Sebutkan beberapa pendekatan metode dalam melakukan apresiasi karya seni budaya mancanegara

Apresiasi Seni Rupa – Pengertian, Proses, Tujuan, Manfaat, Jenis, Tahapan : Mengapresiasi karya seni merupakan menilai atau memberikan penghargaan terhadap karya seni tersebut. Karena di dalam karya seni terkandung unsur keindahan yang dapat dinikmati oleh kita.

Sebutkan beberapa pendekatan metode dalam melakukan apresiasi karya seni budaya mancanegara

Pengertian Apresiasi Seni Rupa

Apresiasi berasal dari Bahasa Latin yakni appretiatus yang artinya penilaian atau penghargaan. Appreciate dalam Bahasa Inggris berarti menentukan nilai, melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan menghayati. Jadi mengapresiasi berarti berusaha mengerti mengenai seni dan mampu menlihat segi-segi yang ada didalam seni tersebut, sehingga secara sadar dapat menikmati dan menilai karya seni dengan semestinya.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi Seni Rupa Murni Dan Terapan Beserta Perbedaannya

Apresiasi seni merupakan suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum apresiasi seni bisa diartikan sebagai kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni.

Kegiatan Apresiasi yaitu:

  • Melakukan pengamatan pemahaman.
  • Penilaian atau evaluasi.
  • Mengkritik.

Kegiatan seni merupakan kegiatan yang khusus dan istimewa dan merupakan kegiatan yang memberikan kesan mengenai dunia dan sekitarnya melalui sentuhan artistik dan keindahan ciptaan yang ada. Terbentu dari dua kemungkinan yaitu afektif dan kreatif.

  • Proses apresiasi afektif
    terjadi karena pengamatan seni cepat mengalami empati dan rasa puas.
  • Proses apresiasi kreati
    terjadi karena pengamat seni sadar dalam menghayati dan menilai menggunakan aspek logika untuk menentukan nilai suatu karya seni.

Tahapan Khusus Dalam Proses Apresiasi Kreatif

  • Pengamatan Objek Karya Seni; pendapat Verbeek tentang hal ini bahwa pengamatan bukan hanya menggunakan satu indra saja, tetapi juga mengikuti sertakan pemberdayaan seluruh pribadi. Sehingga ketajaman pengamatan individu tergantung oleh pengetahuan, perasaan, keinginan, pengalaman dan anggapan seseorang.
  • Aktivitas fisiologis, tindakan nayata untuk melakukan sesuatu.
  • Aktivitas psikologis, timbul karena persepsi sampai dengan evaluasi lalu timbul interpretasi imajinatif dan tarikan untuk melakukan hal kreatif.
  • Aktivitas penghayatan, kegiatan merenungkan sebuah objek.
  • Aktivitas penghargaan, timbul karena avaluasi terhadap objek evaluasi bisa terdiri dari saran dan kritikan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Kritik Seni” Pengertian & ( Fungsi – Jenis – Bentuk )

Tujuan Apresiasi Seni Rupa

Tujuan akhir setelah melakukan kegiatan apresiasi seni rupa ialah untuk:

  • Mengembangkan kreasi dan estetis.
  • Mengembangkan serta penyempurnaan hidup.

Manfaat Apresiasi

Mengapa seseorang melakukan kegiatan apresiasi terhadap karya seni rupa? Tentunya banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh jika kita melakukan apresiasi terhadap suatu karya seni rupa, beberapa di antaranya adalah:

  1. Agar kita dapat mengenal suatu bentuk karya seni. Artinya, kita tidak hanya tahu bahwa itu adalah karya seni, tapi kita memahami karya seni tersebut dari segala sisi.
  2. Agar kita dapat meningkatkan serta memupuk kecintaan kita terhadap suatu karya seni, baik itu karya seni dari bangsa sendiri maupun dari luar. Serta, juga dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada sesama manusia.
  3. Juga sebagai sarana untuk melakukan penilaian, penikmatan, empati, hiburan, serta edukasi.
  4. Apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara penikmat karya seni dan pencipta.
  5. Selain itu, agar kita juga dapat memperoleh suatu pengalaman dan ilmu baru ketika menikmati karya seni rupa dan sebagai suatu bekal untuk menciptakan serta mengembangkan suatu karya seni yang lebih baik dan berkualitas di kemudian hari.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Seni Menurut Para Ahli Dan Bentuknya

Jenis Jenis Apresiasi

Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap dengan sebatas indrawi saja.

  • yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.

  • yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi, deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang satu ini dapat dilakukan dengan mengamati suatu benda secara langsung dan nyata.

Tahapan Apresiasi

Selain dari jenis-jenis apresiasi yang telah dijabarkan, untuk melakukan suatu apresiasi seni kreatif juga memerlukan lima tahapan khusus sebagai berikut:

  • Pengamatan : Pengamatan terhadap suatu karya seni ini tidak dilakukan dengan satu indera saja. Namun, dengan memberdayakan seluruh pribadi. Maksudnya, apresiasi ini juga dilakukan dengan ketajaman pengamatan seseorang serta pengetahuan ilmu seni.
  • Aktivitas Fisiologis : Aktivitas fisiologis adalah tindakan nyata dalam melakukan suatu pengamatan.
  • Aktivitas Psikologis : Aktivitas psikologis merupakan persepsi dengan evaluasi yang kemudian dapat menimbulan suatu interpretas imajinatif sebagai pendorong kreativitas.
  • Aktivitas Penghayatan : Aktivitas penghayatan dapat dilakukan dengan mengamati suatu objek karya seni secara mendalam.
  • Aktivitas Penghargaan : Aktivitas penghargaan merupakan suatu evaluasi terhadap objek dengan menyampaikan saran atau kritikan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : “Seni Rupa” Pengertian & ( Prinsip -Prinsip )

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

sangat diperlukan. Kedua hal ini memiliki hubungan timbal balik, karena tanpa kematangan teknik sulit untuk mencapai keindahan yang dinginkan, begitu pula tanpa kepekaan estetik sulit merealisasikan teknik yang telah dikuasai.

Ide atau gagasan merupakan satu aspek dalam karya seni yang harus diketahui, ide ini bukan sekedar tema tetapi menyangkut sesuatu yang ingin disampaikan oleh senimannya. Untuk mengetahui itu yang diperlukan adalah deskripsi dari sang seniman tentang karyanya. Hal yang terakhir perlu diketahui dalam melakukan apresiasi adalah tentang sejarah, atau perkembangan senimannya dalam berkarya, juga mengenai kehidupan personalnya, dan motivasinya dalam berkarya. Hal ini juga penting untuk diketahui, sehingga memahami bagaimana sang seniman sampai pada jenis karya yang dibuatnya. Kadang ada seniman karena idealismenya tinggi dan motivasi untuk mendapatkan sesuatu yang baru sangat kuat bergejolak dalam dirinya sebagai titik tolak menciptakan karyanya maka ia rela meninggalkan semua yang telah dimilikinya.

D. Pendekatan Dalam Melakukan Apresiasi Seni Rupa

Dalam melakukan apresiasi seni rupa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan kritik seni, analitik, dan kognitif. Ketiganya memiliki cirinya tersendiri.

1. Pendekatan kritik

Pendekatan kritik maksudnya melakukan apresiasi dengan cara kritis, dalam melakukan kritisi terhadap karya seni ada empat jenis dan tiga gaya dalam melakukannya.

a. Jenis kritik seni, menurut Feldman ada empat jenis kritik seni yaitu: Kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, dan populer.

1) Kritik jurnalistik, merupakan upaya mengulas suatu karya seni biasanya ketika ada pameran. Ciri-ciri dari kritik jurnalistik ini bahasanya mudah dimengerti namun ulasannya tidak mendalam tetapi singkat dan padat. Kritik ini semacam berita dengan ulasan ringan ditujukan kepada pembaca berita surat kabar dan majalah sebagai informasi tentang peristiwa seni yang sedang berlangsung dengan tambahan ringkasan tentang tema yang diungkap dalam karya yang dipamerkan. Keterbatasan kritik ini karena jangkauannya kepada masyarakat umum bukan masyarakat penggemar seni sehingga tidak menggunakan ulasan yang mendalam untuk lebih memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang karya seni yang dipamerkan.

Tugas Latihan

Buatlah ulasan singkat sebanyak satu halaman quarto tentang sebuah pameran seni rupa.

2) Kritik pedagogik, biasanya kritik ini dilakukan oleh guru seni terhadap siswanya dengan tujuan meningkatkan kematangan teknik dan estetik siswa. Ulasan tidak keras, kriteria tidak terlalu berat tetapi bersifat mendorong semangat siswa untuk bekerja dan belajar meningkatkan prestasinya. Tugas utama guru dalam memberikan kritik terhadap karya siswa adalah dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan siswa dalam hal teknis dan estetiknya, dan mengarahkan siswa berdasarkan bakat dan kemampuannya yang tepat. Dalam hal ini guru dituntut memiliki kepekaan estetik yang lebih dibanding siswanya dan memberikan bimbingan selama dalam proses berkarya dan memberi kesimpulan pada akhirnya.

Tugas Latihan

Bersama dengan teman, diskusikan karya seni rupamu secara bergantian, menyoroti masalah teknik, kualitas unsur seni rupa dan komposisinya.

3) Kritik ilmiah atau akademis, jenis kritik ini menampilkan analisis yang mendalam dengan data-data lengkap dan hasil evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Kegunaan kritik ini adalah penyelidikannya terhadap prestasi artitistik baik seni tradisional maupun kontemporer. Kritik ini paling dapat mendekati tentang apa yang dimaksud oleh senimannya dalam menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam karya seni. Kritik ini termasuk pendekatan analitik dengan tahapan-tahapan yang harus dilaluinya.

Tugas Latihan

Carilah informasi tentang seorang seniman di daerahmu atau dekat tempat tinggalmu, informasi meliputi riwayat hidupnya dan tenik

berkaryanya, atau seniman ternama lainnya di tingkat nasional.

4) Kritik populer, jenis kritik seni rupa ini dapat dilakukan oleh setiap orang yang tertarik dalam bidang seni. Hasil kritik berbeda-beda sesuai dengan perhatian dan intensitas lingkungan individu masing-masing,

namun kecendrungan secara keseluruhan populasi dalam menentukan kualitas seni ditentukan oleh pendapat mayoritas. Sebagaimana halnya kontes menari dan menyanyi di televisi penilaian dilakukan pula oleh publik, namun yang menentukan adalah kombinasi antara pendapat publik dan profesional judgement oleh juri.

Tugas Latihan

Buatlah sebuah ulasan bebas sepanjang satu halaman kwarto tentang karya seni berikut ini !

Gambar 312 . Manaise Manipik, Good Spirit, bahan tulang ikan paus (sumber: Paul Zelanski).

b. Gaya kritik seni, dalam melakukan kritik ada gaya atau tipenya. Menurut Sudarmaji, dalam melakukan kritik seni dapat dilakukan melalui tiga tipe atau gaya yaitu: kontekstual, Intrinsik, dan komparatif.

1) Kontekstual, melakukan kritik secara kontekstual berarti tidak hanya menggunakan kriteria estetik, juga dipertimbangkan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang berhubungan dengan moral, psikologi, sosiologi, dan religi. Oleh sebab itu dalam melakukan kritik perlu mempertimbangkan apakah sebuah karya seni patut di gelar di depan

umum sementara masyarakatnya sangat religius, apakah tidak menyinggung perasaan masyarakat dan sebagainya. Misalnya Affandi banyak mengambil tema kerakyatan terutama masyarakat elas bawah berarti secara kontekstual Affandi peduli dengan kondisi masyarakat yang masih dibelit oleh kemiskinan. Jadi kritik dalam hal ini dilakukan dari beberapa sudut pandang yang terkait dengan seni.

Tugas Latihan

Buatlah sebuah ulasan tentang sebuah karya seni rupa , coba hubungkan karyanya dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya

apakah ada hubungannya secara visual, atau ekspresinya mengandung unsur-unsur masyarakat sekitarnya atau hubungkan

dengan sistem kepercayaannya /agamanya.

2) Intrinsik, gaya kritik ini dapat dikatakan murni untuk kepentingan estetik, karena yang diulas terfokus kepada nilai estetikanya tanpa dibebani dengan hal lain. Nilai-nilai estetik yang terkait meliputi kemahiran teknik dalam menggunakan alat dan bahan, kemahiran dalam menyusun elemen-elemen estetik yang menjadi harmoni dan kesatuan dalam sebuah karya yang utuh.

3) Komparatif, kritik dilakukan dengan membandingkan karya seorang seniman dengan seniman lain, karya seniman dengan daerah asalnya, dengan teman sejawatnya atau dengan karya seni suatu kelompok masyarakat. Misalnya karya Van Gogh dibandingkan dengan karya cukilan kayu Jepang, karya Picasso dengan patung Afrika atau dengan temannya George Braque yang sama-sama mengembangkan kubisme. Karya Kartika dengan Affandi sebagai bapak dan gurunya. Dengan membandingkan dapat diketahui posisi dan kualitas karya seorang seniman.

Tugas Latihan

Susunlah ulasan sepanjang satu halaman kwarto tentang sebuah karya seni rupa berikut ini, amati dan ulaslah tentang kualitas teknik

Gambar313 . LeeMan Fong, Menenun , konte, pastel kapur (sumber: Koleksi Presiden Soekarno).

Tugas Latihan

Bandingkanlah kedua karya seni rupa/lukisan berikut ini, dari sisi gaya, teknik, dan kualitas unsur-unsurnya (garis, bentuk, warna, tekstur) dan kualitas ekspresinya !

2. Pendekatan Analitik

Pendekatan analitik dikembangkan oleh Feldman dan Plummer, pendekatan ini merupakan suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan analisis terhadap sebuah karya seni rupa dilihat dari beberapa sudut pandang dan tahapan yakni sebagai berikut.

a) Deskripsi

Deskripsi merupakan kegiatan awal dari apresiasi, yaitu mengenal dan menemukan segala informasi tentang karya yang diapresiasi, misalnya identitas senimannya, keterampilan teknik dan bahan yang digunakan, konsep penciptaan, tema yang ditampilkan yang tidak nampak secara kasat mata. Untuk menemukan identitas seniman jika senimannya masih hidup dilakukan dengan wawancara langsung jika memungkinkan, jika seniman sudah meninggal dunia dapat dilakukan studi dokumen selama

a b

Gambar 314 . (a) Sudjojono, Dibalik Kelambu Terbuka, (b) Lee Man-Fong, Wanita

Jepang (sumber: Koleksi Presiden Soekarno)

ia masih hidup dan melakukan wawancara dengan keluarga terdekat dan teman-teman dekatnya. Tujuan mendapatkan identitas seniman adalah guna mendapatkan gambaran secara utuh tentang kepribadiannya yang tentunya mempengaruhi secara fisik karakter ciptaannya. Selanjutnya untuk mendapatkan infoemasi tentang teknik dan bahan yang digunakan dapat diamati secara langsung, dan jika ada yang meragukan dapat pula dilakukan observasi langsung ke studio tempat sang seniman bekerja, jika diijinkan mengamati langsung ketia ia sedang dalam proses mengerjakan karya seninya. Melihat studionya secara langsung sehingga mendapat gambaran lengkap tentang cara kerja sang seniman dan ini menambah nilai obyektivitas dalam melakukan analisis karyanya. Memang ada seniman yang tidak senang diamati ketika sedang dalam proses bekerja dan ini tergantung dari kepribadian senimannya. Misalnya Affandi, ketika melukis di depan umum ia tidak peduli dengan orang di sekitar yang menontonnya. Untuk mendapatkan hal-hal yang tidak kasat mata, seperti konsep penciptaan, tema yang ditampilkan perlu melakukan studi dengan wawancara kepada senimannya atau membaca katalognya jika ada. Dari data dan infromasi yang telah di dapat kemudian

dilanjutkan analisis terhadap karya yang dibuatnya. Kegiatan seperti ini termasuk studi mendalam, bagaimana jika hanya kebetulan melihat pameran, bagaimana mau melakukan apresiasi? Dalam kondisi yang demikian deskripsi yang dilakukan adalah dengan melihat langsung karya yang dipamerkan dan menelusuri konsep-konsep yang dikemukakan melalui katalog pamerannya.

Karya-karya figuratif tidak terlalu sulit untuk dideskripsikan (gb. 311 a, 314), namun karya-karya dengan penampilan non-figuratif (gb.311b) memerlukan kecermatan dalam mendeskrisipkan secara kasat mata, namun yang dapat dilakukan adalah mendeskripsikan kondisi fisik dari unsur-unsurnya, prinsip-prinsipnya namun belum sampai kepada penilaian seperti komposisinya tidak seimbang, yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah menjelaskan warna yang diaplikasikan, garis-garis yang digunakan (jika ada). Kemudian menjelaskan tentang teknik hanya menceritakan bagaimana sapuan kuasnya, bagaimana cara membuat tekstur dan sebagainya. Jika mengatakan teksturnya terlalu kuat maka itu telah sampai kepada evaluasi. Dengan demikian sebenarnya pada tahap deskripsi menurut Feldman ada dua hal yang dikerjakan yaitu pertama mendapatkan temuan terhadap apa yang dapat dilihat dalam sebuah karya, kedua deskripsi teknis yakni uraian bagaimana karya tersebut dibuat.

a

b

Gambar 315. (a) G.Sidharta, Lahirnya Seorang Dewi, (b) Irianti Marmaya, Tujuh Bidadari.

Dalam mendeskripsikan karya Marc Chagall The Green Violinist, deskripsi visual dapat digambarkan apa adanya tentang bentuk, warna, komposisi, namun sulit mendapatkan latar belakang ide penciptaannya

karena tidak ada katalognya. Sebagai gantinya harus mencari informasi melalui buku-buku yang menceritakan tentang Marc Chagall untuk dapat mendeskripsikannya. Mendeskripsikan karya Marc Chagall ini nampaknya yang menonjol adalah menyangkut tentang bentuk yang unik ditampilkan dalam lukisan seperti baju pemain dilukiskan tidak seperti biasanya karena dilukiskan patah-patah. Lalu muka pemain biola hijau begitu pula tangan kanannya, sedang tangan kirinya berwarna krem. Hal unik lainnya yang dideskripsikan adalah tentang celana, baju, dan rumah-rumah sebagai latar belakang ditempatkan di bagian bawah dan bagian atas. Dalam latar belakang juga ada binatang, manusia dan posisi manusia di atas melayang, lalu warna dominan latar belakang.

Untuk analisis dapat mulai dari kualitas unsur visualnya seperti bentuk, warna, ruang dan tekstur. Kemudian diuraikan tentang kenapa visualisasi baju yang dikenakan digambarkan patah-patah, apa yang mempengaruhi Marc Chagall dalam visualisasinya? Bagaimana ia menyusun bentuk dan warna sehingga menjadi seimbang, dan keseimbangan apa yang digunakannya. Untuk analisis memang dibutuhkan pengetahuan mengenai kehidupan pelukisnya, bagaimana panda-ngannya tentang melukis, ia hidup dimana, siapa pelukis lain yang dikagumi, dan sebagainya. Dengan data-data tersebut analisa dapat lebih mendetail. Jika tidak ada referensi kita hanya dapat melakukan analisis sampai dipermukaan, kemudian interpretasinya mungkin berbeda dengan apa yang dimaksud oleh sang pelukis. Untuk hal ini uraian berikut adalah contoh tentang aspek analisisnya.

b) Analisis

Dalam melakukan analisis yang dilakukan adalah menemukan kualitas estetik unsur-unsur yang digunakan, hubungan-hubungan antar unsur yang disusun, kesesuaian konsep dengan ungkapan visualnya. Bagaimana kualitas garis, bentuk, warna dan tekstur, dan bagaimana unsur-unsur itu disusun hinga menjadi suatu susunan kesatuan yang harmonis. Untuk hal ini perlu merujuk kepada bab IV tentang persepsi estetik. Sebagai misal The Green Violinist, Marc Chagall ( gb. 316) melukis mural untuk Moscow’s Jewish Theatre. Sesuai dengan konteksnya hampir semua image yang diungkapkan menyangkut masalah musik. Secara keseluruhan komposisi bentuk disu-sun berdasarkan keseimbangan vertikal de-ngan tipe asimetris. Image utama pemain biola dominan di tengah sebagai latar depan (fore ground). Ungkapan visual tidak konvensional karena muka pemain biola dan telapak tangan penggesek biola diberi warna hijau, ungkapan baju jas pemain menggunakan pola geometris kubismedigambarkan dengan bidang patah-patah, kaku dan keras dengan warna ungu. Celana panjang kotak-kotak, yang sebelah kiri kotaknya digunakan sebagai jendela bangunan bertingkat. Sepatunya, satu berwarna hitam dan satunya

berwarna krem, ini merupakan keunikan visualisasi yang mungkin dipengaruhi oleh cara ungkapan kaum

Gambar 316. Marc Chagall, The Green

Violinist (sumber: Ingo F. Wakther)

surealisme. Sebagai latar belakang bagian bawah menggambarkan lingkungan perumah-an begitu pula bagian atas sehingga pembagian bidang vertikal dapat dikurangi kesan memanjang ke atas. Sebagai aksen-aksen kecil dibawah ada kepala binatang mungkin keledai menegadah ke atas. Untuk mengimbangi biola terlalu ke depan di belakang pemain biola ada gambar manusia kecil seperti memegang gitar, di bagian atas di awan dengan warna kelabu hitam dan putih ada manusia melayang, semua obyek di latar belakang warnanya tidak sekuat warna subyek utama, warna tanah putih seakan menggambarkan suasana musim dingin karena dominan warna putih salju, areal perspektif diterapkan dengan baik dan fokus perhatian sangat kuat pada pemain biola.

c) Interpretasi

Untuk melakukan interpretasi hal yang perlu diungkap adalah tentang ‘makna’ yang terkandung dalam sebuah karya seni. Dalam hal ini ada dua hal yaitu makna fisik (fisikoplastis) dan makna yang ada di balik penampilan fisik tersebut (ideoplastis) sebagai hal yang sulit jika tidak dapat data yang lengkap. Secara fisik, lukisan Chagall dapat diungkap gaya dan pengaruh yang ada dalam karyanya serta bagaimana ia menyusun image-imagenya. Kemudian tentang makna yang terkandung dalam karya betul-betul memerlukan interpretasi dari ungkapan kualitas fisiknya jika tidak ada data tentang latar belakang penciptaannya. Dari analisis yang dilakukan ungkapan visual Marc Chagall dipengaruhi oleh kubisme dan surealisme. Pengaruh kubisme nampak jelas pada bagian jas, baju dan celana panjang sebelah kanan (gb.317a), kemudian surealisme pada penempatan bentuk-bentuknya secara keseluruhan (gb.317 b,c) dengan keseimbangan vertikal untuk mendapatkan harmoni dan kesatuan (gb.317d). Untuk makna dibalik penampilan fisiknya (ideoplastisnya) dapat mengacu kepada judulnya, yang diungkap adalah seorang pemain biola. Kemungkinan interpretasinya adalah bahwa Chagall senang memainkan biola atau ia mengagumi pemain biola dalam suatu pertunjukkan di musim dingin. Warna hijau pada muka pemain mungkin tidak memiliki makna simbolik tertentu tetapi hanya ungkapan puitis Chagall untuk mendapatkan estetika yang berbeda daripada memberikan warna literal apa adanya. Kemudian image manusia melayang di latar belakang dapat memiliki arti kias ketika ia mendengarkan suara biola yang merdu atau hanya mengungkapkan suatu keanehan dalam mendukung komposisinya. Warna ungu pada jas pemain dapat juga berarti kias tentang perasaan sang pemain atau perasaan Chagall ketika menghayati kehidupan sang violinist.

d) Judgement

Menurut Feldman kita tidak dapat melakukan judgement jika belum sampai kepada interpreatasi tentang karya yang dianalisis. Judgement merupakan suatu kegiatan dalam menentukan tingkat nilai baik dan buruk sebuah karya seni. Untuk melakukan ini informasi dari kegiatan sebelumnya sangat diperlukan. Menurut Feldman ada dua hal yang penting dalam menentukan kualitas karya seni yaitu tujuan seniman dalam membuat karya dan keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut sehingga yang menentukan adalah aspek teknik dalam mengungkapkan gagasannya secara estetik, perbandingan secara historis dengan seni yang sejenis, dan keaslian atau originalitas. Dalam kasus Chagall tidak dapat diragukan kemampuan tekniknya walaupun ia mendapat pengaruh kubisme dan surealisme untuk mendukung ekspresi estetiknya, namun orisinalitas gagasannya tidak dapat ditandingi oleh seniman di masanya. Jadi kesimpulan dari karya Chagall ini adalah baik.

a

b

c d

Gambar 317 . Analisis karya Chagall The Green Violinist: (a) Analisis pengaruh kubisme, (b, c) analisis ungkapan surealisme, (d) analisis komposisi dan keseimbangan.

Tugas Latihan

Coba analisa karya seni berikut ini dengan pendekatan analitik, mulai dari mendeskripsikan, analisis, interpretasi hingga judgement.

Buatlah analisis sepanjang empat halaman folio.

3. Pendekatan Kognitif

Pendekatan ini dikembangkan oleh Michael Parson, dalam penjelasannya setiap orang berbeda dalam memberikan respon terhadap karya seni karena tergantung dari perkembangan kognitifnya yang berhubungan dengan karya seni. Ia membedakan lima tingkat kemampuan melakukan apresiasi dan kadang masing-masing tingkat overlaping satu dengan lainnya sehingga menjadi sangat rumit, tetapi kalau dicermati ada hal-hal penting yang dapat dipelajari. Namun sebelumnya ia menjelaskan tentang empat aspek dalam karya seni dan keempat aspek itu ada dalam masing-masing tahap. Keempat aspek tersebut meliputi subyek; ekspresi; medium, bentuk dan gaya; judgement. Subyek yang dimaksud adalah sesuatu yang diekspresikan dalam bentuk karya seni, dapat kasat mata, dapat pula abstrak. Contohnya: anjing, kucing, manusia adalah kasat mata; bahagia, sedih adalah abstrak. Subyek ini ada terutama pada tahap kedua dan ketiga seperti

obyek keindahan berupa bunga, binatang, dan pemandangan. Realisme mengenai image dalam karya seni rupa merupakan gambaran nyata sebagai hal utama dan juga kemampuan teknis dalam menggarap bahan menjadi karya yang nampak relaistik.

Ekspresi dalam karya seni tercermin dari tampilannya, pada tahap pertama menyangkuta masalah pikiran, perasaan dan prilaku, meliputi perasaan gembira, sedih, marah dan lain-lainnya. Pada tahap kedua tercermin tentang pengungkapan perasaan, menghubungkan seniman dengan lukisannya, serta konsep tentang ekspresi senimannya dan tahap ketiga mengenai subyektivitas, ekspresi individual dan interpretasi. Tahap keempat mengenai ekspresi adalah kebenaran interpretasi, dan publisitas karya seni.

Medium, bentuk, dan gaya; medium adalah benda-benda yang digunakan seniman dan dilihat oleh apresiator berupa cat, kertas, batu, kayu, logam dan sebagainya. Bentuk mencakup unsur yang disusun berupa komposisi, dan gaya merupakan kesamaan artikulasi dari beberapa karya seni. Aspek ini dimulai dari tahap kedua hingga keempat. Aspek judgement terdiri dari dua hal yaitu kriteria untuk menilai karya seni dan apresiator sebagai penilai, aspek ini dimulai dari tahap kedua hingga kelima.

Lebih detail mengenai tingkatan tersebut adalah sebagai berikut. a) Favoritisme

Tahap ini disebut pula tahap pertama, karakteristik utama tahap ini adalah refleksi intuitif yang sifatnya subyektif sangat kuat terhadap karya seni. Terutama terhadap susunan warna, apresiator mengerti bahwa karya seni memiliki makna tetapi tidak mengetahui secara pasti, secara psikologis tahap ini tidak mempedulikan pendapat orang orang lain, dalam hal estetik karya seni terutama lukisan merupakan obyek yang menyenangkan baik figuratif maupun non-figuratif. Ungkapan-ungkapan yang sering ada pada tahap ini seperti “saya suka warnanya” atau “ saya suka bentuknya seperti anjing” tanpa memandang lukisan itu secara teknik dan estetik baik atau buruk.

b) Keindahan dan realisme

Tahap ini adalah tahap kedua, yang menonjol cirinya adalah tentang subyek dalam karya seni, representasi yang ditampilkannya. Karya seni yang baik adalah jika merepresentasikan sesuatu dan realistik yang menampilkan emosi subyeknya seperti tersenyum, sedih, dan gerakan. Secara psikologis tahap ini menghargai pendapat orang lain, dan secara estetik tahap ini menyadari adanya sesuatu yang dilukiskan pada karya seni secara realistik. Ungkapan-ungkapan yang sering dilontarkan dalam

tahap ini seperti “lukisannya seperti sunguhan’, atau “ini sangat sesuai dengan aslinya”. Jadi tahap ini menyangkut tentang karya seni sebagai suatu yang dapat dinikmati oleh penggambarannya yang menyenangkan perasaan. Tahap kedua ini responsi terhadap karya seni adalah seputar penggambaran perasaan dari setiap bentuk dan menghubungkan satu dengan lainnya. Menghubungkan karakter seniman dengan karya seninya, seniman punya motif dan alasan untuk menciptakan karya seni.

c) Ekspresi

Pada tahap ini ada kesadaran tentang ekspresi yang diungkapkan dalam karya seni yaitu adanya perasaan senimannya atau pengalaman rasa apresiatornya. Sehingga tahap ini beranggapan bahwa tujuan karya seni adalah untuk mengekspresikan pengalaman seseorang, keindahan subyeknya menjadi yang kedua. Kreativitas, keaslian, kedalaman rasa adalah sangat dihargai. Secara psikologis tahap ini lebih maju dalam mengalami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan, dan secara estetik tahap ini menyadari adanya hal yang tidak relevan dengan keindahan subyek karena yang dicari adalah kualitas ekspresi karya yang ditampilkan. Ungkapan-ungkapan yang sering terdengar pada tahap ini misalnya, “lihat distorsi bentuknya sangat kuat mengungkapkan perasaan senimannya” atau “sapuan kuasnya sangat tepat mengekspresikan gerak subyeknya”. Pada hakekatnya tahap ini menyangkut tiga hal yaitu: pertama tentang subyektivitas, bahwa karya seni harus dipahami secara mental karena karya seni mengandung pemikiran, emosi yang sifatnya subyektif. Kedua adalah ekspresi individu, oleh karena itu karya seni dipahami secara individual agar mengetahui apa yang dikasud oleh senimannya. Ketiga adalah interpretasi, yaitu hubungan timbal balik seniman dan apresiatornya dengan media karya seni. Dalam hal ini apresiator mengalami apa yang dialami oleh senimannya berupa ekspresi