Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein

Diet rendah protein mengurangi ketegangan pada ginjal. Akibatnya, diet jenis ini dapat bermanfaat bagi orang yang memiliki penyakit ginjal, seperti penyakit ginjal atau fenilketonuria.

Ketika seseorang makan protein, tubuh menghasilkan senyawa yang disebut urea. Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, urea akan menumpuk di darah dan menyebabkan kelelahan bahkan kehilangan nafsu makan.

Siapa yang perlu menerapkan diet rendah protein?

Beberapa orang tidak dapat mentolerir makanan berprotein tinggi. Jika tubuh tidak dapat memproses protein atau limbah,, zat ini menumpuk dan menyebabkan gejala mulai dari mual dan muntah hingga kerusakan otak.

Orang yang menderita penyakit tertentu dan harus menerapkan diet rendah protein yaitu:

  • Penderita penyakit ginjal

  • Penderita nefropati diabetik

  • Penderita fenilketonuria

Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein

Manfaat mengonsumsi makanan rendah protein

Membatasi makanan dengan protein yang tinggi dapat mengurangi risiko:

  • Diabetes

  • Kanker

  • Penyakit jantung

Makanan yang harus dikonsumsi

Menggantikan daging tertentu dengan sayuran dan biji-bijian adalah cara efektif dalam mengurangi asupan protein.

Makanan rendah protein

Berikut ini adalah makanan rendah protein:

  • Semua jenis buah, kecuali buah kering

  • Semua sayuran

  • Sumber lemak sehat, seperti minyak zaitun dan alpukat

  • Rempah-rempah

(Foto: french-paradox.)

Halodoc, Jakarta - Ginjal adalah salah satu organ pada tubuh yang penting untuk kelangsungan hidup, bagian tubuh ini harus dijaga agar tidak mengalami penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi pada ginjal adalah gagal ginjal. Seseorang yang mengidap gagal ginjal harus menjaga pola makannya. Pasalnya, jika pola makan tidak dijaga dan gemar makan sembarang, penyakit pun akan semakin parah.

Gagal ginjal adalah sebuah kondisi yang terjadi akibat menurunnya fungsi ginjal secara perlahan-perlahan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya. Ginjal mempunyai tugas yaitu membersihkan darah dari racun, menyeimbangkan garam dan mineral pada darah, mengatur tekanan darah, menghasilkan sel darah merah, dan menghasilkan vitamin D aktif untuk menjaga tulang tetap sehat.

Baca Juga : Perlu Diketahui, Ini 5 Komplikasi Gagal Ginjal Kronis

Seseorang yang mengidap gagal ginjal harus menerapkan diet rendah protein supaya kesehatan tubuh tetap terjaga. Pada diet rendah protein, hal yang harus dilakukan adalah membatasi protein dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Pada program diet ini, kandungan protein dari makanan yang dikonsumsi harus dibatasi. Umumnya, diet ini diberikan pada seseorang yang telah mengalami gagal ginjal dalam waktu yang lama.

Mengapa Diet Rendah Protein Harus Dilakukan untuk Pengidap Gagal Ginjal?

Protein adalah salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan bagian yang rusak. Protein didapat dari asupan makanan yang masuk ke tubuh dan dicerna oleh ginjal, serta menghasilkan produk limbah yaitu produksi urea.

Baca Juga : 5 Tanda Awal Gagal Ginjal yang Perlu Diketahui

Apabila seseorang mengalami gagal ginjal, limbah tersebut akan masuk ke aliran darah, sehingga membuat seseorang tidak nafsu makan dan selalu merasa lelah. Dengan mengonsumsi makanan diet rendah protein, ginjal tidak harus bekerja keras, karena protein yang masuk ke tubuh juga sedikit.

Terdapat dua sumber utama makanan yang mengandung protein yang tinggi, yaitu:

Baca Juga : Jangan Sepelekan, Inilah Penyebab Gagal Ginjal

Menu diet rendah protein yang dapat kamu sajikan untuk dikonsumsi sehari-hari adalah sekitar 1.800 kalori. Usahakan makanan yang dikonsumsi tidak lebih dari 9 protein. Berikut adalah menu diet rendah protein tersebut:

Sarapan:

Makan siang:

Camilan sore:

Makan malam :

Itulah diet rendah protein yang dapat dilakukan pengidap gagal ginjal. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal diet rendah protein, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dapat dengan mudah dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein

Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi diet menurunkan berat badan

KOMPAS.com - Banyak orang melakukan diet sehat untuk menurunkan berat badan agar lebih ideal.

Saat sedang menurunkan berat badan, kunci utamanya adalah mengurangi atau menghindari jenis makanan padat kalori.

Namun, mempertimbangkan jumlah kalori yang masuk bukan satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan.

Anda juga perlu menyeimbangkan asupan dengan nutrisi kaya serat dan protein sehat.

Baca juga: Petik Manfaat Oatmeal untuk Diet, Begini Variasi Olahannya

Pasalnya, saat tubuh hanya diberi makan asupan rendah kalori namun minim serat dan protein, tubuh belum kenyang dan rentan ingin makan lagi karena masih lapar.

Dengan mengetahui pantangan saat diet, tujuan Anda mendapatkan berat badan ideal dengan bonus tubuh lebih sehat bisa semakin dekat.

Berikut beberapa makanan yang tidak boleh dimakan saat diet:

1. Kue, biskuit, kue kering

Melansir Medical News Today, makanan yang dipanggang seperti kue, kue kering, biskuit, dan aneka hidangan penutup umumnya banyak mengandung gula.

Selain gula, banyak makanan yang dipanggang juga mengandung lemak trans.

Tak hanya bisa membuat berat badan bertambah, kebiasaan mengonsumsi gula dan lemak trans juga bisa meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung.

Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein
Sebutkan bahan makanan yang dilarang untuk diet rendah protein

Apakah Anda melakukan diet agar tubuh langsing? Beberapa upaya yang dilakukan orang pada umumnya yaitu berolahraga, memilah-milih makanan, dan membuat pola makan. Jangan lupa ada berbagai jenis makanan yang harus dihindari saat diet!

Saat menjalani diet, tentu Anda harus membatasi jenis makanan tertentu. Perlu Anda ketahui, ada beberapa makanan yang bila Anda konsumsi sedikit saja sudah bisa menyumbang banyak kalori ke dalam tubuh Anda. Makanan apa saja itu?

1. Kentang goreng

Kentang untuk diet itu sehat dan mengenyangkan. Karena alasan ini pula kentang kerap menjadi pengganti nasi ketika seseorang sedang dalam program menurunkan berat badan.

Namun, beda halnya bila kentang yang Anda konsumsi yaitu kentang goreng. Makanan yang digoreng menggunakan minyak umumnya akan meningkatkan kalori, garam, dan kadar lemak yang ada di dalamnya.

Bahkan, studi pada 2017 dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan peserta yang makan kentang goreng sebanyak dua kali seminggu memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kematian dini daripada peserta yang jarang memakannya.

2. Roti tawar putih

Di balik rasanya yang tawar, sebenarnya roti putih mengandung banyak gula tambahan. Terlebih lagi, roti jenis ini juga termasuk makanan dari tepung yang telah melalui proses pengolahan panjang.

Tepung yang digunakan untuk membuat roti tawar dibuat dengan menghaluskan biji-bijian sampai benar-benar halus. Proses ini menghilangkan lapisan biji-bijian paling luar yang mana merupakan sumber serat dan protein.

Akibatnya, hanya tinggal pati dan sedikit protein yang nantinya akan diolah tubuh menjadi gula dalam darah. Maka dari itu, roti tawar sebaiknya menjadi makanan yang harus dihindari saat Anda menjalani diet.

Nasi putih sebenarnya makanan yang sehat. Makanan pokok ini rendah lemak, serat, dan protein. Namun, bila Anda mengonsumsinya terlalu banyak, nasi bisa saja menimbulkan kenaikan berat badan yang dapat berujung pada bahaya obesitas.

Hal ini pernah dibuktikan melalui penelitian pada 2016 di negara Iran yang menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi nasi putih dan risiko obesitas pada remaja wanita.

Nasi putih juga memiliki angka indeks glikemik yang tinggi. Sama seperti roti tawar putih, nasi putih bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Oleh karena itu, batasilah konsumsinya!

4. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji tidak luput dalam daftar makanan yang harus dihindari saat diet. Pizza dan burger dikenal tinggi kalori dan bisa menaikkan berat badan Anda.

Pizza sendiri terbuat dari tepung putih serta daging olahan seperti sosis dan daging pepperoni yang telah banyak dikaitkan dengan risiko kanker karena kandungan karsinogeniknya.

Sebuah studi yang dilakukan selama 14 tahun melaporkan bahwa orang yang makan burger sedikitnya dua kali seminggu berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Hal ini mengingat daging burger sering kali dimasak dengan minyak yang cukup banyak.

5. Jus dalam kemasan

Sebagian orang mungkin merasa bahwa jus buah termasuk minuman yang tepat untuk dikonsumsi saat diet. Faktanya, kebanyakan jus buah dalam kemasan yang dijual di pasaran justru mengandung sedikit buah dan lebih banyak gula.

Kalori yang masuk dari jus buah kemasan tidak menimbulkan khasiat yang sama dengan bila Anda minum jus yang dibuat langsung dari buahnya. Efek kenyang yang muncul tidak akan bertahan lama.

6. Alkohol

Meskipun hubungan antara konsumsi alkohol dan obesitas masih belum jelas, terlalu banyak mengonsumsinya bisa saja menggagalkan diet Anda.

Minum alkohol dapat menghentikan proses pembakaran lemak dalam tubuh, menyebabkan rasa lapar yang berlebih, serta membuat Anda cenderung menginginkan makanan yang tidak sehat saat meminumnya.

Perlu diingat juga efek minum alkohol terlalu banyak. Berbagai risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi, meningkatnya kadar trigliserida, resistensi insulin, serta penyakit jantung bisa menghantui Anda.

7. Es krim

Makanan terakhir yang harus dihindari saat diet yaitu es krim. Memang, sulit rasanya untuk menahan godaan dari kudapan manis nan menyegarkan yang satu ini. Namun, Anda tetap harus menjaga asupannya bila ingin diet sukses.

Sah-sah saja jika Anda memakannya sesekali. Sayangnya Anda perlu mengingat bahwa es krim mengandung kalori yang sangat tinggi. Belum lagi mengetahui bahannya yang terdiri dari krim yang berlemak dan terkadang masih ditambah dengan gula.

Bila Anda ingin makan es krim, cobalah buat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang lebih rendah kalori seperti menggunakan susu nabati atau buah-buahan.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Boggs, D. A., Rosenberg, L., Coogan, P. F., Makambi, K. H., Adams-Campbell, L. L., & Palmer, J. R. (2013). Restaurant foods, sugar-sweetened soft drinks, and obesity risk among young African American women. Ethnicity & disease, 23(4), 445–451. Retrieved 25 May 2021.

Azadbakht, L., Haghighatdoost, F. and Esmaillzadeh, A., 2016. White Rice Consumption, Body Mass Index, and Waist Circumference among Iranian Female Adolescents. Journal of the American College of Nutrition, 35(6), pp.491-499. Retrieved 25 May 2021.

Nicola Veronese, Brendon Stubbs, Marianna Noale, Marco Solmi, Alberto Vaona, Jacopo Demurtas, Davide Nicetto, Gaetano Crepaldi, Patricia Schofield, Ai Koyanagi, Stefania Maggi, Luigi Fontana, Fried potato consumption is associated with elevated mortality: an 8-y longitudinal cohort study, The American Journal of Clinical Nutrition, Volume 106, Issue 1, July 2017, Pages 162–167, https://doi.org/10.3945/ajcn.117.154872. Retrieved 25 May 2021.

de Ruyter, J. C., Olthof, M. R., Seidell, J. C., & Katan, M. B. (2012). A trial of sugar-free or sugar-sweetened beverages and body weight in children. The New England journal of medicine, 367(15), 1397–1406. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1203034. Retrieved 25 May 2021.

Almiron-Roig, E., Palla, L., Guest, K., Ricchiuti, C., Vint, N., Jebb, S. A., & Drewnowski, A. (2013). Factors that determine energy compensation: a systematic review of preload studies. Nutrition reviews, 71(7), 458–473. https://doi.org/10.1111/nure.12048. Retrieved 25 May 2021.

Alcohol and Weight Gain. (n.d.). Better Health. Retrieved 25 May 2021, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/HealthyLiving/Alcohol-and-weight-gain#bhc-content