokelat yang keras. Selama 7 hingga 20 hari, kepompong itu akan berpuasa, alias tidak makan atau minum.

Nantinya pada waktu yang tepat, dari kepompong tersebut akan keluar kupu-kupu yang cantik. Warna dan bentuk sayap dari masing-masing kupu-kupu biasanya berbeda tergantung dari jenisnya. Kalau melihat dari penjelasan ini, mungkin saja Tuvi dan Fintu sebenarnya adalah jenis kupu-kupu yang berbeda, bukan?

Baca juga: Kisah Telaga Alam Banyu Batuah, Cerita Rakyat dari Kalimantan beserta Ulasannya

Cerita Fabel Ulat yang Sombong Sebagai Dongeng Sebelum Tidur

Itulah tadi cerita fabel tentang ulat yang sombong. Menarik dan seru sekali kalau dijadikan sebagai dongeng sebelum tidur untuk buah hati atau adik tersayang, kan? Ditambah lagi, kamu juga bisa mengajarkan pesan moral yang bisa kamu dapatkan dari kisahnya.

Kalau masih ingin mencari kisah fabel yang nggak kalah menarik dan penuh amanat lainnya, cek saja artikel-artikel di PosKata. Di sini kamu bisa mendapatkan cerita kelinci dan kura-kura, persahabatan tupai dan ikan gabus, juga kisah semut dan merpati. Selamat membaca!

Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong
Penulis
Rizki Adinda

Rizki Adinda, S.Hum, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang.

Sebutkan unsur kebahasaan yang ada dalam teks tupai yang sombong
Editor
Nurul Aprilianti

Meski memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, wanita ini tak ragu "nyemplung" di dunia tulis-menulis. Sebelum berkarier sebagai Editor dan Content Writer di Praktis Media, ia pun pernah mengenyam pengalaman di berbagai penjuru dunia maya.

Apa saja unsur kebahasaan dalam teks?

Unsur Kaidah Kebahasaan.
Kata Rujukan. Kata rujukan adalah jenis kata yang digunakan sebagai rujukan kepada suatu objek tertentu atau merujuk pada bagian teks sebelumnya maupun sesudahnya dalam suatu kalimat. ... .
Frasa. ... .
Konjungsi. ... .
Preposisi. ... .
Kata Baku. ... .
Adjektiva. ... .
Verba. ... .
Majas..

Unsur kebahasaan apa saja yang ada dalam fabel?

Unsur Kebahasaan Cerita Fabel Ada dua unsur kebahasaan, yaitu kata hubung (konjungsi) dan kata ganti orang.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur kebahasaan?

Unsur kebahasaan adalah unsur yang menjelaskan tentang kebahasaan yang dipakai dalam teks tersebut, seperti kata dan kalimat. Jadi unsur kebahasaan berisi penjelasan kebahasaan yang dipakai dalam teks, contohnya : Paman datang ketika adik bermain di teras. Unsur kebahasaan dalam kalimat di atas, yaitu konjungsi ketika.

Unsur kebahasaan teks fabel atau legenda ada berapa?

Sementara itu, ciri kebahasaan fabel dan legenda adalah 1) Menggunakan kata kerja aktif transitif dan intransitif, 2) Menggunakan kalimat aktif transitif dan intransitif, 3) Menggunakan kata sandang, 4) Menggunakan kata sifat, 5) Menggunakan konjungsi/kata hubung, 6) Menggunakan konjungsi, 7) Menggunakan kalimat ...