Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Lihat Foto

Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata

Arca Raja Airlangga digambarkan sebagai Wisnu menaiki Garuda, ditemukan di Candi Belahan.

KOMPAS.com - Kerajaan Kahuripan adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur yang berkuasa pada abad ke-11.

Kerajaan ini didirikan oleh Prabu Airlangga pada 1019, sebagai kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur (Kerajaan Medang).

Ibu kota kerajaannya terletak di Kahuripan, dekat lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo.

Kerajaan ini berumur sangat pendek dan Prabu Airlangga menjadi satu-satunya raja yang pernah berkuasa.

Kendati demikian, Kerajaan Kahuripan tidak runtuh karena serangan musuh. Pada 1045, Prabu Airlangga memutuskan turun takhta dan membagi kerajaannya untuk kedua putranya.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Sejarah berdirinya Kerajaan Kahuripan dapat ditelusuri dari peristiwa runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur atau Kerajaan Medang.

Pada 1016, ibu kota Kerajaan Medang yang terletak di Watan (sekitar Madiun sekarang) diserang oleh Raja Wurawari dari Lwaram (sekutu Kerajaan Sriwijaya).

Kala itu, kerajaan diperintah oleh Raja Dharmawangsa Teguh, yang berkuasa antara 985-1017 M.

Akibat serangan tersebut, banyak pembesar Kerajaan Medang tewas dalam pertempuran, termasuk Raja Dharmawangsa Teguh.

Airlangga, yang merupakan keponakan sekaligus menantu Dharmawangsa Teguh, berhasil menyelamatkan diri ke dalam hutan.

Jakarta -

Indonesia memiliki berbagai kerajaan di masa lampau, salah satunya kerajaan Medang. Kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.

Kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kerajaan Medang Kamulan. Banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang menjadi saksi sejarah berdirinya kerajaan Hindu ini.

1. Sejarah Kerajaan Medang

Kerajaan Medang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-10 dengan Ibu Kota Wantan Mas yang terletak di kawasan sungai Brantas. Sebelumnya, Kerajaan Medang berdiri di Jawa Tengah dengan nama Kerajaan Mataram.

Lokasi kerajaan harus pindah ke Jawa Timur karena letusan Gunung Merapi menghancurkan Kerajaan Mataram. Berdasarkan Prasasti Mantyasih, raja pertama Kerajaan Medang saat berada di Jawa Tengah adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Puncak kejayaan terjadi pada tahun 898-910 masehi. Kala itu, Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Balitung dan memiliki kekuasaan meliputi Bagelen di Jawa Tengah hingga Malang di Jawa Timur.

Selain itu, ada juga yang menyebutkan puncak kejayaan Kerajaan Medang terjadi pada masa Raja Airlangga. Hal itu tertulis dalam kitab Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa.

2. Raja Kerajaan Medang

Sistem pemerintahan Kerajaan Medang Kamulan adalah monarki atau sistem pemerintahan kerajaan. Ada beberapa raja yang tertulis dalam sejarah kehidupan politik Kerajaan Medang Kamulan setelah pindah ke Jawa Timur.

Raja pertama Kerajaan Medang di Jawa Timur bernama Mpu Sindok. Raja ini memerintah bersama sang istri Sri Wardhani Pu Kbih selama lebih dari 20 tahun.

Ada banyak kebijakan yang dikeluarkan Mpu Sindok demi menjaga keberlangsungan hidup Kerajaan Medang, misalnya membangun bendungan hingga waduk.

Kemudian, Kerajaan Medang juga pernah dipimpin oleh Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cucu Mpu Sindok. Raja ini dikenal sangat peduli terhadap rakyatnya.

Bahkah, Raja Dharmawangsa pernah menurunkan tentara guna merebut perdagangan yang dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya. Sayang, pertempuran tersebut nihil dan justru mengundang serangan balik.

Akibat serangan balik tersebut, Raja Dharmawangsa terbunuh. Kejadian ini dikenal sebagai penyerangan Pralaya. Selepas dari itu, Kerajaan Medang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Raja Airlangga merupakan keponakan dari Raja Dharmawangsa. Ia merupakan anak dari Raja Bali Udayana yang menikah dengan Mahendradatta atau saudara dari Raja Dharmawangsa.

Terpilihnya Raja Airlangga karena seluruh keluarga Raja Dharmawangsa telah terbunuh dalam penyerangan Pralaya. Sehingga Airlangga berusaha untuk membalas dendam dan mengembalikkan kehormatan dari Kerajaan Medang.

Raja Airlangga berhasil memulihkan Kerajaan Medang dengan menaklukan raja-raja di bawah Kerajaan Sriwijaya. Ia pun memindahkan Ibu Kota Kerajaan Medang ke Kahuripan.

3. Keruntuhan Kerajaan Medang

Runtuhnya Kerajaan Medang Kamulan dimulai setelah dipimpin oleh Raja Airlangga. Kerajaan tersebut terpaksa dibagi menjadi dua kerajaan, yakni Kerajaan Janggala dan Kerajaan Kediri.

Keputusan tersebut dilakukan oleh Raja Airlangga guna mencegah terjadinya perang saudara. Diketahui, sang putri dari permaisuri Raja Airlangga memutuskan untuk tidak terlibat dalam kerajaan dan menjadi seorang petapa.

Akhirnya, Kerajaan Medang diberikan putra-putra dari selir Raja Airlangga. Sehingga sejarah Kerajaan Medang berakhir di zaman pemerintahan ini.

4. Peninggalan

Ada banyak peninggalan Kerajaan Medang Kamulan yang tercatat oleh sejarah. Pertama Prasasti Mpu Sindok yang menceritakan kehidupan politik Kerajaan Medang Kamula di masa Mpu Sindok.

Kemudian, Prasasti Bangli yang menceritakan pembangunan candi sebagai tempat peristirahatan sang mertua dari Mpu Sindok, Rakyan Bawang.

Selain prasasti, Kerajaan Medang juga memiliki peninggalan candi seperti, Candi Prambanan, Candi Kalasan, dan Candi Ijo yang terletak di Jawa Tengah.

(pay/erd)

Bukti Peninggalan Kerajaan Kahuripan Serta Arca Dan Candinya – PelajaranIps.Co.Id – Berikut ini merupakan bukti-bukti sebuah peninggalan kerajaan Kahuripan yang perlu kita ketahui bersama tentang apa saja yang telah menjadi warisan kerajaan di Nusantara kita tercinta. Dibawah ini adalah penjabarannya.

Airlangga

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Arca Airlangga

Nama Airlangga berarti air yang melompat. Ia lahir tahun 990. Ibunya bernama Mahendradatta, seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang. Ayahnya bernama Udayana, raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Airlangga memiliki dua orang adik, yaitu Marakata (menjadi raja Bali sepeninggal ayah mereka) dan Anak Wungsu (naik takhta sepeninggal Marakata). Ia dibesarkan di istana Watugaluh (Kerajaan Medang) di bawah pemerintahan raja Dharmawangsa. Waktu itu Medang menjadi kerajaan yang cukup kuat, bahkan mengadakan penaklukan ke Bali, mendirikan koloni di Kalimantan Barat, serta mengadakan serangan ke Sriwijaya.

Candi Belahan

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Candi Belahan

Sejarah mencatat pada awalnya pada Candi Belahan terdapat arca yang diyakini sebagai arca Prabu Airlangga yang berwujud Dewa Wisnu dengan empat tangan, yaitu tangan kiri bagian belakang memegang sangka, sedangkan tangan kanan belakang menggenggam cakra, semacam senjata berupa roda bergerigi yang dapat mengakhiri segala kehidupan. Sementara kedua tangan yang lain membentuk sifat mudra, tulus bersemedi. Namun arca tersebut telah lama runtuh, dan hanya meninggalkan relungnya saja.

Candi Jawi

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Candi Jawi

Menempati lahan yang cukup luas, sekitar 40 x 60 m2, yang dikelilingi oleh pagar bata setinggi 2 m. Bangunan candi dikelilingi oleh parit yang saat ini dihiasi oleh bunga teratai. Ketinggian candi ini sekitar 24,5 meter dengan panjang 14,2 m dan lebar 9,5 m. Bentuknya tinggi ramping seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah dengan atap yang bentuknya merupakan paduan antara stupa dan kubus bersusun yang meruncing pada puncaknya. Posisi yang menghadap ke timur, membelakangi Gunung Pananggungan, menguatkan dugaan sebagian ahli bahwa candi ini bukan tempat pemujaan, karena candi untuk peribadatan umumnya menghadap ke arah gunung, tempat bersemayam kepada Dewa. Sebagian ahli lain tetap meyakini bahwa berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Baca Juga :  Pengaruh Hindu Budha Di Indonesia Dalam Berbagai Bidang

Banyu Biru

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Banyu Biru

Dulunya, pemandian Banyu Biru disebut dengan Telaga Wilis. Banyak masyarakat sekitar yang percaya bahwa air di pemandian ini bisa membuat awet muda, sehingga jangan heran kalau pemandian ini sangat ramai dikunjungi apalagi pada hari libur. Bahkan, pada hari tertentu dalam kalender Jawa, banyak pengunjung yang melakukan ritual di pemandian ini. Selain tempat pemandiannya yang menarik, di sini kami juga dapat menikmati pemandangan alam nan asri di sekitaran kawasan Banyu Biru. Di pemandian Banyu Biru, terdapat empat kolam renang dengan ukuran cukup besar.

Petilasan Airlangga

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti

Petilasan Airlangga “Sumber Tetek”, Desa Wonosunyo, Gempol, Pasuruan.

Sumber Tetek disebut-sebut sebagai daerah petilasan Airlangga. Di situlah Airlangga bertapa dan mendapatkan sumber air di Desa Wonosunyo, Gempol itu. Di lokasi tersebut, Sumber Tetek digambarkan ada dua orang putri yang mengeluarkan air dari teteknya yang mengalir secara terus menerus. Air inilah yang kemudian dijadikan sarana warga untuk mandi, minum bahkan keperluan rumah tangga lainnya.

Candi Jalatunda

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Candi Jalatunda, Jejak peninggalan Airlangga di Lereng Gunung Penanggungan

Pada tahun 1023, Kerajaan Sriwijaya yang merupakan musuh besar Wangsa Isyana dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari India. Hal ini membuat Airlangga lebih leluasa mempersiapkan diri untuk menaklukkan Pulau Jawa.

Sejak tahun 1025, Airlangga memperluas kekuasaan dan pengaruhnya seiring dengan melemahnya Sriwijaya. Mula-mula yang dilakukan Airlangga adalah menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan Wangsa Isyana atas pulau Jawa. Namun awalnya tidak berjalan dengan baik, karena menurut prasasti Terep (1032), Watan Mas kemudian direbut musuh, sehingga Airlangga melarikan diri ke desa Patakan. Berdasarkan prasasti Kamalagyan (1037), ibu kota kerajaan sudah pindah ke Kahuripan (daerah Sidoarjo sekarang).

Baca Juga :  Sejarah Sumpah Pemuda

Gua selomangleng

Sebutkan empat peninggalan raja Airlangga yang tercatat dalam prasasti
Gua selomangleng

Mpu Bharada ditugasi menetapkan perbatasan antara bagian barat dan timur. Peristiwa pembelahan ini tercatat dalam Serat Calon Arang, Nagarakretagama, dan prasasti Turun Hyang II. Maka terciptalah dua kerajaan baru. Kerajaan barat disebut Kadiri berpusat di kota baru, yaitu Daha, diperintah oleh Sri Samarawijaya. Sedangkan kerajaan timur disebut Janggala berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan, diperintah oleh Mapanji Garasakan.

Sekian penjabarana artikel diatas semoga bisa bermanfaat untuk kawan-kawan semua… terimakaih telah berkuncung ke PelajaranIps.Co.Id