Sebutkan tiga dampak positif dari cara penangkapan ikan menggunakan jaring insang

Gillnet atau jaring insang merupakan salah satu jenis alat tangkap. Pada umumnya, gillnet ialah jaring berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung ( float ) dan bagian bawah diletakkan pemberat ( sinker ). Jaring bisa terlentang di dalam air karena adanya gaya berat ( dari pemberat ) dan gaya apung ( dari pelampung ). Bagian-bagian jaring insang ( gillnet ) terdiri atas :

  1. Tali ris atas, berfungsi untuk mengikatkan jaring bagian atas yang diikat bersama-sama tali pelampung.
  2. Tali ris bawah, untuk mengikatkan badan jaring pada bagian bawah.
  3. Tali pelampung, untuk mengikat pelampung.
  4. Pelampung
  5. Utama : bahannya plastik atau karet sintetik, bentuknya oval.
  6. Tambahan : jarak lebih jarang, diikatkan antara persambungan satu piece dengan piece lainnya.
  7. Badan jaring, untuk menghadang ikan.
  8. Pemberat, sebagai sumber gaya berat.
  9. Pelampung tanda, diikatkan pada salah satu ujung gillnet

ikan-ikan dapat tertangkap dengan gillnet ialah dengan cara ikan-ikan tersebut terjerat ( gilled ) di sekitar operculumnya pada mata jaring ataupun terbelit (entangled) pada tubuh jaring. Pada umumnya ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah jenis ikan yang horizontal migration dan vertical migration - nya tidak seberapa aktif. Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gillnet ini ialah jenis-jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut ( Cakalang, jenis-jenis Tuna, Saury, Flying Fish, dan lain-lain ), jenis-jenis ikan demersal / bottom ( Flat Fish, Katamba, Sea Bream, dan lain-lain ), juga jenis-jenis Udang, Lobster, dan Kepiting. Dengan mempertimbangkan sifat-sifat ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan, lalu menyesuaikannya dengan dalam / dangkal dari renang ruaya-ruaya ikan-ikan tersebut, dilakukan penghadangan terhadap arah renang dari ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan itu akan menerobos jaring, dan terjerat ( gilled ) pada mata jaring ataupun terbelit - belit ( entangled ) pada tubuh jaring. Gillnet sering disebut juga jaring insang atau jaring rahang. Dalam bahasa Jepang, gillnet disebut “ Sasi Ami ”. Di Indonesia, penamaan gillnet beraneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan daerah penangkapan, metode pengoperasian, maupun berdasarkan jenis ikan yang ditangkap.

Macam-macam Gillnet :

  1. Berdasarkan daerah penangkapan / posisi gillnet di perairan
  1. Surface gillnet atau floating gillnet ( gillnet permukaan ).

Gambar 24. gillnet permukaan (Surface gillnet atau floating gillnet)  (dkp,2006)

Jenis gillnet ini dipasang atau dioperasikan di permukaan perairan. Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak ( posisi ) jaring menjadi tetap oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line ( tali pelampung, tali ris atas ) berada di permukaan air ( surface ). Dengan demikian, arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya dapat terlihat. Gambar 16. Surface gillnet atau floating gillnet ( gillnet permukaan )

  1. Mid water gillnet ( gillnet pertengahan )

Gambar. 1725. gillnet pertengahan ((dkp,2006)

Gillnet  pertengahan dioperasikan di pertengahan perairan ( antara Bottom gillnet dan gillnet permukaan.

  1. Bottom Gillnet (gillnet dasar)

Bottom Gillnet dioperasikan di dasar perairan. Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tetap. Pada bottom gillnet, jaring direntang dekat pada dasar laut. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar ( bottom fish ) ataupun ikan-ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera / bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui baik buruknya rentangan jaring itu sendiri. Operasi penangkapannya sama dengan surface gillnet. Hanya perbedaannya pada posisi jaring dalam air. Pada umumnya yang menjadi daerah fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan dari jaring ini. Jaring klitik atau jaring lapdu merupakan salah satu jenis dari bottom gillnet.

Gambar 26. Bottom Gillnet ((dkp,2006)

  1. Berdasarkan metode pengoperasian / penangkapan
  2. Fixed ( set ) gillnet .

Jaring insang ini menetap di permukaan, dasar, atau pada ketinggian tertentu di atasnya dengan menggunakan pemberat atau jangkar yang dapat mengimbangi daya apung pelampung.

Gambar 27. Gillnet tetap ( Fixed  set gillnet ).(dkp,2006)

  1. Drift gillnet ( gillnet hanyut )

Drift gillnet sering juga disebut drift net, salmon drift gillnet, salmon drift trammel net, atau jaring hanyut. Posisi jaring ini tidak ditentukan oleh jangkar, tetapi bergerak hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring diletakkan tali, dan tali ini dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut dari kapal sedikit banyak juga dapat mempengaruhi posisi jaring. Selain dari gaya-gaya arus, gelombang, maka kekuatan angin juga akan mempengaruhi keadaan hanyut dari jaring. Drift gillnet dapat digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, dan merupakan suatu alat penangkap yang penting untuk perikanan laut bebas. Karena posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari kecepatan arus terhadap kekuatan tubuh jaring dapat diabaikan. Gerakan jaring bersamaan dengan gerakan arus sehingga besarnya tahanan dari jaring terhadap arus dapat diabaikan. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain saury, sarden, mackerel, flying fish, skipjack, tuna, salmon, herring, dan lain-lain

  1. Encereling / surrounding gillnet ( gillnet lingkar )

Gerombolan ikan dilingkari jaring. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari / ditangkap dengan sempurna, maka bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, bentuk huruf V atau U, bengkok-bengkok seperti alur gerombolan dan banyak jenis lainnya. Ikan setelah terkepung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga ikan-ikan akan terjerat pada mata jaring. Kadang kala pada bagian dalam dari lingkaran direntangkan pula beberapa beberapa lembar jaring, sehingga kemungkinan terjeratnya seluruh ikan yang telah terkurung akan lebih cepat. Tinggi jaring diusahakan sesuai dengan kedalaman perairan. Sinker line haruslah menyentuh pada dasar perairan. Alat tangkap ini banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan-ikan yang hidup di perairan karang yaitu dengan cara memasang alat tangkap di sekitar atau melingkari karang, kemudian dilakukan pengusiran ikan dengan menyemprotkan air. Ikan yang panik diharapkan akan terjerat oleh jaring.

Gambar 28. gillnet lingkar (dkp,2006)

  1. Berdasarkan konstruksinya :
  2. a. Gillnet biasa

Jaring insang yang badan jaringnya hanya terdiri dari satu lapis.

Jenis gillnet ini merupakan modifikasi dua gillnet dimana 2 jaring dioperasikan bersama-sama. Tujuan penangkapannya adalah jenis udang.

  1. Trammel net ( gillnet berlapis tiga )

Trammel net merupakan salah satu jenis bottom gillnet yang sudah maju dan dikhususkan untuk menangkap udang. Trammel net merupakan jaring insang yang terdiri dari tiga lapis jaring. Satu lapis bagian dalam ( inner set ), dan dua lapis bagian luar ( outer set ). Mesh size jaring lapisan bagian dalam lebih kecil dari mesh size lapisan luar. Pengoperasiannya dapat dilakukan setiap saat, namun pada musim-musim tertentu alat ini sangat menonjol untuk penangkapan udang. Prinsip pengoperasiannya berbeda - beda sesuai dengan kondisi perairan. Bisa dipasang menetap dan membentang lurus menentang arus, atau jaring dipasang membentang lurus kemudian ditarik dengan membentuk lingkaran dengan jalan menghela jaring.

  1. Berdasarkan jenis ikan yang ditangkap
  2. Jaring tembang, jenis gillnet ini menangkap ikan tembang sardinella ( Pelabuhan Ratu )
  3. Jaring loang, menangkap ikan bawal formio niger ( Cirebon )
  4. Jaring udang, dll.
  5. Menurut bahan / benang jaring
  6. Monofilament gillnet
  7. Multifilament gillnet
  8. OPERASI PENANGKAPAN IKAN
  9. Persiapan

Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum operasi penangkapan .Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum operasi penangkapan adalah :

  1. Persiapan konsumsi atau perbekalan, diantaranya :
  2. bahan makanan, terdiri dari beras, sayur, telur, makanan ringan, mie, gula, kopi, susu, dll.
  3. Air yang terdiri dari air tawar dan air minum.
  4. Es curah.
  5. Persiapan bahan bakar, terdiri dari solar, oli mesin, dan minyak tanah.
  6. Persiapan alat penangkapan antara lain dilakukan pengecekan terhadap mata jaring dan pemberat. Bila terjadi kerusakan dilakukan perbaikan atau diganti baru.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jaring insang :

  1. Benang yang dipakai harus lembut seperti hemp, linen, amylan, keremona, dan sebagainya.
  2. Pemakaian pelampung ( float ), tali temali dan pemberat harus diatur sebaik mungkin, agar rentang jaring tidak terlalu tegang sehingga akan lebih mudah terajut.
  3. Pengerutan ( shortening ) pada jaring dibuat agak besar dengan maksud selain ikan mudah terjerat juga setelah terjerat tidak mudah lepas.
  1. MENGOPERASIKAN JARING INSANG (GILLNET)

Prinsip penangkapan ikan dengan jaring insang adalah terhalangnya arah gerak ikan sehingga terjerat ( gilled ) pada mata jaring ataupun terbelit-belit ( entangled ) pada tubuh jaring. Sebelum berangkat ke fishing ground, segala kebutuhan yang dianggap perlu selama operasi penangkapan ikan sampai kembali ke fishing base dengan selamat harus dipersiapkan terlebih dahulu. Proses penangkapan ikan meliputi persiapan, setting ( penurunan jaring ), drifting ( pengoperasian jaring ), dan hauling ( penarikan atau penaikan jaring ke atas kapal ). Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap ini dilakukan pada malam hari atau bisa juga pada pagi hari. Hal ini dilakukan sebagai strategi agar warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu, warna jaring sering sama dengan warna perairan. Sebelum dilakukan operasi penangkapan terlebih dahulu harus diperhatikan beberapa faktor seperti angin, arus, dan gelombang untuk menentukan apakah setting bisa dilakukan atau tidak. Tidak jarang setting dilakukan setelah tengah malam atau bisa juga begitu sampai di fishing ground nelayan langsung menurunkan jaring kalau kondisi perairan pada saat itu memungkinkan untuk dilakukan setting. Untuk menentukan daerah operasi penangkapan ( fishing ground ) dengan menggunakan alat tangkap gillnet, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :

  1. Kondisi arus perairan tidak terlalu kuat.
  2. Daerah penangkapannya bisa di daerah pantai maupun laut bebas.
  3. Perairan bukan merupakan daerah alur pelayaran.
  4. Daerah tersebut merupakan tempat berkumpulnya posisi arah renang gerombolan ikan.
  5. Dalamnya perairan lebih dalam dibandingkan kedalaman ukuran jaring.
  6. Gillnet permukaan tidak dipasang di perairan yang terlalu dalam ( 20 – 30 m).

Untuk mencari gerombolan ikan yang akan ditangkap kita dapat menentukan gerombolan ikan tersebut yaitu dengan cara :

  1. Binokuler atau pengamatan secara langsung.
  2. Berdasarkan tanda – tanda alam meliputi :

? Adanya burung yang menukik / menyambar ikan

? Ikan yang melompat – lompat

? Warna air / gemercikan air

? Kayu – kayu hanyut atau burung yang beristirahat pada kayu – kayu yang hanyut

  1. Berdasarkan laporan data – data penangkapan
  2. Mendeteksi dengan GPS atau fishfinder

Pengoperasian gillnet dipengaruhi oleh ada dan tidaknya gerombolan ikan. Jika terdapat gerombolan ikan yang akan ditangkap maka kita operasikan dengan cara encireling / sourrounding gillnet atau drift gillnet dimana kapal harus memburu gerombolan ikan tersebut. Kemudian jika tidak terdapat gerombolan ikan yang akan ditangkap maka kita operasikan dengan cara setnet. Berarti alat tangkap bersifat pasif atau menunggu adanya ikan yang menabrak jaring. Setelah kita temukan gerombolan ikan yang akan ditangkap maka kita harus memperhatikan beberapa faktoryang mempengaruhi operasi penangkapan, Yaitu :

  1. Arah angin
  2. Arah arus
  3. Arah gerombolan ikan
  4. Keadaan cuaca

Jika terjadi cuaca badai maka tidak perlu dilakukan operasi penangkapan.

  1. Dalam operasi penangkapan dengan alat tangkap gillnet, kita harus menentukan posisi kapal terhadap angin, arus, arah gerombolan ikan dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan agar jaring tidak kusut atau tersangkut propeller atau kapal tertarik / terdorong masuk ke dalam jaring. Untuk menghindari hal-hal yang merugikan di atas, berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan :
    1. Kapal harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga angin datangnya dari arah samping / lambung kapal dimana jaring akan diturunkan atau dinaikkan.
    2. Kedudukan jaring diusahakan harus memotong arus dengan sudut 45o - 90o.
    3. Jika sudut potongnya kecil berarti jaring hampir sejajar dengan arah arus, maka kemungkinan ikan melanggar jaring kecil sehingga penangkapan pun kurang berhasil. Hal ini disebabkan karena sebagian besar kawanan ikan berenang memotong arus.
    4. Jaring harus dipasang diatas sedang gerombolan ikan berada dibawah arus.
    5. Untuk penurunan jaring kapal berjalan dengan kecepatan sesuai untuk keperluan oleh gerak membuang jari

Setting biasanya dilakukan setelah melihat tanda-tanda adanya ikan di daerah fishing ground yang ditemui, maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring ( setting ). Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak ( posisi ) jaring menjadi tetap oleh letak jangkar. Pada saat penurunan alat tangkap, kapal harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga angin datangnya dari arah samping / lambung kapal dimana jaring akan diturunkan. Hal ini bertujuan agar jaring tidak masuk propeller atau tidak masuk kedalam lingkaran jaring, alat tangkap ditentukan dengan cara sebagai berikut :

  1. Bola pelampung sebagai tanda ujung jaring pertama
  2. Tali selambar depan
  3. Jaring yang diikuti pembuangan pemberat secara bersama – sama
  4. Tali selambar belakang untuk kemudian ditambatkan pada holder kapal

Pada saat pembuangan jaring, kedudukan jaring diusahakan memotong arus dengan sudut 45o – 90o. Sehingga posisi jaring membentuk siku – siku pada arah arus. Karena sebagaian besar ikan berenang memotong arus atau dengan cara mengurung atau menghadang arah gerak gerombolan ikan, sehingga cukup untuk mengurung, menghadang, membatasi ruang gerak ikan sehingga ikan menabrak jaring dan terjerat pada mata jaring kemudian pada waktu penurunan jaring. Kapal berjalan dengan kecepatan sesuai untuk berlawanan oleh gerak dalam membuang jaring.

Dari segi lain, gerakan turun naik dari gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun naik dari pelampung, kemudian gerakan ini akan ditularkan ke tubuh jaring. Jika irama gerakan ini tidak seimbang, juga tension yang disebabkan pada float line terlalu besar, ditambah oleh pengaruh-pengaruh lainnya, kemungkinan akan terjadi peristiwa the rolling up of gillnet yaitu peristiwa dimana tubuh jaring tidak lagi terentang lebar, tetapi menjadi membulat. Dengan demikian, jaring tidak berfungsi lagi sebagai pengahalang / penjerat ikan. Tertangkapnya ikan pada gillnet dengan 2 cara, yaitu:

  1. Ikan menabrak jaring, kemudian tersangkut dimata jenis pada bagian tutup insang, sirip punggung atau ekornya ( gilled ).

Contoh : tenggiri, tongkol, bawal dan lain sebagainya.

  1. Ikan tergolong atau terbelit oleh lembaran jaring ( entangled ).

Contoh : ikan yang berukuran besar seperti tuna, cucut dan lain sebagainya. Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu diperkirakan telah menghadang atau mengurung ikan , biasanya 2 - 5 jam, maka segera dilakukan penarikan jaring ( hauling ). Pada saat melakukan hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula sehingga memudahkan untuk operasi selanjutnya. Urutan hauling berlawanan dengan setting, yaitu :

  1. Pelampung terakhir sebagai tanda ujung terakhir
  2. Tali selambar belakang
  3. Jaringnya diikuti dengan penarikan pemberat secara bersama - sama
  4. Tali selambar depan
  5. Pelampung utama sebagai tanda ujung jaring pertama diturunkan

Pada saat hauling kita harus memperhatikan posisi kapal sehingga waktu penarikan jaring kapal harus berjalan lancar dan diolah gerak sedemikian rupa sehingga angin datang dari arah jaring yang sedang ditarik dengan demikian angin mendorong kapal dan keadaan ini meringankan dalam penarikan kapal disamping itu jaring tidak tersangkut pada propeller dan kapal tidak masuk ke dalam jaring.

Setelah proses penarikan jaring, apabila terdapat ikan yang terjerat atau terbelit dalam jaring, maka ikan harus segera dilepas dari jaring dengan sangat hati – hati agar tubuh ikan tidak terluka atau tidak terjadi kerusakan pada daging ikan. Pelepasan ikan pada jaring dilakukan sampai seluruh jaring naik di atas kapal yang ditarik dengan dibantu oleh fullblock. Kemudian ikan diberikan penanganan dan dimasukan ke dalam palkah serta diberi es secukupnya. Kemudian alat tangkap ditata / disusun sedemikian rupa seperti awal sehingga siap untuk dioperasikan lagi. Untuk jaring insang hanyut ( drift gillnet ) cara pengoperasiannya berbeda. Posisi jaring tidak ditentukan oleh jangkar atau tidak menggunakan jangkar sebagai penegak jaring. Tetapi jaring bergerak hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Tali selambar belakang diikatkan pada kapal sehingga gerakan kapal sangat mempengaruhi posisi jaring. Selain dari faktor arus dan gelombang, angin juga sangat mempengaruhi keadan hanyut dari jaring. Berbeda dengan setnet, drift gillnet dapat digunakan untuk mengejar atau memburu gerombolan ikan dengan demikian merupakan suatu alat tangkap yang bersifat aktif. Tertangkapnya ikan dengan cara menghadang arah gerak ikan sehingga ikan menabrak jaring dan terjerat pada mata jaring. Pada umumnya drift gillnet dioperasikan dilaut bebas. Ikan – ikan yang menjadi tujuan penangkapan yaitu saury, sardine, mackerel, flying, skip jack, tuna, salmon dan lain sebagainya. Prosedur pengoperasian drift gillnet adalah sebagai berikut :

  1. Pembuangan jaring dapat dilakukan melalui buritan / lambung kanan / lambung kiri kapal. Jaring memotong arus dengan sudut 45o, kapal bergerak di bawah angin. Pelampung yang memakai lampu ( light – buoy ) dibuang, berikutnya pelampung, pemberat, dan jaring hingga selesai.
  2. Jaring diturunkan ke permukaan air laut, pieces demi pieces dimulai dari pieces pertama yang ujungnya diberi pelampung tanda sampai pieces terakhir yang ujungnya akan diikatkan pada kapal. Pada
  1. prinsipnya jaring ditawur dalam suatu rangkaian lurus dan memotong arah arus.
    1. Bersamaan dengan ditawurnya jaring, mesin kapal dimatikan sedangkan kapal tetap berjalan dengan memanfaatkan dorongan angin. Kapal dan jaring dibiarkan menghanyut sepanjang malam tergantung pada arah dan kecepatan arus. Kalau keadaan angin terlalu lemah maka mesin kapal dibiarkan tetap hidup tetapi diusahakan agar kapal berjalan perlahan-lahan.
    2. Pengangkatan jaring dilakukan pada pagi hari berikutnya, dimulai dari pieces terakhir yang diikatkan ke kapal sampai ke pieces pertama yang berpelampung tanda.
    3. Pada saat pengangkatan jaring pieces demi pieces ke kapal, ikan yang terjerat pada tiap pieces dilepaskan satu persatu secara hati-hati dan menempatkannya di tempat tertentu ( palka ). Bila cuaca kurang menguntungkan, dimana angin atau arus sangat kencang, pelepasan ikan dari mata jaring dilakukan setelah seluruh pieces diangkat ke kapal dan dilakukan selama pelayaran menuju pangkalan atau basis terdekat.
    4. Jaring disusun kembali secara teratur pieces demi pieces setelah seluruh ikan hasil tangkapan dilepas dari mata jaring. Pieces yang pertama yang berpelampung tanda ditempatkan paling atas pada tumpukan jaring.

Adapun cara pengoperasian Surrounding Gillnet adalah sebagai berikut : Dengan mengurung gerombolan ikan dalam bentuk lingkaran yang cukup besar sehingga jaring digunakan untuk menghadang dan mengurung ruang gerak gerombolan ikan supaya gerombolan ikan dapat ditangkap dengan sempurna. Maka bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingakaran, setengah lingkaran, bentuk V, U, bengkok seperti alur gelombang dan lain sebagainya.

Setelah ikan terkurung dalam jaring, maka ikan segera dikejuti dengan melempar batu ke lingkaran jaring atau ABK yang terjun ke jaring Sehingga terjeratnya ikan yang telah terkurung pada jaring akan lebih cepat. Encrircling / surrounding gillnet biasanya dioperasikan di daerah – daerah dekat pantai jenis ikan – ikan yang ditangkap misalnya sardine, salmon, layang, kembung, dan lain sebagainya. Dimana ikan tersebut membentuk suatu gerombolan ( squlling ) atau individu ( solitare ) dan mempunyai ukuran yang hampir sama. Sedangkan pada pengoperasian Set Gillnet, pada kedua ujung jaring dikaitkan tali jangkar yang dengan demikian posisi jaring menjadi tetap oleh letak jangkar. Fungsi jangkar tersebut sebagai penegak jaring sehingga jaring tidak terlalu kendor atau tidak terlalu kencang. Dalam pengoperasiannya jaring harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground dengan demikian arah rentangan jaring membentuk sudut potong terhadap arus yang membentuk siku – siku pada arah arus. Tertangkapnya ikan pada jaring yaitu ikan menabrak lembaran jaring sehingga terjerat pada mata jaring karena jaring sengaja dipasang untuk menghadang arah gerak ikan. Pada umumnya setnet dioperasikan di daerah pantai, teluk, atau muara. Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yaitu saury, sardine, salmon dan sebagainya. Perawatan jaring Setelah operasi penangkapan selesai dilakukan, jaring dicuci dengan air bersih, sebaiknya dengan air tawar. Buang segala kotoran yang melekat pada jaring tersebut, kemudian sampirkan pada suatu tempat yang teduh, cukup mendapat udara / angin, jauh dari api dan minyak atau kotoran yang lain. Setelah kering, lipat dengan baik dan simpan pada tempat yang aman. Bila terdapat mata jaring robek, segera dijurai kembali.